Anda di halaman 1dari 37

KONSEP DASAR PENDEKATAN STBM

PENGERTIAN STBM
( SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT )
TUJUAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu
memahami Konsep Dasar Pendekatan STBM

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
menjelaskan Pengertian STBM.
PENGERTIAN
STBM adalah pendekatan untuk mengubah
perilaku higienis dan saniter melalui pember-
dayaan masyarakat dengan cara pemicuan.
Stop BABS Pengelolaan
Penyelenggara pelaksanaan pendekatan STBM Limbah Cair RT

adalah masyarakat, baik yang terdiri dari


individu, rumah tangga maupun kelompok-
kelompok masyarakat.
CTPS PAM-RT Pengelolaan Sampah RT
Definisi Operasional STBM
SANITASI TOTAL

KONDISI KETIKA SUATU KOMUNITAS

TIDAK BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN / SBS / ODF

MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN

MENGELOLA AIR MINUM DAN MAKANAN YANG AMAN

MENGELOLA SAMPAH DENGAN AMAN

MENGELOLA LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA


DENGAN AMAN
Definisi Operasional STBM
Berbasis Masyarakat

Adalah kondisi yang menempatkan masyarakat


sebagai pengambil keputusan dan penang-
gung-jawab dalam rangka menciptakan/me-
ningkatkan kapasitas masyarakat untuk meme-
cahkan berbagai persoalan terkait upaya pe-
ningkatan kualitas hidup, kemandirian, kese-
jahteraan, serta menjamin keberlanjutannya.
Definisi Operasional STBM
ODF (Open Defecation Free) atau
SBS (Stop Buang air besar Sembarangan)

Adalah kondisi ketika setiap individu dalam suatu


komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air
besar sembarangan yang berpotensi menyebar-
kan penyakit.

Jamban Sehat

Adalah fasilitas pembuangan tinja


yang efektif untuk memutus mata rantai
penularan penyakit.
Definisi Operasional STBM
Pemerintah Daerah

Adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota


dan Perangkat Daerah sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

Pemerintah Pusat

Yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah


Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan Negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Definisi Operasional STBM
Sanitasi Komunal

Adalah sarana sanitasi yang melayani lebih dari satu keluarga,


biasanya sarana ini dibangun di daerah yang memiliki
kepadatan tinggi dan keterbatasan lahan.

Verifikasi

Adalah proses penilaian dan konfirmasi


untuk mengukur pencapaian seperangkat indikator
yang dijadikan standar.
Definisi Operasional STBM
LSM/NGO

Adalah organisasi yang didirikan


oleh perorangan atau sekelompok orang
secara sukarela yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat umum tanpa
bertujuan untuk memperoleh keuntungan
dari kegiatannya.
Definisi Operasional STBM
Natural Leader

Merupakan anggota masyarakat


baik individu maupun kelompok masyarakat,
yang memotori gerakan STBM
di masyarakat tersebut.

Rencana Tindak Lanjut ( RTL )

Merupakan rencana yang disusun dan


disepakati oleh masyarakat
dengan didampingi oleh fasilitator.
Definisi Operasional STBM
Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM

Adalah desa/kelurahan intervensi pendekatan


STBM dan dijadikan target antara; karena untuk
mencapai kondisi sanitasi total dibutuhkan pen-
capaian kelima pilar STBM.
Definisi Operasional STBM
3 indikator desa/kel. yang melaksanakan STBM

(i) minimal telah ada intervensi melalui pemicuan di


salah satu dusun dalam desa/kel tsb;
(ii) ada masy. yang bertanggung jawab untuk melanjut-
kan aksi intervensi STBM seperti disebutkan pada
poin pertama, baik individu (natural leader) ataupun
bentuk komite;
(iii) sebagai respon dari aksi intervensi STBM, masy. me-
nyusun suatu rencana aksi kegiatan dalam rangka
mencapai komitmen-komitmen perubahan perilaku
pilar-pilar STBM, yang telah disepakati bersama;
misal: mencapai status SBS.
Definisi Operasional STBM
Desa/Kelurahan ODF / SBS

Adalah desa/kel. yang 100% masyarakatnya telah buang


air besar di jamban sehat, yaitu mencapai perubahan
perilaku kolektif terkait Pilar 1 dari 5 pilar STBM
Desa STBM

Selain menyandang status ODF, 100% rumah tangga memiliki dan


menggunakan sarana jamban yang ditingkatkan dan telah terjadi
perubahan perilaku untuk pilar lainnya seperti memiliki dan menggu-
nakan sarana cuci tangan pakai sabun dan 100% rumah tangga mem-
praktikkan penanganan yang aman untuk makanan dan air minum
rumah tangga.
Definisi Operasional STBM
Desa/Kelurahan Sanitasi Total

Selain menyandang status Desa STBM/ ODF++, 100% rumah


tangga melaksanakan praktik pembuangan sampah dan
limbah cair domestik yang aman, yaitu desa/kel. yang telah
mencapai perubahan perilaku kolektif terkait seluruh
Pilar 1 – 5 STBM, artinya Kondisi Sanitasi Total.
TUJUAN STBM

Untuk mencapai kondisi sanitasi total

Dengan mengubah perilaku higiene dan


sanitasi melalui pemberdayaan masy.
yang meliputi 3 strategi yaitu :

Penciptaan lingkungan yang mendukung


Peningkatan kebutuhan sanitasi

Peningkatan penyediaan akses sanitasi


KONSEP STBM

di adopsi dari

CLTS
COMMUNITY LED TOTAL SANITATION
SANITASI TOTAL (yg
dipimpin) OLEH
MASYARAKAT
Konsep STBM
 CLTS adalah sebuah pendekatan pembangun-
an sanitasi pedesaan dan mulai berkembang
pada tahun 2001.
 CLTS awalnya diujicobakan di beberapa komu-
nitas di Bangladesh dan saat ini sudah diadopsi
secara massal di negara tersebut.
 Provinsi Maharasthra telah mengadopsi CLTS
ke dalam program pemerintah secara massal
yang disebut dengan program Total Sanitation
Campaign (TSC).
 Beberapa negara lain seperti Cambodia, Afrika,
Nepal, dan Mongolia juga telah menerapkan
CLTS.
Konsep STBM
• Berawal dari sebuah penilaian dampak partisi-
patif air bersih dan sanitasi yang telah dijalankan
selama 10 tahun oleh Water Aid.
• Salah satu rekomendasi dari penilaian tersebut
adalah perlunya mengembangkan sebuah stra-
tegi untuk secara perlahan-lahan mencabut sub-
sidi pembangunan toilet.
• Ciri utama pendekatan ini adalah tidak adanya
subsidi terhadap infrastruktur (jamban keluarga),
dan tidak menetapkan model standar jamban
yang nantinya akan dibangun oleh masyarakat.
Konsep STBM
• Pada dasarnya CLTS adalah “ pemberdayaan ” dan
“ tidak membicarakan masalah subsidi ”.
• Artinya, masyarakat yang dijadikan “guru” dengan
tidak memberikan subsidi sama sekali.
• Community lead tidak hanya dalam sanitasi, tetapi dapat da-
lam hal lain seperti dalam pendidikan, pertanian, dll, prinsip
yang terpenting adalah :
1. Inisiatif masyarakat,
2. Total atau keseluruhan, keputusan masyarakat dan pelaksanaan
secara kolektif adalah kunci utama,
3. Solidaritas masyarakat (laki perempuan, kaya miskin) sangat terlihat
dalam pendekatan ini,
4. Semua dibuat oleh masyarakat, tidak ada ikut campur pihak luar, dan
biasanya akan muncul “natural leader”.
Dasar dari CLTS adalah
3 Pilar P.R.A. yaitu :
1. Atitude and Behavior Change
(Perubahan Perilaku dan Kebiasaan).
2. Sharing (Berbagai)
3. Method (Metode)
PENGERTIAN P.R.A.
P.R.A.
(PARTICIPATORY RURAL
APPRAISAL)
Menurut Robert Chamber (orang
yang mengembangkan metode
P.R.A): “Sekumpulan pendekatan
dan metode yang mendorong
masyarakat pedesaan untuk turut
serta meningkatkan dan
menganalisis pengetahuan mereka
mengenai hidup dan kondisi mereka
sendiri agar mereka dapat membuat
rencana dan tindakan.”
P.R.A : Kegiatan yg mendorong masy,
agar masy dapat mengidentifikasi,
menganalisa dan menentukan solusi
masalah mereka sendiri.

P.R.A. :
Analisa
Partisipatif
Masyarakat
Tiga pilar utama P.R.A.
Tamu dari
Personal Fasilitator
Luar
Memberi
VS
Perubahan Upper
Menolong Malu,
Gap/
VS
Perilaku & Kendala
Segan
Lower
Kebiasaan

Profesional Institusional Masyarakat

Bahasa
Tubuh

Penerapan Proses
CLTS Metode Berbagi
TIGA PILAR ANALISA PARTISIPATIF MASYARAKAT
DAN PERUBAHAN PERILAKU

 Attitude and Behaviour Changing (Perubahan


Perilaku dan Sikap/Kebiasaan)
 Sharing (berbagi)
 Method (metode)

Ketiganya merupakan pilar yang harus diperhatikan


dlm pendekatan CLTS, namun dari ketiganya yang
paling penting adalah perubahan perilaku dan
kebiasaan, karena jika perilaku dan kebiasaan tidak
berubah maka kita tidak akan pernah mencapai tahap
“sharing” dan sangat sulit untuk menerapkan
“metode”.
Perubahan Perilaku dan
Sikap/ Kebiasaan
Fasilitator tersebut
harus total, meliputi :
 Perilaku sebagai Personal / Individual

 Perilaku Institusional / Kelembagaan


 Perilaku Profesional ( yang berkaitan
dengan profesi )
Perilaku dan Sikap/Kebiasaan
Fasilitator yang harus berubah
:
 Pandangan bahwa ada kelompok yang
berada di tingkat atas (upper) dan
kelompok yang berada di tingkat bawah
(lower) harus dihilangkan.
 Cara pandang upper lower harus diubah
menjadi “pembelajaran bersama”, bahkan
menempatkan masyarakat sebagai “guru”
karena masyarakat sendiri yang paling
tahu apa yang terjadi dalam masyarakat.
Perilaku dan Sikap/Kebiasaan
Fasilitator yang harus berubah :
 Cara pikir bahwa kita datang utk “memberi”
sesuatu harus diubah menjadi “menolong”
masyarakat untuk menemukan sesuatu.
 Bahasa tubuh atau gesture; sangat berkait-
an dengan pandangan upper lower.
Bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa
seorang fasilitator mempunyai pengetahu-
an atau ketrampilan yang lebih dibanding-
kan masyarakat, harus dihindari.
Catatan:
 Dalam CLTS, fasilitator tidak memberikan solusi.
 Ketika metode telah diterapkan (proses pemicuan telah dila-
kukan) dan masyarakat sudah terpicu ( diantara mereka su-
dah ada keinginan untuk berubah ) tetapi masih ada kenda-
la yang mereka rasakan, misalnya kendala teknis, ekonomi,
budaya, dan lain-lain maka fasilitator harus memotivasi me-
reka untuk mencapai perubahan ke arah yang lebih baik,
misalnya dengan cara memberikan ilustrasi pemecahan
masalah-masalah tersebut dari tempat lain.
 Tentang usaha atau alternatif mana yang akan digunakan,
semuanya harus dikembalikan kepada masyarakat sendiri.
Konsep-konsep inilah yang kemudian
diadopsi oleh STBM dan disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan di Indonesia.
Konsep STBM menekankan pada upaya
perubahan perilaku yang berkelanjutan
untuk mencapai kondisi sanitasi total melalui
pemberdayaan masyarakat.
PENGEMBANGAN
CLTS
Awalnya

CLTS CLTS

Pemicuan Pemicuan

Stop BABS 5 PILAR


STBM
Hasil Penelitian
Efektifitas Intervensi Pencegahan Diare

Pengelolaan Air Minum

CTPS

Perbaikan Sanitasi

Suplai Air Bersih

Intervensi Lingkungan
5 Pilar S.T.B.M.
( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat )
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan
Rumah Tangga (PAMM-RT)
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
( PLC-RT )
CLTS dikenalkan ke
Indonesia dng cara Wakil
Pemerintah RI berkun-
jung ke India dan
Bangladesh pada Th. Pilot Project
2004 CLTS di
6 Provinsi Penyebaran CLTS
(6 kabupaten) yang cepat : 72
2005 Komunitas masy. CLTS Nasional
Bebas dari BABS dicetuskan oleh
(ODF) & 2 Kec. Depkes
ODF di Th. 2006 Juni 2006
Replikasi
WSLIC
Tahun 2008 Tahun 2008 Draft Strategi CWSHP
terbit Sanitasi Tahun 2007 Nas. tentang Pro Air
160 Komu-
Kepmenkes Total TSSM Sanitasi Total NGO/PCI
nitas masy.
Tentang : Berbasis dimulai Berbasis Pemerintah lokal
ODF
Sanitasi Total Masyarakat Di Jawa Masyarakat
Pada Universitas
Berbasis diterapkan Timur 2007
Juli 2007
Masyarakat di 200 (Pengemb. WES- UNICEF
( STBM ) Kabupaten CLTS).
PAMSIMAS
Peluncuran kegiatan STBM
oleh Menteri Kesehatan RI
Tanggal 20 Agustus 2008
STRATEGI NASIONAL
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
(STBM)
KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN R.I.
NOMOR: 852/MENKES/SK/IX/2008

Jakarta, 9 September 2008


Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai