Erina Candra Wati 1021611022 Metopen
Erina Candra Wati 1021611022 Metopen
1021611022
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak orang menyukai Apel merah maupun Apel hijau ini lantaran
memiliki rasa yang manis dan memiliki tekstur yang sangatlah lembut. Dan buah
ini juga sering kali dibuat jus. Jus apel merupakan sebuah minuman jus yang
terbuat dari buah Apel merah maupun hijau. Manfaat dari minuman ini sangat
banyak sekali dan tidak lepas karena kandungan yang ada di dalamnya. Satu apel
berukuran sedang mengandung 4 gram serat makanan, yang dapat memenuhi
sekitar 17% asupan serat harian yang disarankan. Masih dengan takaran yang
sama, apel mampu menyediakan 14% kebutuhan harian vitamin C Anda.
Vitamin C dan beta karotin yang merupakan anti oksidan alami pun banyak
terdapat dalam apel. Buah ini juga merupakan sumber vitamin B kompleks seperti
riboflavin, thianmin, dan pyridoksin (vitamin B6). Ada juga kandungan potasium,
fosfor, dan kalsium meski dalam jumlah kecil.
Satu apel berukuran sedang mengandung 4 gram serat makanan, yang dapat
memenuhi sekitar 17% asupan serat harian yang disarankan. Masih dengan
takaran yang sama, apel mampu menyediakan 14% kebutuhan harian vitamin C
Anda.
Vitamin C dan beta karotin yang merupakan anti oksidan alami pun banyak
terdapat dalam apel. Buah ini juga merupakan sumber vitamin B kompleks seperti
riboflavin, thianmin, dan pyridoksin (vitamin B6). Ada juga kandungan potasium,
fosfor, dan kalsium meski dalam jumlah kecil.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apel
Apel (Malus domestica Borkh.) termasuk rajanya buah komersial karena
konsumennya luar biasa banyaknya. Di Indonesia, apel diperkenalkan oleh
orang Belanda dan dikembangkan oleh orang Indonesia. Sayangnya daerah di
Indonesia yang cocok ditanami apel masih sangat terbatas. Daerah Batu,
Malang, merupakan sentra apel di Indonesia karena tanaman ini banyak
diusahakan sebagai suatu usaha tani. Oleh penduduk di Malang tanaman ini
ditanam di pekarangan maupun di kebun (Untung, 1996).
Penelitian menunjukkan bahwa memakan apel sebutir sehari memperkecil
risiko terkena asma, arthritis, dan penyakit kulit (Untung, 1996). Selain
dimakan segar, apel bisa diolah menjadi jam (selai), jeli, dan sari buah. Meski
namanya olahan, tetapi bukan berarti yang dipakai apel busuk atau cacat.
Biasanya yang diolah apel berukuran kecil atau buah apel hasil penjarangan.
Kandungan pektin pada apel sekitar 24%. Pektin yang dapat membentuk gel
bila ditambah gula pada pH tertentu, memegang peranan penting dalam
industri jeli, sari buah, dan selai (Untung, 1996).
2.2 Vitamin
Vitamin merupakan suatu senyawa organik yang sangat diperlukan tubuh
untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin
tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena
itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Sebagai perkecualian
adalah vitamin D, yang dapat dibuat dalam kulit asalkan kulit mendapat
cukup kesempatan kena sinar matahari (Winarno, 1980; Andarwulan dan
Koswara, 1992).
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan normal dan mempertahankan hidup hewan, termasuk manusia
yang secara alami tidak mampu untuk mensintesis senyawa-senyawa tersebut
melalui proses anabolisme. Senyawa-senyawa tersebut diperlukan dan efektif
dalam jumlah sedikit, tidak menghasilkan energi dan tidak digunakan sebagai
unit pembangun struktur tubuh organisme, tetapi sangat penting untuk
tranformasi energi dan pengaturan metabolisme tubuh (Andarwulan dan
Koswara, 1992).
Vitamin dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu vitamin yang dapat
larut dalam air dan vitamin yang dapat larut dalam lemak. Jenis vitamin yang
larut dalam air adalah vitamin B kompleks dan vitamin C. Vitamin yang
dapat larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, serta provitamin A
yaitu ß-karoten. Bahan makanan yang kaya akan vitamin adalah sayur-
sayuran dan buah-buahan (Sudarmadji., dkk, 1989)
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 176,13 dengan
rumus molekul C6H8O6. Vitamin C dalam bentuk murni merupakan kristal
putih, tidak berwarna, tidak berbau dan mencair pada suhu 190 - 192°C.
Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Sifat-sifat
tersebut terutama disebabkan adanya struktur enediol yang berkonyugasi
dengan gugus karbonil dalam cincin lakton. Bentuk vitamin C yang ada di
alam terutama adalah L-asam askorbat. Biasanya D-asam askorbat ditambah
ke dalam bahan pangan sebagai antioksidan, bukan sebagai sumber vitamin C
(Andarwulan dan Koswara, 1992; Tjokonegoro, 1985). Vitamin C mudah
larut dalam air (1g dapat larut sempurna dalam 3 ml air), sedikit larut dalam
alkohol (1 g larut dalam 50 ml alkohol absolut atau 100 ml gliserin) dan tidak
larut dalam benzena, eter, kloroform, minyak dan sejenisnya. Vitamin C tidak
stabil dalam bentuk larutan, terutama jika terdapat udara, logam-logam seperti
Cu, Fe, dan cahaya (Andarwulan dan Koswara, 1992; Tjokonegoro, 1985).
Rumus bangun vitamin C dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Ditjen
POM, 1995)
METODE PENELITIAN
3.2.1 Sampel
Variabel bebas dari penelitian ini adalah buah apel merah dan buah
apel hijau
Variabel terikat dari penelitian ini adalah kadar vitamin C dalam buah
apel merah dan buah apel hijau di swalayan
3.5.2 Bahan
1. Sampel buah apel merah dan buah apel hijau Baku vitamin C
2. (C6H8O6)
3. HCL 0,1N
4. Aquades
Dihomogenkan
Dihomogenkan
c. Pembuatan Kurva Kalibrasi (Larutan baku seri)
Dipipet larutan baku antara vitamin C dimasukan ke dalam labu takar 50,0
mL masing-masing sebesar 2mL, 3mL, 4mL, 5mL, dan 6mL (4ppm, 6ppm,
8ppm, 10ppm, dan 12ppm
Dihomogenkan