Anda di halaman 1dari 6

Nama : Zety Suarizzah

NPM : 2006104210070
Mata Kuliah : Pendidikan Agama 66
Dosen Pengampu : Hendra Heriansyah, S.Pd, M.Pd., M.Tesol

Berbakti Kepada Orangtua

PENDAHULUAN

Salah satu ibadah teragung di dalam Islam setelah mentauhidkan Allah SWT
adalah berbakti kepada kedua orang tua. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan ajaran
Islam yang tinggi dan mulia. Berbakti kepada kedua orang tua adalah pondasi dan asas
seorang hamba meraih ridho Allah SWT. Dia juga bentuk manifestasi syukur kepada Allah
SWT sekaligus kepada manusia. IMan dan Islam seseorang tidak akan sempurna jika tidak
diringi dengan berbakti kepada kedua orang tua.
 
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi ajaran berbakti kepada kedua
orang tua. Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk memuliakan dan menghormati
kedua orang tua. Bahkan Islam menjadikan berbakti kepada kedua orang tua sebagai sarana
meraih surga Allah SWT. Sungguh sangat rugi dan celaka seorang Muslim yang mendapati
kedua orang tuanya masih hidup namun dia tidak bisa memanfaatkan keberadaan orang
tuanya untuk masuk surge karena tidak berbakti kepadanya.
PEMBAHASAN

Birrul Walidain (Arab: ‫ )بر الوالدين‬adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan


kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada
orang tua ini hukumnya fardhu (wajib) ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua
orang tuanya adalah non muslim. Setiap muslim wajib mentaati setiap perintah dari keduanya
selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah. Birrul
walidain merupakan bentuk silaturahim yang paling utama.

Dalam Islam tidak saja ditekankan harus menghormati kedua orang tua saja, akan
tetapi ada akhlak yang mengharuskan orang yang lebih muda untuk menghargai orang yang
lebih tua usianya dan yang tua harus menyayangi yang muda, seorang ulama dalam bukunya
juga menjelaskan hal yang serupa. Dalam segala kegiatan umat Islam diharuskan untuk
mendahulukan orang-orang yang lebih tua usianya, penjelasan ini berdasarkan perintah
dari Malaikat Jibril, karena dikatakan bahwa menghormati orang yang lebih tua termasuk
salah satu mengagungkan Allah.

Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban seorang anak terhadap orang tua.
Berbakti kepada orang tua hukumnya fardhu ( wajib) bagi setiap muslim, bahkan jika orang
tua kita adalah non muslim hukumnya tetap wajib. Sudah sepatutnya seorang anak berbakti
kepada orang tua karena banyak sekali jasa-jasa orang tua terhadap seorang anak hingga
orang tua pun rela mengorbankan nyawanya demi anaknya. Jasa mereka tidak bisa di bayar
dengan apapun bahkan jika kita sudah jadi konglomerat sekalipun kita memberikan seluruh
harta kita untuk orang tua tetap saja tidak bisa untuk membayar jasanya. Orang tua lah, orang
yang paling berjasa dalam hidup karena mereka yang memberi makan rohani dan jasmani
kita. Mereka lah yang sering membantu kita dalam kesusahan dan yang menyayangi kita
lebih dari dirinya sendiri.
Lihatlah perjuangan ibu kita yang mengandung dan melahirkan kita dengan rasa sakit yang
luar biasa seperti 20 tulang yang dipatahkan secara bersamaan. Perjuangan ibu kita saat
melahirkan dan mengandung saja sudah sedemikian berat, belum lagi saat merawat dan
mengasuh kita. Lihat juga perjuangan ayah kita. Beliau bekerja dari pagi hingga malam,
keringat bercucuran, rasa lelah pun ayah kita tak peduli asal kebutuhan kita bisa terpenuhi.
apakah masih pantas kita membentak memarahi ayah dan ibu kita. Apakah masih pantas
masih berani melawan orang tua setelah melihat dan mengetahui perjuangannya.

Berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama. Dengan dasar
diantaranya yaitu hadits Nabi SAW, “dari Abdullah bin Mas”ud katanya, “Aku bertanya
kepada Nabi SAW tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah? Nabi SAW
menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal
waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah”.[Hadits
Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9] Berikut beberapa contoh perbuatan
berbakti pada orang tua yang masih hidup maupun sudah tiada:

1. Berbicara kepada kedua orang tua itu harus dengan sopan, santun dan lembut. Tidak boleh
mengatakan “AH!”, UH!, Cis!, atau yang semisal kata-kata tersebut. Begitu pula dengusan
nafas sebagai bentuk ketidaksukaan terhadap sikap atau perintah orang tua. Jangan berkata
kepada mereka dengan perkataan yang keras seperti membentak dan menghardik. Berkatalah
kepada mereka dengan ucapan yang baik dan menyenangkan hati keduanya.

2. Selalu taat kepada semua perintah orang tua. Selama mereka tidak memerintahkan hal-hal
yang mengandung unsur dosa dan maksiat. Bila mereka memerintahkan berdosa, menolak
pun harus dengan lemah lembut dan penuh pengertian. Bila memerintah hal yang baik harus
segera dikerjakan meski sedang sibuk melakukan sesuatu. Sebagaimana dicontohkan oleh
seorang ulama besar yang sedang memberikan ceramah di hadapan ribuan orang. Lalu ada
seseorang datang dan berbisik bahwa ibunya memerintahkan ulama tersebut pulang sebentar
untuk memberi makan ayam. Maka sang ulama meminta izin pada jama’ah untuk pulang
memberi makan ayam seperti yang ibunya perintahkan. Setelah ibunya puas, ulama tadi
kembali ke mimbar dan meneruskan ceramahnya.

3. Jangan memasang wajah yang cemberut, jangan melotot dan bermuka masam bila
berhadapan dengan keduanya. Bila ada hal yang tidak kita sukai dari mereka, bersabarlah,
tarik nafas dalam-dalam dan tersenyumlah. Ingatlah, ribuan sikap dan kelakuan kita sejak
lahir hingga dewasa yang sering merepotkan orang tua. Namun mereka tetap sabar terhadap
anak-anaknya.
4. Berusaha sekuat tenaga untuk menjaga nama baik orang tua. Bila ada yang
mencemarkannya segera bersihkan dan bela. Jagalah harta benda mereka serta jangan
mengambil tanpa seizin mereka meskipun hanya satu rupiah. Sedangkan bila orang tua
mengambil harta benda kita, kita mesti ikhlas. Karena sejatinya anak dan harta bendanya
adalah milik orang tua.

5. Ringankanlah beban mereka. Bantu pekerjaan rumahnya. Layani mereka sebaik-baiknya.


Tulang mereka telah rapuh membesarkan kita dahulu. Kulitnya telah keriput, uban di rambut
semakin banyak. Balaslah kebaikan mereka meskipun kita tak akan mampu membalas jasa
mereka

Berikut ini contoh perbuatan berbakti pada orang tua yang sudah meninggal:
1. Rutin Mendoakan dan Memohonkan Ampunan
• “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika
mereka telah meninggal dunia?” Nabi SAW menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti
pada keduanya, pen.). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk
keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim
(kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan
teman dekat keduanya.” (HR. Abu Daud no. 5142 )

2. Menyambung Silaturahmi dengan Teman Teman Orang Tua


“Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti (berbuat baik) adalah seseorang menyambung
hubungan dengan keluarga dari kenalan baik ayahnya.” (HR. Muslim no. 2552). Nah sobat
silaturahmi dengan teman teman, kerabat, dan orang terdekat orang tua hendaknya tetap
dilakukan dan niatkan untuk berbuat baik pada orang tua sehingga orang tua juga turut
mendapat pahala kebaikannya cara menghormati orang tua.

3. Menjaga Persaudaraan dengan Kerabat


“Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti (berbuat baik) adalah seseorang menyambung
hubungan dengan keluarga dari kenalan baik ayahnya setelah meninggal dunia.”
Sesungguhnya ayah orang ini adalah sahabat baik (ayahku) Umar (bin Al-Khattab). Tentu
saudara saudara terdekat dari orang tua juga tetap disambung baik silaturahminya.
PENUTUP

Adapun makna birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua merupakan hal
yang mutlak dilakukan oleh anak. Dalam pengaplikasian berbakti kepada orang tua adalah
sesuatu yang menyenangkan hati kedua orang tua tanpa melanggar aturan-aturan Allah SWT
dan sesuai dengan adat budaya dan kebiasaan masyarakat umum secara ma’ruf. Birrul
walidain
digambarkan dalam Al-Quran dalam dua kategori yaitu:

1. Perkataan: meliputi perintah mengucapkan kata-kata lembut yang menyenangkan


keduanya dan larangan berkata kasar.
2. Perkataan: meliputi memberi nafkah, berusaha memperlakukan keduanya lebih baik
dari pada yang dilakukannya untuk anaknya atau diistilahkan dengan ihsan, menjaga
nama baik dan mengapresiasi keduanya sebagai bentuk syukur, bila anak mengetahui
ajalnya akan tiba agar mewasiatkan sebagian hartanya untuk keduanya, selalu
mengharap kebaikan untuk keduanya dengan doa.
DAFTAR PUSTAKA

https://smpbirrulsragen.sch.id/blog/berbakti-kepada-orang-tua/
http://eprints.ums.ac.id/28218/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
https://uninus.ac.id/pentingnya-berbakti-pada-orang-tua/

Anda mungkin juga menyukai