PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kalangan. Hipertensi juga merupakan faktor risiko dari penyakit jantung iskemik
dan stroke yang termasuk lima posisi tertinggi dalam penyebab kematian
terbanyak di dunia [ CITATION Ben17 \l 1033 ]. Selain itu, hipertensi juga menempati
urutan pertama sebagai penyakit terbanyak pada kelompok lanjut usia berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 dan menjadi salah satu dari lima penyebab
Menurut data WHO di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4 % orang
menjadi 29,2 % di tahun 2025[ CITATION Zae13 \l 1033 ], dan dari 972 juta jiwa
yang mengalami hipertensi, 333 juta berada di Negara maju sedangkan 639 jiwa
Indonesia pada usia 18 tahun keatas mengalami kenaikan dari 25,8% menjadi
kebiasaan merokok dari 7,2% menjadi 9,1%, konsumsi alkohol dari 3% menjadi
3,3% dan rendahnya aktifitas fisik dari 26,1% menjadi 33,5% (Riskesdas 2018)
Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya hipertensi meliputi faktor risiko
yang tidak dapat dikendalikan atau diubah (mayor) seperti umur, jenis kelamin,
ras dan keturunan dan faktor risiko yang dapat dikendalikan atau diubah (minor)
yang berlebihan, konsumsi garam yang tinggi dan kurang serat [ CITATION Pal10 \l
1033 ]. Penderita hipertensi sering sekali takut dan cemas dalam menghadapi
secara emosional, tekanan emosional yang timbul biasanya karena pikiran akan
diet yang ketat maupun komplikasi yang akan datang di kemudian hari, keadaan
menjaga kestabilan emosional pasien hipertensi, maka dari itu perawat sebagai
Terapi komplementer adalah terapi holistik yang sudah diakui dan digunakan
RI, 2007)
adalah terapi SEFT, SEFT merupakan terapi relaksasi dalam bentuk mind body
therapy dari terapi komplementer yang bekerja kurang lebih sama dengan prinsip
penggabungan dari sistem energi tubuh (energy medicine) dan spiritualitas dalam
adrenal dalam melepas hormon. Sekresi hormon yang dilepaskan oleh kelenjar
epinefrin, kortisol dan steroid lainnya seperti renin, angiotensin dan mengurangi
sekresi aldosteron dan ADH yang akan berdampak terhadap penurunan tekanan
melakukan literature review tentang pengaruh terapi SEFT terhadap tekanan darah
B. Rumusan Masalah
4
sari sample registration system pada tahun 2014, dalam keadaan hipertensi darah
member tekanan terlalu besar pada system kardiovaskular lalu dinding pembuluh
darah serta otot jantung bisa rusak dan menyebabkanserangan jantung termasuk
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kejadian dan
keparahan hipertensi adalah dengan mengontrol tekanan darah dengan cara terapi
non farmakologis yaitu terapi SEFT, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti
Literature”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Institusi Pendidikan
2. Institusi Pelayanan
Hasil dari literature review ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam upaya
3. Profesi Keperawatan
4. Peneliti
terapi SEFT terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi melalui
telaah literature
5. Peneliti Selanjutnya
Hasil literature review ini bisa menjadi bahan referensi atau sumber data bagi
hipertensi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. HIPERTENSI
a. Definisi
Hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik lebih dari
140/90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
b. Klasifikasi
c.
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah
Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmH
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (Hipertensi 140-159 mmHg 90-99 mmHg
ringan)
Stadium 2 (Hipertensi 160-179 mmHg 100-109 mmHg
sedang)
Stadium 3 (Hipertensi 180-209 mmHg 110-119 mmHg
berat)
Stadium 4 (Hipertensi 210 mmHg atau lebih 120 Hg atau lebih
maligna)
Sumber : [ CITATION
ETr14 \l 1033 ]
Faktor resiko
Faktor resiko hipertensi dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor yang dapat
f) Penggunaan esterogen
a) Faktor usia
b) Jenis kelamin, pada laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopose
c) Faktor genetik
d. Patofisiologi
didalam arteri bisa rerjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih
kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah di
setiap denyutan jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada
biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut,
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil (arteriola) untuk sementara waktu untuk
darah dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini
terjadi jika terhadap kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga
meningkat.
pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan
perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem
saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi
ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: jika tekanan
darah meningkat, ginjal akan mengeluarkan garam dan air yang akan
normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam
dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal.
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang
dalam mengembalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan
penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa
menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
10
e. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita hipertensi selama bertahun-
d. Muntah-muntah
f. Mengeluh kelelahan
f. Diagnosis Hipertensi
apa terapi yang digunakan dan kapan terapi tersebut dimulai [ CITATION
Med16 \l 1033 ]
g. Komplikasi
1) Gagal ginjal
2) Infark miokard
miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark.
3) Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak atau adanya
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi.
12
4) Ensefalopati
hingga kematian.
h. Penatalaksanaan
1) Terapi farmakologis
pertama dan membantu ginjal membuang air dan garam yang akan
b) Penghambat adrenergik
Obat ini merupakan sekelompok obat terdiri dari alfablocker, beta-blocker dan
c) ACE-inhibitor
d) Angiotensin II blocker
13
Mekanisme obat ini hampir sama dengan ACE inhibitor dapat melebarkan
arteri.
e) Antagonis kalsium
2) Terapi nonfarmakologis
e) Terapi musik
2. SEFT
a. Sejarah
seorang pasien bernama Mary yg sakit phobia pada air (intense water phobia)
14
pada tahun 1980 an. Setiap melihat air perutnya selalu merasa mual. Sejak
kecil sampai usia 25 tahun, ia mandi dengan cara menyeka dengan lap basah
dan tidak pernah ke laut. Selama 2 tahun dia terus kontrol dan tidak juga
tehnik baru semacam tusuk jarum dari cina. Karena tidak memiliki jarum, dia
mengetuk ngetuk bawah mata sebagai tempat referal dari perut. Setelah di
ketuk ketuk, Mary langsung keluar dan menghampiri kolam renang. Kakinya
setiap penyakit. Terapi itu disebut TFT (Tought Field Therapy). Kemudian
tiga titik kombinasi untuk berbagai penyakit, lebih baik mengetuk semua titik
sedang pikirannya menuju ke lokasi yang sakit. Proses ini disebut sebagai
apapun yang kita alami. Misalnya “Meskipun kepala saya sakit sekali, saya
bisa menerima diri saya”. Kemudian pak Achmad Faiz Zainuddin dari
Zai13 \l 1033 ]
b. Definisi
15
pada beberapa titik tertentu pada tubuh. SEFT bekerja dengan prinsip yang
efek relaksasi pada tubuh. Perbedaan terapi SEFT jika dibandingkan dengan
metode akupuntur dan akupresur adalah dari unsur spriritual SEFT yang
c. Konsep
Ada dua versi dalam melakukan SEFT, yaitu pertama versi lengkap dan
perbedaanya hanya pada langkah ketiga (the tapping). Pada versi singkat
hanya melakukan tapping pada 9 titik saj, sedangkan pada versi lengkap
lengkap maupun versi ringkas dari terapi SEFT terdiri dari 3 tahap yaitu; The
1. The Set-Up
The Set-Up bertujuan untuk memastikan agar aliran energy tubuh kita
negatif spontan atau keyakinan bawah sadar negatif). Jika Keyakinan atau
pikiran negative seperti contoh diatas terjadi, maka ber doa dengan khusyu,
ikhlas dan pasrah “Ya Allah…. Meskipun saya ….(sebutkan keluhan anda)
kesembuhan saya”. Kata-kata ini disebut The Set-Up Words yaitu kata-kata
religious, The Set-Up Words adalah doa kepasrahan kita kepada Allah SWT
bahwa apapun masalah dan rasa sakit yang kita alami saat ini, kita ikhlas
seperti di atas dengan penuh rasa khusyu, ikhlas dan pasrah sebanyak 3 kali.
kita menekan dada di bagian Sore Spot (titik nyeri) atau mengetuk dengan dua
2. The Tune-in
Untuk masalah fisik, kita melakukan Tune-In dengan cara merasakan rasa
sakit yang telah dialami lalu mengarahkan pikiran ke tempat rasa sakit dan
sambil terus 2 hal tersebut, hati dan mulut kita mengucapkan “Ya Allah saya
ikhlas, saya pasrah”. Untuk masalah emosi, kita melakukan Tune-in dengan
negatif (marah, sedih, takut dan kesal) hati dan mulut kita mengatakan “Ya
Allah saya ikhlas, saya pasrah”. Bersamaan dengan Tune-In ini kita lakukan
langkah ke 3 yaitu tapping. Pada proses inilah (Tune-In beserta tapping) kita
3. The Tapping
Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik
tertentu di tubuh kita bersamaan dengan Tune-In. Titik-titik ini adalah titik-
titik kunci dari The major Energy Meridians yang jika kita ketuk beberapa
kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit
yang kita rasakan. Karena aliran energy tubuh berjalan dengan normal dan
Gambar 2.1
Titik-Titik Kunci dari The Major Energy Meridians
No Gambar Titik Tapping
1 Cr = Crown
Pada titik dibagian kepala.
18
2 EB = Eye Brow
Pada titik permulaan mata
3 SE = Side of Eye
Diatas tulang disamping mata.
4 UE = Under Eye
2 cm dibawah kelopak mata.
19
5 UN = Under Nose
Tepat dibawah hidung
6 Ch = Chin
Diantara dagu dan bagian bawah
bibir.
7 CB = Collar Bone
Diujung tepat bertemunya tulang
dada, collar bone dan tulang rusuk
pertama.
20
8 UA = Under Arm
Dibawah ketiak sejajar dengan
puting susu (pria) atau tepat di
bagian tengah tali bra (wanita).
9 BN = Bellow Nipple
2,5 cm dibawah puting susu (pria)
atau di perbatasan antara tulang
dada dan bagian bawah payudara.
10 IH = Inside Hand
Di bagian dalam tangan yang
berbatasan dengan telapak tangan
11 OH = Outside Hand
Dibagian luar tangan yang
berbatasan dengan telapak tangan.
21
12 Th = Thumb
Ibu jari disamping luar bagian
bawah kuku.
13 IF = Index Finger
Jari telunjuk disamping luar bagian
bawah kuku (dibagian yang
menghadap ibu jari).
14 MF = Middle Finger
Jari tengah samping luar bagian
bawah kuku (dibagian yang
menghadap ibu jari).
15 RF = Ring Finger
Jari manis samping luar bagian
bawah kuku (dibagian yang
menghadap ibu jari).
22
16 BF = Baby Finger
Jari kelingking samping luar bagian
bawah kuku (dibagian yang
menghadap ibu jari).
17 KC = Karate Chop
Disamping telapak tangan, bagian
yang kita gunakan untuk
mematahkan balok saat karate.
18 GS = Gamut Spot
Dibagian antara perpanjangan
tulang jari manis dan tulang
jari kelingking
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Konsep adalah suatu abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal
Tekhnik Relaksasi
Keadaan emosional tidak adekuat
Gangguan/blocking system
energy meridian tubuh
Terapi SEFT
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
yang berguna yang menghasilkan blueprint atau model penelitian [ CITATION Mol14
literature review berisikan ulasan rangkuman dan pikiran penulis tentang beberapa
sumber pustaka (dapat berupa artikel, jurnal, buku, dll) dengan tujuan untuk
mendapatkan gambaran yang berkenaan dengan apa yang sudah pernah dikerjakan
peneliti sebelumnya.
Tujuan dari literature review ini yaitu untuk mengetahui efektifitas SEFT
penelitian terdiri dari 2 variabel yaitu terapi SEFT (Variabel bebas) dan Tekanan
1. Populasi
keseluruhan dari suatu objek yang akan diteliti sesuai dengan kriteria yang
penelitian ini adalah jurnal nasional yang berkaitan dengan pengaruh SEFT
artikel.
2. Sampling
26
sampling yang digunakan dalam penelitian literature review ini yaitu dengan
telaah jurnal dari internet dengan search engine google scholar dan portal
Dalam Penelitian ini Peneliti menerapkan kriteria inklusi & ekslusi yang
a. Kriteria Inklusi
ini meliputi :
pada hipertensi
Hasil dalam artikel adalah membahas efek SEFT terhadap tekanan darah
b. Kriteria Ekslusi
yang harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab yang dapat
3. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu artikel yang tersaring melalui proses
pasien hipertensi
beberapa tahapan yang harus dilakukan sehingga hasil studi literature tersebut
1. Identifikasi Masalah
antara proses yang lain, dikarenakan hal tersebut menentukan kualitas suatu
jurnal dan prosiding dengan menggunakan search engine google scholar dan
Portal Garuda. Dengan menggunakan kata kunci SEFT, Tekanan Darah dan
penelitian yang terdiri dari 129 artikel dari Google Scholar dan 101 artikel
2. Screening
28
memilih masalah penilitian yang sesuai dengan topik. Dalam penelitian ini
kunci judul jurnal, tahun terbit, tipe artikel dan topik permasalahan. Dari hasil
screening diperoleh 15 judul penelitian primer yang terdiri dari 12 judul dari
3. Penilaian Kualitas
Dalam penilaian kualitas pada metode literature reviews (LR) yang dimaksud
adalah penilaian sumber data yang eligible sesuai dengan kriteria inklusi.
dokumennya, dan tidak terjadi duplikasi artikel. Dari hasil penilaian diperoleh
artikel sebanyak 13 artikel yang terdiri dari 11 judul dari google scholar dan 2
4. Ekstrasi Data
Adapun ekstrasi data dapat dilakukan jika semua data yang telah memenuhi
syarat telah diklasifikasikan untuk semua data yang ada. Setelah proses
screening dilakukan maka hasil dari ekstrasi data ini dapat diketahui pasti dari
jumlah awal data yang dimiliki berapa dan yang masih memenuhi syarat untuk
5. Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan jika semua data yang telah memenuhi syarat
telah di klarifikasi untuk semua data yang ada. Setelah proses screening dan
29
penilaian kualitas dilakukan, maka hasil dari analisis data ini dapat diketahui
pasti dari jumlah awal data yang dimiliki berapa yang masih memenuhi syarat
untuk selanjutnya dianalisa lebih jauh dan relevan. Analisis data dalam
artikel, kemudian dimasukan ke dalam tabel analisa yang meliputi judul dan
BAB V
HASIL PENELITIAN
menulis hasil analisis. Adapun langkah proses dan hasil data yang diperoleh
Kriteri inklusi :
Topik penelitian
berkaitan dengan
terapi SEFT
terhadap tekanan
Jumlah jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi darah pada
hipertensi
(n=13) Jenis penelitian
Adapun hasil analisis terdapat 13 artikel penelitian sebagai berikut : kuantitatif
Hasil dalam
1. Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap artikel adalah
membahas efek
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja SEFT terhadap
tekanan darah
Puskesmas Pauh Kota Padang yang di tulis oleh Susanti Deby dengan pada pasien
data menggunakan uji paired T-test dengan hasil penelitian hasil penelitian
didapatkan rerata penurunan tekanan darah sistolik yaitu 12,35 mmhg dan
tekanan darah systole dan diastole pada kelompok intervensi sebelum dan
sesudah terapi SEFT yaitu 1,46 mmhg / 0,67 mmhg dan pada kelompok
control nilai rata-rata mengalami kenaikan yaitu 0,6 mmhg / 0,66 mmhg
penurunan tekanan darah dengan hasil rata rata tekanan darah lansia
oleh Gita Nur Fitri, Lilis Lismayanti, Nina Pamela Sari, dengan tujuan
11,33/6,66 mmhg
Pandau Jaya Kec. Siak Hulu kab. Kampar yang di tulis oleh Muswarni &
pada kelompok intervensi sebesar 10,41 mmhg dan pada kelompok control
intervensi sebesar 8,35 mmhg dan pada kelompok control 4,24 mmhg
paired, man withney dan independent t test, Reta-rata tekanan darah pada
168,00/87,00 mmhg
digunakan adalah Uji Wilcoxon Sign Rank Test, Uji Wilcoxon Sign Rank
Wilayah Puskesmas Tahunan yang di tulis oleh Sholihul Huda & Galia
nilai systole sebesar 0,60 mmhg dan mengalami kenaikan pada nilai
Hipertensi Pada Lansia yang di tulis oleh Chindy Maria Orizani, tian untuk
penelitian SOP terapi SEFT dan Lembar observasi tekanan darah pre-
SEFT terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi, Jenis penelitian ini
BAB VI
PEMBAHASAN
Sistole adalah tekanan darah saat jantung berdetak dan berkontraksi (berkerut)
indikasi bunyi pertama yang di dengar saat pengukuran tekanan darah, hal ini
terjadi saat ventrikel berkontraksi, tekanan di dalam ventrikel menjadi lebih besar
dari pada di atrium dan katup AV menutup, dalam waktu singkat tekanan aorta
dan arteri pulmonalis masih tetap lebih tinggi dari pada tekanan di dalam
ventrikel, shingga katup aorta dan pulmonalis tetap tertutup, seiring dengan
dengan cepat dan darah mengalir keluar ventrikel dengan kecepatan dan tekanan
tinggi sehingga periode kontraksi ventrikel ini disebut systole, sedangkan tekanan
diastole merupakan tekanan darah arteri yang di hasilkan pada saat ventrikel
relaksasi, yang biasanya diketahui saat pengukuran tekanan darah yaitu ketika
mendengar bunyi terakhir (Corwin 2009 dalam lilis 2015). Hasil analisis terhadap
39
SEFT terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi,
tentunya hal ini menjadi kabar baik terhadap penderita hipertensi agar mampu
jantung lebih kuat, pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung pun
salah satu penyakit yang di pengaruhi oleh psikologis atau emosional, hal ini
dapat dilihat dari berbagai landasan emosi yang mempengaruhi penyakit fisik
yaitu hipertensi dipengaruhi oleh permasalahan masa lalu yang tidak terselesaikan
dari berbagai hal, baik karena penolakan pasien terhadap keadaan penyakit
diatasi dengan memodifikasi gaya hidup salah satunya dengan menekan faktor
satu terapi relaksasi, terapi relaksasi memberikan efek sama dengan obat
membuat otot otot polos pembuluh darah arteri dan vena menjadi rileks bersama
otot-otot lain dalam tubuh. Efek dari relaksasi otot-otot ini menyebabkan kadar
40
neropinefrin dalam darah menurun, otot-otot yang rileks ini akan menyebarkan
stimulus ke hipotalamus sehingga jiwa dan organ dalam tubuh manusia merasakan
ketenangan dan kenyamanan, keadaan ini akan menekan system saraf simpatik
sehingga kerja jantung pun menjadi menurun, dan ketika kerja jantung menurun
secara otomatis tekanan darah ikut menurun [ CITATION Mil12 \l 1033 ], Hal ini di
darah pada pasien hipertensi dengan cara responden di ajarkan tekhnik relaksasi
selama 15 menit.
Jika menstimulasi titik titik meridian tubuh selama 10-15 menit dan dengan
semaikin meningkat, dan dengan menstimulasi titik titik SEFT dapat merangsang
BAB VII
KESIMPULAN
Terapi SEFT terbukti efektif dalam menurunakan tekanan darah pada pasien
mekanisme terapi SEFT bekerja dengan cara mengetuk titik titik meridian tubuh
sehingga membantu invidu bebas dari tekanan emosional (Pikiran negative) yang
SARAN
1. Institusi Pendidikan
baru dan bahan bacaan pada kepustakaan khususnya dalam mata ajar
terapi komplementer
2. Institusi Pelayanan
3. Profesi Keperawatan
mandiri
4. Peneliti Selanjutnya
responden.
DAFTAR PUSTKA
Bibliography
Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press.
Benjamin, a. a. (2017). Hearth Dease and Stroke Statistics 2017 Update. American
Hearth Association.
Medley, T., & Wilson, J. (2016). Guideline For the Diagnosis an Management of
Rosdakarya.
Palmer, A., & William, B. (2010). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.
Pamungkas, R. A., & Usman, A. M. (2017). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Trans
Info Media.
Institute.
40
Udjianti, W. J. (2011). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Mediaction.
41