Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN KEPADA ALLAH DAN MANUSIA

Ada banyak tuntutan yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim dalam
kehidupan di dunia ini, salah satunya adalah keharusan menjalin habulum
minallah (hubungan yang baik kepada Allah) dan hablum minannas (hubungan
yang baik dengan manusia). Hal ini ditekankan karena manusia sangat
membutuhkan Tuhan dan Tuhan yang sesungguhnya adalah Allah Swt,
disamping itu manusia juga tidak bisa hidup sendirian, karenanya ia
membutuhkan manusia lain yang dapat berinteraksi secara baik untuk bisa
mewujudkan kehidupan yang baik. Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mensekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah terhadap kedua ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman
sejawat, orang yang dalam perjalanan dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS
4:36).

HUBUNGAN KEPADA ALLAH SWT

Menjalin hubungan baik kepada Allah Swt bagi manusia merupakan


sesuatu yang sangat mendasar. Manusia telah dicipta oleh Allah Swt,
bagaimana mungkin ia tidak mau menyembah dan mengabdi kepada sang
pencipta, bukankah hal itu menunjukkan bahwa ia tidak pandai bersyukur
kepada Allah Swt?. Oleh karena itu, di dalam ayat di atas, manusia harus
menyembah Allah Swt dan menunjukkan pengabdian kepada-Nya dengan
semurni-murninya sehingga ia tidak boleh mensekutukan Allah dengan apapun
dan siapapun juga, inilah yang disebut dengan syirik.

Sebagai muslim, kita tidak dibenarkan melakukan syirik, baik syirik yang
besar maupun syirik yang kecil. Namun Rasulullah Saw ternyata tidak begitu
khawatir akan kemungkinan kita melakukan syirik yang besar yakni menuhankan
atau menyembah selain Allah Swt, karena rasanya hal itu tidak mungkin orang
yang mengaku muslim tapi menuhankan selain Allah Swt. Yang sangat
dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad Saw justeru adalah apabila kita melakukan
syirik yang kecil, karena hal ini membuat nilai amalnya menjadi terhapus. Dalam
satu hadits, Rasulullah Saw bersabda:

Sesungguhnya yang aku sangat khawatirkan atas kamu adalah apabila kamu
melakukan syirik yang kecil. Sahabat bertanya: “Apakah syirik yang kecil itu ya
Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Riya” (HR ).

HUBUNGAN DENGAN SESAMA MANUSIA.

Manusia antara yang satu dengan lainnya saling membutuhkan, karena itu
seharusnya sesama manusia bisa menjalin hubungan yang sebaik-baiknya. Di
dalam ayat di atas, disebutkan contoh-contoh kepada siapa saja manusia harus
menjalin hubungan yang sebaik-baiknya, yakni kepada delapan kelompok orang.

Pertama, Berlaku baik kepada kedua orang tua. Setiap orang tua, pasti ingin
agar anaknya dapat berlaku baik kepadanya. Orang tua disamping telah
melahirkan dan membesarkan juga mendidik dengan pengorbanan harta dan
jiwa sehingga seorang anak tumbuh dan besar dengan baik. Karena itu, setiap
anak harus mampu menunjukkan kebaikan dengan sebaik-baiknya kebaikan
kepada orang tuanya, ini karena sebaik apapun perbuatannya kepada orang tua,
tetap saja hal itu tidak akan mampu membalas jasa dan kebaikan orang tua.

Kedua, Berlaku baik kepada kerabat. Kerabat, keluarga atau famili, baik
hubungannya dari pihak suami atau isteri, dari bapak atau ibu merupakan orang
yang sangat kita butuhkan dalam kehidupan ini. Karena itu hubungan
kekerabatan yang sering disebut dengan silaturrahim harus disambung dan
dikuatkan. Karenanya sangat tidak dibenarkan di dalam Islam bila seorang
muslim memutuskan hubungan silaturrahim, bahkan hal itu bisa menyebabkan
seseorang terhalang untuk masuk ke dalam surga. Hal ini menjadi sangat
penting karena bagaimana mungkin seseorang bisa berlaku baik kepada orang
lain bila dengan keluarganya saja ia tidak berlaku baik.

Ketiga, Berlaku baik kepada anak yatim. Setiap anak pasti membutuhkan
perhatian, pendidikan dan nafkah dari orang tuanya. Namun bila orang tuanya
telah wafat yang menyebabkan si anak menjadi yatim, maka kaum muslimin
dituntut menggantikan apa yang harus dilakukan orang tua terhadap anaknya.
Oleh karena itu, Rasulullah Saw memberikan perhatian yang begitu besar
kepada anak yatim sehingga ada anak yang tidak yatim, tapi ingin menjadi yatim
karena iapun ingin mendapatkan perlakuan yang begitu baik dari Nabi
sebagaimana yang didapat oleh temannya yang yatim. Penghargaaan
Rasulullah Saw kepada orang yang mengurus anak yatim juga sangat besar,
yakni mendapatkan tempat yang dekat dengan beliau di dalam surga
sebagaimana dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah. Rasulullah Saw juga
menyatakan bahwa rumah yang terbaik adalah yang di dalamnya ada anak yatim
yang diasuh dan diurus dengan baik, sedangkan rumah yang buruk adalah
rumah yang didalamnya ada anak yatim tapi tidak diurus anak itu dengan baik.

Keempat, Berlaku baik kepada orang miskin. Menjadi miskin merupakan


keadaan yang tidak disukai oleh manusia. Karena itu, kemiskinan harus diatasi
meskipun pada masyarakat kita semakin banyak orang yang menjadi miskin.
Kemiskinan satu orang belum bisa diatasi, tapi sudah muncul orang miskin yang
baru. Oleh karena itu, seorang muslim harus berlaku baik kepada orang miskin,
apalagi bila sampai bisa membantu mengatasi kemiskinan yang dialaminya.
Banyaknya orang miskin merupakan ladang amal shaleh bagi kita bila kita bisa
berlaku baik dengan sebaik-baiknya.
Kelima, Berlaku baik kepada tetangga. Keberadaan tetangga sangat kita
butuhkan dalam hidup ini. Karena itu, setiap manusia apalagi sebagai muslim
harus berlaku sebaik mungkin kepada tetangga. Raasulullah Saw bercerita
bahwa beliau sering didatangi malaikat Jibril, tiap kali dating Jibril seringkali
berwasiat kepada Nabi agar berlaku baik kepada tetangga hingga Nabi merasa
seolah-olah antar tetangga bias saling mewarisi. Itu berarti, antar tatangga
seharusnya bias diperlakukan seperti keluarga sendiri. Karenanya berlaku baik
kepada tetangga menjadi salah satu bukti keimanan yang sejati.

Keenam, Berlaku baik kepada teman sejawat. Teman atau sahabat merupakan
salah satu yang sangat kita perlukan dalam kehidupan ini. Seenak-enak dan
sekuat-kuatnya manusia dalam hidup ini, ia tidak akan bisa hidup sendirian, ia
membutuhkan teman yang sejati, karena itu dalam persahabatan dengan orang
lain, seorang muslim harus bersahabat dengan persahabatan yang sebaik-
baiknya, persahabatan yang bisa berbagi dan merasakan penderitaan maupun
kebahagiaan.

Ketujuh, Berlaku baik kepada Musafir. Orang yang dalam perjalanan untuk suatu
urusan yang baik disebut dengan ibnu sabil. Ketika melakukan safar (perjalanan)
bisa jadi seseorang merasakan kesulitan meskipun tidak selalu berupa kesulitan
ekonomi, misalnya tersesat jalan yang perlu kita membantu menjelaskan rute
perjalanan yang harus ditempuhnya, bukan malah sengaja menyesatkannya.

Kedelapan, Berlaku baik kepada Hamba sahaya. Hamba sahaya atau budak
seharusnya diperlakukan dengan baik, karena ia banyak membantu majikannya.
Dalam kehidupan sekarang, kita menyebutnya dengan permbantu rumah tangga
meskipun ia berbeda kedudukannya dengan hamba sahaya. Oleh karena itu,
sangat tercela bila seseorang tidak bias berlaku baik kepada pembantu rumah
tangganya yang dalam kehidupannya sehari-hari bersama keluarga sangat besar
manfaatnya.

JANGAN SOMBONG.

Dalam rangkaian penyebutan kepada siapa saja manusia harus berbuat baik,
selanjutnya Allah Swt menutup ayat di atas dengan kalimat: “Sesungguhnya
Allah tidak suka kepada orang yang sombong dan membanggakan diri”. Kesan
yang bias kita tangkap dari kalimat ini adalah manusia jangan sombong kepada
orang tuanya, meskipun ia lebih pintar dan kaya, ia juga tidak boleh sombong
dengan kerabatnya, meskipun mereka orang yang lemah, miskin dan bodoh,
jangan smbong kepada anak yatim karena anak saat dimana anak kita juga
menjadi yatim. Jangan sombong kepada orang miskin karena ada saat dimana
kitapun bisa menjadi miskin secara tiba-tiba. Jangan sombong kepada tetangga
karena merekalah orang yang pertama memberikan pertolongan atau kita
mintalak pertolongan saat kita kesulitan. Jangan sombong kepada teman karena
kita sangat membutuhkannya. Jangan sombong kepada musafir karena ada saat
dimana kitapun menjadi musafir dan jangan sombong kepada pembantu rumah
tangga karena mereka besar bantuannya kepada kita meskipun tidak besar upah
yang kita berikan.

Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa manusia antar satu dengan
lainnya saling membutuhkan, karenanya harus dijalin hubungan yang baik
dengan sesamanya, tapi semua itu harus dilandasi pada hubungan yang baik
kepada Allah Swt. Sehingga setiap kita harus menjalin hubungan baik kepada
Allah lalu dibuktikan dengan menjalin hubungan baik dengan sesame manusia,
sedangkan hubungan yang baik dengan sama manusia harus didasari atas
hubungan baik epada Allah Swt. Bila ini bisa kita wujudkan, maka kebahagiaan
dan kedamaian hidup manusia bisa diperoleh.

Muhammad Haikal, S.Ag

Anda mungkin juga menyukai