Anda di halaman 1dari 5

 

  BAB II
  TINJAUAN PUSTAKA
 

 
2.1 Pengertian
 
Generator merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi
 
energi listrik melalui medium medan magnet. Bagian utama generator terdiri dari stator
  dan rotor. Stator merupakan bagian generator yang diam sedangkan rotor merupakan

bagian generator
  yang berputar. Generator memiliki jenis yang bermacam-macam.
Bedasarkan jenis arus yang dihasilkan, generator dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
 
Generator DC dan Generator AC.
 

2.2 Konversi Energi Elektromagnet

Melalui medium medan magnet bentuk energi mekanik dapat diubah menjadi
energi listrik. Hal tersebut berlangsung melalui alat konversi yang disebut generator.
Medan magnet sangat berperan penting dalam proses konversi energi elektromagnet.
(Zuhal, 1991:1)

Prinsip dasar yang menunjukan bagaimana medan magnet berfungsi dalam proses
konversi:

1. Suatu konduktor yang mengalirkan listrik akan menghasilkan medan magnet


disekitar konduktor tersebut. (Zuhal, 1991:1)

B = μH .............................................................. (2.1)

Dengan: B = Kerapatan Fluks (Wb/m2)


μ = Permeabilitas (H/m)
H = Kuat medan (A/m)

4
 
 

2. Medan
  magnet yang berubah-ubah terhadap waktu akan menginduksikan tegangan
pada
  suatu belitan kumparan. Hal ini merupakan prinsip kerja dari transformator.
(Zuhal, 1991:1)
 

  e= ................................................................ (2.2)

 
Dengan: e = Tegangan Induksi (Volt)
  d = Perubahan Fluksi (Wb)
  dt = Perubahan Waktu (s)

 
3. Suatu konduktor yang digerakan memotong medan magnet maka pada konduktor
 
tersebut akan timbul tegangan induksi. Hal ini merupakan prinsip kerja dari
  generator. (Zuhal, 1991:1)

e = Blv .............................................................. (2.3)

Dengan: e = Tegangan Induksi (Volt)


B = Kerapatan Fluks (Wb/m2)
l = Panjang Konduktor (m)
v = Kecepatan (m/s)

4. Suatu konduktor yang mengalirkan listrik berada pada area medan magnet akan
menimbulkan gaya pada konduktor tersebut. Hal ini merupakan prinsip kerja dari
motor. (Zuhal, 1991:1)
F = BIL ........................................................ (2.4)
Dengan: F = Gaya (N)
B = Kerapatan Fluks (Wb/m2)
I = Arus (A)
L = Panjang suatu konduktor (m)

5
 
 

2.3 Medan
  magnet dan Medan Listrik

 
Gambar 2.1. Proses timbulnya medan magnet (soerya.surabaya.go.id)
 
Medan magnet terbentuk dari gerakan elektron. Arus listrik yang mengalir melalui
 
suatu konduktor merupakan aliran elektron. Sehingga di sekitar konduktor tersebut akan
 
timbul medan magnet. Medan magnet mempunyai arah, kerapatan dan intensitas yang
  digambarkan sebagai garis-garis fluks dan dinyatakan dalam simbol Ø (fluks) dengan
satuan weber. (Zuhal, 1991:2)

Gambar 2.2. Medan Listrik (id.wikipedia.org)

Medan listrik adalah efek yang ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik seperti
elektron. Muatan listrik dapat bernilai negatif, nol dan positif. Apabila pada setiap titik di
sekitar muatan dihitung medan listriknya dan digambarkan vektor-vektornya, akan terlihat
garis-garis yang saling berhubungan, yang disebut sebagai garis-garis medan listrik. Tanda
muatan akan menentukan arah garis-garis medan listrik. (id.wikipedia.org)

 Muatan positif (+) akan menyebabkan garis-garis medan listrik mempunyai arah
keluar dari muatan.
 Muatan negatif (-) akan menyebabkan garis-garis medan listrik mempunyai arah
masuk ke muatan
 Muatan nol ( ) tidak menyebabkan adanya garis-garis medan listrik.

6
 
 

2.4 Kondisi
  Tanpa Beban

 
Pada kondisi tanpa beban, generator hanya membangkitkan tegangan induksi Eo
  sehingga tegangan terminal Vt sama dengan tegangan induksi. Tegangan ini dapat
dijadikan  tegangan acuan tegangan keluaran generator.

  ....................................................... (2.5)

  Dengan: = Tegangan Induksi (Volt)


n = Putaran Singkron (rpm)
 
= Fluks (Wb)
 
= konstanta mesin
  = Tegangan terminal (Volt)
 
2.5 Kondisi Berbeban

Pada kondisi berbeban, generator akan mengalami tegangan drop sehingga


tegangan terminal yang terukur akan lebih kecil dari tegangan induksi. Semakin besar
beban generator maka semakin besar tegangan jatuh. Tegangan jatuh terjadi anatara lain
karena tahanan jangkar, reaktansi bocor dan reaksi jangkar.

.............................................................. (2.6)

Dengan: = Tegangan Induksi (Volt)


Vd = Tegangan jatuh (Volt)
= Tegangan terminal (Volt)

2.6 Daya Maksimum

Daya maksimum dapat diartikan daya keluaran maksimum generator yang dapat
diberikan pada beban. Apabila daya beban lebih kecil, maka kebutuhan beban dapat
terpenuhi. Untuk mendapatkan Vo dapat dilakukan dengan cara pengujian beban nol.
Sedangkan untuk mendapatkan Ihs dapat dilakukan dengan cara pengujian hubung singkat.

.................................................. (2.7)

Dengan: = Daya maksimal (W)


Vo = Tegangan beban nol (Volt)
= Arus hubung singkat (Ampere)

7
 
 

2.7 Efisiensi
 

 
Efisiensi generator dapat diartikan sebagai perbandingan anatara daya input dan
  output generator.

  .................................................................... (2.8)
 
Dengan: Pout = Daya keluaran (W)
  Pin = Daya masuk (W)
  = Efisiensi (%)

 
Pin generator adalah daya mekanik untuk memutar poros generator. Untuk
 
mengetahui besar daya yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan cara penganalogian, yaitu
  dengan cara mengkopel generator dengan sebuah motor.

- ........................................ (2.9)

Dengan: Pin = Daya masukan generator (W)


Vm = Tegangan motor (Volt)
Im = Arus motor (Ampere)
Pm rugi-rugi = Rugi total motor (W)

Pout generator adalah daya listrik yang dihasilkan. Untuk mengetahui besar daya
yang dihasilkan, dinamo harus dibebebani sehingga Pout dapat dihitung.

..................................................... (2.10)

Dengan: Pout = Daya masukan generator (W)


Vt = Tegangan generator (Volt)
Ib = Arus generator (Ampere)

Pada kenyataannya, Pout selalu lebih kecil dari Pin. Hal tersebut terjadi arena
adanya rugi-rugi daya pada dinamo, antara lain rugi tembaga, rugi besi dan mekanik.

...................................... (2.11)

Dengan: Prugi-rugi = Rugi total (W)


Pt = Rugi tembaga (W)
Pb = Rugi besi (W)
Pmk = Rugi mekanik (W)

8
 

Anda mungkin juga menyukai