Anda di halaman 1dari 12

SOAL UJI KOMPREHENSIF

CP 1
1. Bagaimana kabar saudara? Apakah hari ini saudara siap untuk mengikuti ujian komprehensif?
Jawaban: Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas waktu yang telah diberikan kepada saya.
Yth. Bapak/Ibu dosen, kabar saya hari ini baik. Astungkara saya sudah siap untuk mengikuti ujian
komprehensif pada hari ini. Mohon bimbingannya Bapak/Ibu.

2. Persiapan apa saja yang sudah saudara lakukan untuk menghadapi ujian komprehensif?
Jawaban: Persiapan yang sudah saya lakukan untuk menghadapi ujian komprehensif diantaranya
adalah finalisasi 2 (dua) set perangkat pembelajaran yang akan dipergunakan saat ujian,
merefleksikan kembali saran dan masukan hasil review dari Dosen pembimbing, Guru Pamong,
dan rekan mahasiswa pada saat peer teaching, memahami masing-masing isi perangkat yang telah
dibuat yang terdiri atas RPP, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, LKPD, dan Penilaian, mempelajari
masing-masing isi dari 4 (empat) modul pedagogik yang diberikan pada saat pendalaman materi.
CP 2
1. Jelaskan klasifikasi kognitif menurut Bloom dan Anderson, terkait dengan representasi kemampuan
berpikir HOTS?
Jawaban: Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk
pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum. Tingkatan taksonomi
Bloom ranah kognitif yakni: (1) pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman (comprehension); (3)
penerapan (application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) evaluasi
(evaluation). Tingkatan-tingkatan dalam taksonomi Bloom tersebut telah digunakan hampir
setengah abad sebagai dasar untuk penyusunan tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes dan
kurikulum. Revisi dilakukan terhadap Taksonomi Bloom, yakni perubahan dari kata benda (dalam
Taksonomi Bloom) menjadi kata kerja (dalam taksonomi revisi). Perubahan ini dibuat agar sesuai
dengan tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan pendidikan mengindikasikan bahwa siswa akan
dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda). Revisi dilakukan oleh
Kratwohl dan Anderson, taksonomi menjadi: (1) mengingat (remember); (2) memahami
(understand); (3) mengaplikasikan (apply); (4) menganalisis (analyze); (5) mengevaluasi
(evaluate); dan (6) mencipta (create). Terkait dengan representasi kemampuan berpikir tingkat
tinggi, berdasarkan taksonomi Bloom, keterampilan berpikir manusia dapat diklasifikasikan ke
dalam dua kelompok besar yaitu (1)keterampilan berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking
Skills-LOTS), dan (2)keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills-HOTS).
LOTS adalah tiga aspek pertama dari taksonomi Bloom, yaitu mengingat, memahami, dan
menerapkan. Sementara HOTS adalah tiga aspek terakhir dari yaitu menganalisis, mengevaluasi,
dan menciptakan. Dengan kata lain, HOTS adalah bagian tertinggi dalam taksonomi domain
kognitif Bloom.
2. Kata kerja operasional apakah yang biasa digunakan untuk mempresentasikan kemampuan
berpikir HOTs?
Jawaban:

3. Bagaimana cara mengembangkan RPP yang berorientasi pada HOTS, dari aspek penyusunan
indikator?
Jawaban: Cara mengembangkan RPP yang berorientasi pada HOTS, dari aspek penyusunan
indikator adalah menyusun indikator pencapaian kompetensi dengan menggunakan kata kerja
operasional yang terdapat pada level kognitif C4, C5, dan C6. Berdasarkan Permen no 37 Tahun
2018, kompetensi dasar dibagi menjadi kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Penyusunan
indikator dari masing-masing KD disesuaikan dengan KD yang akan dicapai. Pengembangan RPP
yang berbasis HOTS dari aspek penyusunan indikator dapat digunakan pada KD pengetahuan
maupun keterampilan.
4. Apakah pemberdayaan kemampuan berpikir HOTS hanya terjadi pada bagian evaluasi saja?
Jawaban: Pemberdayaan kemampuan berpikir HOTS pada proses pembelajaran tidak hanya terjadi
pada bagian evaluasi saja, namun dapat dilakukan pada setiap aspek mulai dari penyusunan
indikator pencapaian kompetensi, perumusan tujuan pembelajaran, penyajian bahan ajar, penerapan
langkah-langkah pembelajaran, pada LKPD, serta penilaian.
5. Bagaimana cara mengembangkan RPP yang berorientasi pada HOTs, dari aspek penyusunan
proses(langkah)?
Jawaban: RPP yang HOTS (Higher Order Thinking Skill) adalah RPP dimana rancangan
pembelajaran yang disajikan diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis, logis,
dan sistematis sesuai dengan karakteristik tiap mata pelajaran, serta memiliki kemampuan berpikir
tingkat tinggi pada level C4, C5 dan C6 dalam jenjang materi konseptual, procedural dan
metakognitif. Oleh sebab itu, guru perlu merancang pembelajaran yang dapat mendorong peserta
didik memiliki kemampuan tersebut dengan menyajikan pembelajaran yang variatif serta
pemberian materi yang “tidak biasa” yang dikembangkan dari pasangan KD pada KI 3 dan KD
pada KI4 melalui pengembangan dan penggunaan model pembelajaran yang sesuai. Karakteristik
rancangan pembelajaran/RPP yang mendorong kemampuan berpikir HOTS, antara lain
mengundang peran aktif peserta didik, mendorong aktivitas fisik dan mental peserta didik lebih tinggi,
mendorong kreatifitas peserta didik memecahkan masalah dan menemukan solusi, terbuka peluang
bagi peserta didik menggunakan teknik, media, dan peralatan yang beragam, peserta didik
menggunakan pengetahuan, emosi, keterampilan, dan ekspresi lainnya dari sudut pandang beragam,
pengetahuan yang dikembangkan pada dimensi konseptual dan prosedural yang mendorong
tumbuhnya keterampilan metakognitif, didesain dalam kondisi nyata/hampir nyata, situasi baru yang
terduga, hingga situasi baru yang tak terduga. Hal penting lainnya yaitu
pemilihan model/pendekatan/ strategi/metode yang mencirikan pembelajaran HOTS yang memiliki
karakteristik seperti dijelaskan di atas. Kata kunci RPP HOTS terletak pada langkah- langkah
pembelajaran, maka apabila sudah menentukan model/pendekatan/metode harus konsisten
menuangkan sesuai dengan sintaks model yang kita pilih, mulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup.

6. Apakah RPP saudara sudah berorientasi untuk memberdayakan kemampuan berpikir HOTS? Harap
ditunjukkan.
Jawaban: Sudah, dapat dilihat dari IPK, tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran serta
evaluasi.
CP 3
1. Bagaimana cara mengembangkan materi ajar dari dokumen kurikulum?
Jawaban: Cara mengembangkan materi ajar dari dokumen kurikulum:
 Melakukan analisis KI-KD. Hal ini akan mempermudah guru dalam penyusunan materi
ajar. Menyusun materi ajar sesuai dengan IPK dan tujuan pembelajaran yang telah dibuat,
serta menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
 Memperhatikan kesesuaian dan kemudahan peserta didik saat memanfaatkannya.
 Materi ajar dibuat agar dapat menarik minat peserta didik untuk belajar, dapat
mengkonstruksi pengetahuan, dan berbasis masalah sesuai tuntutan pembelajaran abad 21.
2. Bagaimana cara mengajarkan materi yang berkategori sebagai :
a. Fakta
b. Konsep
c. Prosedur
Jawaban :
3. Materi ajar memiliki dua katagori yaitu normal (umum) dan advance. Untuk siapa materi advance
itu disusun? Mengapa demikian?
Jawaban: Materi advance di susun untuk peserta didik yang sudah menuntaskan materi pokok
(umum) dan dalam evaluasi sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).
4. Bagaimanakah saudara menguraikan materi advance material pada RPP yang saudara kembangkan?
Jawaban: Menguraikan materi advance material pada RPP yang dikembangkan adalah dengan
memberikan permasalahan-permasalah yang lebih kompleks, bukan permasalahan rutin, materi
yang mengandung HOTS, atau masalah open ended.
5. Dari 4 unsur keterampilan abad 21 (critical, Creative, Colaboratif, communicative) unsur manakah
yang menunjang untuk diterapkan dalam pembelajaran? Apakah alasannya? Bagaimanakah
langkah – langkah pembelajarannya?
Jawaban: semua unsur dalam keterampilan abad 21 sangat menunjang untuk diterapkan dalam
pembelajaran. Alasannya karena....
6. Berikan contoh bahwa suatu pembelajaran telah memberdayakan kemampuan berpikir kreatif!
Jawaban: pemberian stimulus berupa permasalahan, pemberian soal-soal open ended dan ill
struction, peserta didik diwajibkan untuk mempresentasikan hasil dari diskusi kelompoknya.

7. Berikan contoh bahwa suatu pembelajaran telah memberdayakan kemampuan kolaboratif.


Jawaban: Adanya kegiatan diskusi kelompok dalam memecahkan permasalahan pada LKPD,
dengan berkolaborasi peserta didik diajak untuk membuat kesimpulan diakhir pembelajaran.
CP 4
1. Salah satu teori belajar adalah kontruktivisme, bagaimana teori ini diterapkan dalam proses
pembelajaran? Model pembelajaran mana yang cocok dengan teori kontruktivisme ini? Langkah
– langkah dari model tersebut seperti apa?
Jawaban: Teori belajar kontruktivisme diterapkan dalam proses pembelajaran dengan merancang
pembelajaran dimana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya. Model pembelajaran
yang cocok dengan teori kontruktivisme salah satunya adalah Problem Based Learning. Langkah-
langkah model pembelajaran Problem Based Learning yaitu:

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan TPACK dan bagaimana implementasinya dalam penyusunan
RPP?
Jawaban: TPACK adalah Tecnological Pedagogy Content Knowledge. Implementasinya dalam
penyusunan RPP salah satunya muncul dalam langkah-langkah pembelajaran. Jelaskan yg
mana??
Halaman 12 modul 1 kb 1

3. Apakah penerapan TPACK hanya pada penggunaan internet dalam pembelajaran saja?
Jawaban: Tidak, penerapan TPACK tidak hanya pada penggunaan internet dalam pembelajaran
namun juga merujuk pada kemampuan guru dalam mengelola kelas dan melaksanakan
pembelajaran (kompetensi pedagogi) dan menguasai materi pembelajaran (kompetensi
professional). Halaman 12 modul 1 kb 1

4. Bagaimana cara mengembangkan RPP yang menerapkan TPACK, dari aspek penyusunan materi
dan langkah pembelajaran? Modul 2 hal 28
Jawaban: (sesuai RPP yg dibuat)
CP 5
1. Harap disiapkan dan ditayangkan video pembelajaran saudara (produk dari peerteaching)
berdurasi 6 -10 menit menunjukan praktek pembelajaran inovatif, kreatif dan siswa aktif!
CP 6
1. Bagaimana saudara merancang instrument dan menerapkan evaluasi autentik pada RPP dan
pembelajaran?
Jawaban: Saya merancang instrumen dan menerapkan evaluasi autentik pada RPP dan
pembelajaran dengan memberikan kuis, dimana kisi-kisi dan soal mengacu pada IPK dan berbasis
HOTs.
Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas
hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah autentik
merupakan sinonim dari asli, nyata, valid atau reliabel. Jadi penilaian autentik adalah proses
pengumpulan informasi tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan
secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Sunarti, 2014).

2. Aspek Evaluasi apa saja yang akan saudara lakukan pada pembelajaran di RPP?
Jawaban: Evaluasi yang akan saya lakukan pada pembelajaran di RPP yaitu evaluasi sikap,
evaluasi pengetahuan, dan evaluasi keterampilan.
Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan
yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya kepada dirinya sendiri, khususnya yang
berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan, dan keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus
penilaian apa yang akan dilakukan, misalnya berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau
proses.

Jenis–jenis penilaian autentik yang harus dilakukan guru adalah:

Penilaian sikap
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal.
Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian produk,
dan penilaian portofolio.
3. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek kemampuan berpikir
kritis siswa?
Jawaban: Melakukan evaluasi dan menyiapkan instrumen pada aspek berpikir kritis peserta didik,
saya lakukan dengan tes uraian pada tugas mandiri siswa, dengan menggunakan masalah
kontekstual.
4. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek kemampuan berpikir
kreatif siswa?
Jawaban: Melakukan evaluasi dan menyiapkan instrumen pada aspek berpikir kreatif peserta
didik, saya lakukan dengan tes uraian dengan menggunakan masalah kontekstual.
5. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek kemampuan berpikir
kolaboratif siswa?
Jawaban: LKPD
6. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek kemampuan berpikir
komunikatif siswa?
Jawaban: Presentasi kelompok
7. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek sikap ilmiah siswa?
Jawaban: dapat dilihat dari langkah-langkah penyelsaian masalah yang dibuat pada saat diberikan
soal uraian.
CP 7
1. Mengapa seorang guru professional diminta menjadi guru yang reflektif?
Jawaban: Seorang guru diminta menjadi guru yang reflektif karena guru harus memiliki
kemampuan untuk mengevaluasi diri sendiri terutama saat mengajar, baik kekurangan untuk
perbaikan maupun kelebihan untuk dipertahankan. Mau mendengar saran dan kritik baik dari
pengawas, Kepala Sekolah, sesama guru bahkan peserta didik. Seorang guru reflektif selalu
melihat dari sisi positif setiap saran dan kritik. Dia menjadikannya sebagai sarana untuk
memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas kinerja. Guru reflektif tidak pernah berhenti terus
menelaah apakah pembelajaran yang dilakukannya mampu mengantarkan peserta didik
menguasai kompetensi yang diharapkan? Apa kendala yang dihadapi peserta didik selama
pembelajaran? Bagi seorang guru reflektif, kendala yang dihadapi tidak membuat semangatnya
menjadi menurun, tapi justru menjadikannya sebagai tantangan sekaligus peluang untuk
memperbaikinya. Guru reflektif tidak selalu merasa puas terhadap pembelajaran yang telah
dilakukannya, tidak merasa apa yang dilakukannya sudah sempurna sehingga dia bersifat statis
dalam mengajar. Guru reflektif berani jujur terhadap kekurangan dirinya dalam melaksanakan
pembelajaran. Guru reflektif terbuka terhadap perubahan, mau belajar dan menerima nilai-nilai
baru. Mau bergabung organisasi profesi sebagai wahana untuk meningkatkan kompetensi dan
profesionalismenya. Mau berbagi gagasan dan pengalamannya dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran (best practices). Best practices dapat menambah wawasan sekaligus informasi yang
bermanfaat bagi rekan-rekan sejawatnya.
2. Apa makna guru reflektif dalam pembelajaran?
Jawaban: Makna guru reflektif dalam pembelajaran adalah guru yang memiliki kemampuan
untuk mengevaluasi diri sendiri terutama saat mengajar, baik kekurangan untuk perbaikan
maupun kelebihan untuk dipertahankan.
3. Bagaimana saudara melakukan refleksi atas proses dan hasil pembelajaran yang akan saudara
lakukan?
Jawaban: Cara saya melakukan refleksi atas proses dan hasil pembelajaran yang akan saya
lakukan adalah dengan memikirkan kembali apa yang terjadi pada saat mengajar lalu
menuliskannya (Rewriting).

4. Apakah saudara mempertimbangkan hasil penelitian atau informasi baru dalam menyusun RPP
utamanya dengan cara diajarkan? Tunjukkan contohnya di RPP yang saudara siapkan.
Jawaban: Saya mempertimbangkan hasil penelitian atau informasi baru dalam menyusun RPP
utamanya dengan cara diajarkannya.
5. Mengapa hasil penelitian atau informasi baru perlu dipertimbangkan dalam menyusun RPP dan
dalam pelaksanaan pembelajaran?
Jawaban: Hasil penelitian atau informasi baru perlu dipertimbangkan dalam menyusun RPP dan
dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia
pendidikan, menyesuaikan metode pembelajaran yang diterapkan untuk peserta didik, dan
meningkatkan kualitas diri untuk menjadi guru yang profesional.

Anda mungkin juga menyukai