Anda di halaman 1dari 3

MENGETAHUI SARANA UKHUWAH ISLAMIAH

Sebagai sebuah interaksi yang berlangsung antar sesame manusia, pastilah ukhuwah Islamiah ini
mengalai pasang dan surut. Hal itu terjadi seiring peristiwa atau kejadian yang mungkin saja ada antara
sesama saudara ini. Pastilah ada percikan-percikan kecil yang mungkin mengganggu keharmonisan
berukhuwah ini, sebagai konsekuensi dala pergaulan. Karenanya, konisi seperti ini harus diimbangi
dengan kesadaran untuk membina dan menjaga, agar ukhuwah Islamiah biasa tetap lestari. Nah, bagi
siapa saja yang bermaksud hendak memperdalam ukhuwah Islamiah yang sudah dirajut, maka cara-cara
berikut bisa diterapkan. Sederhana tetapi mengena. Dan pastinya, orisinil dari ajaran Nabi Muhammad
saw.

1. Menyebarkan salam
Ini simbol perdamaan dunia dan ahirat. Kalimat salam. Ketika kalimat sala ini masih
menjadi kebiasaan yang membudaya, insya Allah itu petunjuk adanya keharmonisan dalam
suatu masyarakat. Dan kalau melihat makna yang terkandung di dalamnya, memang tid man-
man. Di sana ada do’a keselamatan, do’a mendapatkan rahmat dari Allah, dan do’a mendaptkan
keberkahan dari Allah swt. Luar biasa, bukan ? itulah sebabnya Nabi Muhamad saw bersabda,
tentang keutamaan menyebarkan Islam.
Dari Abu Hurairah ia berkata, Nabi Muhammad saw bersabda,”Demi Zat yang jiwaku
berada dalam genggaman-Nya, kalian tida akan masuk surga sapa kalian beriman, dan tidak
akan sempurna iman kalian hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kalian pada
sesuatu yang jika kalian laukan kalian akan saling mencintai? Sebrkanlah sala di antara kalian.”
(HR.Ahmad)
2. Mengungkapkan rasa cinta
Sarana sederhana berikutnya yang efektif untuk mempererat tali persaudaraan adalah
mengungkapkan rsa cinta kepada saudara sesame Muslim. Hal ini bisa diungkapkan baik secara
personal maupun secara kolektif. Ini merupakan satu tradisi bak yang rasanya mula jarang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Karena jarang, maka terasa menjadi sesuatu yang
aneh. Padahal, sebagimana diriwaytkan oleh al-Hakim dan Abu Dawud, dahulu ada seseorang
yang bercerita kepada Nabi Muhammad saw bahwa ia mencitai saudaranya sesame Muslim.
Lalu Nabi memintanya untuk mengungkapkannya.
“Apakah kau sudah memberitahukan kepadanya?” tanya Nabi
“Belum”
“Beritahukanlah padanya!”
Lelaki itu kemudian menemui saudaranya, dan menyapakan,
“Aku menitaimu karena Allah’” atau dala Bahasa Arabnya menjadi uhibbuka fillah.
Lalu saudaranya itu menjawab, “Semoga Allah mencitaimu, Zat yang engkau mencitai
aku karena-Nya”, dalam bahasa Arabnya “Ahabbakallahulladzi ahbabtani fih”
Nah, seberapa sering kita mengungkapkan rasa cinta yang tulus karena Allah seperti itu
kepada saudara kita ? Jika belum, maka perlu dibiasakan. Sebagai catatan, dala rangka
menghindari fitnah, mengungkapkan rasa cinta disini adalah antara lai-lai dengan lai-lai, atau
perempuan dengan perempuan, dengan niat mencintai karena Allah, bukan karena yang lan.
Jika saling mengungkapkan cinta ini adalah dari sesorang laki-laki kepda seorang perempuan,
atau sebaliknya, maka malah bisa menimbulkan fitnah.
3. Saling mendo’akan
Di antara sarana yang bisa dipakai memperkuat ukhuwah Islamiah juga adalah saling
mendo’akan. Baik itu secara terang-terangan, dalam artian diminta mendo’akan atau karena ada
momen-momen tertentu, atau mendo’akansecara diam-diam, tanpa sepengetahuan
saudaranya. Dahulu, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, bahkan manusias
semulia Nabi Muhammad saw saja meminta do’a kepada Umar bin Khaththab, Ketika Umar
hendak pergi berangkat menunaikan umrah.
“Saudaraku, jangan kau lupakan aku dalam do’amu,” begitu permintaan beliau kepada
Umar. Hari ini, banyak momentum-momentum yang bisa digunkan sebagai sarana untuk
mendo’akan saudara atau saling mendo’akan atara keduanya. Misalnya Ketika ada yang hendak
berangkat haji atau umrah, atau sepulang dari menunakannya. Atau juga saat ada yang
melangsungkan pernikahan, melahirkan ana, atau mendapatkan musibah, seperti sakit, atau ada
yang meninggal dunia, semua momentum itu sangat efektif untuk saling berbagi do’a, dan
dengannya persaudaraan akan semakin kuat.
Dan yang efektif juga dalah mendo’akan saudaranya tanpa sepengetahuan yang
bersangkutan. Coba praktikkan saja. Sebutlah nama saudara Anda secara khusus dalam do’a
khusyuk Anda, pintakan kebaikan untuknya. Sekali lai, seacra khusus, jangan do’a untuk kaum
Muslimin dan Muslimat secara umum. Tanpa dia minta, tanpa juga Anda beritahukan padanya
sesudahnya. Niscaya Allah akan tumbuhkan rasa cinta Anda kepadanya dengan semain kuat.
Nabi saw bersabda:
“sesungguhnya do’a seseorang Muslim untuk saudaranya tanpa diketahuinya adalah
do’a yang mustajab. Di dekatnya ada malakat yang diutus, setiap kali ia berdo’a kebakan untuk
saudaranya, mka malaikat akan berkata: aamiin, dan kamu mendapatkan yang seperti itu. ”
(HR. Ahmad)

4. Saling memberi hadiah


Di antara yang bisa dilaukan untuk menabah rasa cinta dan mempererat tali
persaudaraan adalah dengan saling memberi hadiah. Baik itu ada momentum tertentu, ataupun
tidak. Hadiah ini tentu tidak harus mahal atau mewah. Tetapi yang penting adalah diberikan
dengan penuh ketulusan. Bisa juga dalam bentuk saling memberi sayuran kepada tetangganya.
Nabi Muhammd saw bersabda bahwa saling memberikan hadiah itu akan menghilangkan
kebencian dalam dada, sekaligus menumbuhkan rasa cinta.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad saw beliau bersabda: “Hendaklah kalian saling
memberi hadiah, maka kalian akan saling mencitai.” (HR. al-Baihaqi)

5. Bermanis muka
Senyuman dan muka yang berseri itu memancarkan energi positif pada orang lan.
Karenanya berbagi kebahagiaan dan suasana persaudaraan dengan senyuman dan muka yang
berseri-seri dalah hal sederhana yang terbukti efektif meningkatkan kualitas ukhuwah Islamiah.
Sebagai buktinya, bisa dirasakan jika yang terjadi adalah sebaliknya, orang-orang yang saling
cuek tak peduli, taka da senyuman yang saling dilepaskan, yang ada hanya muka masam dan
cemberut, sudah pasti suasana yang tercipta pun juga tida mengenakkan. Dan pastinya hati pun
juga terasa main jauh. Itulah sebabnya Nabi berpesan, agar sesorang Muslim jangan pelit untuk
sekadar tersenyum kepada saudaranya. Jangan pula menganggap remeh pahala dan kebaikan
yang terkandung di dalamnya. Nabi saw bersabda:
“Dari Abu Dzar, dari Nabi Muhammad saw beliau bersabda: “Janganlah kau remehkan
kebaikan sekecil apa pun, meskipun hanya dengan bertemu saudaramu dengan muka yang
berseri-seri.” (HR. Muslim)
Demikian beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan dalam rangka merwat dan
mempererat tali persaudaraan. Semestinya masih banya hal lain yang bisa dilakukan selain yang
tersebut di atas, seperti misalnya saling bersalaman atau berjabat tangan saat bertemu, saling
mengunjungi, saling membantu, dan juga menunakan hak-hak ukhuwah sesame Muslim. Semua
itu bisa dilakukan jika kita menginginkan agar tali ukhuwah ini semakin kokoh.

Anda mungkin juga menyukai