Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA

KEDUNG DALEM RT 03/01 KECAMATAN MAUK


KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2020
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Praktek Klinik Keperawatan Komunitas
Dosen Pembimbing : Dewi Indah Sari, SKM, M.Kes

Disusun Oleh :
Siti Ika Fariha
P27904117046

Tingkat III D4 Keperawatan


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Klinik Keperawatan
Komunitas dengan judul ’’Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Desa Kedung Dalem RT
03/01 Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Tahun 2020’’.
Penulis telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan laporan Praktek Klinik
Keperawatan Komunitas ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak.
Penulis berharap semoga laporan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. H. Wasludin, SKM, M.Kes
2. Dewi Indah Sari, SKM, M.Kes
3. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan pada penulis
mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah SWT. Amin...

Tangerang, 4 Mei 2020

Siti Ika Fariha


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................
1.3 Manfaat Penulisan...................................................................
1.4 Metode Penulisan....................................................................
1.5 Sistematika Penulisan..............................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................


2.1 Definisi Keperawatan Komunitas...........................................
2.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas...........................
2.3 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas...........................
2.4 Pusat Kesehatan Komunitas....................................................
2.5 Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat......................
2.6 Model Konseptual Keperawatan Komunitas...........................
2.7 Proses Pelaksanaan Keperawatan komunitas..........................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS..............................


3.1 Pengkajian Keperawatan Komunitas......................................
3.2 Analisa Data Komunitas..........................................................
3.3 Diagnosa Keperawatan Komunitas.........................................
3.4 Rencana Keperawatan Komunitas..........................................
3.5 Implementasi Keperawatan Komunitas..................................
3.6 Evaluasi Keperawatan Komunitas..........................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................


5.1 Kesimpulan.............................................................................
5.2 Saran.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................


LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan upaya dari seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah
pusat dan daerah. Pembangunan kesehatan untuk mencapai Indonesia Sehat bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk
meningkatkan kesehatan bangsa Indonesia agar mampu mendorong masyarakat untuk bersikap
mandiri dalam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang tinggi yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif. (Depkes RI, 2006)
Guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal tersebut, berbagai upaya
kesehatan telah diselenggarakan. Salah satunya adalah upaya perawatan kesehatan masyarakat yang
lebih dikenal dengan upaya keperawatan komunitas.
Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan langsung yang berfokus
kepada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat
yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan (bio, psiko,
sosial, kultural, maupun spiritual). Intervensi keperawatan komunitas yang dilakukan difokuskan
pada tiga level prevensi atau pencegahan yaitu : prevensi primer yang pelaksanaan difokuskan pada
pendidikan kesehatan konseling, prevensi sekunder dan prevensi tersier.
Sebagai tenaga profesional, maka perencanaan dalam memberikan asuhan keperawatan
komunitas merupakan hal yang teramat penting disusun oleh perawat. Rencana asuhan keperawatan
disusun dengan memperhatikan banyak faktor, terutama sekali faktor masyarakat itu sendiri, karena
pada hakekatnya masyarakatlah yang memiliki rencana tersebut, dan perawat sebaiknya hanyalah
sebagai fasilitator dan motivator dalam menggerakkan dinamika masyarakat untuk dapat menolong
dirinya sendiri. (Sutarna Agus, 2003)
Tidak hanya perencanaan tentunya perawat harus mampu pula memastikan bahwa rencana
tersebut merupakan upaya yang paling maksimal, artinya perawat tidak saja dituntut berperan
dilevel pelaksana dimasyarakat saja (grassroat), namun pula harus merambah kepada level
pengambil keputusan (decision maker), dengan aktif melakukan lobi, negosiasi, serta advokasi
terhadap apa yang telah direncanakan untuk dapat diwujudkan. Hal ini akan memaksa perawat
untuk mampu bekerja sama dengan berbagai pihak baik dari kalangan birokrat pemerintahan,
lembaga swadaya masyarakat, maupun kalangan bisnis. Oleh karena itu penting dilakukan
pendekatan strategi yang mantap dengan memanfaatkan berbagai data primer, sekunder dan tersier
sebagai bukti (evidence base). ( Sutarna Agus, 2003)
1.2 Tujuan Penulisan
Laporan Asuhan Keperawatan Ini dapat menggambarkan asuhan keperawatan komunitas di
Desa Kedung Dalem RT 03/01 Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi D4
Keperawatan dalam melaksanakan kegiatan praktek klinik keperawatan komunitas
melalui kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD).
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi program Perkesmas untuk meningkatkan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan komunitas.

1.4 Metode Penulisan


Data-data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
meliputi :
1. Studi kepustakaan yaitu usaha memperoleh data secara teori yang
berhubungan dengan konsep dan asuhan keperawatan komunitas.
2. Studi kasus secara langsung pada kegiatan dilapangan dan
berpartisipasi aktif dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam penyusunan laporan praktek keperawatan komunitas ini adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN TEORI
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keperawatan Komunitas


Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai
(values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang
jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok
lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan
dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja,
masyarakat terasing dan sebagainya. (Mubarak, 2006)
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat
secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan. (Mubarak, 2006)
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah,
sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan
klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. (Wahyudi, 2010)

2.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


Tujuan dan fungsi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community)
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
mempunyai kemampuan untuk :
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya dapat
meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
2. Fungsi Keperawatan Komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat
dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya
dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang
efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan. (Mubarak, 2006)

2.3 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi,
penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah
kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering
mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak
akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan
tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan
bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan
kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan;
baik fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena
itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat
diatasi dengan lebih cepat.

2.4 Pusat Kesehatan Komunitas


Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Sekolah atau Kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan pencegahan penyakit,
peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks. Selain itu perawata yang bekerja di sekolah
dapat memberikan perawatan untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus
kedaruratan misalnya penyakit influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan rujukan
pada peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik.
2. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya yang
berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan keperawatan di tempat ini meliputi lima
bidang. Perawata menjalankan program yang bertujuan untuk :
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi jumlah kejadian
kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pendidikan
kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan pertolongan
pertama pada kecelakaan. (Mubarak, 2006)
3. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat diberikan secara
efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat memberikan perawatan kesehatan di
rumah misalnya: perawata melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat
yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif
dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang kompeten.
4. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan memiliki peran
serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri,
bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan, penelitian, di wilayah
binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya,
perawat ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas. (Mubarak, 2006)

2.5 Bentuk-Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat


Bentuk-bentuk pendekatan dan partisipasi masyarakat yaitu sebagai berikut :
1. Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu. Secara sederhana dapat
diartikan sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB
dan Kesehatan. Selain itu posyandu juga dapat diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan
KB dan kesehatan ditingkat kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan-kegiatan seperti :
a. Kesehatan ibu dan anak
b. KB
c. Imunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare
f. Sanitasi dasar
g. Penyediaan obat esensial, (Zulkifli, 2003).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut
masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama.
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di
masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan
revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu
untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan
ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat
dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu
dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu.
(Zulkifli, 2003)
Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk :
a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
c. Mempercepat penerimaan NKKBS
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat
e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk berdasarkan letak
geografi
f. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk
swakelola usaha kesehatan masyarakat.
Menurut Nasru effendi (2000), untuk menjalankan kegiatan Posyandu dilakukan
dengan system 5 meja, yaitu :
1) Meja I
a. Pendaftaran
b. Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS (Pasangan Usia Subur)

2) Meja II
Penimbangan Balita dan ibu hamil
3) Meja III
Pengisian KMS
4) Meja IV
a. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi, PUS yang
belum mengikuti KB
b. Penyuluhan kesehatan
c. Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan, Kondom
5) Meja V
a. Pemberian iminisasi
b. Pemeriksaan Kehamilan
c. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1) Kesehatan ibu dan anak :
a. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
b. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan
Agustus)
c. PMT
d. Imunisasi.
e. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui
pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik
pada kartu KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan
dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS baita dan
ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
Menurut Nasrul effendi (2000), untuk meja I sampai meja IV dilaksanakan oleh
kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti dokter,
bidan, perawat, juru imunisasi. Tetapi dilapangan yang kita temukan dari meja 1 sampai
meja 5 dilakukan oleh semua perawat puskesmas, hanya di beberapa posyandu yang kader
kesehatannya berperan aktif. Pendidikan dan pelatihan kader selama ini hanya sebatas
wacana saja di masyarakat. Kader seharusnya lebih aktif berpatisipasi dalam kegiatan
Posyandu. Keadaan seperti ini masih perlu perhatian khusus untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.

2.6 Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas


Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu yang mewakili
sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. Model praktik
keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik. (Riehl & Roy, 1980 dalam
Sumijatun, 2006)
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care System (Betty
Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan aktivitas
keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis
pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas. (Mubarak & Chayatin, 2009)
Menurut Sumijatun (2006), teori Neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan yang
terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.Asumsi Betty Neuman
tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah :
1. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan
merupakan suatu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual
2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar
atau sistem klien
3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat merupakan
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi
stresor.
Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang keperawatan
komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek sosial dan kultural, serta aspek
spiritual.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan spiritual pada tiga
garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal dan resisten. Sehat dapat
diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu :
1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social
2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan baik (misalnya
khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu secara social, baik
ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat
4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan
5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada menyerah karena
mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan, seseorang yang tidak memperdulikan
kesehatannya, dia tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi mempunyai harapan baik.
Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan sakit medisnya
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan sosial

2.7 Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang merupakan
gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir
bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan
derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara
kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan
masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan
pada kelompok resiko tinggi.
Perawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui
beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara
langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship
dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. (Efendi, 2009)
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok adalah (Mubarak,
2005) :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
1) Pengumpulan data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
a. Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang
beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena dapat
menjadi stresor bagi penduduk
 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat
 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat tinggal,
apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat
keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin
 Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang, sehingga
memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau gangguan yang
terjadi
 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat atau
memantau gangguan yang terjadi
 Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan masyarakat
untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit
 Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah
pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau
sebaliknya
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat
dijangkau masyarakat
2) Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif (Mubarak,
2005):
a. Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu,
keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.

b. Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.
c. Sumber data
 Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu, keluarga, kelompok,
masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
 Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan,
catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record.
3) Cara pengumpulan data
a. Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
4) Pengelolaan data
a. Klasifikasi data atau kategorisasi data
b. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
5) Analisa data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan
kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
6) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan
yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan.
7) Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H
Maslow :
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaan yang mengancam kesehatan
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual
maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang
masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa
ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya
dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan
symptom atau manifestasi/data penunjang (S). (Mubarak, 2005)
 Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya
terjadi.
 Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memeberikan arah
terhadap intervensi keperawatan.
 Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
3. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah
(Mubarak, 2005) :
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki lingkungan
komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan
angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang
telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu :
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan
melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan
sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah sebagai
berikut :
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervens
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No.12, Cipocok Jaya, Serang 42121
Telepon/faksimil : 0254-7917796, Surat elektronik : poltekkesbanten@gmail.com

SURVEI STUDI KOMPREHENSIF KESEHATAN MASYARAKAT


Nama Kepala Keluarga : Hanafi Kecamatan : Mauk
Nama Responden : Sundari Kabupaten/Kota : Tangerang
RT/RW : 03/01 Tanggal survei : 4 Mei 2020
Dusun : Kp.Kijem Surveyor : Siti Ika Fariha
Desa/Kelurahan : Kedung Dalem
I. IDENTITAS KEPALA KELUARGA
1 No.Responden/Rumah : 11
.
2 Umur : 58 tahun
.
3 Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 1
.
4 Agama : 1. Islam 4. Katolik 1
.
2. Protestan 5. Budha
3. Hindu 6. Lain-lain………………………………..
5 Ijazah/Pendidikan terakhir : 1. Tidak sekolah 5. Tamat SLTA 4
.
2. Tdk tamat SD 6. Tamat D 1 - 3
3. Tamat SD 7. Tamat D-4 / S-1
4. Tamat SLTP 8. Pasca sarjana
6 Pekerjaan : 1. Buruh 5. Swasta 3
.
2. Tani 6. PNS
3. Pedagang 7. TNI/Polri
4. Pensiunan 8. Lain-lain ………………………………..
7. Suku Bangsa : 1. Jawa 4. Bugis 7. Madura
2. Minang 5. Batak 8. lain-lain 1
3. Sunda 6. Manado ………………

II. POLA HIDUP SEHARI-HARI (untuk semua anggota keluarga kecuali bayi/balita)
1. Apakah anggota keluarga makan makanan beraneka ragam dan bergizi 2
1. Kurang ; Tidak diperhatikan
2. Cukup : Kadang-kadang pada waktu tertentu
3. Baik : Komposisi menu makanan selalu bervariasi dan bergizi
2. Berapa kali anggota keluarga mandi sehari 3
1. Kurang ; Tidak tentu
2. Cukup : 1 kali
3. Baik : 2 kali
3. Dimana biasanya anggota keluarga mandi 3
1. Kurang : Di sungai/kolam
2. Cukup : Pemandian umum
3. Baik : Kamar mandi sendiri
4. Dimana anggota keluarga buang air besar (BAB) 3
1. Kurang : Sungai/selokan/kebun
2. Cukup : Kolam ikan/jamban umum
3. Baik : Jamban keluarga
5. Kebiasaan anggota keluarga melakukan olah raga 2
1. Tidak pernah
2. Berolah raga tetapi tidak terjadwal
3. Rutin terjadwal atau ikut klub olah raga

6. Apakah anggota keluarga rutin berekreasi 2


1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin dan terjadwal
7. Kebiasaan anggota keluarga beribadah sesuai dengan agamanya 3
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin
8. Kebiasaan potong kuku pendek dan bersih 3
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin minimal 1 minggu 1 kali
9. Kebiasaan anggota keluarga yang merokok 3
1. Setiap hari
2. Kadang-kadang
3. Tidak ada
10 Kebiasaan anggota keluarga minum minuman keras 3
.
1. Setiap hari
2. Kadang-kadang
3. Tidak ada
11 Apakah salah satu anggota keluarga ada yang tahu tentang HIV/AIDS 3
.
1. Tidak tahu
2. Kurang tahu (jenis penyakit berbahaya)
3. Tahu (mampu menyebutkan definisi atau gejala HIV/AIDS)
12 Pola pencarian informasi kesehatan oleh anggota keluarga 2
.
1. Pasif, mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan bila ada
2. Aktif, mengikuti/mencari informasi dari media massa
3. Aktif, mengikuti/membaca informasi dari media massa dan forum ilmiah

III. DATA STATUS KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

A. Pengetahuan ibu tentang kehamilan


1. Apakah ibu tahu tanda-tanda kehamilan 3
1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebut 1 – 2 tanda)
3. Sudah tahu (menyebut > 3 tanda)
2. Apakah ibu tahu manfaat periksa kehamilan 3
1. Kurang tahu (hanya untuk mendapatkan obat)
2. Cukup tahu (agar bayi dan ibu sehat)
3. Sudah tahu (agar mendapatkan pelayanan 5 T)
3. Apakah ibu tahu dimana tempat periksa kehamilan 3
1. Kurang tahu (ke dukun bayi)
2. Cukup tahu (ke dukun bayi terlatih)
3. Sudah tahu (ke dokter/RS/Puskesmas/Bidan/Polindes/Nakes)
4. Berapa kali minimal ibu hamil periksa kehamilannya 3
1. Kurang tahu
2. Cukup tahu (minimal 4 kali)
3. Sudah tahu (lebih dari 4 kali)
5. Apakah ibu tahu tanda-tanda bahaya kehamilan 3
1. Kurang tahu (menyebut 1 tanda)
2. Cukup tahu (menyebut 2 – 3 tanda)
3. Sudah tahu (menyebut > 4 tanda)
6. Apakah ibu tahu factor-faktor risiko tinggi kehamilan 3
1. Kurang tahu (menyebut 1 risiko)
2. Cukup tahu ( menyebut 2 – 3 risiko)
3. Sudah tahu (menyebut > 4 risiko)

7. Apakah ibu tahu manfaat imunisasi ibu hamil 3


1. Kurang tahu (supaya sehat)
2. Cukup tahu (agar ibu dan bayi terhindar dari penyakit)
3. Sudah tahu (pencegahan terhadap penyakit infeksi tetanus)

8. Apakah ibu tahu manfaat tablet besi (Fe) 3


1. Kurang tahu (agar ibu sehat)
2. Cukup tahu (agar ibu dan bayi sehat)
3. Sudah tahu (mencegah anemia)
9. Apakah ibu tahu porsi makan untuk ibu hamil 3
1. Kurang tahu (lebih sedikit dari biasanya)
2. Cukup tahu (makan 1 kali lebih dari biasanya)
3. Sudah tahu (makan 2 kali lebih banyak dan bergizi)
10. Apakah ibu tahu yang perlu disiapkan untuk persalinan 3
1. Kurang tahu (menyiapkan uang untuk persalinan)
2. Cukup tahu (menyiapkan keperluan sehari-hari)
3. Sudah tahu (menyiapkan fisik, mental, keperluan sehari-hari, tempat
persalinan, dan dukungan keluarga)
11. Apakah ibu tahu manfaat senam hamil 3
1. Kurang tahu (supaya mudah melahirkan)
2. Cukup tahu (melatih fisik seperti otot pernafasan dan pinggul)
3. Sudah tahu (jawaban di atas + melancarkan peredaran darah)
12. Apakah ibu tahu tanda-tanda persalinan 3
1. Kurang tahu (menyebutkan 1 tanda)
2. Cukup tahu (menyebutkan 2 – 3 tanda)
3. Sudah tahu (menyebutkan > 4 tanda)
13. Apakah ibu tahu manfaat perawatan payudara 3
1. Kurang tahu (supaya sehat)
2. Cukup tahu (supaya ASI lancar)
3. Sudah tahu (supaya ASI lancar, banyak dan bersih)
14. Apakah ibu tahu selama hamil ada makanan pantangan tertentu 3
1. Tidak tahu
2. Ada pantangan terhadap makanan tertentu
3. Tidak ada pantangan makanan (semua makanan dimakan supaya sehat)

B. Pengetahuan ibu tentang perawatan Bayi (khusus bagi ibu yang mempunyai bayi)

1. Apakah ibu tahu manfaat melakukan perawatan bayi setelah melahirkan:


1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebutkan 1 – 2 cara)
3. Sudah tahu (menyebutkan lebih dari 3 cara)
2. Apakah ibu tahu bagaimana cara merawat bayi sakit:
1. Tidak tahu
2. Diberi pengobatan tradisional
3. Diberi perawatan pertama dan dibawa ke fasilitas kesehatan
3. Apakah ibu tahu penyakit yang sering diderita bayi:
1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebut 1 – 2 penyakit)
3. Sudah tahu (menyebut lebih dari 3 penyakit)
4. Apakah ibu tahu manfaat pemberian ASI:
1. Supaya bayi sehat
2. Supaya bayi mendapat makanan yang cukup/bergizi
3. Supaya bayi kebal dan mendapat kasih sayang cukup dari ibu
5. Apakah ibu tahu tentang ASI eksklusif
1. Kurang tahu (ASI yang diberikan segera)
2. Cukup tahu (pemberian ASI terus menerus/diberi makanan pendamping)
3. Sudah tahu (pemberian ASI saja sampai minimal 6 bulan)

6. Apakah ibu tahu tentang colostrums


1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (ASI yang pertama kali keluar)
3. Sudah tahu (ASI pertama kali keluar dan perlu diberikan ke bayi)
7. Apakah ibu tahu mulai umur berapa bayi diberi makanan tambahan:
1. Tidak tahu
2. Kurang 1 bulan
3. Mulai umur 6 bulan
8. Apakah ibu tahu sampai umur berapa menyusui bayi:
1. Kurang tahu (umur kurang 1 tahun)
2. Cukup tahu (umur 1,5 tahun)
3. Sudah tahu (umur 2 tahun)
9. Selama menyusui, bagaimana seharusnya pola makan ibu:
1. Tidak tahu
2. Makan tidak teratur
3. Makan nasi, lauk dalam porsi banyak dan teratur
10. Bagaimana ibu menyusui bayi, bila ibu bekerja:
1. Tidak tahu
2. Menyusui dahulu sebelum dan sesudah kerja
3. Menyusui sebelum dan sesudah kerja, serta menyimpan ASI di kulkas
11. Berapa gelas seharusnya ibu meneteki sehari minum:
1. Hanya ketika haus
2. Pada saat makan
3. Minimal 8 gelas setiap hari

IV. DATA STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN (observasi)


A. Status Rumah
1 Status kepemilikan rumah 3
.
1. Belum punya/menumpang mertua/orangtua
2. Menyewa/kontrak
3. Milik sendiri
2 Keadaan fasilitas rumah 2
.
1. Sederhana (ada perabotan & peralatan dapur sederhana
2. Standar (ada perabotan, peralatan dapur, audio & alat transportasi roda 2)
3. Mewah (perabotan, mebelair, audio visual, transportasi roda 4)
B. Konstruksi Rumah
1 Kondisi konstruksi bangunan rumah 3
.
1. Tidak permanen (semua bahan dari kayu/bambu/gedek)
2. Semi permanen (setengah tembok)
3. Permanen (seluruh tembok)
2 Pencahayaan rumah 3
.
1. Kurang baik (cahaya remang-remang di semua ruangan)
2. Cukup baik (cahaya masuk tidak merata)
3. Sudah baik (cahaya masuk jelas, merata, dan bisa untuk membaca)
3 Tata letak (lay-out) ruang rumah 3
.
1. Kurang rapi (tak teratur/tak ada pemisah antar ruang)
2. Cukup rapi (teratur, ada pemisah bersifat sementara)
3. Sudah rapi (teratur, ada pemisah ruang yang permanen)
4 Alat penerangan yang digunakan 3
.
1. Kurang baik (lampu minyak/teplok)
2. Cukup baik (petromak)
3. Sudah baik (listrik dari lampu TL)
C. Keadaan Sarana Sanitasi Rumah
1 Kondisi kebersihan rumah 3
.
1. Kurang bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabotan kotor)
2. Cukup bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabot sebagian kotor)
3. Sudah bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabotan bersih)

2 Kondisi bak mandi 3


.
1. Kurang bersih (ada kotoran, berlumut dan benjentik)
2. Cukup bersih (berlumut, tak berjentik, dan tak ada kotoran)
3. Sudah bersih (tak ada kotoran, tak berjentik, & tak berlumut)
3 Kebiasaan membersihkan bak/tempat air 3
.
1. Kurang baik (kadang-kadang)
2. Cukup baik (rutin sebulan sekali)
3. Sudah baik (rutin seminggu sekali)
4 Jarak sumber air dari WC/septic tank 3
.
1. Kurang baik (dekat dengan septic tank/peresapan air kotor)
2. Cukup baik (kurang dari 10 meter dari sumber pencemar tetapi kedap air)
3. Sudah baik (10 meter dari sumber pencemar dan kedap air)
5 Jumlah jentik nyamuk di bak mandi/penampungan air 3
.
1. Kurang sehat (tak terhitung jumlahnya)
2. Cukup sehat (ada jentiknya jumlah sedikit)
3. Sudah sehat (tidak ada jentik/dibersihkan/dikuras secara rutin)

8 Sumber pencemaran lingkungan 3


.
1. Ada (sumber pencemaran air, udara, tanah)
2. Ada (sumber pencemaran salah satu diantara air, udara, tanah)
3. Tidak ada sumber pencemaran
9 Penampungan air 3
.
1. Kurang baik (ada, sementara dan sulit dibersihkan)
2. Cukup baik (ada, permanen tapi sulit dibersihkan)
3. Sudah baik (ada, permanen dan mudah dibersihkan)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No.12, Cipocok Jaya, Serang 42121
Telepon/faksimil : 0254-7917796, Surat elektronik : poltekkesbanten@gmail.com

SURVEI STUDI KOMPREHENSIF KESEHATAN MASYARAKAT


Nama Kepala Keluarga : Sanusi Kecamatan : Mauk
Nama Responden : Sunaya Kabupaten/Kota : tangerang
RT/RW : 03/01 Tanggal survei : 4 Mei 2020
Dusun : Kp.Kijem Surveyor : Siti Ika Fariha
Desa/Kelurahan : Kedung Dalem
I. IDENTITAS KEPALA KELUARGA
1 No.Responden/Rumah : 01
.
2 Umur : 40 tahun
.
3 Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 1
.
4 Agama : 1. Islam 4. Katolik 1
.
2. Protestan 5. Budha
3. Hindu 6. Lain-lain………………………………..
5 Ijazah/Pendidikan terakhir : 1. Tidak sekolah 5. Tamat SLTA 4
.
2. Tdk tamat SD 6. Tamat D 1 – 3
3. Tamat SD 7. Tamat D-4 / S-1
4. Tamat SLTP 8. Pasca sarjana
6 Pekerjaan : 1. Buruh 5. Swasta 5
.
2. Tani 6. PNS
3. Pedagang 7. TNI/Polri
4. Pensiunan 8. Lain-lain ………………………………..
7. Suku Bangsa : 1. Jawa 4. Bugis 7. Madura
2. Minang 5. Batak 8. lain-lain 3
3. Sunda 6. Manado Tionghoa

II. POLA HIDUP SEHARI-HARI (untuk semua anggota keluarga kecuali bayi/balita)
1. Apakah anggota keluarga makan makanan beraneka ragam dan bergizi 3
1. Kurang ; Tidak diperhatikan
2. Cukup : Kadang-kadang pada waktu tertentu
3. Baik : Komposisi menu makanan selalu bervariasi dan bergizi
2. Berapa kali anggota keluarga mandi sehari 3
1. Kurang ; Tidak tentu
2. Cukup : 1 kali
3. Baik : 2 kali
3. Dimana biasanya anggota keluarga mandi 3
1. Kurang : Di sungai/kolam
2. Cukup : Pemandian umum
3. Baik : Kamar mandi sendiri
4. Dimana anggota keluarga buang air besar (BAB) 3
1. Kurang : Sungai/selokan/kebun
2. Cukup : Kolam ikan/jamban umum
3. Baik : Jamban keluarga
5. Kebiasaan anggota keluarga melakukan olah raga 2
1. Tidak pernah
2. Berolah raga tetapi tidak terjadwal
3. Rutin terjadwal atau ikut klub olah raga
6. Apakah anggota keluarga rutin berekreasi 2
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin dan terjadwal
7. Kebiasaan anggota keluarga beribadah sesuai dengan agamanya 3
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin
8. Kebiasaan potong kuku pendek dan bersih 2
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin minimal 1 minggu 1 kali
9. Kebiasaan anggota keluarga yang merokok 3
1. Setiap hari
2. Kadang-kadang
3. Tidak ada
10 Kebiasaan anggota keluarga minum minuman keras 3
.
1. Setiap hari
2. Kadang-kadang
3. Tidak ada
11 Apakah salah satu anggota keluarga ada yang tahu tentang HIV/AIDS 3
.
1. Tidak tahu
2. Kurang tahu (jenis penyakit berbahaya)
3. Tahu (mampu menyebutkan definisi atau gejala HIV/AIDS)
12 Pola pencarian informasi kesehatan oleh anggota keluarga 2
.
1. Pasif, mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan bila ada
2. Aktif, mengikuti/mencari informasi dari media massa
3. Aktif, mengikuti/membaca informasi dari media massa dan forum ilmiah

III. DATA STATUS KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

A. Pengetahuan ibu tentang kehamilan


1. Apakah ibu tahu tanda-tanda kehamilan 3
1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebut 1 – 2 tanda)
3. Sudah tahu (menyebut > 3 tanda)
2. Apakah ibu tahu manfaat periksa kehamilan 2
1. Kurang tahu (hanya untuk mendapatkan obat)
2. Cukup tahu (agar bayi dan ibu sehat)
3. Sudah tahu (agar mendapatkan pelayanan 5 T)
3. Apakah ibu tahu dimana tempat periksa kehamilan 3
1. Kurang tahu (ke dukun bayi)
2. Cukup tahu (ke dukun bayi terlatih)
3. Sudah tahu (ke dokter/RS/Puskesmas/Bidan/Polindes/Nakes)
4. Berapa kali minimal ibu hamil periksa kehamilannya 3
1. Kurang tahu
2. Cukup tahu (minimal 4 kali)
3. Sudah tahu (lebih dari 4 kali)
5. Apakah ibu tahu tanda-tanda bahaya kehamilan 3
1. Kurang tahu (menyebut 1 tanda)
2. Cukup tahu (menyebut 2 – 3 tanda)
3. Sudah tahu (menyebut > 4 tanda)
6. Apakah ibu tahu factor-faktor risiko tinggi kehamilan 3
1. Kurang tahu (menyebut 1 risiko)
2. Cukup tahu ( menyebut 2 – 3 risiko)
3. Sudah tahu (menyebut > 4 risiko)

7. Apakah ibu tahu manfaat imunisasi ibu hamil 2


1. Kurang tahu (supaya sehat)
2. Cukup tahu (agar ibu dan bayi terhindar dari penyakit)
3. Sudah tahu (pencegahan terhadap penyakit infeksi tetanus)

8. Apakah ibu tahu manfaat tablet besi (Fe) 2


1. Kurang tahu (agar ibu sehat)
2. Cukup tahu (agar ibu dan bayi sehat)
3. Sudah tahu (mencegah anemia)
9. Apakah ibu tahu porsi makan untuk ibu hamil 3
1. Kurang tahu (lebih sedikit dari biasanya)
2. Cukup tahu (makan 1 kali lebih dari biasanya)
3. Sudah tahu (makan 2 kali lebih banyak dan bergizi)
10. Apakah ibu tahu yang perlu disiapkan untuk persalinan 3
1. Kurang tahu (menyiapkan uang untuk persalinan)
2. Cukup tahu (menyiapkan keperluan sehari-hari)
3. Sudah tahu (menyiapkan fisik, mental, keperluan sehari-hari, tempat
persalinan, dan dukungan keluarga)
11. Apakah ibu tahu manfaat senam hamil 2
1. Kurang tahu (supaya mudah melahirkan)
2. Cukup tahu (melatih fisik seperti otot pernafasan dan pinggul)
3. Sudah tahu (jawaban di atas + melancarkan peredaran darah)
12. Apakah ibu tahu tanda-tanda persalinan 3
1. Kurang tahu (menyebutkan 1 tanda)
2. Cukup tahu (menyebutkan 2 – 3 tanda)
3. Sudah tahu (menyebutkan > 4 tanda)
13. Apakah ibu tahu manfaat perawatan payudara 3
1. Kurang tahu (supaya sehat)
2. Cukup tahu (supaya ASI lancar)
3. Sudah tahu (supaya ASI lancar, banyak dan bersih)
14. Apakah ibu tahu selama hamil ada makanan pantangan tertentu 2
1. Tidak tahu
2. Ada pantangan terhadap makanan tertentu
3. Tidak ada pantangan makanan (semua makanan dimakan supaya sehat)

B. Pengetahuan ibu tentang perawatan Bayi (khusus bagi ibu yang mempunyai bayi)

1. Apakah ibu tahu manfaat melakukan perawatan bayi setelah melahirkan: 3


1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebutkan 1 – 2 cara)
3. Sudah tahu (menyebutkan lebih dari 3 cara)
2. Apakah ibu tahu bagaimana cara merawat bayi sakit: 3
1. Tidak tahu
2. Diberi pengobatan tradisional
3. Diberi perawatan pertama dan dibawa ke fasilitas kesehatan
3. Apakah ibu tahu penyakit yang sering diderita bayi: 3
1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebut 1 – 2 penyakit)
3. Sudah tahu (menyebut lebih dari 3 penyakit)
4. Apakah ibu tahu manfaat pemberian ASI: 3
1. Supaya bayi sehat
2. Supaya bayi mendapat makanan yang cukup/bergizi
3. Supaya bayi kebal dan mendapat kasih sayang cukup dari ibu
5. Apakah ibu tahu tentang ASI eksklusif 3
1. Kurang tahu (ASI yang diberikan segera)
2. Cukup tahu (pemberian ASI terus menerus/diberi makanan pendamping)
3. Sudah tahu (pemberian ASI saja sampai minimal 6 bulan)

6. Apakah ibu tahu tentang colostrums 2


1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (ASI yang pertama kali keluar)
3. Sudah tahu (ASI pertama kali keluar dan perlu diberikan ke bayi)
7. Apakah ibu tahu mulai umur berapa bayi diberi makanan tambahan: 3
1. Tidak tahu
2. Kurang 1 bulan
3. Mulai umur 6 bulan
8. Apakah ibu tahu sampai umur berapa menyusui bayi: 3
1. Kurang tahu (umur kurang 1 tahun)
2. Cukup tahu (umur 1,5 tahun)
3. Sudah tahu (umur 2 tahun)
9. Selama menyusui, bagaimana seharusnya pola makan ibu: 3
1. Tidak tahu
2. Makan tidak teratur
3. Makan nasi, lauk dalam porsi banyak dan teratur
10. Bagaimana ibu menyusui bayi, bila ibu bekerja: 3
1. Tidak tahu
2. Menyusui dahulu sebelum dan sesudah kerja
3. Menyusui sebelum dan sesudah kerja, serta menyimpan ASI di kulkas
11. Berapa gelas seharusnya ibu meneteki sehari minum: 3
1. Hanya ketika haus
2. Pada saat makan
3. Minimal 8 gelas setiap hari

IV. DATA STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN (observasi)


A. Status Rumah
1 Status kepemilikan rumah 3
.
1. Belum punya/menumpang mertua/orangtua
2. Menyewa/kontrak
3. Milik sendiri
2 Keadaan fasilitas rumah 2
.
1. Sederhana (ada perabotan & peralatan dapur sederhana
2. Standar (ada perabotan, peralatan dapur, audio & alat transportasi roda 2)
3. Mewah (perabotan, mebelair, audio visual, transportasi roda 4)
B. Konstruksi Rumah
1 Kondisi konstruksi bangunan rumah 3
.
1. Tidak permanen (semua bahan dari kayu/bambu/gedek)
2. Semi permanen (setengah tembok)
3. Permanen (seluruh tembok)
2 Pencahayaan rumah 3
.
1. Kurang baik (cahaya remang-remang di semua ruangan)
2. Cukup baik (cahaya masuk tidak merata)
3. Sudah baik (cahaya masuk jelas, merata, dan bisa untuk membaca)
3 Tata letak (lay-out) ruang rumah 3
.
1. Kurang rapi (tak teratur/tak ada pemisah antar ruang)
2. Cukup rapi (teratur, ada pemisah bersifat sementara)
3. Sudah rapi (teratur, ada pemisah ruang yang permanen)
4 Alat penerangan yang digunakan 3
.
1. Kurang baik (lampu minyak/teplok)
2. Cukup baik (petromak)
3. Sudah baik (listrik dari lampu TL)
C. Keadaan Sarana Sanitasi Rumah
1 Kondisi kebersihan rumah 3
.
1. Kurang bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabotan kotor)
2. Cukup bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabot sebagian kotor)
3. Sudah bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabotan bersih)

2 Kondisi bak mandi 2


.
1. Kurang bersih (ada kotoran, berlumut dan benjentik)
2. Cukup bersih (berlumut, tak berjentik, dan tak ada kotoran)
3. Sudah bersih (tak ada kotoran, tak berjentik, & tak berlumut)
3 Kebiasaan membersihkan bak/tempat air 2
.
1. Kurang baik (kadang-kadang)
2. Cukup baik (rutin sebulan sekali)
3. Sudah baik (rutin seminggu sekali)
4 Jarak sumber air dari WC/septic tank 3
.
1. Kurang baik (dekat dengan septic tank/peresapan air kotor)
2. Cukup baik (kurang dari 10 meter dari sumber pencemar tetapi kedap air)
3. Sudah baik (10 meter dari sumber pencemar dan kedap air)
5 Jumlah jentik nyamuk di bak mandi/penampungan air 2
.
1. Kurang sehat (tak terhitung jumlahnya)
2. Cukup sehat (ada jentiknya jumlah sedikit)
3. Sudah sehat (tidak ada jentik/dibersihkan/dikuras secara rutin)

8 Sumber pencemaran lingkungan 2


.
1. Ada (sumber pencemaran air, udara, tanah)
2. Ada (sumber pencemaran salah satu diantara air, udara, tanah)
3. Tidak ada sumber pencemaran
9 Penampungan air 1
.
1. Kurang baik (ada, sementara dan sulit dibersihkan)
2. Cukup baik (ada, permanen tapi sulit dibersihkan)
3. Sudah baik (ada, permanen dan mudah dibersihkan)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No.12, Cipocok Jaya, Serang 42121
Telepon/faksimil : 0254-7917796, Surat elektronik : poltekkesbanten@gmail.com

SURVEI STUDI KOMPREHENSIF KESEHATAN MASYARAKAT


Nama Kepala Keluarga : Anden Kecamatan : Mauk
Nama Responden : Hj. Santinah Kabupaten/Kota : Tangerang
RT/RW : 03/01 Tanggal survei : 4 Mei 2020
Dusun : Kp. Kijem Surveyor : Siti Ika Fariha
Desa/Kelurahan : Kedung Dalem
I. IDENTITAS KEPALA KELUARGA
1 No.Responden/Rumah : 03
.
2 Umur : 60 tahun
.
3 Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 1
.
4 Agama : 1. Islam 4. Katolik 1
.
2. Protestan 5. Budha
3. Hindu 6. Lain-lain………………………………..
5 Ijazah/Pendidikan terakhir : 1. Tidak sekolah 5. Tamat SLTA 2
.
2. Tdk tamat SD 6. Tamat D 1 - 3
3. Tamat SD 7. Tamat D-4 / S-1
4. Tamat SLTP 8. Pasca sarjana
6 Pekerjaan : 1. Buruh 5. Swasta 1
.
2. Tani 6. PNS
3. Pedagang 7. TNI/Polri
4. Pensiunan 8. Lain-lain ………………………………..
7. Suku Bangsa : 1. Jawa 4. Bugis 7. Madura
2. Minang 5. Batak 8. lain-lain 1
3. Sunda 6. Manado ………………

II. POLA HIDUP SEHARI-HARI (untuk semua anggota keluarga kecuali bayi/balita)
1. Apakah anggota keluarga makan makanan beraneka ragam dan bergizi 2
1. Kurang ; Tidak diperhatikan
2. Cukup : Kadang-kadang pada waktu tertentu
3. Baik : Komposisi menu makanan selalu bervariasi dan bergizi
2. Berapa kali anggota keluarga mandi sehari 3
1. Kurang ; Tidak tentu
2. Cukup : 1 kali
3. Baik : 2 kali
3. Dimana biasanya anggota keluarga mandi 3
1. Kurang : Di sungai/kolam
2. Cukup : Pemandian umum
3. Baik : Kamar mandi sendiri
4. Dimana anggota keluarga buang air besar (BAB) 3
1. Kurang : Sungai/selokan/kebun
2. Cukup : Kolam ikan/jamban umum
3. Baik : Jamban keluarga
5. Kebiasaan anggota keluarga melakukan olah raga 2
1. Tidak pernah
2. Berolah raga tetapi tidak terjadwal
3. Rutin terjadwal atau ikut klub olah raga

6. Apakah anggota keluarga rutin berekreasi 2


1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin dan terjadwal
7. Kebiasaan anggota keluarga beribadah sesuai dengan agamanya 3
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin
8. Kebiasaan potong kuku pendek dan bersih 2
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin minimal 1 minggu 1 kali
9. Kebiasaan anggota keluarga yang merokok 1
1. Setiap hari
2. Kadang-kadang
3. Tidak ada
10 Kebiasaan anggota keluarga minum minuman keras 3
.
1. Setiap hari
2. Kadang-kadang
3. Tidak ada
11 Apakah salah satu anggota keluarga ada yang tahu tentang HIV/AIDS 3
.
1. Tidak tahu
2. Kurang tahu (jenis penyakit berbahaya)
3. Tahu (mampu menyebutkan definisi atau gejala HIV/AIDS)
12 Pola pencarian informasi kesehatan oleh anggota keluarga 1
.
1. Pasif, mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan bila ada
2. Aktif, mengikuti/mencari informasi dari media massa
3. Aktif, mengikuti/membaca informasi dari media massa dan forum ilmiah

III. DATA STATUS KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

A. Pengetahuan ibu tentang kehamilan


1. Apakah ibu tahu tanda-tanda kehamilan 3
1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebut 1 – 2 tanda)
3. Sudah tahu (menyebut > 3 tanda)
2. Apakah ibu tahu manfaat periksa kehamilan 3
1. Kurang tahu (hanya untuk mendapatkan obat)
2. Cukup tahu (agar bayi dan ibu sehat)
3. Sudah tahu (agar mendapatkan pelayanan 5 T)
3. Apakah ibu tahu dimana tempat periksa kehamilan 3
1. Kurang tahu (ke dukun bayi)
2. Cukup tahu (ke dukun bayi terlatih)
3. Sudah tahu (ke dokter/RS/Puskesmas/Bidan/Polindes/Nakes)
4. Berapa kali minimal ibu hamil periksa kehamilannya 3
1. Kurang tahu
2. Cukup tahu (minimal 4 kali)
3. Sudah tahu (lebih dari 4 kali)
5. Apakah ibu tahu tanda-tanda bahaya kehamilan 3
1. Kurang tahu (menyebut 1 tanda)
2. Cukup tahu (menyebut 2 – 3 tanda)
3. Sudah tahu (menyebut > 4 tanda)
6. Apakah ibu tahu factor-faktor risiko tinggi kehamilan 2
1. Kurang tahu (menyebut 1 risiko)
2. Cukup tahu ( menyebut 2 – 3 risiko)
3. Sudah tahu (menyebut > 4 risiko)

7. Apakah ibu tahu manfaat imunisasi ibu hamil 2


1. Kurang tahu (supaya sehat)
2. Cukup tahu (agar ibu dan bayi terhindar dari penyakit)
3. Sudah tahu (pencegahan terhadap penyakit infeksi tetanus)

8. Apakah ibu tahu manfaat tablet besi (Fe) 2


1. Kurang tahu (agar ibu sehat)
2. Cukup tahu (agar ibu dan bayi sehat)
3. Sudah tahu (mencegah anemia)
9. Apakah ibu tahu porsi makan untuk ibu hamil 3
1. Kurang tahu (lebih sedikit dari biasanya)
2. Cukup tahu (makan 1 kali lebih dari biasanya)
3. Sudah tahu (makan 2 kali lebih banyak dan bergizi)
10. Apakah ibu tahu yang perlu disiapkan untuk persalinan 2
1. Kurang tahu (menyiapkan uang untuk persalinan)
2. Cukup tahu (menyiapkan keperluan sehari-hari)
3. Sudah tahu (menyiapkan fisik, mental, keperluan sehari-hari, tempat
persalinan, dan dukungan keluarga)
11. Apakah ibu tahu manfaat senam hamil 2
1. Kurang tahu (supaya mudah melahirkan)
2. Cukup tahu (melatih fisik seperti otot pernafasan dan pinggul)
3. Sudah tahu (jawaban di atas + melancarkan peredaran darah)
12. Apakah ibu tahu tanda-tanda persalinan 2
1. Kurang tahu (menyebutkan 1 tanda)
2. Cukup tahu (menyebutkan 2 – 3 tanda)
3. Sudah tahu (menyebutkan > 4 tanda)
13. Apakah ibu tahu manfaat perawatan payudara 2
1. Kurang tahu (supaya sehat)
2. Cukup tahu (supaya ASI lancar)
3. Sudah tahu (supaya ASI lancar, banyak dan bersih)
14. Apakah ibu tahu selama hamil ada makanan pantangan tertentu 3
1. Tidak tahu
2. Ada pantangan terhadap makanan tertentu
3. Tidak ada pantangan makanan (semua makanan dimakan supaya sehat)

B. Pengetahuan ibu tentang perawatan Bayi (khusus bagi ibu yang mempunyai bayi)

1. Apakah ibu tahu manfaat melakukan perawatan bayi setelah melahirkan:


1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebutkan 1 – 2 cara)
3. Sudah tahu (menyebutkan lebih dari 3 cara)
2. Apakah ibu tahu bagaimana cara merawat bayi sakit:
1. Tidak tahu
2. Diberi pengobatan tradisional
3. Diberi perawatan pertama dan dibawa ke fasilitas kesehatan
3. Apakah ibu tahu penyakit yang sering diderita bayi:
1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebut 1 – 2 penyakit)
3. Sudah tahu (menyebut lebih dari 3 penyakit)
4. Apakah ibu tahu manfaat pemberian ASI:
1. Supaya bayi sehat
2. Supaya bayi mendapat makanan yang cukup/bergizi
3. Supaya bayi kebal dan mendapat kasih sayang cukup dari ibu
5. Apakah ibu tahu tentang ASI eksklusif
1. Kurang tahu (ASI yang diberikan segera)
2. Cukup tahu (pemberian ASI terus menerus/diberi makanan pendamping)
3. Sudah tahu (pemberian ASI saja sampai minimal 6 bulan)

6. Apakah ibu tahu tentang colostrums


1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (ASI yang pertama kali keluar)
3. Sudah tahu (ASI pertama kali keluar dan perlu diberikan ke bayi)
7. Apakah ibu tahu mulai umur berapa bayi diberi makanan tambahan:
1. Tidak tahu
2. Kurang 1 bulan
3. Mulai umur 6 bulan
8. Apakah ibu tahu sampai umur berapa menyusui bayi:
1. Kurang tahu (umur kurang 1 tahun)
2. Cukup tahu (umur 1,5 tahun)
3. Sudah tahu (umur 2 tahun)
9. Selama menyusui, bagaimana seharusnya pola makan ibu:
1. Tidak tahu
2. Makan tidak teratur
3. Makan nasi, lauk dalam porsi banyak dan teratur
10. Bagaimana ibu menyusui bayi, bila ibu bekerja:
1. Tidak tahu
2. Menyusui dahulu sebelum dan sesudah kerja
3. Menyusui sebelum dan sesudah kerja, serta menyimpan ASI di kulkas
11. Berapa gelas seharusnya ibu meneteki sehari minum:
1. Hanya ketika haus
2. Pada saat makan
3. Minimal 8 gelas setiap hari

IV. DATA STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN (observasi)


A. Status Rumah
1 Status kepemilikan rumah 3
.
1. Belum punya/menumpang mertua/orangtua
2. Menyewa/kontrak
3. Milik sendiri
2 Keadaan fasilitas rumah 2
.
1. Sederhana (ada perabotan & peralatan dapur sederhana
2. Standar (ada perabotan, peralatan dapur, audio & alat transportasi roda 2)
3. Mewah (perabotan, mebelair, audio visual, transportasi roda 4)
B. Konstruksi Rumah
1 Kondisi konstruksi bangunan rumah 3
.
1. Tidak permanen (semua bahan dari kayu/bambu/gedek)
2. Semi permanen (setengah tembok)
3. Permanen (seluruh tembok)
2 Pencahayaan rumah 3
.
1. Kurang baik (cahaya remang-remang di semua ruangan)
2. Cukup baik (cahaya masuk tidak merata)
3. Sudah baik (cahaya masuk jelas, merata, dan bisa untuk membaca)
3 Tata letak (lay-out) ruang rumah 3
.
1. Kurang rapi (tak teratur/tak ada pemisah antar ruang)
2. Cukup rapi (teratur, ada pemisah bersifat sementara)
3. Sudah rapi (teratur, ada pemisah ruang yang permanen)
4 Alat penerangan yang digunakan 3
.
1. Kurang baik (lampu minyak/teplok)
2. Cukup baik (petromak)
3. Sudah baik (listrik dari lampu TL)
C. Keadaan Sarana Sanitasi Rumah
1 Kondisi kebersihan rumah 3
.
1. Kurang bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabotan kotor)
2. Cukup bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabot sebagian kotor)
3. Sudah bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabotan bersih)

2 Kondisi bak mandi 3


.
1. Kurang bersih (ada kotoran, berlumut dan benjentik)
2. Cukup bersih (berlumut, tak berjentik, dan tak ada kotoran)
3. Sudah bersih (tak ada kotoran, tak berjentik, & tak berlumut)
3 Kebiasaan membersihkan bak/tempat air 3
.
1. Kurang baik (kadang-kadang)
2. Cukup baik (rutin sebulan sekali)
3. Sudah baik (rutin seminggu sekali)
4 Jarak sumber air dari WC/septic tank 2
.
1. Kurang baik (dekat dengan septic tank/peresapan air kotor)
2. Cukup baik (kurang dari 10 meter dari sumber pencemar tetapi kedap air)
3. Sudah baik (10 meter dari sumber pencemar dan kedap air)
5 Jumlah jentik nyamuk di bak mandi/penampungan air 3
.
1. Kurang sehat (tak terhitung jumlahnya)
2. Cukup sehat (ada jentiknya jumlah sedikit)
3. Sudah sehat (tidak ada jentik/dibersihkan/dikuras secara rutin)

8 Sumber pencemaran lingkungan 3


.
1. Ada (sumber pencemaran air, udara, tanah)
2. Ada (sumber pencemaran salah satu diantara air, udara, tanah)
3. Tidak ada sumber pencemaran
9 Penampungan air 3
.
1. Kurang baik (ada, sementara dan sulit dibersihkan)
2. Cukup baik (ada, permanen tapi sulit dibersihkan)
3. Sudah baik (ada, permanen dan mudah dibersihkan)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No.12, Cipocok Jaya, Serang 42121
Telepon/faksimil : 0254-7917796, Surat elektronik : poltekkesbanten@gmail.com

SURVEI STUDI KOMPREHENSIF KESEHATAN MASYARAKAT


Nama Kepala Keluarga : Imam Amrullah Kecamatan : Mauk
Nama Responden : Siti Makiyatun Kabupaten/Kota : Tangerag
RT/RW : 03/01 Tanggal survei : 4 Mei 2020
Dusun : Kp. Kijem Surveyor : Siti Ika Fariha
Desa/Kelurahan : Kedung Dalem
I. IDENTITAS KEPALA KELUARGA
1 No.Responden/Rumah : 44
.
2 Umur : 46 tahun
.
3 Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 2
.
4 Agama : 1. Islam 4. Katolik 2
.
2. Protestan 5. Budha
3. Hindu 6. Lain-lain………………………………..
5 Ijazah/Pendidikan terakhir : 1. Tidak sekolah 5. Tamat SLTA 5
.
2. Tdk tamat SD 6. Tamat D 1 - 3
3. Tamat SD 7. Tamat D-4 / S-1
4. Tamat SLTP 8. Pasca sarjana
6 Pekerjaan : 1. Buruh 5. Swasta 1
.
2. Tani 6. PNS
3. Pedagang 7. TNI/Polri
4. Pensiunan 8. Lain-lain ………………………………..
7. Suku Bangsa : 1. Jawa 4. Bugis 7. Madura
2. Minang 5. Batak 8. lain-lain 1
3. Sunda 6. Manado ………………

II. POLA HIDUP SEHARI-HARI (untuk semua anggota keluarga kecuali bayi/balita)
1. Apakah anggota keluarga makan makanan beraneka ragam dan bergizi 3
1. Kurang ; Tidak diperhatikan
2. Cukup : Kadang-kadang pada waktu tertentu
3. Baik : Komposisi menu makanan selalu bervariasi dan bergizi
2. Berapa kali anggota keluarga mandi sehari 3
1. Kurang ; Tidak tentu
2. Cukup : 1 kali
3. Baik : 2 kali
3. Dimana biasanya anggota keluarga mandi 3
1. Kurang : Di sungai/kolam
2. Cukup : Pemandian umum
3. Baik : Kamar mandi sendiri
4. Dimana anggota keluarga buang air besar (BAB) 3
1. Kurang : Sungai/selokan/kebun
2. Cukup : Kolam ikan/jamban umum
3. Baik : Jamban keluarga
5. Kebiasaan anggota keluarga melakukan olah raga 2
1. Tidak pernah
2. Berolah raga tetapi tidak terjadwal
3. Rutin terjadwal atau ikut klub olah raga

6. Apakah anggota keluarga rutin berekreasi 2


1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin dan terjadwal
7. Kebiasaan anggota keluarga beribadah sesuai dengan agamanya 3
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin
8. Kebiasaan potong kuku pendek dan bersih 3
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin minimal 1 minggu 1 kali
9. Kebiasaan anggota keluarga yang merokok 1
1. Setiap hari
2. Kadang-kadang
3. Tidak ada
10 Kebiasaan anggota keluarga minum minuman keras 3
.
1. Setiap hari
2. Kadang-kadang
3. Tidak ada
11 Apakah salah satu anggota keluarga ada yang tahu tentang HIV/AIDS 3
.
1. Tidak tahu
2. Kurang tahu (jenis penyakit berbahaya)
3. Tahu (mampu menyebutkan definisi atau gejala HIV/AIDS)
12 Pola pencarian informasi kesehatan oleh anggota keluarga 2
.
1. Pasif, mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan bila ada
2. Aktif, mengikuti/mencari informasi dari media massa
3. Aktif, mengikuti/membaca informasi dari media massa dan forum ilmiah

III. DATA STATUS KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

A. Pengetahuan ibu tentang kehamilan


1. Apakah ibu tahu tanda-tanda kehamilan 2
1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebut 1 – 2 tanda)
3. Sudah tahu (menyebut > 3 tanda)
2. Apakah ibu tahu manfaat periksa kehamilan 2
1. Kurang tahu (hanya untuk mendapatkan obat)
2. Cukup tahu (agar bayi dan ibu sehat)
3. Sudah tahu (agar mendapatkan pelayanan 5 T)
3. Apakah ibu tahu dimana tempat periksa kehamilan 3
1. Kurang tahu (ke dukun bayi)
2. Cukup tahu (ke dukun bayi terlatih)
3. Sudah tahu (ke dokter/RS/Puskesmas/Bidan/Polindes/Nakes)
4. Berapa kali minimal ibu hamil periksa kehamilannya 2
1. Kurang tahu
2. Cukup tahu (minimal 4 kali)
3. Sudah tahu (lebih dari 4 kali)
5. Apakah ibu tahu tanda-tanda bahaya kehamilan 2
1. Kurang tahu (menyebut 1 tanda)
2. Cukup tahu (menyebut 2 – 3 tanda)
3. Sudah tahu (menyebut > 4 tanda)
6. Apakah ibu tahu factor-faktor risiko tinggi kehamilan 2
1. Kurang tahu (menyebut 1 risiko)
2. Cukup tahu ( menyebut 2 – 3 risiko)
3. Sudah tahu (menyebut > 4 risiko)

7. Apakah ibu tahu manfaat imunisasi ibu hamil 3


1. Kurang tahu (supaya sehat)
2. Cukup tahu (agar ibu dan bayi terhindar dari penyakit)
3. Sudah tahu (pencegahan terhadap penyakit infeksi tetanus)

8. Apakah ibu tahu manfaat tablet besi (Fe) 3


1. Kurang tahu (agar ibu sehat)
2. Cukup tahu (agar ibu dan bayi sehat)
3. Sudah tahu (mencegah anemia)
9. Apakah ibu tahu porsi makan untuk ibu hamil 3
1. Kurang tahu (lebih sedikit dari biasanya)
2. Cukup tahu (makan 1 kali lebih dari biasanya)
3. Sudah tahu (makan 2 kali lebih banyak dan bergizi)
10. Apakah ibu tahu yang perlu disiapkan untuk persalinan 3
1. Kurang tahu (menyiapkan uang untuk persalinan)
2. Cukup tahu (menyiapkan keperluan sehari-hari)
3. Sudah tahu (menyiapkan fisik, mental, keperluan sehari-hari, tempat
persalinan, dan dukungan keluarga)
11. Apakah ibu tahu manfaat senam hamil 1
1. Kurang tahu (supaya mudah melahirkan)
2. Cukup tahu (melatih fisik seperti otot pernafasan dan pinggul)
3. Sudah tahu (jawaban di atas + melancarkan peredaran darah)
12. Apakah ibu tahu tanda-tanda persalinan 2
1. Kurang tahu (menyebutkan 1 tanda)
2. Cukup tahu (menyebutkan 2 – 3 tanda)
3. Sudah tahu (menyebutkan > 4 tanda)
13. Apakah ibu tahu manfaat perawatan payudara 2
1. Kurang tahu (supaya sehat)
2. Cukup tahu (supaya ASI lancar)
3. Sudah tahu (supaya ASI lancar, banyak dan bersih)
14. Apakah ibu tahu selama hamil ada makanan pantangan tertentu 2
1. Tidak tahu
2. Ada pantangan terhadap makanan tertentu
3. Tidak ada pantangan makanan (semua makanan dimakan supaya sehat)

B. Pengetahuan ibu tentang perawatan Bayi (khusus bagi ibu yang mempunyai bayi)

1. Apakah ibu tahu manfaat melakukan perawatan bayi setelah melahirkan:


1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebutkan 1 – 2 cara)
3. Sudah tahu (menyebutkan lebih dari 3 cara)
2. Apakah ibu tahu bagaimana cara merawat bayi sakit:
1. Tidak tahu
2. Diberi pengobatan tradisional
3. Diberi perawatan pertama dan dibawa ke fasilitas kesehatan
3. Apakah ibu tahu penyakit yang sering diderita bayi:
1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebut 1 – 2 penyakit)
3. Sudah tahu (menyebut lebih dari 3 penyakit)
4. Apakah ibu tahu manfaat pemberian ASI:
1. Supaya bayi sehat
2. Supaya bayi mendapat makanan yang cukup/bergizi
3. Supaya bayi kebal dan mendapat kasih sayang cukup dari ibu
5. Apakah ibu tahu tentang ASI eksklusif
1. Kurang tahu (ASI yang diberikan segera)
2. Cukup tahu (pemberian ASI terus menerus/diberi makanan pendamping)
3. Sudah tahu (pemberian ASI saja sampai minimal 6 bulan)

6. Apakah ibu tahu tentang colostrums


1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (ASI yang pertama kali keluar)
3. Sudah tahu (ASI pertama kali keluar dan perlu diberikan ke bayi)
7. Apakah ibu tahu mulai umur berapa bayi diberi makanan tambahan:
1. Tidak tahu
2. Kurang 1 bulan
3. Mulai umur 6 bulan
8. Apakah ibu tahu sampai umur berapa menyusui bayi:
1. Kurang tahu (umur kurang 1 tahun)
2. Cukup tahu (umur 1,5 tahun)
3. Sudah tahu (umur 2 tahun)
9. Selama menyusui, bagaimana seharusnya pola makan ibu:
1. Tidak tahu
2. Makan tidak teratur
3. Makan nasi, lauk dalam porsi banyak dan teratur
10. Bagaimana ibu menyusui bayi, bila ibu bekerja:
1. Tidak tahu
2. Menyusui dahulu sebelum dan sesudah kerja
3. Menyusui sebelum dan sesudah kerja, serta menyimpan ASI di kulkas
11. Berapa gelas seharusnya ibu meneteki sehari minum:
1. Hanya ketika haus
2. Pada saat makan
3. Minimal 8 gelas setiap hari

IV. DATA STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN (observasi)


A. Status Rumah
1 Status kepemilikan rumah 3
.
1. Belum punya/menumpang mertua/orangtua
2. Menyewa/kontrak
3. Milik sendiri
2 Keadaan fasilitas rumah 2
.
1. Sederhana (ada perabotan & peralatan dapur sederhana
2. Standar (ada perabotan, peralatan dapur, audio & alat transportasi roda 2)
3. Mewah (perabotan, mebelair, audio visual, transportasi roda 4)
B. Konstruksi Rumah
1 Kondisi konstruksi bangunan rumah 3
.
1. Tidak permanen (semua bahan dari kayu/bambu/gedek)
2. Semi permanen (setengah tembok)
3. Permanen (seluruh tembok)
2 Pencahayaan rumah 3
.
1. Kurang baik (cahaya remang-remang di semua ruangan)
2. Cukup baik (cahaya masuk tidak merata)
3. Sudah baik (cahaya masuk jelas, merata, dan bisa untuk membaca)
3 Tata letak (lay-out) ruang rumah 3
.
1. Kurang rapi (tak teratur/tak ada pemisah antar ruang)
2. Cukup rapi (teratur, ada pemisah bersifat sementara)
3. Sudah rapi (teratur, ada pemisah ruang yang permanen)
4 Alat penerangan yang digunakan 3
.
1. Kurang baik (lampu minyak/teplok)
2. Cukup baik (petromak)
3. Sudah baik (listrik dari lampu TL)
C. Keadaan Sarana Sanitasi Rumah
1 Kondisi kebersihan rumah 3
.
1. Kurang bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabotan kotor)
2. Cukup bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabot sebagian kotor)
3. Sudah bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabotan bersih)

2 Kondisi bak mandi 3


.
1. Kurang bersih (ada kotoran, berlumut dan benjentik)
2. Cukup bersih (berlumut, tak berjentik, dan tak ada kotoran)
3. Sudah bersih (tak ada kotoran, tak berjentik, & tak berlumut)
3 Kebiasaan membersihkan bak/tempat air 3
.
1. Kurang baik (kadang-kadang)
2. Cukup baik (rutin sebulan sekali)
3. Sudah baik (rutin seminggu sekali)
4 Jarak sumber air dari WC/septic tank 2
.
1. Kurang baik (dekat dengan septic tank/peresapan air kotor)
2. Cukup baik (kurang dari 10 meter dari sumber pencemar tetapi kedap air)
3. Sudah baik (10 meter dari sumber pencemar dan kedap air)
5 Jumlah jentik nyamuk di bak mandi/penampungan air 3
.
1. Kurang sehat (tak terhitung jumlahnya)
2. Cukup sehat (ada jentiknya jumlah sedikit)
3. Sudah sehat (tidak ada jentik/dibersihkan/dikuras secara rutin)

8 Sumber pencemaran lingkungan 3


.
1. Ada (sumber pencemaran air, udara, tanah)
2. Ada (sumber pencemaran salah satu diantara air, udara, tanah)
3. Tidak ada sumber pencemaran
9 Penampungan air 3
.
1. Kurang baik (ada, sementara dan sulit dibersihkan)
2. Cukup baik (ada, permanen tapi sulit dibersihkan)
3. Sudah baik (ada, permanen dan mudah dibersihkan)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No.12, Cipocok Jaya, Serang 42121
Telepon/faksimil : 0254-7917796, Surat elektronik : poltekkesbanten@gmail.com

SURVEI STUDI KOMPREHENSIF KESEHATAN MASYARAKAT


Nama Kepala Keluarga : Ajid Kecamatan : Mauk
Nama Responden : Heni Kabupaten/Kota : Tangerang
RT/RW : 03/01 Tanggal survei : 4 Mei 2020
Dusun : Kp. Kijem Surveyor : Siti Ika Fariha
Desa/Kelurahan : Kedung Dalem
I. IDENTITAS KEPALA KELUARGA
1 No.Responden/Rumah : 20
.
2 Umur : 45 tahun
.
3 Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 1
.
4 Agama : 1. Islam 4. Katolik 1
.
2. Protestan 5. Budha
3. Hindu 6. Lain-lain………………………………..
5 Ijazah/Pendidikan terakhir : 1. Tidak sekolah 5. Tamat SLTA 5
.
2. Tdk tamat SD 6. Tamat D 1 - 3
3. Tamat SD 7. Tamat D-4 / S-1
4. Tamat SLTP 8. Pasca sarjana
6 Pekerjaan : 1. Buruh 5. Swasta 5
.
2. Tani 6. PNS
3. Pedagang 7. TNI/Polri
4. Pensiunan 8. Lain-lain Ibu Rumah Tangga
7. Suku Bangsa : 1. Jawa 4. Bugis 7. Madura
2. Minang 5. Batak 8. lain-lain 1
3. Sunda 6. Manado ………………

II. POLA HIDUP SEHARI-HARI (untuk semua anggota keluarga kecuali bayi/balita)
1. Apakah anggota keluarga makan makanan beraneka ragam dan bergizi 3
1. Kurang ; Tidak diperhatikan
2. Cukup : Kadang-kadang pada waktu tertentu
3. Baik : Komposisi menu makanan selalu bervariasi dan bergizi
2. Berapa kali anggota keluarga mandi sehari 3
1. Kurang ; Tidak tentu
2. Cukup : 1 kali
3. Baik : 2 kali
3. Dimana biasanya anggota keluarga mandi 3
1. Kurang : Di sungai/kolam
2. Cukup : Pemandian umum
3. Baik : Kamar mandi sendiri
4. Dimana anggota keluarga buang air besar (BAB) 3
1. Kurang : Sungai/selokan/kebun
2. Cukup : Kolam ikan/jamban umum
3. Baik : Jamban keluarga
5. Kebiasaan anggota keluarga melakukan olah raga 2
1. Tidak pernah
2. Berolah raga tetapi tidak terjadwal
3. Rutin terjadwal atau ikut klub olah raga

6. Apakah anggota keluarga rutin berekreasi 2


1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin dan terjadwal
7. Kebiasaan anggota keluarga beribadah sesuai dengan agamanya 3
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin
8. Kebiasaan potong kuku pendek dan bersih 2
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Rutin minimal 1 minggu 1 kali
9. Kebiasaan anggota keluarga yang merokok 3
1. Setiap hari
2. Kadang-kadang
3. Tidak ada
10 Kebiasaan anggota keluarga minum minuman keras 3
.
1. Setiap hari
2. Kadang-kadang
3. Tidak ada
11 Apakah salah satu anggota keluarga ada yang tahu tentang HIV/AIDS 3
.
1. Tidak tahu
2. Kurang tahu (jenis penyakit berbahaya)
3. Tahu (mampu menyebutkan definisi atau gejala HIV/AIDS)
12 Pola pencarian informasi kesehatan oleh anggota keluarga 3
.
1. Pasif, mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan bila ada
2. Aktif, mengikuti/mencari informasi dari media massa
3. Aktif, mengikuti/membaca informasi dari media massa dan forum ilmiah

III. DATA STATUS KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

A. Pengetahuan ibu tentang kehamilan


1. Apakah ibu tahu tanda-tanda kehamilan 3
1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebut 1 – 2 tanda)
3. Sudah tahu (menyebut > 3 tanda)
2. Apakah ibu tahu manfaat periksa kehamilan 2
1. Kurang tahu (hanya untuk mendapatkan obat)
2. Cukup tahu (agar bayi dan ibu sehat)
3. Sudah tahu (agar mendapatkan pelayanan 5 T)
3. Apakah ibu tahu dimana tempat periksa kehamilan 3
1. Kurang tahu (ke dukun bayi)
2. Cukup tahu (ke dukun bayi terlatih)
3. Sudah tahu (ke dokter/RS/Puskesmas/Bidan/Polindes/Nakes)
4. Berapa kali minimal ibu hamil periksa kehamilannya 3
1. Kurang tahu
2. Cukup tahu (minimal 4 kali)
3. Sudah tahu (lebih dari 4 kali)
5. Apakah ibu tahu tanda-tanda bahaya kehamilan 2
1. Kurang tahu (menyebut 1 tanda)
2. Cukup tahu (menyebut 2 – 3 tanda)
3. Sudah tahu (menyebut > 4 tanda)
6. Apakah ibu tahu factor-faktor risiko tinggi kehamilan 2
1. Kurang tahu (menyebut 1 risiko)
2. Cukup tahu ( menyebut 2 – 3 risiko)
3. Sudah tahu (menyebut > 4 risiko)

7. Apakah ibu tahu manfaat imunisasi ibu hamil 3


1. Kurang tahu (supaya sehat)
2. Cukup tahu (agar ibu dan bayi terhindar dari penyakit)
3. Sudah tahu (pencegahan terhadap penyakit infeksi tetanus)

8. Apakah ibu tahu manfaat tablet besi (Fe) 3


1. Kurang tahu (agar ibu sehat)
2. Cukup tahu (agar ibu dan bayi sehat)
3. Sudah tahu (mencegah anemia)
9. Apakah ibu tahu porsi makan untuk ibu hamil 3
1. Kurang tahu (lebih sedikit dari biasanya)
2. Cukup tahu (makan 1 kali lebih dari biasanya)
3. Sudah tahu (makan 2 kali lebih banyak dan bergizi)
10. Apakah ibu tahu yang perlu disiapkan untuk persalinan 2
1. Kurang tahu (menyiapkan uang untuk persalinan)
2. Cukup tahu (menyiapkan keperluan sehari-hari)
3. Sudah tahu (menyiapkan fisik, mental, keperluan sehari-hari, tempat
persalinan, dan dukungan keluarga)
11. Apakah ibu tahu manfaat senam hamil 1
1. Kurang tahu (supaya mudah melahirkan)
2. Cukup tahu (melatih fisik seperti otot pernafasan dan pinggul)
3. Sudah tahu (jawaban di atas + melancarkan peredaran darah)
12. Apakah ibu tahu tanda-tanda persalinan 2
1. Kurang tahu (menyebutkan 1 tanda)
2. Cukup tahu (menyebutkan 2 – 3 tanda)
3. Sudah tahu (menyebutkan > 4 tanda)
13. Apakah ibu tahu manfaat perawatan payudara 2
1. Kurang tahu (supaya sehat)
2. Cukup tahu (supaya ASI lancar)
3. Sudah tahu (supaya ASI lancar, banyak dan bersih)
14. Apakah ibu tahu selama hamil ada makanan pantangan tertentu 2
1. Tidak tahu
2. Ada pantangan terhadap makanan tertentu
3. Tidak ada pantangan makanan (semua makanan dimakan supaya sehat)

B. Pengetahuan ibu tentang perawatan Bayi (khusus bagi ibu yang mempunyai bayi)
1. Apakah ibu tahu manfaat melakukan perawatan bayi setelah melahirkan:
1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebutkan 1 – 2 cara)
3. Sudah tahu (menyebutkan lebih dari 3 cara)
2. Apakah ibu tahu bagaimana cara merawat bayi sakit:
1. Tidak tahu
2. Diberi pengobatan tradisional
3. Diberi perawatan pertama dan dibawa ke fasilitas kesehatan
3. Apakah ibu tahu penyakit yang sering diderita bayi:
1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (menyebut 1 – 2 penyakit)
3. Sudah tahu (menyebut lebih dari 3 penyakit)
4. Apakah ibu tahu manfaat pemberian ASI:
1. Supaya bayi sehat
2. Supaya bayi mendapat makanan yang cukup/bergizi
3. Supaya bayi kebal dan mendapat kasih sayang cukup dari ibu
5. Apakah ibu tahu tentang ASI eksklusif
1. Kurang tahu (ASI yang diberikan segera)
2. Cukup tahu (pemberian ASI terus menerus/diberi makanan pendamping)
3. Sudah tahu (pemberian ASI saja sampai minimal 6 bulan)
6. Apakah ibu tahu tentang colostrums
1. Tidak tahu
2. Cukup tahu (ASI yang pertama kali keluar)
3. Sudah tahu (ASI pertama kali keluar dan perlu diberikan ke bayi)
7. Apakah ibu tahu mulai umur berapa bayi diberi makanan tambahan:
1. Tidak tahu
2. Kurang 1 bulan
3. Mulai umur 6 bulan
8. Apakah ibu tahu sampai umur berapa menyusui bayi:
1. Kurang tahu (umur kurang 1 tahun)
2. Cukup tahu (umur 1,5 tahun)
3. Sudah tahu (umur 2 tahun)
9. Selama menyusui, bagaimana seharusnya pola makan ibu:
1. Tidak tahu
2. Makan tidak teratur
3. Makan nasi, lauk dalam porsi banyak dan teratur
10. Bagaimana ibu menyusui bayi, bila ibu bekerja:
1. Tidak tahu
2. Menyusui dahulu sebelum dan sesudah kerja
3. Menyusui sebelum dan sesudah kerja, serta menyimpan ASI di kulkas
11. Berapa gelas seharusnya ibu meneteki sehari minum:
1. Hanya ketika haus
2. Pada saat makan
3. Minimal 8 gelas setiap hari

IV. DATA STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN (observasi)


A. Status Rumah
1 Status kepemilikan rumah 3
.
1. Belum punya/menumpang mertua/orangtua
2. Menyewa/kontrak
3. Milik sendiri
2 Keadaan fasilitas rumah 2
.
1. Sederhana (ada perabotan & peralatan dapur sederhana
2. Standar (ada perabotan, peralatan dapur, audio & alat transportasi roda 2)
3. Mewah (perabotan, mebelair, audio visual, transportasi roda 4)
B. Konstruksi Rumah
1 Kondisi konstruksi bangunan rumah 3
.
1. Tidak permanen (semua bahan dari kayu/bambu/gedek)
2. Semi permanen (setengah tembok)
3. Permanen (seluruh tembok)
2 Pencahayaan rumah 3
.
1. Kurang baik (cahaya remang-remang di semua ruangan)
2. Cukup baik (cahaya masuk tidak merata)
3. Sudah baik (cahaya masuk jelas, merata, dan bisa untuk membaca)
3 Tata letak (lay-out) ruang rumah 3
.
1. Kurang rapi (tak teratur/tak ada pemisah antar ruang)
2. Cukup rapi (teratur, ada pemisah bersifat sementara)
3. Sudah rapi (teratur, ada pemisah ruang yang permanen)
4 Alat penerangan yang digunakan 3
.
1. Kurang baik (lampu minyak/teplok)
2. Cukup baik (petromak)
3. Sudah baik (listrik dari lampu TL)
C. Keadaan Sarana Sanitasi Rumah
1 Kondisi kebersihan rumah 3
.
1. Kurang bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabotan kotor)
2. Cukup bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabot sebagian kotor)
3. Sudah bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabotan bersih)
2 Kondisi bak mandi 3
.
1. Kurang bersih (ada kotoran, berlumut dan benjentik)
2. Cukup bersih (berlumut, tak berjentik, dan tak ada kotoran)
3. Sudah bersih (tak ada kotoran, tak berjentik, & tak berlumut)

3 Kebiasaan membersihkan bak/tempat air 3


.
1. Kurang baik (kadang-kadang)
2. Cukup baik (rutin sebulan sekali)
3. Sudah baik (rutin seminggu sekali)
4 Jarak sumber air dari WC/septic tank 3
.
1. Kurang baik (dekat dengan septic tank/peresapan air kotor)
2. Cukup baik (kurang dari 10 meter dari sumber pencemar tetapi kedap air)
3. Sudah baik (10 meter dari sumber pencemar dan kedap air)
5 Jumlah jentik nyamuk di bak mandi/penampungan air 3
.
1. Kurang sehat (tak terhitung jumlahnya)
2. Cukup sehat (ada jentiknya jumlah sedikit)
3. Sudah sehat (tidak ada jentik/dibersihkan/dikuras secara rutin)

8 Sumber pencemaran lingkungan 3


.
1. Ada (sumber pencemaran air, udara, tanah)
2. Ada (sumber pencemaran salah satu diantara air, udara, tanah)
3. Tidak ada sumber pencemaran
9 Penampungan air 3
.
1. Kurang baik (ada, sementara dan sulit dibersihkan)
2. Cukup baik (ada, permanen tapi sulit dibersihkan)
3. Sudah baik (ada, permanen dan mudah dibersihkan)

Tabel I
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga (KK) menurut umur di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Umur Frekuensi %
1 40-50 tahun 3 60,0 %
2 51-60 tahun 2 40,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya Kepala Keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 berusia produktif.

Tabel II
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga (KK) menurut jenis kelamin di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Jenis Kelamin Frekuensi %


1 Laki-Laki 5 100,0 %
2 Perempuan 0 0
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Seluruhnya jenis kelamin Kepala Keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 adalah Laki-Laki.

Tabel III
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga (KK) menurut agama di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Agama Frekuensi %
1 Islam 5 100,0 %
2 Protestan 0 0
3 Budha 0 0
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar Kepala Keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 beragama Islam.

Tabel IV
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga (KK) menurut pendidikan terakhir di Desa Kedung
Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Pendidikan Terakhir Frekuensi %


1 Tamat SD 1 20,0 %
2 Tamat SMP 2 40,0 %
Tamat SMA 2 40,0%
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Tingkat pendidikan Kepala Keluarga di Kedung Dalem Tahun 2020 adalah seimbang anatara
menempuh pendidikan pertama dan atas.

Tabel V
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga (KK) menurut pekerjaan di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Pekerjaan Frekuensi %
1 Buruh 1 20%
2 Karyawan 2 40%
Pedagang 1 20%
Swasta 1 20%
Jumlah 5 100%
Interpretasi :
Hampir seluruhnya Kepala Keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 adalah karyawan

Tabel VI
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga (KK) menurut suku bangsa di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Suku Bangsa Frekuensi %


1 Sunda 1 20,0 %
2 Jawa 4 80,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya suku bangsa Kepala Keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 yaitu Jawa.

Tabel VII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut makan makanan bergizi di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Makan Makanan Bergizi Frekuensi %


1 Tidak diperhatikan 0 0
2 Kadang-kadang pada waktu tertentu 4 80,0 %
Komposisi menu makanan selalu
3 1 20,0 %
bervariasi dan bergizi
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 kurang memperhatikan makan
makanan bergizi.

Tabel VIII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kebiasaan mandi di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kebiasaan Mandi Frekuensi %


1 2 kali 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Seluruhnya keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 mempunyai kebiasaan mandi yang baik.

Tabel IX
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kebiasaan tempat untuk mandi di Desa Kedung
Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kebiasaan Tempat Mandi Frekuensi %


1 Kamar mandi sendiri 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Seluruhnya keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 mempunyai kebiasaan mandi di tempat
mandi yang baik.

Tabel X
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kebiasaan buang air besar (BAB) di Desa Kedung
Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kebiasaan BAB Frekuensi %


1 Kamar mandi sendiri 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Seluruhnya keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 mempunyai kebiasaan BAB di tempat
yang baik.

Tabel XI
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kebiasaan olahraga di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kebiasaan Olahraga Frekuensi %

1 Tidak pernah 0 0
2 Berolahraga tetapi tidak terjadwal 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 melakukan olahraga tetapi tidak
terjadwal.

Tabel XII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kebiasaan rekreasi di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kebiasaan Rekreasi Frekuensi %


1 Tidak pernah 0 0
2 Kadang-kadang 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 kadang-kadang melakukan
rekreasi.

Tabel XIII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kebiasaan beribadah sesuai dengan agamanya
di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kebiasaan Beribadah Frekuensi %


1 Rutin 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Seluruh keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 melakukan kebiasaan beribadah dengan rutin
sesuai dengan agamanya masing-masing.
Tabel XIV
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kebiasaan potong kuku di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kebiasaan Potong Kuku Frekuensi %


1 Kadang-kadang 1 20,0 %
2 Rutin minimal 1 minggu 1 kali 4 80,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 melakukan kebiasaan potong kuku
yang baik.

Tabel XV
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kebiasaan merokok di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kebiasaan Merokok Frekuensi %


1 Setiap hari 3 50,0 %
2 Tidak ada 2 40,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar keluarga setiap hari melakukan kebiasaan merokok di Desa Kedung Dalem Tahun
2020.

Tabel XVI
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kebiasaan minum minuman keras di Desa Kedung
Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kebiasaan Minum Minuman Keras Frekuensi %


1 Tidak ada 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Tidak ada satupun keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 yang minum minuman keras.

Tabel XVII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan tentang HIV/AIDS di Desa Kedung
Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Frekuensi %


1 Kurang tahu 0 0
2 Tahu 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 mengetahui tentang HIV/AIDS.

Tabel XVIII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pencarian informasi kesehatan di Desa Kedung
Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Pencarian Informasi Kesehatan Frekuensi %


1 Pasif 1 20,0 %
2 Aktif dari media massa 3 60,0 %
3 Aktif dari media massa dan forum 1 20,0 %
ilmiah
Jumlah 5 100,0 %
No Tanda-Tanda Kehamilan Frekuensi %
1 Cukup tahu 1 20,0 %
2 Sudah tahu 4 80,0 %
Jumlah 5 100,0 %
di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Manfaat Periksa Kehamilan Kehamilan Frekuensi %


1 Cukup tahu 3 60,0 %
2 Sudah tahu 2 40,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar ibu di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 cukup tahu tentang manfaat periksa
kehamilan.

Tabel XXI
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan ibu tentang tempat periksa kehamilan
di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Tempat Periksa Kehamilan Frekuensi %


1 Dokter/RS/Puskesmas/Bidan/Polindes/Nakes 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Seluruh ibu di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 memeriksa kehamilannya di Pelayanan Kesehatan.

Tabel XXII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan ibu tentang periksa kehamilan
di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Periksa Kehamilan Frekuensi %


1 Minimal 4 kali 1 20,0 %
2 Lebih dari 4 kali 4 80,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya ibu di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 memeriksakan kehamilannya lebih dari
4 kali.

Tabel XXIII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan
di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Tanda Bahaya Kehamilan Frekuensi %


1 Cukup tahu 3 60,0 %
2 Sudah tahu 2 40,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar ibu di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 mengetahui tanda bahaya kehamilan.

Tabel XXIV
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan ibu tentang faktor resiko tinggi
kehamilan di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Faktor Resti Kehamilan Frekuensi %


1 Cukup tahu 4 80,0 %
2 Sudah tahu 1 40,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya ibu di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 mengetahui faktor resiko tinggi
kehamilan.

Tabel XXV
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi ibu
hamil di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Manfaat Imunisasi Ibu Hamil Frekuensi %


1 Cukup tahu 2 40,0 %
2 Sudah tahu 3 60,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar ibu di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 mengetahui tentang manfaat imunisasi ibu
hamil.

Tabel XXVI
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan ibu tentang manfaat tablet besi (Fe)
pada ibu hamil di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Manfaat Tablet Besi Frekuensi %


1 Agar ibu dan bayi sehat 2 40,0 %
2 Mencegah anemia 3 60,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar pengetahuan ibu tentang manfaat tablet besi di Desa Kedung Dalem Tahun 2020
tinggi.

Tabel XXVII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan ibu tentang porsi makan pada ibu hamil
di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Porsi Makan Ibu Hamil Frekuensi %


1 Makan 1 kali lebih dari biasanya 1 20,0 %
2 Makan 2 kali lebih banyak dan bergizi 4 80,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya pengetahuan ibu tentang porsi makan pada ibu hamil di Desa Kedung Dalem
Tahun 2020 tinggi.

Tabel XXVIII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan ibu tentang persiapan untuk persalinan
di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Persiapan Untuk Persalinan Frekuensi %


1 Menyiapkan keperluan sehari-hari 3 60,0 %
Menyiapkan fisik, mental, keperluan
2 2 40,0 %
sehari-hari, tempat persalinan
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar ibu di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 mempersiapkan fisik, mental, keperluan
sehari-hari dan tempat persalinan.

Tabel XXIX
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan ibu tentang manfaat senam hamil
di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Manfaat Senam Hamil Frekuensi %


1 Supaya mudah melahirkan 3 60,0 %
2 Melatih fisik 1 20,0 %
3 Melancarkan peredaran darah 1 20,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar pengetahuan ibu tentang manfaat senam hamil di Desa Kedung Dalem Tahun 2020
rendah.

Tabel XXX
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan ibu tentang tanda-tanda persalinan
di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Tanda-Tanda Persalinan Frekuensi %


1 Cukup tahu 4 80,0 %
2 Sudah tahu 1 20,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar pengetahuan ibu tentang tanda-tanda persalinan di desa Kedung Dalem Tahun 2020
sudah bagus.

Tabel XXXI
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan ibu tentang manfaat perawatan
payudara di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Manfaat Perawatan Payudara Frekuensi %


1 Supaya ASI lancer 4 80,0 %
2 Supaya ASI lancar, banyak dan bersih 1 20,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya ibu di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 mengetahui tentang manfaat perawatan
payudara.

Tabel XXXII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pengetahuan ibu tentang makanan pantangan
di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020
No Makanan Pantangan Frekuensi %
1 Ada pantangan 2 40,0 %
2 Tidak ada pantangan 3 60,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar ibu di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 tidak mempunyai makanan pantangan.

Tabel XXXIII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut status kepemilikan rumah di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Status Kepemilikan Rumah Frekuensi %


1 Milik sendiri 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Seluruh keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 memiliki rumah sendiri.

Tabel XXXIV
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut fasilitas rumah di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk
Kab. Tangerang Tahun 2020

No Fasilitas Rumah Frekuensi %


1 Standar 5 100%
2 Mewah 0 0
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya fasilitas rumah keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 standar.

Tabel XXXV
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kondisi kontruksi bangunan rumah di Desa Kedung
Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kondisi Kontruksi Rumah Frekuensi %


1 Permanen 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Seluruh kondisi kontruksi bangunan rumah keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 adalah
permanen.

Tabel XXXVI
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut pencahayaan rumah di Desa Kedung Dalem Kec.
Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Pencahayaan Rumah Frekuensi %


1 Cukup baik 0 0
2 Sudah baik 5 100 %
Jumlah 5 100 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya pencahayaan rumah keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 sudah baik.

Tabel XXXVII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut tata letak ruang rumah di Desa Kedung Dalem Kec.
Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Tata Letak Ruang Rumah Frekuensi %


1 Sudah rapi 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Seluruh tata letak ruang rumah keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 sudah rapih.

Tabel XXXVIII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut alat penerangan yang digunakan di Desa Kedung
Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Alat Penerangan Yang Digunakan Frekuensi %


1 Listik dan lampu TL 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Seluruh alat penerangan yang digunakan keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 adalah
Listrik dan lampu TL.

Tabel XXXIX
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kondisi kebersihan rumah di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kondisi Kebersihan Rumah Frekuensi %


1 Sudah bersih 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Seluruh kondisi kebersihan rumah keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 sudah bersih.

Tabel XXXX
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kondisi bak mandi di Desa Kedung Dalem Kec.
Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kondisi Bak Mandi Frekuensi %


1 Cukup bersih 0 0
2 Sudah bersih 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya kondisi bak mandi di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 sudah bersih.

Tabel XXXXI
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut kebiasaan membersihkan bak/tempat air
di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Kebiasaan Membersihkan Bak Frekuensi %


1 Sebulan sekali 1 20,0 %
2 Seminggu sekali 4 80,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya kebiasaan membersihkan bak/tempat air keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun
2020 adalah seminggu sekali.

Tabel XXXXII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut jarak sumber air dari WC/septic tank di Desa
Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Jarak Sumber Air Dari WC Frekuensi %


1 Kurang dari 10 meter 2 40,0 %
2 10 meter 3 60,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Sebagian besar jarak sumber air dari WC/septic tank keluarga di Desa Kedung Dalem Tahun 2020
10 meter.

Tabel XXXXIII
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut jumlah jentik nyamuk di bak mandi/penampungan
air di Desa Kedung Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Jumlah Jentik Nyamuk Frekuensi %


1 Sedikit 0 0
2 Tidak ada jentik 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Seluruhnya tidak terdapat jumlah jentik nyamuk di bak mandi/penampungan air di Desa Kedung
Dalem Tahun 2020.

Tabel XXXXIV
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut sumber pencemaran lingkungan di Desa Kedung
Dalem Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Sumber Pencemaran Lingkungan Frekuensi %


1 Salah satu diantara Air, Udara, Tanah 0 0
2 Tidak ada 5 100%
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya tidak ada sumber pencemaran lingkungan keluarga di Desa Kedung Dalem

Tabel XXXXV
Distribusi Frekuensi Keluarga menurut penampungan air di Desa Kedung Dalem
Kec. Mauk Kab. Tangerang Tahun 2020

No Penampungan Air Frekuensi %


1 Kurang baik 0 0
2 Sudah baik 5 100,0 %
Jumlah 5 100,0 %
Interpretasi :
Hampir seluruhnya penampungan air di Desa Kedung Dalem Tahun 2020 sudah baik.
DATA ANGKA MASALAH

NO DATA TARGET MASALAH


YA TIDAK
1 Sebagian besar keluarga setiap 40,0 % √
hari melakukan kebiasaan
merokok di Desa Kedung
Dalem Tahun 2020 (50,0 %)
2 Sebagian besar keluarga di
Desa Kedung Dalem hampir
mampu memenuhi pola makan
20,0% √
gizi seimbang pada waktu
tertentu di Desa Kedung
Dalem Tahun 2020 (50,0%)
METODE PRIORITAS MASALAH

KRITERIA DAN BOBOT


MASALAH Risiko Minat Kemungkinan Dana Pasilitas sumberdaya Tempat Jumlah
Waktu
Keparahan Masyarakat Diatasi
Presentasi
kegiatan
merokok tinggi
berhubungan
dengan 4 2 2 1 3 2 3 3 30
kebiasaan
sehari-hari
merokok

Kurangnya
masyarakat
mengonsumsi
makanan
beraneka ragam
berhubungan 3 3 4 3 29
3 4 4 5
dengan
kebiasaan
mengonsumsi
makanan
seadanya

Keterangan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
RUMUSAN MASALAH

1. Kurangnya masyarakat mengonsumsi makanan beraneka ragam berhubungan dengan


kebiasaan mengonsumsi makanan seadanya
2. Presentasi kegiatan merokok tinggi berhubungan dengan kebiasaan sehari-hari
merokok
FORMAT RENCANA PENANGGULANGAN MASALAH/PLAN OF ACTION (POA)
DI RT 03/01 DESA KEDUNG DALEM KECAMATAN MAUK
KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2020

N SASARA TEMPA PENANGGUNG


MASALAH TUJUAN TINDAKAN/KEGIATAN WAKTU BIAYA
O N T JAWAB
1 Kurangnya masyarakat Setelah dilakukan 1. Berikan pendidikan Keluarga di 8 Mei Wilayah - Mahasiswa
mengonsumsi tindakan kesehatan tentang Desa 2020 Rt 03/01 (Siti Ika Fariha)
makanan beraneka keperawatann di manfaat makanan Kedung Desa
ragam berhubungan Desa Kedung bergizi dan beraneka Dalem Kedung
dengan kebiasaan Dalem ragam Dalem
mengonsumsi Masalah 2. Berikan pendidikan
makanan seadanya keperawatan kesehatan tentang
dengan kriteria kerugian tidak
hasil : mengonsumsi
1. Komposis makanan beraneka
i makanan ragam dan bergizi
selalu
bergizi
2. Kesadaran
akan
makanan
yang
bergizi
beranega
ragam
meningkat
2 Presentasi kegiatan Setelah dilakukan 1. Brikan pendidikan Keluarga di 8 Mei Wilayah - Mahasiswa
merokok tinggi tindakan kesehatan tentang Desa 2020 Rt 03/01 (Siti Ika Fariha)
berhubungan dengan keperawatann di bahaya merokok Kedung Desa
kebiasaan sehari-hari Desa Kedung 2. Berikan pendidikan Dalem Kedung
merokok Dalem kesehatan tetang cara Dalem
Masalah mengurangi rokok
keperawatan
dengan kriteria
hasil :
1. Tidak ada
masyarakat
yang
merokok
2. Tidak
terdapat
asap rokok
di
lingkungan

RENCANA PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN


NO DATA/MASALAH TUJUAN RENCANA SASARAN PELAKSANAAN PENILAIAN
KEGIATAN
1 Kurangnya masyarakat Setelah dilakukan 1. Berikan Keluarga di Desa
mengonsumsi makanan tindakan pendidikan Kedung Dalem
beraneka ragam keperawatann di kesehatan tentang Rt 03/01
berhubungan dengan Desa Kedung gizi seimbang
kebiasaan mengonsumsi Dalem dan manfaat
makanan seadanya Masalah makanan bergizi
keperawatan dan beraneka
dengan kriteria ragam
hasil : 2. Berikan
1. Komposisi pendidikan
makanan kesehatan tentang
selalu bergizi kerugian tidak
2. Kesadaran mengonsumsi
akan makanan
makanan beraneka ragam
yang bergizi dan bergizi
beranega
ragam
meningkat
2 Presentasi kegiatan Setelah dilakukan 1. Brikan pendidikan Bapak bapak di
merokok tinggi tindakan kesehatan tentang Desa Kedung
berhubungan dengan keperawatan di bahaya merokok Dalem Rt 03/01
kebiasaan sehari-hari Desa Kedung 2. Berikan
merokok Dalem pendidikan
Masalah kesehatan tetang
keperawatan cara mengurangi
dengan kriteria rokok
hasil :
1. Tidak ada
masyarakat
yang meroko
2. Tidak
terdapat asap
rokok di
lingkungan

RENCANA TINDAK LANJUT

4 7
1 2 3 5 6 8
BIAYA/SUMBER PENANGGUNG
KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT INDIKATOR
DANA JAWAB
(HOW) (WHY) (WHOM) (WHEN) (WHERE) KEBERHASILAN
(HOW MUCH) (HOW)
Memberikan Agar Keluarga di -/Mahasiswa 8 Mei 2020 Wilayah Rt Mahasiswa Keluarga dapat
edukasi kepada masyarakat Desa Kedung 03/01 Ds. (Siti Ika Fariha) mengetahui dan
keluarga di mengetahui Dalem Kedung menyebutkan apa
Desa Kedung tentang Dalem saja manfaat gizi
Dalem tentang manfaat gizi seimbang bagi
manfaat gizi seimbang tubuh
seimbang
Memberikan Agar Keluarga di -/Mahasiswa 8 Mei 2020 Wilayah Rt Mahasiswa Keluarga mampu
edukasi kepada masyarakat Desa Kedung 03/01 Ds. (Siti Ika Fariha) mengetahui dan
Keluarga di mulai Dalem Kedung menyebutkan apa
Desa Kedung berhenti Dalem saja kerugian gizi
Dalem merokok seimbang
mengenai
kerugian tidak
mengkonsumsi
gizi seimbang
Memberikan Agar para Bapak bapak -/Mahasiswa 8 Mei 2020 Wilayah Rt Mahasiswa
edukasi kepada ibu di Desa 03/01 Ds. (Siti Ika Fariha)
bapak bapak di memahami Kedung Dalem Kedung
desa Kedung tentang Dalem
Dalem tentang kehamilan
bahaya
merokok
Memberikan Agar para Bapak bapak -/Mahasiswa 8 Mei 2020 Wilayah Rt Mahasiswa
edukasi kepada ibu di Desa 03/01 Ds. (Siti Ika Fariha)
bapak di Desa memahami Kedung Dalem Kedung
Kedung Dalem tentang Dalem
tentang cara manfaat
pengurangi periksa
rokok kehamilan

IMPLEMENTASI

1. Bentuk Kegiatan :
a. Pendekatan edukatif – pendidikan kesehatan
b. Stimulasi (dukungan materi)
c. Home care
d. Social action (bakti social, kerja bakti)
2. Pelaksana : Masyarakat dan Mahasiswa
3. Waktu : Sesuai kesepakatan dengan warga

NO HARI/TANGGA MASALAH IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


L
1. Jumat 8 Mei 2020 Kurangnya masyarakat 1. Memberikan pendidikan
mengonsumsi makanan kesehatan tentang
beraneka ragam manfaat makanan
berhubungan dengan bergizi dan
kebiasaan beraneka ragam
mengonsumsi makanan
seadanya 2. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang kerugian tidak
mengonsumsi makanan beraneka
ragam dan bergizi
2 Jumat 8 Mei 2020 Presentasi kegiatan 1. Memberikan pendidikan
merokok tinggi kesehatan tentang bahaya
berhubungan dengan merokok
kebiasaan sehari-hari 2. Memberikan pendidikan
merokok kesehatan tetang cara
mengurangi rokok

EVALUASI

No Dx. Kep Tanggal Implementasi Evaluasi Modifikasi Paraf


1 1 Minggu 10 1. Memberikan pendidikan  Masyarakat dapat  Bekerjasama dengan
Mei 2020 kesehatan tentang memahami materi yang majelis talim dalam
manfaat makanan disampaikan dan bersedia pembinaan dan
bergizi dan beraneka untuk menginformasikan pemantauan
ragam kepada masyarakat kesehatan
2. Memberikan pendidikan lainnya
kesehatan tentang  Masyarakat dapat
kerugian tidak memahami kerugian yang
mengonsumsi makanan akan dialami apabila tidak
beraneka ragam dan mengkonsusmi makanan
bergizi yang mengandung gizi
seimbang
2 2 Minggu 1. Memberikan pendidikan  Masyarakat khususnya  Memberikan suport
Mei 2020 kesehatan tentang bapak bapak dapat kepada masyarakat
bahaya merokok memahami materi yang yang mau untuk
2. Memberikan pendidikan disampaikan dan bersedia melakukan
kesehatan tetang cara untuk menginformasikan perubahan terutama
mengurangi rokok kepada masyarakat di bidang kesehatan
 Bapak bapak dapat
bersedia mengurangi
konsumsi rokok secara
bertaha
BAB 1V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Tidaklah mudah untuk melaksanakan pengkajian komunitas dan rumusan diagnosa

keperawatan sebab diagnosa keperawatan adalah gambaran kebutuhan komunitas

bukan perawat yang mewakilinya.

2. Ternyata tidaklah gampang menyusun perencanaan keperawatan komunitas sebab

kita harus memperhatikan semua faktor untuk terjadinya dinamisasi.

3. Dalam pelaksanaannya/implementasi keperawatan ternyata tidaklah mudah sebab

banyak pihak dan pihak yang harus digerakkan agar tercipta kegiatan yang

terintegrai untuk mencapai tujuan.

4. Walaupun tingkat pendidikan warga masyarakat Desa Kedung Dalem mayoritas

SMA ternyata antusiasnya terhadap kesehatan cukup baik yang mereka butuhkan

adalah fasilisator, motivator dan koordinator dalam masalah kesehatan.

5. Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang berhasil diidentifikasi di Desa

Kedung Dalem tidaklah mudah untuk diselesaikan secara bersamaan dalam waktu

yang terbatas

4.2 Saran

Agar tercapainya rencana yang ditetapkan dibutuhkan keahlian yang sama

untuknya negosiasi, lobi dan advokasi pada semua level baik dan ini membutuhkan seni

dalam berkomunikasi.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. SAP Rokok dan Leaflet Rokok

2. SAP Gizi Seimbang dan Leaflet Gizi seimbang

3. Foto Foto Kegiatan


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV. Jakarta : Depkes RI. 1992.

Freddy Rangkuti. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama. 2002.

Heri Purwanto. Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta : EGC. 2001.

Anda mungkin juga menyukai