Anda di halaman 1dari 3

Diterbitkan : 30 November 2020 09:13

Sumber : EKY PUTRI PRASANTI,S.Pd


Penulis : EKY PUTRI PRASANTI
RPP Terkait : RPP Integral
Jenjang : SMK
Kelas : XII
Mapel : Matematika

REFLEKSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

EKY PUTRI PRASANTI,S.Pd

Judul Penelitian : Upaya Peningkatan hasil belajar Matematika pada materi Integral
dengan mengunakan model pembelajaran berbasis problem base learning Kelas XII Prodi
Agribisnis Tanaman Perkebunan SMKN 11 Sarolangun

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil kajian dan pengamatan langsung di kelas pada SMKN 11
Sarolangun, yang menunjukkan bahwa pembelajaran matematika pada materi integral menjadi
salah satu bagian yang masih sulit dipahami peserta didik. Karena berdasarkan hasil evaluasi
dalam pembelajaran dapat dilihat nilai rata-rata UH siswa yaitu 50, sedangkan KKM yang
ditetapkan yaitu 65, dari 30 orang siswa hanya 10 orang yang tuntas (33%) dan yang tidak tuntas
20 orang (67%) tidak mencapai nilai KKM (65).

Adapun penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan rincian waktu pada
bulan agustus 2020. Tindakan pembelajaran I dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2020 berisi
kegiatan pembelajaran secara luring dengan materi integral. Berdsarkan hasil observasi pada
pelaksanaan siklus I, secara umum pembelajaran dapat dikatakan terlaksana dengan baik walaupun
belum optimal. Masih melakukan perbaikan pada hal hal berikut :peserta didik masih bingung
untunk membuat,mencari dan memaparkan masalah yang dibatsi oleh guru, guru belum optimal
dalam menjelaskan aspek yang ada pada diskusi kelompok, pemahaman peserta didik mengenai
konsep materi masih kurang, masih banyak peserta didik yang kurang aktif.

Kemudian pada kegiatan inti, guru kurang dalam memotivasi peserta didik untuk aktif dalam
pembelajaran luring , ketika memberikan pertanyaan kurang mengarah. Ini membuat peserta didik
terlihat bingung pada saat menjawab pertanyaan. Seharusnya guru lebih jelas lagi memberi
pertanyaan sesuai dengan gambar. Di sela-sela pergantian pelajaran, guru tidak melakukan ice
breaking, padahal guru bisa melakukannya untuk peregangan dalam pembelajaran dan peserta
didik dapat lebih termotivasi lagi untuk belajar. Guru kurang memberikan penguatan pada saat
peserta didik menjawab atau melakukan hal baik dalam pembelajaran. Dalam kegiatan akhir, guru
bersama peserta didik sudah membuat kesimpulan dan melakukan refleksi dari pembelajaran yang
telah dilakukan. Evaluasi dilaksanakan di akhir pembelajaran, dengan peserta didik menuliskan
jawabannya saja. Dari hasil evaluasi sudah nampak peningkatan hasil belajar peserta didik pada
integral , dimana peserta didik yang sudah dikatakan tuntas ada 10 orang atau sekitar 33% dan
yang belum tuntas ada 20 orang atau sekitar 67%. Semua yang dirasa kurang pada siklus I
diperbaiki pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran siklus II.

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2020 berisi kegiatan pembelajaran materi integral
dengan menggunakan model pembelajaran Problem base learning. Berdasarkan hasil observasi
pembelajaran pada siklus II, secara umum pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan lebih baik
dari pembelajaran sebelumnya. Pembelajaran pada siklus II ini dimulai dengan membuat
perencanaan pembelajaran dengan model Problem base learning. Guru sudah merancang
pembelajaran dengan lebih baik , dengan memperhatikan unsur HOTS dan TPACK. Model
pembelajaran yang biasa konvensional sduah diperbaiki dengan model Problem base learning.
LKPD yang dirancang sudah lebih baik serta soal esaipun di buat lebih beragam dan tentunya
memperhatikan unsur HOTS.

Pada kegiatan pembelajaran berlangsung secara luring, setiap tahapan dilakukan dengan baik. Pada
kegiatan inti peserta didik terlihat melaksanakan tahapan yang sesuai dalam model pembelajaran
Problem base learning. Tahapan tahapan yang dimaksud adalah mengorentasikan peserta didik,
mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok, guru membimbing penyelidikan mandiri dan
kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisa mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Dalam tahapan tahapan tersebut peserta didik sudah terlihat aktif , mampu
menyampaikan hasil diskusi dengan baik dan tidak malu lagi menjawab pertanyaan guru.

Kegiatan akhir dilaksanakan dengan melakukan refleksi dan menarik kesimpulan dari
pembelajaran. Kemudian menyampaikan pesan moral. Evaluasi hasil belajar dilaksanakan dengan
cara menuliskan jawaban pertanyaan pada buku catatan peserta didik. Kemudian menutup
pembelajaran dengan do’a dan ucapan salam. Dari hasil belajar peserta didik pada siklus II terjadi
peningkatan dari pembelajaran siklus I. Dimana hasil belajar siklus II peserta didik yang tuntas
ada 10 orang atau sekitar 33 % dan yang belum tuntas ada 20orang atau sebesar 67%. Setelah
dilakukan observasi ternyata keempat peserta didik yang belum tuntas karena ada faktor lain yaitu
mereka belum lancar membaca. Oleh karena itu, penelitian ini dikatakan berhasil dengan peserta
didik yang tuntas belajar mencapai 93%, dan sudah melebihi target penelitian yaitu kelulusan kelas
sebesar 80%.

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, memberi ruang bagi peneliti untuk merefleksi diri,
bahwasanya penerapan model pembelajaran menjadi alternatif dalam menyampaikan materi ajar
dan membimbing peserta didik dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, pelaksanaan penelitian
ini juga menjadi pemantik bagi diri saya pribadi yang berkecimpung dalam dunia pendidikan,
bahwasanya Penelitan Tindakan Kelas harus menjadi satu hal yang dibiasakan oleh seorang guru
dalam menjalankan profesinya, karena pada dasarnya kita terkadang lupa bahwa segala sesuatu
yang kita lakukan dalam pelaksanaan pembelajaran membutuhkan penyeimbang, membtuhkan
perefleksian diri agar kita mampu memperbaiki yang kurang dan mempertahankan hal dianggap
bagus dalam pelaksanaan pembelajaran.

Semoga kedepannya, saya pribadi dapat terus membiasakan melakukan perefleksian diri tentang
praktik pembelajaran yang dilakukan melalui pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

Anda mungkin juga menyukai