Anda di halaman 1dari 50

MONITORING DAN

EVALUASI PELAYANAN
ASUHAN
KEPERAWATAN
D r. A t i S u r y a M e d i a w a t i , S . K p . , M . K e p
PENDAHULUAN
Monitoring, progress review, reassessment and evaluati on mengacu pada
kegiatan yang ditujukan untuk menentukan kemajuan penyakit pasien selama
seluruh episode perawatan. Dalam isti lah-istilah tersebut merujuk pada
serangkaian proses:
1) Pengukuran berulang dan pembuatan bagan berbagai parameter
(monitoring)
2) Interpretati on and analysis of the changes in the values and predicti on of
trends (Progress Review)
3) Review of existing symptoms and signs, and discovery of new ones
(Reassessment)
4) Value judgment on whether there is improvement, deterioration or
absence of change and review of the Care Plan. (Evaluation)
Performance and Occurrence of Tasks
and Events Over Time
FUNCTION AND PURPOSE
• Monitoring, progress review, reassessment dan evaluation adalah
proses perawatan klinis penting yang dilakukan dari awal
perawatan dan berlanjut hingga akhir episode perawatan. Hal ini
menjadi sarana untuk menentukan:
1. Perkembangan penyakit: sebelum, selama, dan setelah perawatan
2. Efek dari berbagai intervensi termasuk investigasi invasif dan
pengobatan
FUNCTION AND PURPOSE (II)
• MONITORING adalah kinerja dan dokumentasi pengukuran
serial yang direncanakan secara berkala. 'Monitoring' adalah
istilah yang lebih baik daripada charting atau observasi, sering
digunakan oleh perawat.
• Tujuannya adalah mendeteksi perubahan atau kekurangannya,
bukan proses mekanis pengukuran dan pencatatan
• Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh penyedia perawatan yang
bertanggung jawab secara keseluruhan dan juga oleh penyedia
perawatan untuk aspek tertentu 
• Adapun informasi yang diharapkan tersedia selama proses
monitoring dan evaluasi meliputi:
1) All the monitoring parameters,
2) Information regarding events or
3) Incidents that the patient experienced during the period, findings
of the reassessment of the patient’s current status (symptoms and
signs)
4) Results of investigations
• Informasi dan hasil ini diinterpretasikan dengan
membandingkannya dengan kondisi pada kunjungan pertama dan
tujuan yang ditetapkan untuk menentukan kemajuan.
• Evaluasi adalah proses mengintegrasikan semua informasi
mengenai pasien diikuti dengan penentuan kesesuaian dengan
rencana perawatan, efektivitas pengobatan, potensi risiko diikuti
dengan pertimbangan alternatif untuk tindakan selanjutnya. Ini
membutuhkan penyedia perawatan untuk mendapatkan
kesimpulan dan membuat keputusan tentang perlunya mengubah
rencana perawatan. Evaluasi dilakukan pada tonggak yang
relevan dari episode perawatan.
Alur Kerja
Perawatan
Klinis
MONITORING
• Monitoring adalah kinerja pengukuran serial terencana dari parameter
tertentu secara berkala. 
• Hasil atau nilai tersebut kemudian didokumentasikan dalam bentuk
tabel atau grafik. 
• Pemantauan secara keseluruhan perlu dilakukan sejak awal perawatan
dan harus diakhiri hanya jika penyakit dianggap sembuh atau
perawatan telah dihentikan.
• Penentuan parameter apa yang akan dipantau bergantung pada apakah
mereka melayani tujuan yang disebutkan sebelumnya. Pemilihan
mereka didasarkan pada beberapa kriteria/aspek dan untuk setiap
kriteria digunakan parameter dan metode pengukuran yang sesuai
Aspek-aspek yang memerlukan monitoring
meliputi:
• Status kesehatan pasien
• Perkembangan penyakit termasuk efek pengobatan pada penyakit
• Efek samping terapi
PARAMETER MONITORING
Parameter adalah karakteristik definisi yang dapat dihitung atau
diukur. Bahkan karakteristik subyektif dapat diberi nilai tertentu
oleh para profesional terlatih. Parameter berikut biasanya
dipantau:
1. Gejala dan tanda
2. Intake-output

3. Parameter biokimia
4. Tes Mikrobiologi dan Hematologi
5. Studi pencitraan
6. Penilaian ulang menggunakan studi diagnostik seperti endoskopi
METODE PENGUKURAN
PARAMETER
Manual Methods
• Penyedia perawatan dapat mengamati, mengukur atau menghitung frekuensi gejala, tanda
dan parameter fisiologis hanya dengan menggunakan panca indera atau alat ukur
sederhana.
• Untuk gejala, penyedia layanan dapat menanyakan pasien tentang apa yang mereka
rasakan dan membuat penilaian. Jika tidak, pasien dapat diminta untuk membuat
penilaiannya sendiri berdasarkan skala kasar seperti ringan, sedang, berat,
sama/kurang/lebih, atau menggunakan skala subyektif misalnya skala Likert (misalnya
skor Nyeri).
• Untuk tanda-tanda tertentu dapat digunakan observasi rutin sebagai alat pemantau (misal
Glasgow Coma Scale) atau dapat digunakan instrumen sederhana (misal
sphygmomanometer, lampu sorot mata dll).
Mechanized And Automated Methods

• Penggunaan instrumen modern (miniatur dan terkomputerisasi)


menghasilkan perluasan jenis parameter yang dapat dipantau
dalam pengaturan klinis. 
• Misalnya, pola EKG, tingkat kejenuhan Oksigen, suhu inti tubuh,
dan bahkan tekanan intrakranial kini dapat dipantau. 
• Banyak Automated Methods bersifat invasive yang membutuhkan
penempatan sensor di dalam rongga tubuh dan oleh karena itu
menimbulkan risiko tertentu.
Automated Means of Capturing Monitoring Data
Prinsip Monev
1) Kejelasan tujuan dan hasil yang di peroleh dari monev
2) Pelaksanaan dilakuan secara objektif
3) Melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu dan berkepentingan
secara proaktif
4) Dapat dipertanggung jawabkan
5) Mencakup seluruh objek pelaksanaan
6) Sesuai jadwal dan pada saat yang tepat
7) Dilakuakn secara berkala dan berkelanjutan
FREQUENCY OF MONITORING
Pengukuran dapat dilakukan secara berkala atau terus menerus.  Frekuensi pengukuran
yang dipilih bergantung pada:
1. Sifat parameter dan ketersediaan teknologi pengukuran
2. Desirability (manfaat), efisiensi dan efektifitas biaya

Pada penyakit akut yang parah, tinjauan perkembangan perlu dilakukan sangat sering sampai
pasien menjadi lebih stabil. Dalam situasi ini, pasien menjalani resusitasi dan pemantauan
terus menerus dilakukan. Penyedia perawatan biasanya berada di samping pasien dan
meninjau kemajuan saat parameter berubah. Peninjauan harus sering dilakukan karena
kondisi pasien memburuk atau membaik dengan cepat. Obat-obatan ampuh yang diberikan
dan prosedur invasif yang dilakukan, sebagai bagian dari pengobatan, menimbulkan
perubahan besar pada pasien. Selain pemantauan konstan, intervensi perlu disesuaikan
dengan perkembangan pasien.
EVALUASI
Evaluasi adalah proses integrasi semua informasi yang relevan (berasal
dari pemantauan, penilaian ulang, pengawasan insiden dan tinjauan
kemajuan), menganalisis dan menafsirkannya untuk mencapai
kesimpulan mengenai:
1. kesesuaian dengan rencana perawatan,
2. efektivitas pengobatan
FREKUENSI EVALUASI
Evaluasi dilakukan pada tonggak yang relevan dari episode
perawatan. Tonggak ini adalah titik di mana perubahan signifikan
dalam kemajuan pasien diharapkan.
1. Titik yang mencolok dalam evolusi penyakit
2. Transisi antara fase yang berbeda di seluruh episode perawatan
In practi cal terms these milestones are the beginning or end of
events such as:

1. Setelah
pengobatan selesai (resusitasi, stabilisasi, pengobatan
suportif, rehabilitasi, pemeliharaan)
2. Pada
pergantian pengaturan perawatan kesehatan (yaitu akhir
kunjungan)
3. Ketika peristiwa penting tertentu terjadi
4. Pada akhir episode perawatan
VALUE OF EVALUATION
• Keberhasilan atau kegagalan perawatan pasien tergantung pada
pembuatan diagnosis yang benar, memutuskan rencana
perawatan yang efektif dan memastikan bahwa rencana tersebut
diikuti. 
• Selain mengandalkan penyelidikan diagnostik untuk menentukan
diagnosis, evaluasi membantu meyakinkan penyedia perawatan
tentang keakuratan diagnosis. Evolusi parameter yang dipantau
dan respons terhadap pengobatan memberikan indikasi apakah
perawatan berada di jalur yang benar. Jika ada keraguan tentang
diagnosis maka arah intervensi, upaya harus dilakukan untuk
mengklarifikasi diagnosis lebih lanjut.
USE OF MONITORING, REVIEW AND
EVALUATION AS QUALITY CONTROL TOOLS

Nilai parameter yang dipantau, temuan pada tinjauan kemajuan


dan kesimpulan yang dibuat pada evaluasi memberikan n indikasi
hasil antara. Hasil evaluasi akhir (di akhir episode perawatan)
menandakan hasil akhir dari keseluruhan layanan untuk pasien
individu tersebut. Ini harus didokumentasikan secara eksplisit
sehingga pencapaiannya dapat dibandingkan dengan standar yang
diketahui untuk pasien yang termasuk dalam kelompok yang sama
(populasi).
TOOLS DALAM MONITORING DAN EVALUASI
Care plan reviews
A review is a formal opportunity to revisit and update the care plan to
ensure it remains relevant, meaningful and reflects the client’s evolving
goals, needs, priorities and preferences. It also provides an opportunity
to consider whether the way you are working together promotes the
client’s independence and autonomy, in line with a wellness approach.
Care plan reviews should guide decision making about ongoing
service delivery including whether the:

• Goals continue to reflect the client’s priorities, needs and circumstances


• Client, carer/s and staff are working together in the most effective and efficient way that
is tailored to the client’s goals and needs including whether the:
– service type remains the most appropriate and relevant way to support the client achieve
their goals
– timing, amount and frequency of service delivery meets the client’s needs
• client is ready to transition and/or be discharged from the service (either because all
relevant actions have been completed, the client has achieved their goals or the service is no
longer meeting the client’s needs or preferences)
How to complete reviews
The client’s existing care plan should be used to guide the review
conversation. In line with initial care planning processes, staff work
collaboratively with clients and/or carers to:
• review the feedback that has been collected
• discuss the implementation of the care plan to date (including
completed actions, variations to the plan, client and staff experience of
working together)
• understand the impacts of the completed actions and how these have
affected the client’s situation, health and wellbeing (i.e. the outcomes)
• identify ongoing needs and priorities.
Menyusun Kesimpulan dan
Rekomendasi
Kesimpulan adalah justifikasi seberapa jauh program menunjang
pencapaian kebutuhan kelompok sasaran. Kesimpulan harus akurat,
objektif, diterima dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu
harus disusun berdasarkan data terkumpul, lengkap, dan valid serta
mengacu pada kriteria yang sudah ditetapkan. Rekomendasi merupakan
ujung dari kegiatan evaluasi dan memberi peluang kepada evaluator
untuk memasukkan formulasi gagasan dan pemikiran untuk perbaikan
program berdasarkan data terkumpul.
Metode Pelaporan yang Dilakukan Secara Berjenjang

Penyampaian pelaporan dari unit kerja paling bawah sampai pucuk


pimpinan organisasi dari penanggung jawab kegiatan kepada
penanggung jawab program, dan dari penanggungjawab program
kepada pimpinan. Tingkatan waktu pelaporan :
• Setiap satu minggu : Mingguan
• Setiap 3 bulan : trimester
• Setiap 6 bulan : semester
• Setiap satu tahun : tahunan
Pelaporan Hasil Monev
a. Rangkuman Eksekutif
b. Pengantar
c. Daftar isi
d. Bagian 1 : pendahuluan
e. Bagian 2 : Temuan
f. Bagian 3 : Kesimpulan
g. Bagian 4 : Rekomendasi
h. Lampiran
Keterangan :
1) Menetapkan rancangan monev

2) Mengembangkan instrument

3) (2a),sudah tersedia instumen baku

4) Menyusun kisi – kisi intrumen

5) Menyusun draf unstrumen

6) Melaksanakan ujicoba instrument

7) Menyempurnakan instrument

8) Instrumen siap pakai

9) Persiapan pelaksanaan monev

10) Temu awal dengan responden

11) Pengumpulan data

12) Verifikasi dan olah data

13) Analisis dan interprestasi data

14) Menyusun laporan

15) Menyampaikan hasil monev


HAND OFF COMMUNICATIONS
( Komunikasi Serah terima pasien antar
perawat dan/staf medis )

RS mengimplementasikan
pendekatan yang standar/ baku
untuk “ Metode komunikasi
serah terima informasi
kesehatan pasien “.
Serah Terima Informasi Kesehatan Pasien
( Hand-off )
 Serah terima terjadi kapanpun pada saat ada
pengalihan tanggung jawab pasien dari satu tenaga
kesehatan kepada yang lain.

 Tujuan:
 Untuk menyediakan informasi secara akurat, tepat
waktu tentang rencana keperawatan, pengobatan,
kondisi terkini, dan perubahan kondisi pasien yang
baru saja terjadi ataupun yang dapat di prediksi
selanjutnya
Serah terima informasi pasien di RS

 Antar perawat antar shift


 Pengalihan tanggung jawab
dari dokter kepada perawat
 Pengalihan tanggung jawab
dokter on-call
 Pengalihan tanggung jawab
sementara, mis: saat
istirahat makan.
 Antar perawat antar
ruangan
MODEL SBAR
SEBAGAI STRATEGI UNTUK
MENINGKATKAN KOMUNIKASI
EFEKTIF SAAT SERAH TERIMA
INFORMASI PASIEN

MENINGKATKAN PATIENT SAFETY


RIWAYAT PENGEMBANGAN SBAR (1)

• Awalnya digunakan di beberapa


perusahaan industri berat,
perusahaan kapal selam nuklir,
angkatan laut, dan perusahaan
penerbangan di Amerika.

Saving our country


• Kecelakaan pesawat akibat
masalah komunikasi dapat
dikurangi dengan penggunaan
metode SBAR
RIWAYAT PENGEMBANGAN SBAR (2)

• Di bidang kesehatan:
• Dikembangkan pertama kali pada Saving our patients
tahun 2002 oleh Michael Leonard,
M.D., Koordinator Medis untuk
Patient Safety bekerja sama
dengan Doug Bonacum dan
Suzanne Graham di Kaiser
Permanente, Colorado
Implementasi
SBAR di SHLV
• Mulai Juni 2009
• Tujuan & Sasaran
• Memastikan komunikasi
efektif dan efisien saat
serah terima pasien.

• Monitoring & evaluasi


implementasi SBAR
FORMAT PENDOKUMENTASIAN MODEL SBAR UNTUK
SERAH TERIMA ANTAR SHIFT

• Diagnosa Medis
S • Masalah Keperawatan

• Sign and symptome dari masing-masing masalah keperawatan:


• Data subjektif
B • Data Objektif

• Analisa dari data-data yang ada di background ( B ) sesuai masalah keperawatan

A • Mengacu kepada tujuan dan kriteria hasil masing-masing diagnosa keperawatan.

• Intervensi mandiri/ kolaborasi yang prioritas dikerjakan

R • Hal-hal khusus yang harus menjadi perhatian


CONTOH PENULISAN SBAR
S : Anak post op hari 1 dengan Craniotomi removal e.c Astrocitoma post pemasangan Vp Shunt
Masalah keperawatan :
• Gangguan perfusi jaringan Cerebral
• Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
• Resiko infeksi
• Resiko gangguan keseimbangan cairan : kurang

B : Ibu pasien mengatakan anak cendrung tidur , ubun-ubun tampak cekung , refleks menghisap kurang, tidak ada muntah .
Breast feeding hanya 20 ml. Feeding susu 8x 50ml. GCS; E 3 M 5 V menangis, pupil 2/2 reaksi positif, suhu 37.3°C, RR 24
x/mnt, Ronchi dikedua lapang paru, HR 144x/mnt. BAB tidak ada, hasil PA belum ada. Sedang terpasang D5i/4 NaCl/12 jam.
BB 5.8Kg

A : Perfusi jaringan serebral belum adekuat pasen masih cenderung tidur. Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK, slem masih
banyak, batuk tidak efektif, tanda-tanda infeksi tidak ditemukan

R : Monitor status neurologi dan tanda-tanda peningkatan TIK


Gunakan tehnik a/anti septic dalam merawat luka.
Observasi balance cairan
Kaji dan monitor status pernafasan
Follow up dan diskusikan hasil PA
PROGRAM PENGUATAN ASUHAN
KEPERAWATAN
Program 1: The Effects of Self-
leadership Reinforcement
Program for Hospital Nurses
• Keahlian dan keterampilan perawat sangat berkaitan erat dengan
penyedia layanan keperawatan
• Manajemen tenaga kerja yang efisien sangat penting karena akan
berhubungan dengan kualitas perawatan
• Perawat permu memiliki kemampuan untuk emngintegrasikan seni,
aspek pengetahuan, keterampilan, komunikasi, Kerjasama, berpikir
kritis, kemampuan memecahkan masalah, otonomi dan mandiri, serta
jiwa kepemimpinan dalam menangani pasien
Program 1: The Effects of Self-
leadership Reinforcement
Program for Hospital Nurses
• Hal ini terkait dengan promosi Kesehatan dan kesejahteraan dari masyarakat dan
derajat Kesehatan setiap individu
• Peran sebagai perawat menempatkan posisi perawat untuk memiliki jiwa
kepemimpinan guna mengatasi situasi terkait kondisi pasien dengan perilaku
kreatif dan penuh dengan tanggung jawab.
• Jiwa kepemimpinan dalam diriperawat juga akan mempengaruhi komitmen
organisasi perawat. Serta akan mempengaruhui turnover intention pegawai yang
merupakan efektivitas organisasi.
Park, E. H., & Chae, Y. R. (2017, January 12). The Effects of Self-leadership Reinforcement Program for Hospital Nurses. Journal of Korean
Biological Nursing Science. Korean Society of Biological Nursing Science. https://doi.org/10.7586/jkbns.2018.20.2.132
Program 2: Positive Reinforcement For The
Nurse And The Nursing Student

• Hal ini ditujukan untuk membangun budaya organisasi yang positif dan nyaman
bagi setiap pegawai.
• Lingkungan kerja yang nyaman terbukti berdasarkan kemampuannya, bukan
popularitas, penampilan, atau pendapat Anda tentang pakaian mereka, sekolah
tempat mereka bersekolah, dapat meningkatkan kinerja perawat dan mereduksi
kondisi perburukan psikologis pegawai.
• Adapun hal-hal yang dapat dilakukan meliputi:
1) Selalu saling Bersikap baik dan ramah pada awal hari pertama
2) Bagi perawat yang memiliki pengalaman kerja lebih lama, harus lebih bersabar
kepada perawat yang masih baru dan masih belajar
Program 2: Positive Reinforcement For The
Nurse And The Nursing Student

3) Memberikan pujian
4) Memebrikan evaluais kinerja berdasarkan kemampuannya, bukan popularitas,
penampilan, atau pendapat Anda tentang pakaian mereka, sekolah tempat mereka
bersekolah, 
5) Saling mengingatkan untuk istirahat
6) Saling mengingatkan untk memperhatikan setiap pembicaraan yang diontarkan.
Jangan sampai ada hati yang tersakiti karena ucapan kita
Program 3: NCLEX-RN
• Assess the client's appearance, mood and psychomotor behavior and
identify/respond to inappropriate/ abnormal behavior
• Assist the client with achieving and maintaining self-control of behavior
(e.g., contract, behavior modification)
• Assist the client to develop and use strategies to decrease anxiety
• Orient the client to reality
• Participate in group sessions (e.g., support groups)
• Incorporate behavioral management techniques when caring for a client
(e.g., positive reinforcement, setting limits)
• Evaluate the client's response to treatment plan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai