Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KRITIS


(Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan)

Dosen Pengampu : Viyan Septiyana Achmad, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun oleh :

Fifi Maghfiroh

28

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat Taufik
Hidayah serta Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Kami bersyukur kepada Allah, karena atas taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul KONSEP DASAR KEPERAWATAN KRITIS. Semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kita semua.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil karya
kami ini tidak luput dari kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan kata. Maka dari itu
dengan mengharapkan ridha Allah swt kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari anda semua demi untuk memperbaiki makalah kami dimasa yang akan datang.
Semoga Allah swt meridhai makalah ini. Amin ya rabbal amin.

Tangerang, Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………1
A.     Latar Belakang……………………………………………………………………………1
B.     Rumusan masalah…………………………………………………………………………2
C.     Tujuan ……………………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………4
A.     Pengertian Perawatan Kritis dan Pasien Kritis………………………………………….4
B.     Konsep Pelayanan Kritis………………………………………………………………...5
C.     Prinsip Keperawatan Kritis……………………………………………………………...6
D.     Peran Perawat dalam Perawatan Kritis …………………………………………………7
E.      Respon Indivudu dan Keluarga terhadap Pengalaman Keperawatan Kritis……………8
F.      Isu Etik dan Legal pada Keperawatan Kritis……………………………………………9
G.     Kecenderungan Trend dan Isu Keperawatan Kritis……………………………………..9
BAB III KESIMPULAN…………………………………………….......……………………10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………11
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kesehatan manusia merupakan masalah yang dihadapi masing- masing individu untuk
mempertahankan dirinya agar selalu dalam keadaan sehat fisik, mental dan social. Seseorang
individu menginginkan dirinya baik keluarga maupun orang-orang disekitarnya sehat dari
berbagai penyakit atau kecacatan. Jika sampai merekapun sakit baik akibat dari factor biologis
maupun fisik maka langkah mereka adalah membawanya ke tenaga kesehatan. Sekalipun mereka
dalam kondisi yang gawat darurat maupun kritis, mereka tetap mencari dan butuh pengobatan
karena menginginkan untuk kesembuhan dan setidaknya menyelamatkan dari kematian .
Begitupun seorang tenaga kesehatan, sudah selayaknya mereka melakukan usaha-usaha
untuk meminimalkan resiko kecacatan maupun kematian pada pasien yang gawat maupun
darurat sebagai pertolongan yang pertama dan menyelamatkan pasien dari kematian. Kondisi
yang seperti itu dinamakan sebagai emergency. Emergency merupakan suatu usaha dimana
penanganannya harus cepat dan tepat untuk menghindari kematian.
B.     Tujuan
1.    Untuk Mengetahui Pengertian Perawatan Kritis
2.    Untuk Mebgetahui Konsep Pelayanan Kritis
3.    Untuk Mengetahui Prinsip Keperawatan Kritis
4.    Untuk Mengetahui Peran Perawat dalam Perawatan Kritis
5.    Untuk Mebgetahui Respon Indivudu dan Keluarga terhadap Pengalaman Keperawatan
Kritis
6.    Untuk Mengetahui Isu Etik dan Legal pada Keperawatan Kritis
7.    Untuk Mengetahui Kecenderungan Trend dan Isu Keperawatan Kritis
C.    Rumusan Masalah
1.   Apa Itu Perawatan Kritis?
2.   Bagaiamana Konsep Pelayanan Kritis?
3.   Apa Saja Prinsip Keperawatan Kritis?
4.   Apa saja Peran Perawat dalam Perawatan Kritis ?
5.   Bagaimana Respon Indivudu dan Keluarga terhadap Pengalaman Keperawatan Kritis?
6.   Bagaimana Isu Etik dan Legal pada Keperawatan Kritis?
7.      Bagaimana Kecenderungan Trend dan Isu Keperawatan Kritis?
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Perawatan Kritis
Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi
krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar. Keperawatan kritis merupakan salah
satu spesialisasi di bidang keperawatan yang secara khusus menangani respon manusia terhadap
masalah yang mengancam hidup. Seorang perawat kritis adalah perawat profesional yang
bertanggung jawab untuk menjamin pasien yang kritis dan akut beserta keluarganya
mendapatkan pelayanan keperawatan yang optimal.
Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang secara
khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam kehidupan. Secara
keilmuan perawatan kritis fokus pada penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil. Untuk
pasien yang kritis, pernyataan penting yang harus dipahami perawat ialah “waktu adalah vital”.
Sedangkan Istilah kritis memiliki arti yang luas penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-
hati terhadap suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar.
Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang dihadapkan
secara rinci dengan manusia (pasien) dan bertanggung jawab atas masalah yang mengancam
jiwa. Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang bertanggung jawab untuk
memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga pasien mendapatkan kepedulian optimal,
American Association of Critical-Care Nurses (AACN, 2006)
Asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon manusia
terhadap penyakit aktual atau potensial yang mengancam kehidupan. Lingkup praktik asuhan
keperawatan kritis didefinisikan dengan interaksi perawat kritis, pasien dengan penyakit kritis,
dan lingkungan yang memberikan sumber-sumber adekuat untuk pemberian perawatan,
American Association of Critical Care Nurses (AACN, 2012).
Pasien kritis menurut AACN (American Association of Critical Nursing) didefinisikan
sebagai pasien yang berisiko tinggi untuk masalah kesehatan aktual ataupun potensial yang
mengancam jiwa. Semakin kritis sakit pasien, semakin besar kemungkinan untuk menjadi sangat
rentan, tidak stabil dan kompleks, membutuhkan terapi yang intensif dan asuhan keperawatan
yang teliti (Nurhadi, 2014).
B.     Konsep Pelayanan Kritis

1. Tujuan

Untuk mempertahankan hidup (maintaining life).

2. Pengkajian

Dilakukan pada semua sistem tubuh untuk menopang dan mempertahankan sistem-sistem
tersebut tetap sehat dan tidak terjadi kegagalan.

3. Diagnosa keperawatan

Ditegakkan untuk mencari perbedaan serta mencari tanda dan gejala yang sulit diketahui untuk
mencegah kerusakan/ gangguan yang lebih luas.

4. Perencanaan keperawatan

Ditujukan pada penerimaan dan adaptasi pasien secara konstan terhadap status yang selalu
berubah.

5. Intervensi

Ditujukan terapi gejala-gejala yang muncul pertama kali untuk pencegahan krisis dan secara
terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat beradaptasi dengan tercapainya
tingkat kesembuhan yang lebih tinggi atau terjadi kematian.

6. Evaluasi

Dilakukan secara cepat, terus menerus dan dalam waktu yang lama untuk mencapai keefektifan
masing-masing tindakan/ terapi, secara terus-menerus menilai kriteria hasil untuk mengetahui
perubahan status pasien.
C.     Prinsip Keperawatan Kritis
Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat
menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit terdiri dari: Unit
Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit perawatan intensif (ICU)
adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian yang lebih memusatkan
perhatian pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut unit
perawatan intensif koroner Intensive Care Coronary Unit (ICCU). UGD, ICU, maupun ICCU
adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat
yang dapat berakhir dengan kematian.
1.      Mengenali ciri-ciri dengan cepat dan penatalaksanaan dini yang sesuai pada pasien
beresiko kritis atau pasien yang berada dalam keadaan kritis dapat membantu mencegah
perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan peluang untuk sembuh (Gwinnutt, 2006 dalam
Jevon dan Ewens, 2009)
2.      Comprehensive Critical Care Department of Health-Inggris merekomendasikan untuk
memberikan perawatan kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa batas (critical care
without wall), yaitu kebutuhan pasien kritis harus dipenuhi di manapun pasien tersebut
secara fisik berada di dalam rumah sakit (Jevon dan Ewens, 2009).
3.      Pasien kritis memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring
penilaian setiap tindakan yang dilakukan.Dengan demikian pasien kritis erat kaitannya
dengan perawatan intensif oleh karena dengan cepat dapat dipantau perubahan fisiologis
yang terjadi atau terjadinya penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya (Rab, 2007).
Sebenarnya tindakan pelayanan kritis telah dimulai di tempat kejadian maupun dalam
waktu transportasi pasien ke Rumah Sakit yang disebut dengan fase prehospital. Tindakan yang
dilakukan adalah resusitasi dan stabilisasi sambil memantau setiap perubahan yang mungkin
terjadi dan tindakan yang diperlukan.
Triage, yakni tindakan pertolongan yang dilakukan untuk melakukan pemilahan korban
dalam keadaan kritis dan kedaruratan. Pasien-pasien yang terancam hidupnya harus diberi
prioritas utama. Pada bencana alam dimana terjadi sejumlah kasus gawat darurat maka skenario
pengelolaan keadaan kritis harus dirancang sedemikian rupa sehingga pertolongan memberikan
hasil secara maksimal dengan memprioritaskan yang paling gawat dan harapan hidup yang
tinggi.

D.     Peran Perawat dalam Perawatan Kritis


Peran perawat perawatan kritis:
1.    Menghormati dan mendukung hak pasien atau pengganti pasien yang ditunjuk untuk
pengambilan keputusan otonom.
2.      Ikut membantu pasien/ keluarga ketika dibutuhkan demi kepentingan pasien.
3.      Membantu pasien mendapatkan perawatan yang diperlukan.
4.      Menghormati nilai-nilai, keyakinan dan hak-hak pasien.
5.      Menyediakan pendidikan dan dukungan untuk membantu pasien atau keluarga dalam
membuat keputusan.
6.      Mendukung keputusan dari pasien atau keluarga yang tentang pelayanan keperawatan
yang akan diberikan ataupun proses perpindahan transfer ke RS lain yang memiliki
kualitas yang sama.
7.      Melakukan bimbingan spriritual untuk dan keluarga dalam situasi yang memerlukan
tindakan segera.
8.      Memantau danmenjaga kualitas perawatan pasien
9.      Bertindak sebagai penghubung antara pasien, keluarga pasien dan profesional
kesehatan lainnya.
Peran perawat perawatan kritis:
1.      Pemberi asuhan
2.      Pembuat keputusan
3.      Manager Kasus
4.      Pelindung dan Advokat pasien
5.      Rehabilitator
6.      Pembuat Kenyamanan
7.      Pemberi keyakinan
8.      Edukator
9.      Kolaborator
10.  Konsultan
11.  Pembaharu
Tugas keluarga pasien kritis yang utama adalah untuk mengembalikan keseimbangan dan
mendapatkan ketahanan. Menurut Mc. Adam, dkk (2008), dalam lingkungan area kritis keluarga
memiliki beberapa peran yaitu:
1)    active presence, yaitu keluarga tetap di sisi pasien,
2)    protector, yaitu memastikan perawatan terbaik telah diberikan,
3)    facilitator, yaitu keluarga memfasilitasi kebutuhan pasien ke perawat,
4)    historian, yaitu sumber informasi rawat pasien,
5)    coaching, yaitu keluarga sebagai pendorong dan pendukung pasien.
Pasien yang berada dalam perawatan kritis menilai bahwa keberadaan anggota keluarga di
samping pasien memiliki nilai yang sangat tinggi untuk menurunkan level kecemasan dan
meningkatkan level kenyamanan (Holly, 2012).
E.     Respon Indivudu dan Keluarga terhadap Pengalaman Keperawatan Kritis
Respon dalam kamus bahasa berarti jawaban, balasan, tanggapan. Respon seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makna serta
lingkungan disebut dengan perilaku kesehatan. Respon atau reaksi manusia baik bersifat pasif
(pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersikap aktif (tindakan nyata atau praktis).
Penyakit kritis adalah kejadian dramatis emosional yang dialami pasien dan keluarganya.
Untuk beberapa situasi tertentu persiapan dari segi psikologis perlu dilakukan. Perawat kritis
berada di posisi yang paling tepat untuk memahami kondisi yang dialami pasien dan keluarganya
dan membantu mereka untuk beradaptasi dengan situasi yang ada. Gejala fisik dari penyakit
kritis yang mengancam jiwa, seperti nyeri tingkat akhir atau perdarahan biasanya disertai dengan
respon psikologis dari pasien dan keluarganya, seperti:
1.      Cemas

2. Takut
3. Panik
4. Marah
5. Perasaan bersalah
6. Distres spiritual
F.      Isu Etik dan Legal pada Keperawatan Kritis
Perawat ruang intensif/kritis harus memberikan pelayanan keperawatan yang
mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal keperawatan yang mencerminkan
pemahaman akan aspek etika dan legal kesehatan. Perawat ruang kritis harus bekerja sesuai
dengan aturan yang ada (standar rumah sakit/standar pelayanan maupun asuhan keperawatan).
Etik ditujukan untuk mengukur perilaku yang diharapkan dari manusia sehingga jika manusia
tersebut merupakan suatu kelompok tertentu atau profesi tertentu seperti profesi keperawatan,
maka aturannya merupakan suatu kesepakatan dari kelompok tersebut yang disebut kode etik.
Status pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian dari staf paramedik
tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab dan kewajiban mematuhi hukum
dalam setiap tindakan/pelayanan keperawatan yang dilakukan. Kumpulan hukum/peraturan
keperawatan yang telah dikembangkan dikenal sebagai standar pelayanan keperawatan. Standar
pelayanan keperawatan ditentukan dengan pengambilan keputusan atas tindakan profesional
yang paling tepat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada.
G.    Kecenderungan trend dan isu keperawatan kritis
Perkembangan yang pesat di bidang teknologi dan pelayanan kesehatan cukup berkontribusi
dalam membuat orang tidak lagi dirawat dalam jangka waktu lama di rumah sakit. Pasien yang
berada di unit perawatan kritis dikatakan lebih sakit dibanding sebelumnya. Sekarang ini banyak
pasien yang dirawat di unit kritis untuk waktu 5 tahun sudah dapat menjalani rawat jalan di
rumah masing-masing. Pasien unit kritis yang ada sekarang ini tidak mungkin bertahan hidup di
masa lalu dikarenakan buruknya sistem perawatan kritis yang ada. Sudah direncanakan di
beberapa rumah sakit akan adanya unit kritis yang lebih besar dan kemungkinan mendapatkan
pelayanan perawatan kritis di rumah atau tempat-tempat alternatif lainnya. Perawat kritis harus
tetap memantau informasi terbaru dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk
mengelola metode dan teknologi perawatan terbaru. Seiring dengan perkembangan perawatan
yang dilakukan pada pasien semakin kompleks dan banyaknya metode ataupun teknologi
perawatan baru yang diperkenalkan, perawat kritis dipandang perlu untuk selalu meningkatkan
pengetahuannya.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi
krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar. Keperawatan kritis merupakan salah
satu spesialisasi di bidang keperawatan yang secara khusus menangani respon manusia terhadap
masalah yang mengancam hidup. Seorang perawat kritis adalah perawat profesional yang
bertanggung jawab untuk menjamin pasien yang kritis dan akut beserta keluarganya
mendapatkan pelayanan keperawatan yang optimal.
Tugas keluarga pasien kritis yang utama adalah untuk mengembalikan keseimbangan dan
mendapatkan ketahanan. Menurut Mc. Adam, dkk (2008), dalam lingkungan area kritis keluarga
memiliki beberapa peran yaitu: 1) active presence, yaitu keluarga tetap di sisi pasien, 2)
protector, yaitu memastikan perawatan terbaik telah diberikan, 3) facilitator, yaitu keluarga
memfasilitasi kebutuhan pasien ke perawat, 4) historian, yaitu sumber informasi rawat pasien, 5)
coaching, yaitu keluarga sebagai pendorong dan pendukung pasien. Pasien yang berada dalam
perawatan kritis menilai bahwa keberadaan anggota keluarga di samping pasien memiliki nilai
yang sangat tinggi untuk menurunkan level kecemasan dan meningkatkan level kenyamanan
(Holly, 2012).
B.     Saran
Demikianlah penulisan kami kali ini, semoga apa yang kami tulis bermanfaat. Kritik dan
saran dari para pembaca yang membangun kami harapkan, agar meningkatkan kemajuan
penulisan kami ini.
DAFTAR PUSTAKA

Dossey, B. M., Cathie E.G., Cornelia V. K. (1992). Critical care nursing: body-mind-
spirit. (3rd ed.). Philadelphia: J. B. Lippincott Company.
Emergency Nurses Association. (2000). Emergency Nursing Core Curriculum. (5th ed.).
Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Sale, Mary L., Marilyn L.L., Jeanette C.H. ( ). Introduction to critical care nursing.
(3rd ed.). Philadelphia: W. B. Saunders Company.

Anda mungkin juga menyukai