Panduan Pelaksanaan Kegiatan Pasca Pemicuan STBM Stunting
Panduan Pelaksanaan Kegiatan Pasca Pemicuan STBM Stunting
Oleh karena setelah dilakukan pemicuan STBM Stunting maka tim fasilitator wajib melaksanakan
kegiatan-kegiatan pasca pemicuan. Ada 6 tujuan utama dalam melaksanakan kegiatan pasca pemicuan
Untuk mewujudkan hal ini setidaknya ada 7 jenis kegiatan yang bisa dilakukan
Kegiatan Identifikasi Masalah dan Analisa Situasi sebenarnya secara tidak langsung sudah terjadi pada
saat kegiatan pemicuan, oleh karena itu terkadang kegiatan IMAS bisa digabungkan dengan kegiatan
pemicuan. Pada daerah yang telah melaksankan pemicuan terpisah dari IMAS maka kegiatan IMAS bisa
di arahkan untuk memperkuat komitmen perubahan dengan mendiskusikan hasil analisa masalah dan
dampak yang di dapatkan pada saat pemicuan kepada pihak-pihak terkait dan partisipan yang lebih
besar lagi.
Tujuan:
a. Menjadi wadah/forum formal untuk mempresentasikan hasil pelaksanaan analisa kondisi dan
dampak (dari pemicuan) yang telah dilakukan.
b. Memperkuat kembali komitmen untuk membuat perubahan secara kolektif menuju desa stop BABS,
desa STBM dan bebas Stunting.
c. Memfasilitasi penyusunan rencana kerja masyarakat untuk mewujudkan desa Stop BABS/STBM &
Bebas stunting .
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
Tips: Lakukan briefieng dengan otoritas setempat itu sebelum acara, agar sambutan yang diberikan sejalan
dengan semangat perubahan STBM Stunting.
2 Pemaparan hasil 20-30 Fasilitator bisa mulai memaparkan data-data yang diperoleh dari hasil analisa kondisi dan dampak sanitasi dan
pemicuan menit masalah kesehatan dan gizi ibu dan anak pada pemicuan lalu. Data-data tersebut antara lain: (a) jumlah
keluarga yang sudah mengakses sanitasi versus yang masih BAB selain di WC (b) data-data pilar 2, 3, 4 dan 5
jika ada (c) data anak-anak yang memiliki gangguan pertumbuhan/ stunting (d) data ibu-ibu yang kekurangan
darah/anemia (e) Data-data terkait lainnya (termasuk data KS).
Tips: Gunakan peta yang telah disalin ke kertas besar untuk ditampilkan. Visualisasi akan memudahkan
masyarakat untuk memahami informasi yang diberikan.
3 Diskusi dampak 20-30 Fasilitator mempersilahkan satu hingga tiga perwakilan peserta untuk menjelaskan dampak yang terjadi dari
BABS dan menit perilaku BABS dan pilar stunting yang tidak dilakukan (misalnya tidak memantau pertumbuhan, membiarkan
gangguan gizi ibu hamil ataupun pemberian makan untuk bayi dan anak yang tidak sesuai usia).
pertumbuhan
anak Fasilitator kemudian memperkuat dan melengkapi kembali penjelasan dari perwakilan peserta tadi. Penjelasan
ini harus berdasarkan hal-hal yang di sampaikan oleh peserta pada pemicuan sebelumnya. Pada kesempatan
ini kesempatan fasilitator menguatkan hal-hal yang di sampaikan pada saat pemicuan sebelumnya dan yang
dapat memicu kembali misalnya “makan tinja sendiri, makan tinja tetangga, mengumbar aurat, dll”. Fasilitator
juga bisa menyiapkan bahan-bahan terkait berupa video dan foto-foto dokumentasi pemicuan ataupun bahan
tayang terkait. Ingat jangan memperkuat hal-hal yang tidak pernah di diskusikan pada pemicuan sebelumnya.
Tips: Gunakan gambar-gambar alur kontaminasi dari tinja ke mulut yang pernah di pakai di pemicuan. Biarkan
peserta yang menjelaskan bukan fasilitator.
4 Penyusunan 30-60 Fasilitator mencoba menanyakan kembali keinginan masyarakat untuk membuat perubahan dari kondisi
Rencana Kerja menit tersebut dan kali ini gali solusi /cara untuk menyelesaikan masalah tersebut:
Pertanyaan panduan:
• “ Bagaimana rencana Bapak/ibu yang kemarin ingin menjadi pelopor perubahan di kampung ini (yang tanda
tangan di kontrak sosial), apakah sudah ada yang memulai dan bahkan selesai membuat perubahan?”
• “Jika Bapak/Ibu sudah berubah, bagaimana dengan yang lain, apakah tidak ada pengaruh jika hanya sebagian
masyarakat sudah berubah sedangkan yang lain tidak?”
• “Apa yang bisa bapak/Ibu dan masyarakat disini lakukan untuk membuat perubahan menyeluruh (satu
komunitas) ?”
Persilahkan masyarakat untuk bertukar pendapat dan beri kesempatan mereka untuk merumuskan rencana
aksi mereka. Minta juga mereka menuliskan rencana aksi mereka agar bisa diketahui banyak orang.
Tips: Rencana aksi harus bertumpu pada kekuatan masyarakat sendiri, bukan dukungan pihak luar. Jika
diputuskan untuk menggunakan sumber daya mereka (misalnya dana desa) untuk menyelesaikan masalah
yang teridentifikasi sebelumnya maka harus sepenuhnya dari pemikiran mereka. Oleh karena itu fasilitator
harus menghindari memberi ide contoh rencana aksi misalnya saran untuk pakai dana desa, dll.
5 Penutupan 10 Perkuat komitmen masyarakat untuk menjadikan desa mereka sebagai desa stop BABS dan bebas stunting.
kegiatan menit Beri kesempatan otoritas setempat untuk menutup kegiatan.
Peserta yang diharapkan ikut dalam kegiatan ini adalah pihak otoritas setempat dan para aparatnya, perwakilan masyarakat termasuk yang ikut
pemicuan, tokoh-tokoh masyarakat, para natural leaders dari hasil pemicuan, dan konsultan masyarakat.
Gambar 1 Kegiatan IMAS yang dilakukan oleh tim fasilitator STBM stunting di Sabang
2. Kegiatan Monitoring Partisipatif
Tujuan:
b. Menjadikan hasil pemantauan untuk mengidentifikasi kendala dan mencari solusi untuk
menyelesaikan kendala tersebut.
c. Memperkuat kembali komitmen untuk melakukan perubahan secara total pilar STBM dan stunting
Kegiatan monitoring partisipatif ini dapat difasilitasi lebih dari satu kali sampai desa sudah mencapai
perubahan total baik dari pilar sanitasinya ataupun pilar stuntingnya.
Peserta kegiatan: Jika dilakukan di tingkat desa maka perwakilan otoritas setempat dan aparat wajib
hadir. Sedangkan para natural leader serta konsultan masyarakat juga bisa dilibatkan. Sedangkan jika
dilakukan di tingkat kecamatan, maka para perwakialn desa, fasilitator beserta perwakilan masyarakat
diharapakan hadir dalam kegiatan ini.
Tujuan:
3. Memfasilitasi masyarakat yang memiliki kendala teknis untuk membangun sarana sanitasi, serta
sarana terkait pilar STBM lainnya untuk mendapatkan solusi dari masyarakat lainnya.
Langkah-Langkah Memfasilitasi Kegiatan
Penguatan pesan-pesan kunci terkait sanitasi dan kesehatan ibu dan anak dalam rangka pengentasan
stunting dapat dilakukan setelah pemicuan. Meskipun sifatnya akan menggurui, namun metode ini
masih diperlukan untuk memberi pengetahuan dan memperkuat komitmen masyarakat yang sudah mau
membuat perubahan untuk dirinya, keluarganya maupun masyarakatnya. Beberapa contoh-contoh
promosi kesehatan yang bisa dilakukan antara lain:
3. Pertemuan evaluasi hasil verifikasi untuk menentukan apakah sudah bisa diloloskan atau masih ada
catatan kecil ataupun besar. Untuk hal ini tim verifikator akan memberikan umpan balik kepada
komunitas/desa tersebut untuk di tindak lanjuti pada periode waktu tertentu. Jika memang tidak ada
temuan maka tim verifkator dapat segera menyampaikan hasil verifikasi dan membuat berita acaranya.
Setelah lolos verifikasi, deklarasi SBS/STBM dan Bebas Stunting dilakukan jika masyarakat
berkehendak/mau karena sumber dana utamanya harus dari masyarakat sementara sumber dana
bantuan Pemerintah/Non-Pemerintah bersifat pelengkap. Pada saat deklarasi kehadiran pemerintah
ataupun Lembaga Non-Pemerintah sebagai tamu merupakan penghargaan atas keberhasilan
masyarakat. Acara Deklarasi ini disesuaikan dengan kemampuan masyarakat dan adat setempat.
Sehingga agendanya dibicarakan dengan masyarakat tersebut.
Tujuan:
Tujuan untuk masyarakat yang di deklarasikan: Menjadi konsensus bersama masyarakat tersebut yang
disampaikan kepada pihak luar tentang komitmennya untuk terus melanjutkan status Stop BABS/STBM
dan Bebas Stunting sampai kapanpun.
Tujuan untuk masyarakat lainnya: Menjadi pendorong masyarakat yang lain untuk dapat mengikuti
keberhasilan komunitas/desa tersebut.
Tips: Sebaiknya kegiatan deklarasi di liput oleh media agar informasi ini dapat tersebar sehingga tujuan
memicu desa lain dan masyarakat luas dapat tercapai.