PENGERTIAN STBM
( SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT )
TUJUAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu
memahami Konsep Dasar Pendekatan STBM
Jamban Sehat
Pemerintah Pusat
Verifikasi
di adopsi dari
CLTS
COMMUNITY LED TOTAL SANITATION
SANITASI TOTAL (yg
dipimpin) OLEH
MASYARAKAT
Konsep STBM
CLTS adalah sebuah pendekatan pembangun-
an sanitasi pedesaan dan mulai berkembang
pada tahun 2001.
CLTS awalnya diujicobakan di beberapa komu-
nitas di Bangladesh dan saat ini sudah diadopsi
secara massal di negara tersebut.
Provinsi Maharasthra telah mengadopsi CLTS
ke dalam program pemerintah secara massal
yang disebut dengan program Total Sanitation
Campaign (TSC).
Beberapa negara lain seperti Cambodia, Afrika,
Nepal, dan Mongolia juga telah menerapkan
CLTS.
Konsep STBM
• Berawal dari sebuah penilaian dampak partisi-
patif air bersih dan sanitasi yang telah dijalankan
selama 10 tahun oleh Water Aid.
• Salah satu rekomendasi dari penilaian tersebut
adalah perlunya mengembangkan sebuah stra-
tegi untuk secara perlahan-lahan mencabut sub-
sidi pembangunan toilet.
• Ciri utama pendekatan ini adalah tidak adanya
subsidi terhadap infrastruktur (jamban keluarga),
dan tidak menetapkan model standar jamban
yang nantinya akan dibangun oleh masyarakat.
Konsep STBM
• Pada dasarnya CLTS adalah “ pemberdayaan ” dan
“ tidak membicarakan masalah subsidi ”.
• Artinya, masyarakat yang dijadikan “guru” dengan
tidak memberikan subsidi sama sekali.
• Community lead tidak hanya dalam sanitasi, tetapi dapat da-
lam hal lain seperti dalam pendidikan, pertanian, dll, prinsip
yang terpenting adalah :
1. Inisiatif masyarakat,
2. Total atau keseluruhan, keputusan masyarakat dan pelaksanaan
secara kolektif adalah kunci utama,
3. Solidaritas masyarakat (laki perempuan, kaya miskin) sangat terlihat
dalam pendekatan ini,
4. Semua dibuat oleh masyarakat, tidak ada ikut campur pihak luar, dan
biasanya akan muncul “natural leader”.
Dasar dari CLTS adalah
3 Pilar P.R.A. yaitu :
1. Atitude and Behavior Change
(Perubahan Perilaku dan Kebiasaan).
2. Sharing (Berbagai)
3. Method (Metode)
PENGERTIAN P.R.A.
P.R.A.
(PARTICIPATORY RURAL
APPRAISAL)
Menurut Robert Chamber (orang
yang mengembangkan metode
P.R.A): “Sekumpulan pendekatan
dan metode yang mendorong
masyarakat pedesaan untuk turut
serta meningkatkan dan
menganalisis pengetahuan mereka
mengenai hidup dan kondisi mereka
sendiri agar mereka dapat membuat
rencana dan tindakan.”
P.R.A : Kegiatan yg mendorong masy,
agar masy dapat mengidentifikasi,
menganalisa dan menentukan solusi
masalah mereka sendiri.
P.R.A. :
Analisa
Partisipatif
Masyarakat
Tiga pilar utama P.R.A.
Tamu dari
Personal Fasilitator
Luar
Memberi
VS
Perubahan Upper
Menolong Malu,
Gap/
VS
Perilaku & Kendala
Segan
Lower
Kebiasaan
Bahasa
Tubuh
Penerapan Proses
CLTS Metode Berbagi
TIGA PILAR ANALISA PARTISIPATIF MASYARAKAT
DAN PERUBAHAN PERILAKU
CLTS CLTS
Pemicuan Pemicuan
CTPS
Perbaikan Sanitasi
Intervensi Lingkungan
5 Pilar S.T.B.M.
( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat )
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan
Rumah Tangga (PAMM-RT)
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
( PLC-RT )
CLTS dikenalkan ke
Indonesia dng cara Wakil
Pemerintah RI berkun-
jung ke India dan
Bangladesh pada Th. Pilot Project
2004 CLTS di
6 Provinsi Penyebaran CLTS
(6 kabupaten) yang cepat : 72
2005 Komunitas masy. CLTS Nasional
Bebas dari BABS dicetuskan oleh
(ODF) & 2 Kec. Depkes
ODF di Th. 2006 Juni 2006
Replikasi
WSLIC
Tahun 2008 Tahun 2008 Draft Strategi CWSHP
terbit Sanitasi Tahun 2007 Nas. tentang Pro Air
160 Komu-
Kepmenkes Total TSSM Sanitasi Total NGO/PCI
nitas masy.
Tentang : Berbasis dimulai Berbasis Pemerintah lokal
ODF
Sanitasi Total Masyarakat Di Jawa Masyarakat
Pada Universitas
Berbasis diterapkan Timur 2007
Juli 2007
Masyarakat di 200 (Pengemb. WES- UNICEF
( STBM ) Kabupaten CLTS).
PAMSIMAS
Peluncuran kegiatan STBM
oleh Menteri Kesehatan RI
Tanggal 20 Agustus 2008
STRATEGI NASIONAL
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
(STBM)
KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN R.I.
NOMOR: 852/MENKES/SK/IX/2008