Hukum silaturahmi menurut Islam adalah wajib dilakukan karena silaturahmi merupakan
salah satu cara untuk memperlancar rejeki dan menjaga hubungan baik dengan keluarga,
sanak saudara, teman dan lain – lain.
Silaturahmi diperuntukkan terlebih dahulu terhadap keluarga yang masih ada hubungan darah
seperti ayah, ibu, adek, kakak, dan saudara yanga ada hubungannya.
Berikut ini dijelaskan dalam hadits Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Ayyûb
al-Anshârî, simak penjelasannya di bawah ini :
“Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai
Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam
surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang
engkau katakan?” Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya
dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung
silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika
dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.
KEWAJIBAN SHILATURAHMI
Tidak ada perbedaan pendapat bahwa secara umum shilaturrahmi hukumnya wajib, dan
memutuskannya merupakan dosa besar.
Ini berdasarkan perintah dari Allâh Azza wa Jalla dan RasulNya agar shilaturrahmi. Allâh
Azza wa Jalla berfirman :
َّللاَ َكانَ َعلَ أي ُك أم َرقِيبًا َ سا َءلُونَ بِ ِه َو أاْل َ أر َح
َّ ام ۚ إِ َّن َ َ َّللاَ الَّذِي ت
َّ َواتَّقُوا
Bertakwalah kepada Allâh yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allâh selalu menjaga
dan mengawasi kamu.[an-Nisâ’/4:
Terdapat beberapa keuntungan yang di dapat jika mau dan selalu menjaga silaturahmi agar
tetap tersambung, hal itu meliputi :
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah
ia menyambung tali silaturahmi”. [Muttafaqun ‘alaihi]
“Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata: “Barang siapa yang menyambungku, maka
Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus
hubungan dengannya”. [Muttafaqun ‘alaihi].
3. Silaturahmi Mempunyai Pahala Yang Lebih Besar Daripada Memerdekakan Budak
Berdasarkan Shahih al-Bukhari, dari Maimunah Ummul-Mukminin, dia berkata :
“Wahai Rasulullah, tahukah engkau bahwa aku memerdekakan budakku?” Nabi bertanya,
“Apakah engkau telah melaksanakannya?” Ia menjawab, “Ya”. Nabi bersabda,
“Seandainya engkau berikan budak itu kepada paman-pamanmu, maka itu akan lebih besar
pahalanya”.
“Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang
sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin
kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus”.[Muttafaqun ‘alaihi]
“Wahai Rasulullah, aku mempunyai kerabat. Aku menyambung hubungan dengan mereka,
akan tetapi mereka memutuskanku. Aku berbuat baik kepada mereka, akan tetapi mereka
berbuat buruk terhadapku. Aku berlemah lembut kepada mereka, akan tetapi mereka kasar
terhadapku,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau benar
demikian, maka seakan engkau menyuapi mereka pasir panas, dan Allah akan senantiasa
tetap menjadi penolongmu selama engkau berbuat demikan.” [Muttafaq ‘alaihi]
Berdasarkan firman Allah juga sudah dijelaskan dalam Al Quran surat Ar-Rad ayat 25,
penjelasannya sebagai berikut :
“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan
apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi,
orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk
(Jahannam)”. [Ar-Ra’d : 25]
”Maukah kalian aku beritahu tentang dosa terbesar di antara dosa-dosa besar?” Beliau
mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali. Maka para sahabat menjawab: ”Mau, ya
Rasulullah,” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Berbuat syirik kepada Allah dan
durhaka kepada kedua orang tua”.
Lebih parah lagi jika kita sudah memutuskan silaturahmi dengan orang tua, namun masih
bertindak durhaka kepada mereka. Tindakan tersebut merupakan dosa yang sangat besar.
Oleh karena itu banyak – banyaknya mendekatkan diri kepada Allah agar kita tidak termasuk
orang – orang yang berbuat demikian.
”Termasuk perbuatan dosa besar, yaitu seseorang yang menghina orang tuanya,” maka
para sahabat bertanya: ”Wahai Rasulullah, adakah orang yang menghina kedua orang
tuanya sendiri?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Ya, seseorang menghina
bapak orang lain, lalu orang lain ini membalas menghina bapaknya. Dan seseorang
menghina ibu orang lain, lalu orang lain ini membalas dengan menghina ibunya”.
Wahai kalian – kalian yang mengaku dirinya mempunyai keimanan kepada Allah Swt serta
Rasulullah Saw. Hanya bertakwalah kalian kepada Allah Swt. Selanjutnya segeralah melihat
kepada diri kita masing-masing, yang dimaksud kepada sanak keluarga kita! Apakah kita
sudah melaksanakan kewajiban terhadap mereka perihal kondisi mengenai menyambung tali
silaturahmi?
Apakah kita sudah berperilaku lemah lembut kepada mereka? Apakah kita sudah tersenyum
ketika berpapasan atau pun bertatap muka dengan mereka? Apakah kita sudah berkunjung ke
tempa tinggal mereka? Apakah kita sudah memuliakan, mencintai, saling menunjungi saat
sehat, saling menghormati, saling menjenguk pada saat jatuh sakit? Apakah kita sudah ikut
meringankan beban atau pun memberikan bantuan kepada mereka sesuai dengan yang
dibutuhkan?
Di lingkungan kita seringkali ditemukan orang yang tidak suka ketika melihat kehadiran
kedua orang tuanya, padahal semasa kecil dulu mereka pernah merawatnya. Justru ia lebih
mendamba – dambakan dan memuliakan istrinya, namun disisi lain ia melecehkan ibunya
sendiri. Ia selalu berusaha keras untuk mendekati dan mengerti keinginan teman-temannya,
akan tetapi ia malah semakin menjauhi bapaknya.
Pada saat duduk bersama kedua orang tuanya, maka ia akan merasa seperti sedang duduk di
dekat bara api karena memang tidak betah. Hati terasa berat pada saat ia harus menghabiskan
waktu bersama dengan kedua orang tuanya.
Walaupun hanya sebentar saja ia bersama dengan orang tua, namun waktu akan terasa sangat
lama. Ia akan merasa malas dan berat hati pada saat berbicara dengan keduanya. Perbuatan
seperti itu mencerminkan bahwa ia telah menanamkan keharaman bagi dirinya sendiri
mengenai kenikmatan yang bisa ia raih dengan berbakti kepada kedua orang tua dan tentunya
balasan baik yang akan ia peroleh.
Selain itu ada juga manusia yang tidak ingin, bahkan ada yang tidak mau untuk memandang,
menganggap, serta mengakui sanak saudara sebagai keluarga mereka. Ia tidak ingin berbaur
dengan kerabatnya dengan sikap yang seharusnya wajib diberikan kepadanya sebagai
keluarga. Ia tidak mau melakukan tegur sapa ketika berpapasan bahkan pura – pura tidak tau
dan tidak mau melakukan suatu tindakan yang bisa membuat hubungan silaturahmi menjadi
terjaga dengan baik. Begitu pula dengan harta yang ia miliki, ia tidak akan memakai hartanya
untuk membantu kerabatnya.
Sudah bisa kita lihat bahwa ia berada dalam kondisi serba kecukupan, sedangkan mereka
sanak keluarganya berada dalam kondisi serba kekurangan. Ia tidak ingin berhubungan
dengan keluarganya tersebut. Padahal, seharusnya keluarga tersebut bisa dikatakan termasuk
salah satu kewajiban untuk ia nafkahi dengan alasan karena kondisi ketidakmampuannya
dalam melakukan berusaha, sedangkan ia sudah masuk dalam kategori mampu untuk
memberikan nafkah kepadanya. walaupun demikian, ia tetap kukuh untuk menolak
menafkahinya.
Oleh sebab itu, sangat dianjurkan untu selalu menjaga tali silaturahmi agar tidak terputus.
Semua hamba-Nya termasuk kita akan mendapat jatah untuk menghadap Allah Swt dengan
hanya membawa bekal pahala bagi mereka yang mau menjaga dan selalu berusaha untuk
menyambung tali silaturahmi. Atau kita akan menghadap-Nya hanya dengan membawa dosa
– dosa saja bagi kita yang berusaha untuk memutus tali silaturahmi. Yuk kita menengadahkan
tangan seraya memohon ampun kepada Allah Swt, karena sesungguhnya Allah Swt adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
DAKWAH
TABLIQ
PIDATO
Kado Kesedihan
Namaku riska, saat ini aku duduk di bangku sekolah kelas 11 atau 2 sma, usiaku masih
terbilang muda yaitu 16 tahun.
Pagi ini aku masih bermalas-malasan di tempat tidur, rasanya sulit untuk bangkit dari kasur.
Tiba-tiba handphone aku berdering, kulihat satu pesan dari kekasihku.
“Sayang, nanti kita jumpa di kantin ya! Istirahat pertama”. Ucap reno
Tanpa membalas pesannya aku pun beranjak dari tempat tidur, dan bersiap-siap berangkat ke
sekolah.
Setelah bel istirahat pertama aku langsung ke kantin, ternyata reno telah menungguku di sana.
“Sayang, kok lama banget sih? Ohiya, ini buat kamu. Nanti malam kamu pakai ya!!”
“Ihh sayang, apaan ini?. Kamu kasih riska surprise kok di sini sih, kan gak enak diliat yang
lain.”
“Biarin aja, oh iya nanti malam aku jemput jam 7 ya’
“Iya sayang”
Sesampainya aku di rumah, senangnya aku ketika kubuka kado dari reno. Ternyata itu sebuah
gaun yang aku inginkan ketika ku sedang jalan-jalan sama reno, saat itu kami melewati
sebuah toko baju.
“Ihh sayang coba berhenti bentar deh!”
“Kenapa sayang?”
“Kamu liat gak, gaun yang berwarna merah itu? Jika aku yang mengenakan gaun itu mungkin
aku tampak seperti bidadari”
“Ahh, ngawur kamu”
Lalu kami pergi meninggalkan tempat tersebut.
Sehabis adzan maghrib aku bersiap-siap untuk mempercantik diri, kukenakan gaun itu.
“Ahh, cantik sekali aku” gumamku
Tanpa sadar waktu menunjukkan pukul 7, aku menunggu reno datang menjemputku.
“Tok-tok-tok” suara ketukan pintu
Lalu ku beranjak pergi untuk membukakannya, setelah itu kami pun langsung pergi
mengendarai sepeda motor yang dikendarai reno.
Sepanjamg jalan reno hanya mengatakan “Kamu cantik malam ini”
Setelah sampai tujuan, ternyata reno mengajakku ke sebuah pinggir pantai. Betapa indah
tempat yang didekorasi perpaduan lampu warnawarni yang berhias bunga-bunga dan banyak
balon di sekeliling meja makan untuk kami berdua.
“Wah indah sekali.”
“Emmh, iya dong. Semua ini aku siapin buat kamu, spesial”
“Ahh, aku jadi baper ni”
“Huh, apaan sih kamu.. Oh iya sayang happy anniversary, ini yang ke 2 tahun ya sayang”
“Astaga aku lupa, aduh maaf ya sayang”
“Iya. Kuharap suatu hari nanti jika aku tak ada di sampingmu, kamu bisa jaga diri baik-baik”
“Apaan sih kamu, kok ngomongnya gitu?”
“Gak papa kok. Oh iya, aku masih ada kejutan lagi buat kamu”
“Kejutan?”
“Iya, tunggu bentar ya”
Lalu reno pergi menyebrangi jalan lintas, meninggalkan aku sendiri di tengah-tengah pinggir
pantai yang indah.
Lama sekali aku menunggunya, kulihat sudah 30 menit reno meninggalkanku di sini. Tiba-
tiba seorang lelaki datang memghampiriku.
“Maaf mbak, cowok yang tadi bersama mbak kecelakaan di sana”
Aku terkejut mendengarnya, aku pun langsung berlari ke tempat tersebut.
“Reno..”
“Riska sayang, ini pita buat kamu. Kamu bakal tambah cantik jika mengenakan ini” ucapnya
terbata-bata.
“Aku menyayangimu reno, jangan pergi ya sayang. Bertahanlah”
“I love you riska, jangan jadikan ini detik kesedihanmu. Lupakan kejadian buruk ini, jika aku
tak bisa bersamamu mungkin ini kehilangannya.”
Tiba-tiba reno menghela nafas panjang yang menjadikan detik terakhir ia hidup, aku
menangis sejadi-jadinya.
“Reno… Bangun sayang bangun!”
Aku tak menyangka kisah kami berakhir di sini, ia pergi di pangkuanku dengan berlumuran
darah..
“Tuhan, mengapa kau ambil malaikat hatiku? Ku mencintainya, mengapa secepat ini? Aku
bahagia bersamanya, aku tak mau kehilangannya. Mengapa ini akhir dari segalanya?” jeritku
sambil menangis dan mengguncang kuat tubuhnya.
Ku tak dapat membendung air mata ini, hingga tumpahlah air mataku dengan jeritku. Aku tak
tau apa yang harus kulakukan..
1 minggu sudah aku terlarut dalam kesedihan ini, hingga akhirnya ku harus bangkit dari
keterpurukanku ini, dan mencoba memulai hidup baru tanpa kehadirannya,. Walau sulit, tapi
aku mampu.
Ceramah Kultum Tentang Kematian