Anda di halaman 1dari 33

PENYULUHAN

KLINIK ANTI KORUPSI

MENANAMKAN BUDAYA ANTI KORUPSI SEJAK DINI DI


KALANGAN SISWA-SISWI
SMP NEGERI 1 DENPASAR

Oleh:

1. Prof. Dr. I Ketut Rai Setiabudhi, SH., MS. (Pembimbing)

2. Dr. I Gede Artha, SH., MH. (Pembimbing)

3. I Made Walesa Putra, SH.,M.Kn. (Pembimbing)

4. I Dewa Gede Dana Sugama, SH., MH. (Pembimbing)

5. I Gusti Agung Kiddy K. Z (Mahasiswa)

6. Tania Novelin (Mahasiswa)

7. Putu Anilia A.P (Mahasiswa)

8. I Gusti Ngurah Yulio M. P (Mahasiswa)

i
9. Revita Maduma Manalu (Mahasiswa)

10. A.A Ngurah Ryan D. P (Mahasiswa)

11. Ni Kadek Diana Setya. Y (Mahasiswa)

12. Putu Mita Apsari Dewi (Mahasiswa)

13. Ni Putu Debby C. K (Mahasiswa)

14. Ketut Yudagama. J (Mahasiswa)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

ii
HALAMAN PENGESAHAN
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Judul Penyuluhan : MENANAMKAN BUDAYA ANTI KORUPSI SEJAK
DINI DI KALANGAN SISWA-SISWI SMP NEGERI 1
DENPASAR
________________________________________________
Pelaksana
Nama Lengkap : I Gusti Agung Kiddy Krsna. Z
NIM : 1503005102
Nomor HP : 085737589030
Alamat e-mail : igstagungkiddy@gmail.com

Anggota (1)
Nama Lengkap : Tania Novelin
NIM : 1503005032

Anggota (2)
Nama Lengkap : Putu Anilia A.P
NIM : 1303005170

Anggota (3)
Nama Lengkap : I Gusti Ngurah Yulio M. P
NIM : 1503005127

Anggota (4)
Nama Lengkap : Revita Maduma Manalu
NIM : 1503005172

iii
Anggota (5)
Nama Lengkap : A.A Ngurah Ryan D. P
NIM : 1503005240

Anggota (6)
Nama Lengkap : Ni Kadek Diana Setya. Y
NIM : 1503005245

Anggota (7)
Nama Lengkap : Putu Mita Apsari Dewi
NIM : 1503005264

Anggota (8)
Nama Lengkap : Ni Putu Debby C. K
NIM : 15003005269

Anggota (9)
Nama Lengkap : Ketut Yudagama. J
NIM : 1503005271

Denpasar, Juni 2018

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Koordinator Pelaksana


Klinik Hukum Anti Korupsi
FH UUNUD

(Prof. Dr. I Ketut Rai Setiabudhi, SH., MS) (I Gusti Agung Kiddy K. Z)
NIP. 195309141979031002 NIM. 1503005102
iv
ABSTRAK

Pemahaman tentang tindakan korupsi mendorong adanya penyuluhan guna


mencegahan tindakan korupsi baik di kalangan masyarakat umum maupun
negara. Tindakan pencegahan yang dimaksud hendaknya dilakukan sejak
dini, dimana peran generasi muda yang akan meneruskan tonggak
kedaulatan bangsa haruslah memiliki rasa cinta tanah air serta tertanam
nya nilai-nilai kejujuran yang luhur yang dapat membawa pada perubahan
dan era baru bebas korupsi.
Kata kunci : tindak pidana korupsi, pencegahan, generasi muda

ABSTRACT

An understanding of the actions of corruption encourages the existence


of guidance in order to mencegahan the action of corruption both in the
public as well as among the people of the country. Precaution is meant
should be done early on, where the role of the younger generation who
will forward the nation's sovereignty milestone should have a sense of
love for the homeland and its embedded values honesty that sublime that
can bring on changes and a new era free of corruption.
Keywords: corruption, crime prevention, youth

v
PRAKATA

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat anugerah-NYA
sehingga dapat dibuatlah laporan penyuluhan tentang “Menanamkan Budaya
Anti Korupsi Sejak Dini Di Kalangan Siswa-Siswi SMP Negeri 1 Denpasar”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen, juga untuk memperluas
pengetahuan tentang pentingnya peran generasi muda (mahasiswa) dalam
mengurangi tindak pidana korupsi.
Dalam penulisan laporan ini jika didapati kekurangan dari segi teknik
penulisan maupun isi, maka mohon saran dan kritiknya baik dari Dosen pengajar
maupun dari pembaca, dengan tujuan untuk menyempurnakan laporan penyuluhan
ini serta memperluas pengetahuan penulis tentang Pentingnya Peran Generasi
Muda Dalam Mengurangi Tindak Pidana Korupsi.

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
PRAKATA .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
BAB II. TUJUAN, MANFAAT DAN PEMECAHAN MASALAH
2.1 Tujuan Kegiatan
2.1.1 Tujuan Umum ................................................................................... 4
2.1.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 4
2.2 Manfaat Kegiatan
2.2.1 Manfaat Teoritis................................................................................ 4
2.2.2 Manfaat Praktis ................................................................................. 5
2.3 Pemecahan Masalah ............................................................................... 5
BAB III. METODE PELAKSANAAN ............................................................ 6
BAB IV. HASIL YANG DICAPAI .................................................................. 8
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Daftar Pertanyaan Responden (Quisioner)
2. Dokumentasi (Foto-foto kegiatan)
3. Daftar Anggota Kelompok dan tugas masing-masing
4. Absensi Anggota Kelompok
5. Absensi Dosen Pembimbing
6. Absensi Peserta

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Korupsi merupakan salah satu istilah yang kini akrab di telinga masyarakat
Indonesia. Hampir seluruh media massa memberitakan berbagai kasus korupsi yang
terjadi di Indonesia. Kata korupsi telah dikenal oleh masyarakat luas tetapi definisinya
belum tuntas dibukukan. Pengertian korupsi berevolusi tiap zaman, peradaban, dan
territorial. Rumusannya bisa berbeda tergantung pada titik tekan dan pendekatannya,
baik dari perspektif politik, sosiologi, ekonomi, dan hukum. Korupsi sebagai
fenomena penyimpangan dalam kehidupan sosial, budaya, kemasyarakatan, dan
kenegaraan sudah dikaji dan ditelaah secara kritis oleh banyak ilmuwan dan filosof.
Aristoteles misalnya, yang diikuti oleh Machiavelli, telah merumuskan sesuatu yang
disebutnya sebagai korupsi moral (moral corruption)1. Korupsi memang merupakan
istilah modern, tetapi wujud dari tindakan korupsi itu sendiri ternyata telah ada sejak
lama. Sekitar dua ribu tahun yang lalu, seorang Indian yang menjabat semacam
perdana menteri, telah menulis buku “Arthashastra” yang membahas masalah korupsi
di masa itu dalam literatur Islam2
Robert Klitgaard, menyatakan Pengertian Korupsi adalah suatu tingkah laku
yang meyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya dalam negara, dimana untuk
memperoleh keuntungan status atau uang yang menyangkut diri pribadi (perorangan,
keluarga dekat, kelompok sendiri), atau melanggar aturan pelaksanaan yang
menyangkut tingkah laku pribadi. Pengertian korupsi yang diungkapkan oleh Robert
yaitu korupsi dilihat dari perspektif administrasi negara.3 Pengertian secara yuridis,
baik dalam arti maupun jenisnya telah dirumuskan di dalam UU No. 31 Tahun 1999
jo UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan undang-
undang sebelumnya, yaitu UU No 3 Tahun 1971. Pemahaman tentang tindakan
korupsi tersebut mendorong pengabdi untuk melakukan penyuluhan guna
mencegahan tindakan korupsi baik di kalangan masyarakat umum maupun negara.
Tindakan pencegahan yang dimaksud hendaknya dilakukan sejak dini, dimana peran
1

1.
Albert Hasibuan, 1997, Titik Pandang Untuk Orde Baru, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, h.
342-347.
2.
Ahmad Fawa’id dan Sultonul Huda, 2006, NU Melawan Korupsi:Kajian Tafsir dan Fiqih, Tim
Kerja Gerakan Nasional Pemberantasan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, h. 1.
3.
Ermansyah Djaja, 2013, Memberantas Korupsi Bersama KPK, Sinar Grafika, Jakarta, h. 23.
generasi muda yang akan meneruskan tonggak kedaulatan bangsa haruslah memiliki
rasa cinta tanah air serta tertanam nya nilai-nilai kejujuran yang luhur yang dapat
membawa pada perubahan dan era baru bebas korupsi. Korupsi yang kecil pada
awalnya, dapat menjadi tindak pidana korupsi, karna telah merugikan banyak pihak
sehingga sangat diperlukan pencegahan sejak dini. Tindakan pencegahan korupsi
dengan melakukan penyuluhan pada generasi muda untuk menanamkan nilai-nilai
pancasila dalam setiap tindakan generasi muda bangsa, serta mencari solusi bersama
dalam pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi di masyarakat dan pada negara.
Tindak pidana korupsi jika tidak diminimalisirkan dengan penyuluhan anti
korupsi kepada generasi muda, akan mengalami perkembangan yang sangat pesat,
ancaman sanksi sekeras apapun terbukti tidak akan dapat mengontrol perilaku subjek
dengan sepenuhnya. Selalu saja ada celah dan kesempatan, sekecil apapun yang akan
coba dimanfaatkan oleh seorang subjek dengan risiko yang telah diperhitungkannya
untuk menghindarkan diri dari kontrol hukum yang berhakekat sebagai kontrol
eksternal itu4. Sehingga peran generasi muda yang bersih dan mengamalkan nilai-nilai
kejujuran sangat di perlukan demi mewujudkan kesatuan NKRI anti korupsi.
Dengan memanfaatkan jenjang pendidikan menengah pertama (SMP Negeri 1
Denpasar), maka diharapkan tindakan ini dapat menata pemikiran siswa/I agar dapat
memahami mengenai korupsi sejak dini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan analisis situasi diatas, maka dapat dikemukakan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman Siswa-Siswi SMP Negeri 1 Denpasar mengenai arti
pentingnya mencegah tindak pidana korupsi sejak dini?

2. Bagaimana peran generasi muda di Bali dalam pencegahan Tindak Pidana


Korupsi ini?

4.
Soetandyo Wignjosubroto, 2008, Hukum dalam Masyarakat, Perkembangan dan Masalah
Sebuah Pengantar Kearah kajian Sosiologi Hukum, Bayumedia Publishing, Malang, h. 158.
BAB II
TUJUAN, MANFAAT DAN PEMECAHAN MASALAH

2.1 Tujuan Kegiatan


2.1.1 Tujuan Umum

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penyuluhan kepada Generasi Muda
ini adalah:
1. Untuk memberikan pemahaman mengenai arti pentingnya mencegah tindak
pidana korupsi sejak dini, dikalangan Siswa-Siswi SMP N 1 Denpasar.

2. Untuk memberikan pemahaman peran serta generasi muda dalam Pencegahan


Tindak Pidana Korupsi di Bali.

2.1.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penyusunan laporan penelitian didasarkan oleh pertimbangan


bahwa salah satu syarat kelulusan dalam Mata Kuliah Klinik Hukum Anti Korupsi
ialah melalui pemberian laporan atau report terkait dengan efektifitas pelaksanaan
klinik hukum anti korupsi.

2.2 Manfaat Kegiatan


2.2.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan pemikiran baru kepada generasi muda sehingga
pemikiran-pemikiran baru dapat berkembang dan memotivasi untuk tidak melakukan
tindak korupsi, serta menanamkan rasa cinta tanah air dan nilai-nilai kejujuran
sehingga dapat terhindar dari tindak pidana korupsi.

2.2.2 Manfaat Praktis


Diharapkan dapat menjadi dasar pendidikan dini bagi generasi muda agar
4
meminimalisirkan tingkat tindak korupsi serta, digunakan sebagai tindakan
penanganan untuk mengurangi tindak pidana korupsi yang sedang merajalela dalam
masyarakat.
1. Manfaat bagi pengabdi sendiri, diharapkan dengan diadakannya pengabdian
masyarakat ini, melahirkan generasi-generasi muda yang bebas korupsi, serta
pengabdi berharap bahwa kedepannya pengabdi sendiri dapat terhindar dari
tindak pidana korupsi dan memahami nilai-nilai kejujuran yang akan
diamalkan dalam menjalankan segala tugas yang mencerminkam rasa cinta
tanah air, dalam naungan pancasila sebagai dasar acuan dalam bertindak.

2.3 Pemecahan Masalah


Permasalahan tersebut dipecahkan dengan melibatkan dosen-dosen Fakultas
Hukum sebagai tim pengabdi yang kemudian memberikan pemahaman mengenai arti
pentingnya peran serta generasi muda dalam Pencegahan Tindak Pidana Korupsi,
dengan dilakukannya penyuluhan hukum akan menanamkan pemahaman dasar
tentang nilai-nilai kejujuran serta norma-norma pancasila guna mencegah terjadinya
tindak pidana korupsi. Setelah diberikan pemaparan, dan penyuluhan, maka peserta
akan dilibatkan secara aktif diberikan kesempatan berdiskusi, kepada para peserta
mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi, sehingga dapat memberikan solusi
yang cocok untuk memecahkan masalah dan kendala-kendala yang dihadapi.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Metode yang cocok digunakan dalam melaksanakan kegiatan ini berupa


streetlaw. Street Law merupakan bentuk penyuluhan hukum terhadap masyarakat
awam, dalam hal ini siswa-siswi SMP Negeri 1 Denpasar yang merupakan generasi
muda bangsa Indonesia. Penyuluhan hukum adalah bagian dari pembangunan hukum
nasional dan pembangunan hukum nasional adalah bagian dari pembangunan
nasional. Karenanya kegiatan penyuluhan hukum tidak dapat dilepaskan dari rencana
besar mengenai bagaimana kehidupan manusia (WNI) ingin dibangun agar
kualitasnya bertambah baik dan mengarahkan mereka yang intinya agar berperilaku
dan bersikap tindak sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam UUD NRI 1945.5
3.1 Pendekatan Masalah
Pendekatan yang digunakan dalam proses penyuluhan Berdasarkan teknik
komunikasi adalah metode secara langsung (muka ke muka). Metode langsung ini
digunakan untuk bertatap muka dan berhadapan langsung dengan sasaran penyuluhan
sehinga memperoleh respon secara langsung dari sasarannya dalam waktu yang relatif
singkat.
3.2 Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang digunakan dalam penyusunan laporan penyuluhan ini
meliputi data primer dan data sekunder.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pada tahapan pengumpulan data pengabdi melakukan pencatatan dalam proses
penyuluhan sehingga segala data yang di butuhkan dapat diketahui. Dengan
melakukan observasi langsung selama kegiatan penyuluhan berlangsung. Observasi
harus dilakukan dengan teliti.

3.4 Teknik Pengelolahan Data dan Analisis Data


6
Dari data yang telah didapatkan dalam penyuluhan dikelompokkan untuk
mendapatkan penyelesaian dari rumusan masalah yang ada, serta tujuan dari

5.
Soerjono Soekanto, 2012, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, h.25.
penyuluhan ini yang kemudian diinterpretasikan dan ditariklah sebuah kesimpulan
dari kegiatan penyuluhan tersebut.

BAB IV
HASIL PENYULUHAN

4.1 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan


Kegiatan penyuluhan Hukum Anti Korupsi yang dilaksanakan di SMP Negeri
1 Denpasar dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 19 mei 2018 pada pukul 09.30
WITA. Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut adalah perwakilan dari OSIS dan
Ketua Kelas, kurang lebih berjumlah 30 orang peserta.
Dosen pembimbing yang hadir dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah Bapak I
Dewa Gede Dana Sugama, SH.,MH Sebagai perwakilan dari Bapak Prof.Dr.I Ketut
Rai Setiabudhi,SH.,MS, Bapak I Gede Artha, SH.,MH, dan Bapak I Made Walesa
Putra, SH.,M.Kn.
Perwakilan dari Kepala Sekolah adalah Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Denpasar atas nama Ni Putu Nitha Virgantini, S.Pd turut meramaikan penyuluhan
hukum anti korupsi tersebut. Disamping itu, pelaksanaan kegiatan ini juga dihadiri
oleh Perwakilan Perempuan Anti Korupsi (PAK).
Pada kesempatan kali ini, yang bertugas sebagai MC adalah Ni Putu Debby C.
K yang sedang menempuh semester VI yang berstatus sebagai Mahasiswa bagian
Hukum Bisnis Universitas Udayana. Pembicara atau pembawa materi pada
kesempatan kali ini ialah I Gusti Agung Kiddy Krsna. Z dan Revita Maduma Manalu
yang sedang menempuh semester VI yang berstatus sebagai Mahasiswa bagian
Hukum Pidana Universitas Udayana, Ketut Yudagama. J, Ni Kadek Diana Setya. Y,
dan Putu Mita Apsari Dewi yang sedang menempuh semester VI yang berstatus
sebagai Mahasiswa bagian Hukum Bisnis Universitas Udayana juga sebagai
pembicara atau pembawa materi penyuluhan. Pihak yang bertugas sebagai
dokumentator ialah A.A Ngurah Ryan D. P yang sedang menempuh semester VI yang
berstatus sebagai Mahasiswa bagian Hukum Bisnis Universitas Udayana.
Pihak yang bertugas sebagai konsumsi adalah Tania Novelin yang sedang
menempuh semester VI yang berstatus sebagai Mahasiswa bagian Hukum Peradilan
Universitas Udayana dan Putu Anilia A.P yang sedang menempuh semester VIII yang
berstatus sebagai Mahasiswa bagian Hukum
8 Bisnis Universitas Udayana. Pihak yang
bertugas sebagai operator adalah I Gusti Ngurah Yulio M. P yang sedang menempuh
semester VI yang berstatus sebagai Mahasiswa bagian Hukum Bisnis Universitas
Udayana.
Tidak selesai sampai disana, siswa/I SMP Negeri 1 Denpasar yang aktif
menjawab pertanyaan dari Mahasiswa/I Klinik Hukum Anti Korupsi dan Dosen
Pembimbing adalah Theresia Fiora Saputri, Pande Putu Jiyestha Nugraha, dan
Teresya Mareta Dewi.

4.2 Pemahaman Dan Penanaman Budaya Anti Korupsi


4.2.1 Pemahaman siswa/I SMP Negeri 1 Denpasar
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan anti korupsi yang telah dilakukan oleh
Kelompok Genap Klinik Hukum Anti Korupsi merupakan sebuah bentuk kegiatan
dimana kegiatan tersebut dilakukan oleh Mahasiswa sebagai upaya mencegah Tindak
Pidana Korupsi sejak dini khususnya pada kalangan anak-anak dalam lingkungan
pendidikan menengah pertama (SMP).Melihat Korupsi sebagai issu nasional
merupakan persoalan bangsa harus segera di berantas. Upaya pemberantasan korupsi
dapat dilakukan secara represif maupun preventif. Upaya pencegahan korupsi bisa
dilakukan sedini mungkin melalui berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi,
penyuluhan mengenai korupsi. Pendidikan anti korupsi di sekolah sangat penting
untuk meningkatkan pemahaman para siswa mengenai korupsi dan dampaknya
terhadap aspek kehidupan, sehingga diharapkan nantinya akan menjadi generasi yang
anti korupsi.
Beberapa isu yang menjadi sebuah acuan dilakukannya penyuluhan hukum
anti korupsi di SMP Negeri 3 Denpasar diantaranya :
1. Plagiat/ Copy – Paste dalam penugasan

2. Mencontek

3. Gratifikasi ke Guru

4. Memalsukan kuitansi dan cap kegiatan

5. Korupsi waktu oleh Guru dan Siswa

Berdasarkan hasil dari kuisioner yang diberikan kepada 30 peserta sebagai


tolak ukur sejauh mana siswa-siswi memahami korupsi maka hasilnya adalah 100%
siswa-siswi mengetahui pengertian dari korupsi secara umum, Rata-rata siswa-siswi
hanya mengetahui Korupsi secara umum yakni sebagai suatu tindakan yang sangat
tidak terpuji yang dapat merugikan Negara ataupun orang lain untuk keuntungan
pribadi. namun hanya 15% dari siswa-siswi tersebut yang mengetahui korupsi secara
spesifik seperti bentuk-bentuk dari korupsi itu sendiri.
Bentuk-bentuk korupsi dibagi menjadi 3 yaitu :

Penyuapan
Penggelapan
Korupsi

Gratifikasi

1. Penyuapan adalah tindakan memberikan uang, barang atau bentuk lain dari
pembalasan dari pemberi suap kepada penerima suap yang dilakukan untuk
mengubah sikap penerima atas kepentingan/minat si pemberi, walaupun sikap
tersebut berlawanan dengan penerima
Contoh Penyuapan : Memberikan uang atau barang kepada guru agar
mendapatkan nilai yang maksimal Memberikan uang atau barang kepada
instansi sekolah agar dilancarkan masuk kesekolah tersebut.
2. Penggelapan merupakan suatu tindakan tidak jujur dengan menyembunyikan
barang/harta orang lain oleh satu orang atau lebih tanpa sepengetahuan
pemilik barang dengan tujuan untuk mengalih-milik (pencurian), menguasai,
atau digunakan untuk tujuan lain.

Contoh penggelapan : Bendahara meminta uang kas, dan ternyata uang kas
tersebut di buat untuk pribadi
3. Gratifikasi, Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang,
barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di
luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau
tanpa sarana elektronik.

Contoh Gratifikasi : Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima


kasih karena telah dibantu, Hadiah/sumbangan rekanan yang diterima pejabat
pada saat perkawinan anaknya.
Pemahaman tersebut kemudian ditanamkan kepada siswa-siswa SMP Negeri 3
Denpasar sehingga secara tidak langsung dapat menanamkan tindakan anti korupsi
sejak dini serta dapat mencegah perbuatan korupsi sejak dini, dimana peran generasi
muda haruslah memiliki rasa cinta tanah air serta tertanamnya nilai-nilai kejujuran
yang luhur yang dapat membawa pada perubahan era bebas korupsi. Hasil dari
Kuisioner yang diberikan tersebut membuktikan bahwa siswa-siswi SMP Negeri 3
Denpasar telah memahami arti dari Korupsi.
4.2.2 Penanaman Budaya Anti Korupsi di SMP Negeri 1 Denpasar
Salah satu bentuk penanaman budaya anti korupsi di SMP Negeri 1 Denpasar
adalah dengan adanya pemberian materi mengenai Anti Korupsi disela-sela
pembelajaran di sekolah seperti nilai-nilai tentang kedisiplinan, tanggung jawab, budi
pekerti luhur, dan sebagainya. Selain itu, berdasarkan hasil observasi, di SMP Negeri
1 Denpasar juga banyak ditemukan disetiap dinding kantor guru dan ruang kelas serta
di ruangan lainnya seperti poster, slogan dan lukisan tentang anti korupsi yang dimana
beberapa merupakan hasil karya dari siswa itu sendiri.
Pernah diajarkan
Tidak pernah
diajarkan

Gb 1. Diagram Kuisioner
Berdasarkan hasil kuisioner yang dibagikan kepada 32 orang siswa/i di SMP
Negeri 1 Denpasar, 90% mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan penanaman
materi mengenai anti Korupsi dari guru-guru yang mengajar di sekolah. Hal ini berarti
SMP Negeri 1 Denpasar telah SANGAT BAIK dalam menanamkan budaya anti
korupsi di lingkungan sekolah, dan perlu ditingkatkan lagi agar semua guru dapat
sama rata dalam memberikan materi mengenai nilai-nilai kejujuran.

4.2.3 Identifikasi Bentuk Praktek Korupsi Di Sekolah


Selama ini mungkin bentuk korupsi yang kita tahu hanya seperti penyapan,
penggelapan dan nepotisme saja, namun tanpa kita sadari, ada banyak bentuk korupsi
yang terjadi di sekitar lingkungan kita. Salah satunya adalah di Lingkungan Sekolah:
• Korupsi Waktu

Korupsi waktu adalah salah satu tindakan korupsi yang sering dilakukan
banyak orang, begitu juga para pejabat, korupsi waktu ini merupakan tindakan
korupsi yang paling sering dilakukan oleh pejabat, contohnya, mbolos berangket ke
kantor dll. Tidak hanya pejabat saja, terkadang guru dan siswa sering melakukan
tindakan yang sama. contohnya, sengaja telat masuk kantor/sekolah, atau sengaja izin
untuk meninggalkan sekolah dengan alasan yang tak penting.
• Korupsi uang saku

Hal ini sering dilakukan oleh siswa dalam meminta uang saku kepada orang
tua, yaitu dengan cara meminta uang saku lebih dengan modus untuk iuran disekolah
atau membeli buku pelajaran, denagn kenyataanya unag tersebut digunakan untuk hal-
hal yang tidak bermanfaat, seperti untuk memebeli rokok, modal untuk pacaran,
bermain game online dan sebagaimya.
• Korupsi kepercayaan

Korupsi kepercayaan sekarang sudah tidak asing lagi dikalangan


pelajar.Contohnya adalah pada saat ulangan kita dipercaya oleh guru mata pelajaran
untuk mengerjakan ulangan itu sendiri , namun pada saat itu soal pada ulangan itu
sulit dan kita menyontek pekerjaan teman sebelah kita.itu merepakan contoh kecil
yang seringkali tanpa kita sadari.

• Korupsi berat

Contohnya:
➢ Orangtua menyogok sekolah agar anaknya bisa diterima di sekolah
tersebut, padahal nilai seleksi masuk anaknya nggak memadai. Asal
tahu aja, saya sering menyaksikan hal ini terjadi, termasuk di sekolah-
sekolah swasta favorit

➢ Guru mengatrol nilai murid agar murid-murid sekolah terkesan


berprestasi.

➢ Siswa diminta untuk membayar iuran sekolah, padahal bersekolah di


sekolahan negeri yang bebas SPP, karena sudah dibayar pemerintah.

➢ Siswa sering diwajibkan untuk membeli buku oleh sekolah, padahal


sekolah sudah mendapat buku bantuan dari Dinas Pendidikan.

Ternyata tanpa kita sadari ada banyak tindakan korupsi yang ada di sekitar
kita,. Jika kita ingin memberantas tindakan korupsi oleh pejabat, sebaiknya kita
berlajar terlebih dahulu untuk tidak korupsi hal-hal yang sepele, karena masalah besar
berawal dari hal yang disepelekan.

4.3 Tindakan Pencegahan Korupsi Oleh Mahasiswa


Dalam rangka meningkatkan pemahaman kepada siswa/i SMP Negeri 1
Denpasar terhadap tindakan korupsi yang terjadi dilingkungannya maka mahasiswa
turut menampilkan kontribusi positif terkait hal ini. Dengan mengacu pada Undang-
Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa
mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat turut berperan aktif sebagai pihak yang
menyelenggarakan pendidikan yang pada dasarnya berbasis masyarakat. Tindakan
pencegahan oleh mahasiswa di SMP Negeri 1 Denpasar ialah dengan melakukan
penyuluhan, diskusi dan juga games tentang anti korupsi. Dalam penyuluhan ada
beberapa materi yang disampaikan ke siswa SMP Negeri 1 Denpasar diantaranya
pengertian apa itu korupsi, bentuk-bentuk korupsi, bagaiman cara mencegah korupsi
di negara Indonesi, tentang KPK. Point pertama yang kami sampaikan tentang apa itu
korupsi menjadi materi yang sangat antusias bagi siswa, dilihat dari banyak yang
ingin menjawab pertanyaan pengertian dari korupsi tersebut. Korupsi adalah suatu
tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan orang lain untuk
kepentingan pribadi.
Point kedua yaitu bentuk-bentuk korupsi, Sebelum tau tentang bagaimana
cara mencegah seharusnya siswa harus tau dulu apa saja bentuk-bentuk korupsi.
Sehingga mahasiswa menerangkan tentang bentuk-bentuk korupsi yaitu penyuapan
yang artinya tindakan memberikan uang, barang maupun bentuk lain dari pembalasan
dari pemberi suap kepada penerima suap yang dilakukan untuk mengubah sikap
penerima atas kepentingan/minat si pemberi, walaupun sikap tersebut berlawanan
dengan si penerima. Penggelapan merupakan suatu tindakan tidak jujur dengan
menyembunyikan barang atau harta orang lain oleh satu orang atau lebih tanpa
sepengetahuan pemiliknya dengan tujuan mengalih-milik, menguasai atau dengan
tujuan lain. Gratifikasi yaitu pemberian dalam arti luas yakni meliputi pemberian
uang, barang, discount, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan dan fasilitas
lainnya, baik yang di dalam negeri maupun diluar neger dengan menggunakan sarana
elektronik maupun tanpa sarana elektronik.
Point ketiga adalah gimana caranya mencegah korupsi tersebut dan bisa
mengajarkan ke siswa siswi SMP Negeri 1 Denpasar. Mahasiswa dapat mengajarkan
bagaimana sikap anti korupsi, pendidikan meral sejak dini, memberikan anak agam
yang cukup. Sehingga pencegahan bisa dilakukan sejak dini di dalam siswa/i SMP
Negeri 1 Denpasar. KPK merupakan salah satu lembaga anti korupsi. Dimana
pemberantasan tindak pidana korupsi didefinisikan sebagai serangkaian tindakan
untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi,
supervisi, monitor, penyelidikan-penyidikan-penuntutan dan pemeriksaan disidang
pengadilan dengan dengan peran serta masyarakat (pasal 1 Undang-Undang no 30
Tahun 2002).

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, kesimpulan yang dapat diambil dari
hasil analisa tingkat pemahaman dan kepekaaan siswa/i SMP Negeri 1 Denpasar
terkait korupsi adalah mayoritas siswa/i SMP Negeri 1 Denpasar telah memahami arti
dari korupsi secara umum namun tidak semua siswa/i SMP Negeri 1 Denpasar peka
terhadap praktek korupsi yang terjadi dalam lingkungan sekolah dan berkomitmen
untuk memberantas korupsi. Tidak terlepas dari itu, salah satu perosoalan yang timbul
pula adalah bahwa pandangan siswa/i SMP Negeri 1 Denpasar yang melihat sekolah
kurang tegas dalam menangani kasus korupsi yang terjadi di lingkungannya.
Disamping itu, dalam kaitannya dengan menanamkan budaya anti korupsi
sejak dini, semata-mata mahasiswa telah melakukan upaya preventif dengan
mengadakan penyuluhan dan sharing terkait dengan praktek korupsi yang terjadi
dalam lingkungan kampus dan sekolah serta memberikan solusi terkait cara
menyelesaikan persoalan tersebut.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan diatas maka beberapa saran yang
diberikan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan tersebut ialah siswa/i harus
lebih peka dan berani memberikan laporan terkait denngan dugaan praktek tindakan
korupsi yang dilakukan di lingkungan sekolah sehingga dapat meningkatkan
intensitas praktek korupsi yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam kaitannya
dengan sekolah, maka sudah sejatinya sekolah memberikan memberikan perhatian
khusus kepada para pihak yang melakukan praktek korupsi di lingkungan sekolah dan
lebih menegaskan sanksi yang dijatuhkan kepada siswa/i SMP Negeri 1 Denpasar
yang terbukti melakukan tindakan korupsi sesuai dengan laporan yang diberikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

I. BUKU
Djaja, Ermansyah, 2013, Memberantas Korupsi Bersama KPK, Jakarta, Sinar Grafika
Fawa’id, Ahmad dan Sultonul Huda, 2006, NU Melawan Korupsi:Kajian Tafsir dan
Fiqih, Jakarta, Tim Kerja Gerakan Nasional Pemberantasan Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama
Hasibuan, Albert, 2014, Titik Pandang Untuk Orde Baru, Jakarta, Pustaka Sinar
Harapan
Soekanto, Soerjono, 2011, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Jakarta, Raja Grafindo Persada
Wignjosubroto, Soetandyo, 2015, Hukum dalam Masyarakat, Perkembangan dan
Masalah Sebuah Pengantar Kearah Kajian Sosiologi Hukum, Malang,
Bayumedia Publishing

II PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
DOKUMENTASI

MC MEMPERKENALKAN SELURUH ANGGOTA KELOMPOK KLINIK


HUKUM ANTI KORUPSI

DOA BERSAMA SEBELUM PENYULUHAN DIMULAI


SAMBUTAN DARI WAKIL KEPALA SEKOLAH SMP NEGERI 1
DENPASAR

SAMBUTAN DARI DOSEN PEMBIMBING


PEMAPARAN MATERI DARI MAHASISWA/I KLINIK HUKUM ANTI
KORUPSI
PERWAKILAN PEREMPUAN ANTI KORUPSI
PEMBERIAN HADIAH BAGI SISWA/I YANG AKTIF MENJAWAB
PERTANYAAN TERKAIT MATERI PENYULUHAN

PENYERAHAN PLAKAT KEPADA WAKIL KEPALA SEKOLAH SMP


NEGERI 1 DENPASAR
DOSEN PEMBIMBING MEMBERI ARAHAN KEPADA MAHASISWA/I
SESI GAMES (BERMAIN)
SESI FOTO BERSAMA

NAMA KELOMPOK DAN TUGAS MASING-MASING

I GUSTI AGUNG KIDDY KRSNA. Z


Tugas:
• Sebagai ketua kelompok
• Membuat materi penyuluhan klinik hukum anti korupsi
• Membuat power point materi
• Pemberi materi (pembicara)
• Membuat laporan, yaitu me-revisi Bab 1 sampai dengan Bab 3

TANIA NOVELIN
Tugas:
• Mencari lokasi untuk penyuluhan
• Mengurus surat pengantar penyuluhan
• Memesan konsumsi
• Membuat rundown acara
• Menyiapkan hadiah
• Membuat absensi
• Membuat laporan pada bagian 4.1 , yaitu Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
• Menggabungkan dan memperbaiki hasil akhir seluruh hasil laporan
• Print laporan

PUTU ANILIA A.P


Tugas:
• Meyiapkan konsumsi
• Membuat laporan pada bagian 4.2.1, yaitu pemahaman siswa/I SMP Negeri 1
Denpasar

I GUSTI NGURAH YULIO M. P


Tugas:
• Membuat power point materi
• Sebagai operator
• Membuat laporan pada bagian 4.2.3, yaitu Identifikasi Bentuk Praktek Korupsi Di
Sekolah

REVITA MADUMA MANALU


Tugas:
• Membuat materi penyuluhan klinik hukum anti korupsi
• Pemberi materi (pembicara)
• Membuat laporan pada bagian 4.3.3, yaitu Identifikasi Bentuk Praktek Korupsi Di
Sekolah

A.A NGURAH RYAN D. P


Tugas:
• Dokumentasi
• Memesan plakat
• Nge-burn foto kegiatan penyuluhan ke CD
• Membuat laporan pada bagian 4.2.1, yaitu pemahaman siswa/I SMP Negeri 1
Denpasar

NI KADEK DIANA SETYA. Y


Tugas:
• Membuat materi penyuluhan klinik hukum anti korupsi
• Pemberi materi (pembicara)
• Membuat laporan pada bagian Bab V yaitu kesimpulan dan saran

PUTU MITA APSARI DEWI


Tugas:
• Membuat materi penyuluhan klinik hukum anti korupsi
• Pemberi materi (pembicara)
• Membuat laporan pada bagian 4.2.2, yaitu Penanaman Budaya Anti Korupsi di SMP
Negeri 1 Denpasar

NI PUTU DEBBY C. K
Tugas:
• MC
• Membantu mengambil konsumsi
• Membuat laporan pada bagian 4.2.2, yaitu Penanaman Budaya Anti Korupsi di SMP
Negeri 1 Denpasar

KETUT YUDAGAMA. J
Tugas:
• Membuat desain banner
• Mencetak banner
• Membuat materi penyuluhan klinik hukum anti korupsi
• Pemberi materi (pembicara)
• Membuat laporan pada bagian 4.3, yaitu Tindakan Pencegahan Korupsi Oleh
Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai