Dosen Pengampu :
drg. Nining Handayani, Sp.Pros, M.M., CIQnR., CIQaR.
Disusun oleh:
Kelompok III- Kelas 9C
dr. Arif Rahmat – NPM 71220083
drg. Felicia Hardinata – NPM 71220100
dr. Karunia Meilani Nurftika – NPM 71220119
dr. Ni Made Ratih Purnama Dewi – NPM 71220143
dr. Venda Happy Pinesa – NPM 71220165
1.2 Tujuan
Pengukuran indikator mutu bertujuan untuk menilai apakah upaya yang telah
dilakukan benar-benar dapat meningkatkan mutu layanan secara berkesinambungan, juga
untuk memberikan umpan balik, transparansi publik, dan dapat digunakan sebagai
pembanding (benchmark) dalam mengidentifikasi best practice untuk pembelajaran. Selain
itu pengukuran indikator mutu digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota, dinas kesehatan daerah provinsi, dan kementerian kesehatan dalam
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian serta pengawasan dan
pertanggungjawaban penyelenggaraan mutu pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan.
1.3 Sasaran
Pengaturan Indikator Mutu digunakan sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, tempat praktik mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas,
Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan UTD dalam pelaksanaan pengukuran dan
evaluasi mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan indikator mutu yang ditetapkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mengukur (uji coba) indikator dan menetapkan indikator berdasarkan hasil uji coba.
Pengukuran indikator dilakukan untuk mengetahui cara kerja sistem (understanding) dan
bagaimana cara meningkatkannya (improved), monitoring kinerja sistem (performance
system), dan tranparansi (accountability) (Pencheon, 2008). Pengukuran indikator dilakukan
untuk:
1) mengukur dan membandingkan kinerja terhadap target yang ditetapkan (benchmarking)
2) mendukung proses akuntabilitas, regulasi dan akreditasi
3) menetapkan prioritas layanan atau sistem
4) mendukung inisiatif peningkatan kualitas, dan untuk mendukung pilihan pasien penyedia
layanan
5) performance assessment and quality improvement.
Berdasarkan proses penetapan indikator yang telah dilakukan, maka ditetapkan Indikator
Mutu pelayanan kesehatan sebagai berikut:
A. Indikator Mutu di Puskesmas adalah sebagai berikut:
(1) Kepatuhan kebersihan tangan
(2) Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
(3) Kepatuhan identifikasi pasien
(4) Keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus Sensitif Obat (SO)
(5) Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standard
(6) Kepuasan pasien
Dimensi Mutu Kelangsungan hidup baik bagi ibu maupun bayi serta
bayi dapat lahir sehat, berkualitas dan tercegah dari
risiko stunting.
Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di
Indonesia
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang
sesuai standar
Kriteria Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan (abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan
riwayat kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan
K4 (premature)
Formula
Berikut ini adalah profil Indikator Mutu Nasional di Rumah Sakit, yakni:
(1) Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
(2) Kepatuhan identifikasi pasien
(3) Waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi
(4) Waktu tunggu rawat jalan
(5) Penundaan operasi elektif
(6) Kepatuhan waktu visite dokter
(7) Pelaporan hasil kritis laboratorium
(8) Kepatuhan penggunaan formularium nasional
(9) Kepatuhan terhadap alur klinis (clinical pathway)
(10) Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh
(11) Kecepatan waktu tanggap komplain
(12) Kepuasan pasien
Definisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai
dengan indikasi ketika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena
atau terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan
infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko transmisi
(kontak, droplet dan airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian terhadap petugas dalam menggunakan APD
sesuai indikasi dengan tepat saat memberikan
pelayanan kesehatan pada periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi, bidan,
perawat, petugas laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang
telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan
sebagai periode yang ditetapkan dalam proses
observasi penilaian kepatuhan.
Kriteria eksklusi:
a. Pasien medical check up, pasien poli gigi
b. Pasien yang mendaftar online atau anjungan mandiri
datang lebih dari 60 menit dari waktu yang sudah
ditentukan c. Pasien yang ada tindakan pasien
sebelumnya
Formula
Kriteria Eksklusi:
a. Pasien yang baru masuk rawat inap hari itu
b. Pasien konsul
Formula
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun
edukasi seperti pasien meninggal, pasien gangguan jiwa yang
sudah melewati fase akut, dan pasien menolak intervensi
Formula
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data
Sumber Data Data sekunder menggunakan data dari rekam medis
Instrumen Pengambilan Formulir Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Stratified Random Sampling
(Berdasarkan Unit Pelayanan)
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
pelaporan
Penanggung jawab Bidang Keperawatan dan Komite Keselamatan pasien
3.1 Simpulan
Pengukuran Indikator Mutu bertujuan untuk menilai apakah upaya yang telah dilakukan
benar-benar dapat meningkatkan mutu layanan secara berkesinambungan, juga untuk
memberikan umpan balik, transparansi publik, dan dapat digunakan sebagai pembanding
(benchmark) dalam mengidentifikasi best practice untuk pembelajaran. Pengukuran Indikator
Mutu digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi dinas kesehatan daerah kabupaten/kota,
dinas kesehatan daerah provinsi, dan Kementerian Kesehatan dalam melaksanakan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban
penyelenggaraan mutu pelayanan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Pencheon, D. (2008). The Good Indicators Guide: Understanding how to use and choose
indicators:NHS Institute for Innovation and Improvement, Association of Public
Health Observatories.
Donabedian, A. 2005. Evaluating The Quality of Medical Care. 1966. Biography Classical
Article Historical Article. Milbank Q.
Rym Boulkedid et.,al. 2011.Using and Reporting the Delphi Method for Selecting Healthcare
Quality Indicators A Systematic Review.
Wollersheim, H., Hermens, R., Hulscher, M., Braspenning, J., Ouwens, M., Schouten, J.,
Grol, R. (2007). Clinical indicators: development and applications. Netherlands
Journal of Medicine, 65(1),15-22.