Anda di halaman 1dari 13

Prinsip dan Lingkup Manajemen Rumah Sakit

Untuk Mendukung Pelayanan Geriatri Terpadu


z
Monitoring dan Evaluasi
Kebijakan Manajemen
Rumah Sakit untuk
Pelayanan Geriatri
z
Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit
 Latar belakang
 Pertumbuhan Populasi Lanjut Usia: Menurut World Health Organization (WHO),
populasi lanjut usia (usia di atas 60 tahun) terus meningkat secara global, termasuk di
Indonesia. Hal ini menandakan perlunya perhatian khusus terhadap pelayanan kesehatan
bagi kelompok ini.
 Kompleksitas Kondisi Kesehatan: Pasien geriatri seringkali menghadapi berbagai
kondisi kesehatan yang kompleks, seperti penyakit kronis, gangguan kognitif, dan
masalah mobilitas. Pelayanan yang komprehensif dan terkoordinasi diperlukan untuk
merespons kebutuhan mereka.
 Peningkatan Risiko Komplikasi: Pasien geriatri memiliki risiko tinggi terhadap
komplikasi, termasuk infeksi nosokomial, kejadian jatuh, dan masalah nutrisi. Oleh
karena itu, perlunya fokus pada pencegahan dan manajemen risiko.
z
Tujuan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit

• Meningkatkan Kualitas Pelayanan Geriatri: Kebijakan manajemen bertujuan untuk


meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien geriatri, termasuk aspek-aspek
seperti keamanan pasien, kepuasan pasien, dan perawatan yang terkoordinasi.

• Peningkatan Keamanan Pasien: Fokus pada pencegahan komplikasi dan kejadian


tidak diinginkan untuk meningkatkan keselamatan pasien geriatri selama perawatan di
rumah sakit.

• Optimalisasi Pengelolaan Kesehatan: Mengoptimalkan manajemen penyakit kronis,


rehabilitasi, dan perawatan pascapulang untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas
hidup pasien geriatri.
z
Kebijakan Rumah Sakit dalam Melakukan Manajemen
untuk Pelayanan Geriatri

• Pembentukan Tim Interdisipliner: Kebijakan ini melibatkan pembentukan tim interdisipliner yang terdiri dari
dokter, perawat, fisioterapis, ahli gizi, dan pekerja sosial untuk memberikan pendekatan holistik dalam merancang dan
memberikan perawatan kepada pasien geriatri.

• Implementasi Protokol Khusus untuk Geriatri: Kebijakan ini mencakup pengembangan dan implementasi protokol
khusus untuk penanganan pasien geriatri, termasuk protokol pengelolaan nyeri, penggunaan obat-obatan, dan
perawatan di ruang rawat geriatri.

• Peningkatan Komunikasi dan Koordinasi: Kebijakan ini menekankan pada peningkatan komunikasi antara anggota
tim perawatan dan koordinasi yang efektif antara unit-unit pelayanan, terutama antara unit rawat inap dan rawat jalan.

• Pelatihan Khusus untuk Tenaga Kesehatan: Kebijakan ini mencakup program pelatihan khusus bagi tenaga
kesehatan yang berinteraksi langsung dengan pasien geriatri untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang
kebutuhan khusus dan perubahan fisiologis pada kelompok usia ini.

• Pengembangan Program Pascapulang yang Terkoordinasi: Kebijakan ini mencakup pengembangan program
pascapulang yang terkoordinasi, termasuk kunjungan rumah, untuk memastikan kelangsungan perawatan dan
mendukung transisi yang aman dari rumah sakit ke lingkungan masyarakat.
Monitoring dan Evaluasi
z
 Monitoring  Evaluasi
 Mengidentifikasi Tren dan Pencapaian: Monitoring  Mengevaluasi Dampak Terhadap Pasien:
bertujuan untuk mengidentifikasi tren dan pencapaian Evaluasi kebijakan bertujuan untuk mengevaluasi
implementasi kebijakan pelayanan geriatri. Dengan
dampak kebijakan pada pasien geriatri. Ini
memantau secara rutin, kita dapat mengukur sejauh
melibatkan penilaian terhadap hasil klinis, tingkat
mana tujuan-tujuan kebijakan tercapai dan
kepuasan pasien, dan perubahan dalam kualitas
mengidentifikasi area-area yang memerlukan perhatian
hidup pasien setelah implementasi kebijakan.
lebih lanjut.
 Memastikan Kepatuhan dan Kualitas: Monitoring  Mengukur Efektivitas dan Efisiensi: Evaluasi
diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap diperlukan untuk mengukur sejauh mana
protokol dan pedoman yang telah ditetapkan, serta kebijakan tersebut efektif dan efisien. Ini
untuk menilai kualitas pelayanan yang diberikan kepada mencakup penilaian terhadap penggunaan sumber
pasien geriatri. Ini mencakup pemantauan terhadap daya, pencapaian tujuan, dan dampak positif
prosedur, pemberian obat, dan kepatuhan terhadap secara menyeluruh.
standar perawatan.
 Menilai Kesesuaian Protokol dan Pedoman:
 Menyediakan Dasar Data untuk Perbaikan
Evaluasi membantu menilai apakah protokol dan
Berkelanjutan: Monitoring memberikan dasar data
pedoman yang diterapkan sesuai dengan
yang diperlukan untuk perbaikan berkelanjutan. Dengan
memahami kinerja saat ini, tim manajemen dapat kebutuhan pasien geriatri dan sejauh mana
mengidentifikasi peluang perbaikan dan mengambil implementasinya berhasil.
tindakan yang diperlukan.
z
Indikator Monitoring
• Angka Kunjungan Pasien Geriatri: Indikator ini mencerminkan tingkat kunjungan
pasien geriatri ke rumah sakit. Peningkatan kunjungan dapat mengindikasikan
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan geriatri yang diberikan.

• Tingkat Kepatuhan Terhadap Protokol Pelayanan: Pemantauan tingkat


kepatuhan tenaga kesehatan terhadap protokol dan pedoman yang ditetapkan untuk
pelayanan geriatri. Kepatuhan yang tinggi dapat mencerminkan implementasi yang
efektif.

• Angka Pemakaian Layanan Darurat oleh Pasien Geriatri: Indikator ini dapat
memberikan gambaran tentang efektivitas pelayanan rawat jalan dan pemantauan
pasien geriatri di lingkungan masyarakat, sehingga mengurangi kebutuhan mereka
untuk mendapatkan layanan darurat.
Contoh Profil Indikator Pelayanan Geriatri
Judul Indikatorz Kepuasan Pasien Geriatri
Dasar Pemikiran Mengukur tingkat kepuasan pasien geriatri terhadap pelayanan yang diberikan. Ini dapat
diukur melalui survei kepuasan pasien atau umpan balik langsung.
Metode Pengumpulan Survei kepuasan pasien dapat dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pasien
Data geriatri setelah mereka menerima pelayanan. Wawancara langsung atau kelompok fokus juga
dapat digunakan untuk mendapatkan wawasan lebih mendalam.
Frekuensi Monitoring Survei kepuasan dapat dilakukan secara periodik
Indikator Evaluasi ingkat kepuasan pasien geriatri dapat diukur sebagai indikator efektivitas. Hasil survei
kepuasan dapat dianalisis untuk menilai sejauh mana pasien merasa puas dengan pelayanan
geriatri yang diterima.
Evaluasi efektivitas dapat dilakukan dengan membandingkan skor kepuasan pasien sebelum
dan setelah implementasi kebijakan. Jika skor meningkat, itu dapat dianggap sebagai indikator
efektivitas kebijakan.
Metode Evaluasi Evaluasi kepuasan pasien dapat dilakukan melalui analisis data survei menggunakan alat
analisis statistik seperti perangkat lunak statistik. Wawancara atau diskusi kelompok fokus juga
dapat menjadi metode evaluasi kualitatif untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam.
Waktu Evaluasi Evaluasi kepuasan pasien dapat dilakukan secara periodik, misalnya, setiap semester atau
setahun sekali, untuk memberikan gambaran yang komprehensif dan memastikan adanya
waktu yang cukup untuk perubahan yang dapat terjadi.
Analisis Hasil Evaluasi dapat mencakup analisis statistik, seperti uji t atau analisis varians (ANOVA), untuk
Evaluasi membandingkan skor kepuasan sebelum dan setelah implementasi kebijakan.
Evaluasi dilakukan setiap enam bulan untuk menilai tren dan memastikan keberlanjutan
perbaikan dalam kepuasan pasien.
z MONITORING DAN EVALUASI INDIKATOR
z
Gambaran Grafik
• Tingkat Kepuasan Meningkat Secara Signifikan: Grafik di atas menggambarkan peningkatan
tingkat kepuasan pasien geriatri setelah implementasi kebijakan pelayanan. Data survei
menunjukkan peningkatan signifikan dalam persentase pasien yang menyatakan kepuasan mereka
terhadap pelayanan yang diberikan.

• Penurunan Keluhan dan Kritik: Terdapat penurunan yang nyata dalam keluhan dan kritik dari
pasien geriatri. Ini mencerminkan perubahan positif dalam persepsi pasien terhadap pelayanan,
menciptakan lingkungan yang lebih responsif terhadap kebutuhan mereka.

• Aspek Pelayanan yang Meningkat: Grafik juga memvisualisasikan aspek-aspek pelayanan tertentu
yang mendapatkan peningkatan signifikan menurut tanggapan pasien, seperti komunikasi dengan
staf medis, ketersediaan informasi, dan perhatian terhadap kebutuhan khusus pasien geriatri.

• Perbandingan Sebelum dan Setelah: Grafik membandingkan data kepuasan pasien sebelum dan
setelah implementasi kebijakan, memberikan gambaran yang jelas tentang dampak positif dari
perubahan yang telah dilakukan.
z
Contoh Rekomendasi dari
Pengukuran Indikator
1. Perluasan Program Pelatihan untuk Tenaga Kesehatan: Berdasarkan temuan bahwa aspek
komunikasi dan perhatian terhadap kebutuhan khusus pasien geriatri meningkat, disarankan untuk
memperluas program pelatihan bagi tenaga kesehatan. Fokus pada keterampilan komunikasi sensitif
terhadap kebutuhan khusus kelompok ini.

2. Implementasi Sistem Umpan Balik Pasien Secara Real-Time: Mengingat penurunan keluhan dan
kritik, disarankan untuk mengimplementasikan sistem umpan balik pasien secara real-time. Hal ini
dapat memberikan kesempatan untuk menanggapi permasalahan dengan cepat dan meningkatkan
kualitas pelayanan secara berkelanjutan.

3. Penyempurnaan Rincian Pelayanan Geriatri: Rekomendasi untuk mengevaluasi dan


menyempurnakan rincian pelayanan khusus untuk pasien geriatri. Ini termasuk penyediaan informasi
yang lebih rinci tentang prosedur, perawatan, dan rencana perawatan yang diadaptasi sesuai kebutuhan
pasien.
z
Rencana Tindak lanjut

1. Penjadwalan Pelatihan Rutin untuk Tenaga Kesehatan: Mengadakan pelatihan rutin


untuk tenaga kesehatan, terutama yang berinteraksi langsung dengan pasien geriatri.
Penyelenggaraan pelatihan ini dapat melibatkan pakar geriatri dan mendekati kebutuhan
khusus pasien lanjut usia.

2. Implementasi Sistem Umpan Balik Pasien Secara Online: Melaksanakan sistem umpan
balik pasien secara online yang dapat diakses oleh pasien melalui platform rumah sakit.
Sistem ini dapat memberikan kemudahan bagi pasien untuk memberikan umpan balik kapan
saja dan memfasilitasi tanggapan yang lebih cepat.

3. Audit Mendalam Rincian Pelayanan Geriatri: Melakukan audit mendalam terhadap


rincian pelayanan geriatri yang ada. Melibatkan tim multidisipliner untuk memastikan
penyempurnaan dan penyesuaian yang sesuai dengan standar perawatan terkini.
z
Kesimpulan
• Komitmen terhadap Peningkatan Berkelanjutan: Kebijakan pelayanan geriatri harus
diperkuat dengan komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan, didukung oleh evaluasi yang
berkelanjutan dan tindak lanjut yang efektif.

• Pentingnya Keterlibatan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan: Keterlibatan dan pelatihan


tenaga kesehatan adalah kunci keberhasilan dalam memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada pasien geriatri.

• Keselarasan dengan Standar dan Kebutuhan Pasien: Kebijakan harus selaras dengan
standar perawatan terkini dan terus-menerus disesuaikan dengan kebutuhan khusus pasien
geriatri.

• Inovasi dan Responsif terhadap Perubahan: Rumah sakit perlu tetap inovatif dan responsif
terhadap perubahan dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada populasi geriatri yang
terus berkembang.
z Daftar Pustaka
 World Health Organization. (2021). World Report on Ageing and Health.

 Agency for Healthcare Research and Quality. (2018). Clinical-Community Relationships Measures (CCRMs):
Conceptual Framework and Item Development.

 Grol, R., Wensing, M., Eccles, M., & Davis, D. (2013). Improving Patient Care: The Implementation of Change in
Health Care.

 Geriatrics Society. (2012). Guiding Principles for the Care of Older Adults with Multimorbidity: An Approach
for Clinicians.

 High, K. P. (2012). Update on Infections in the Older Adult. The American Journal of Medicine.

 Provost, L. P., & Murray, S. (2011). The Health Care Data Guide: Learning from Data for Improvement.

 Covinsky, K. E., Pierluissi, E., & Johnston, C. B. (2011). Hospitalization-Associated Disability: “She Was Probably
Able to Ambulate, but I’m Not Sure”. Journal of the American Medical Association.

 Naylor, M. D., & Keating, S. A. (2008). Transitional Care: Moving Patients from one Care Setting to Another.
American Journal of Nursing.

 Batalden, P., & Davidoff, F. (2007). What is "quality improvement" and how can it transform healthcare?
Quality and Safety in Health Care.

Anda mungkin juga menyukai