Anda di halaman 1dari 2

1. Bagaimana pengorganisasian tim QA dapat dilakukan di rumah sakit?

Pengorganisasian tim QA di rumah sakit dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai


berikut: Pimpinan rumah sakit melakukan tinjauan terhadap layanan yang ada dan
memprioritaskan area yang memerlukan perhatian khusus.Pimpinan memilih pendekatan
peningkatan kualitas yang sesuai dengan proses pemberian layanan. Pimpinan menetapkan
tanggung jawab untuk kegiatan penjagaan mutu dan dapat membentuk komite mutu yang
bertanggung jawab atas pengendalian mutu.
Referensi: Tahernejad, S., Mosadeghrad, A. M., & Askari-Nodoushan, A. (2021). Quality
Assurance and Performance Improvement in Healthcare Organizations: A Literature Review.
Health Care Management (Frederick).
2. Bagaimana rumah sakit menerjemahkan tujuan dan sasaran program mutu ke dalam prosedur
operasional konkret?
Rumah sakit dapat menerjemahkan tujuan dan sasaran program mutu ke dalam prosedur
operasional konkret dengan cara mentranslasikan mereka ke dalam pedoman praktik, prosedur
administratif, spesifikasi produk, dan standar kinerja yang relevan dengan layanan yang
diberikan. Referensi : Harshal, K. S. K., Nishad, S. P., & Shivprasad, S. N. (2021). Quality assurance
in healthcare: A brief review. Journal of Advanced Pharmaceutical Science and Technology.
3. Bagaimana pentingnya komunikasi pedoman dan standar di rumah sakit untuk memastikan
kepatuhan terhadap praktik kualitas?
Komunikasi pedoman dan standar di rumah sakit sangat penting untuk memastikan kepatuhan
terhadap praktik kualitas karena hal ini memastikan bahwa semua anggota staf memahami dan
mematuhi pedoman yang telah ditetapkan. Dengan komunikasi yang efektif, staf dapat lebih baik
memahami harapan yang diinginkan dari mereka.
Referensi: Hemalatha, S., & Rajagopalan, M. (2021). Quality assurance mechanisms in
healthcare: A critical review. Materials Today: Proceedings.
4. Bagaimana rumah sakit mengembangkan sistem pemantauan untuk menilai apakah program QA
dilaksanakan dan hasilnya ditingkatkan?
Rumah sakit dapat mengembangkan sistem pemantauan dengan cara mengumpulkan dan
meninjau data secara rutin. Data-data ini digunakan untuk menilai kinerja program dan tingkat
kepatuhan terhadap pedoman.
Referensi: Tahernejad, S., Mosadeghrad, A. M., & Askari-Nodoushan, A. (2021). Quality
Assurance and Performance Improvement in Healthcare Organizations: A Literature Review.
Health Care Management (Frederick).
5. Bagaimana cara rumah sakit menggunakan pendekatan partisipatif untuk mengidentifikasi
masalah dan peluang peningkatan kualitas?
Rumah sakit dapat menggunakan pendekatan partisipatif dengan melibatkan staf kesehatan
dalam mengidentifikasi masalah dan peluang peningkatan kualitas, misalnya melalui survei
masyarakat, analisis sistem, atau wawancara staf.
Referensi : Harshal, K. S. K., Nishad, S. P., & Shivprasad, S. N. (2021). Quality assurance in
healthcare: A brief review. Journal of Advanced Pharmaceutical Science and Technology.
6. Bagaimana tim dari rumah sakit mendefinisikan operasional masalah yang telah diidentifikasi?
Tim dari rumah sakit dapat mendefinisikan operasional masalah yang telah diidentifikasi dengan
menentukan kesenjangan antara kinerja aktual dan kinerja yang diharapkan.
Referensi: Hemalatha, S., & Rajagopalan, M. (2021). Quality assurance mechanisms in
healthcare: A critical review. Materials Today: Proceedings.
7. Bagaimana rumah sakit melakukan perencanaan matang untuk implementasi solusi dan
menetapkan sumber daya yang diperlukan?
Rumah sakit melakukan perencanaan matang untuk implementasi solusi dengan cara
menetapkan sumber daya yang diperlukan dan menentukan siapa yang bertanggung jawab. Jika
solusi membutuhkan sumber daya besar atau jika ada ketidakpastian tentang efektivitasnya,
proyek percontohan dapat dilakukan.
Referensi: Harshal, K. S. K., Nishad, S. P., & Shivprasad, S. N. (2021). Quality assurance in
healthcare: A brief review. Journal of Advanced Pharmaceutical Science and Technology

Anda mungkin juga menyukai