Anda di halaman 1dari 41

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS PROVINSI JAWA BARAT
ANGKATAN XIV TAHUN 2022
Optimalisasi Pengelolaan Alat Tulis Kantor
dengan Sistem Satu Pintu di UPT Puskesmas
Sindangwangi Kabupaten Majalengka

Disusun oleh :
Nama : Emilia Lupita Sari
NIP : 199609142022032015
NDH : 33
Jabatan : Pengelola Keuangan
Instansi : UPT Puskesmas Sidangawangi

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA KABUPATEN MAJALENGKA BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN


(BerAKHLAK) PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS PROVINSI
JAWA BARAT ANGKATAN XIV TAHUN 2022

Optimalisasi Pengelolaan Alat Tulis Kantor


dengan Sistem Satu Pintu di UPT Puskesmas
Sindangwangi Kabupaten Majalengka

Nama : Emilia Lupita Sari


NDH : 33
NIP : 199609142022032015
Jabatan : Pengelola Keuangan
Instansi : UPT Puskesmas Sindangwangi

Majalengka, 16 September 2022

Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor

Dr.Wawan Suwandi, S.Pd, M.Pd. Hj. Neneng Nani Suryani, S.ST


NIP. NIP. 197903162000122002

i
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN


(BerAKHLAK) PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS PROVINSI
JAWA BARAT ANGKATAN XIV TAHUN 2022

Optimalisasi Pengelolaan ATK dengan Sistem


Satu Pintu di UPT Puskesmas Sindangwangi
Kabupaten Majalengka

Nama : Emilia Lupita Sari


NDH : 33
NIP : 199609142022032015
Jabatan : Pengelola Keuangan
Instansi : UPT Puskesmas Sindangwangi

Majalengka, 16 September 2022

Coach Mentor,

Dr.Wawan Suwandi,S.Pd,M.Pd. Hj. Neneng Nani Suryani,


NIP. S.ST
NIP. 197903162000122002

Penguji,

XXXXXX
NIP.
ZZZZZZZZZZ

i
KATA PENGANTAR

Allhamdulillahi rabbil alamin. Puji dan syukur peserta panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala Berkat, Rahmat dan PertolonganNya sehingga peserta dapat
menyelesaikan tepat pada waktunya Rancangan Aktualisasi berjudul “Optimalisasi Sistem
Pengadaan dan Pengeluaran ATK dengan Sistem Satu Pintu”.
Penyusunan Rancangan Aktualisasi ini merupakan salah satu tugas Pelatihan Dasar
Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Majalengka, Golongan II Angkatan
XIV NDH 33 Tahun 2022 yang harus dipenuhi oleh setiap peserta. Dalam Rancangan
Aktualisasi ini terdapat berbagai kegiatan yang peserta lakukan dengan menerapkan nilai-nilai
dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adaptif
dan Kolaboratif.
Dalam proses mengerjakan Rancangan Aktualisasi ini tentu peserta menghadapi
berbagai kendala dan hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya
Rancangan Aktualisasi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu peserta secara
khusus mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Karna Sobahi, M.M.Pd, selaku Bupati Majalengka, yang memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS.
2. Bapak Dr. Hery Antasari, S.T., M.Dev.Plg. selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Barat.
3. Bapak H. Maman Fathurochman, S.H., M.Si,, selaku Kepala Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)
Kabupaten Majalengka yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan
Dasar CPNS Golongan II Angkatan XIV

4. Ibu Hj. Neneng Nani Suryani, S.ST selaku Kepala UPT Puskesmas Sindangwangi
yang menjadi Mentor peserta selama mengikuti Pelatihan Dasar CPNS.
5. Bapak Dr. Wawan Suwandi, S.Pd, M.Pd. selaku Coach/Pembimbing yang
senantiasa memberikan bimbingan dan masukan kepada peserta dalam membuat
Rancangan Aktualisasi ini.
6. Ibu Efi Rofiqoh, A.M.KG.,SKM selaku Kasubag Tata Usaha yang telah membimbing,
memberikan arahan dan memotivasi saya dalam menyusun Rancangan Aktualisasi
dan Habituasi selama masa mentoring.
7. Seluruh Panitia Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Majalengka yang telah
i
berkontribusi dalam terselenggaranya pelatihan ini.
8. Seluruh peserta Latsar CPNS Golongan II Angkatan XIV Tahun 2022 dan kelompok I
pada khususnya yang telah berjuang bersama serta saling membantu dalam
menjalankan setiap kegiatan latsar ini.
9. Seluruh karyawan UPT Puskesmas Sindangwangi yang telah memberikan dukungan
dan Kerjasama.
10. Kedua Orang Tua, dan saudara yang selalu mendoakan sehingga penulis selalu
dalam keadaan sehat sehingga Rancangan Aktualisasi ini dapat selesai sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
11. Suami Tercinta yang selalu menyemangati, mendukung dan berkontribusi dalam
kelancaran Latsar.
Peserta juga sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat
pada rancangan aktualisasi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan demi kesempurnaan dalam penulisan Rancanga Aktualisasi.

Majalengka, 16 September 2022

Emilia Lupita Sari, A.Md.


NIP. 1996091420220320

i
i
DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.3 Ruang Lingkup

BAB II PROFIL INSTANSI DAN PESERTA ...........................................................


2.1. Profil Instansi .........................................................................................
2.2. Profil Peserta .........................................................................................
2.3. Role Model
2.4 Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK .........................................................

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ....................................................................


3.1. Deskripsi Isu. (kalau ada, diberikan data/fakta) ......................................
3.1.1 Isu Ke-1 : ..........................................................................................
3.1.2 Isu Ke-2 : ..........................................................................................
3.1.3 Isu Ke-3 ............................................................................................
3.2. Penetapan Core Isu (beri dukungan data)........................................................
3.3. Analisis Faktor Penyebab Core Isu ..............................................................
3.4. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu.................................................
3.5 Matrik Rancangan Aktualisasi ................................................................
3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi NND PNS (BerAKHLAK)...........
3.7. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

BAB IV. PENUTUP ......................................

REFERENSI ..............................................................................................................

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, maka perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional,
netral, dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran
sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara. Dalam Undang-Undang
No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN berfungsi sebagai: 1)
Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Dalam
menjalankan fungsinya, ASN wajib mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam
keseharian kerjanya. Sesuai dengan amanat undang-undang, untuk menginternalisasikan nilai-
nilai dasar tersebut ke dalam setiap ASN, maka calon ASN harus mengikuti tahapan pelatihan
dasar.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) merupakan pelatihan wajib
bagi CPNS yang diselenggarakan pada masa prajabatan, yaitu masa percobaan selama 1 (satu)
tahun yang wajib dijalani oleh CPNS melalui proses pendidikan dan pelatihan. Namun karena
masih dalam situasi pandemi Covid-19, penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022
dilaksanakan dengan metode Blended Learning.
Berdasarkan SE Kepala LAN Nomor: 8/K.1/HKM.02.3/2020 poin V.e.(3),
“Penyelenggaraan pembelajaraan pembentukan karakter PNS pada Latsar CPNS yang
dilaksanakan secara klasikal diubah menjadi pembelajaran jarak jauh disertai penugasan khusus
selama masa pandemi Infeksi Corona Virus tanpa mengurangi kualitas dan pencapaian tujuan
pembelajaran.” Penyelenggara Pelatihan dapat menggantikan penyelenggaraan pembelajaran
pembentukan karakter PNS dengan pendekatan nonklasikal melalui metode distance learning
yang mencakup agenda: 1. Sikap Perilaku Bela Negara; 2. Nilai Nilai PNS; dan 3. Kedudukan
dan Peran PNS dalam NKRI. Atas Dasar penjelasan di atas, penyelenggaraan Pelatihan Dasar
CPNS pada Pusdiklat PSDM dapat dilaksanakan dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh
(Distance Learning), yang terdiri dari tatap muka melalui video conference, penugasan dengan
pendampingan live chat, quiz, dan tugas kelompok maupun individu.
Laporan aktualisasi ini disusun sebagai landasan pelaksanaan kegiatan aktualisasi sikap
dan perilaku bela negara, nilai-nilai dasar profesi ASN dan kedudukan dan peran ASN serta

i
pengimpelementasian kedudukan dan peran ASN di dalam tempat tugas masing-masing selama
masa jabatannya di masa yang akan datang.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya, (Permenkes No.43, 2019).
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknik Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan suatu
atau sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas sebagai unit organisasi
fungsional dibidang kesehatan dasar yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, membina peran serta masyarakat dan pelayanan
kesehatan dasar secara menyeluruh dan terpadu.

Permasalah yang terjadi saat ini yaitu (missal kurang tertibnya


penggunaan ATK oleh karyawan puskesmas, dll buntu aku wisan pokok iki
masalah yang terjadi)
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk menulis sebuah
laporan aktualisasi yang berjudul “………………………………………”

2.1 Tujuan dan Mafaat


3.1 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan aktualisasi , lokasi, waktu, fokus
output

BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

2.1 Profil Instansi


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas dibentuk berdasarkan

i
Peraturan Menteri Kesehatan No.43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarat (Puskesmas). Fasilitas pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas juga membangun Sistem Informasi
yaitu sistem informasi Puskesmas. Sistem informasi Puskesmas adalah suatu
tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan
keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskemas untuk mencapai sasaran
kegiatan.
Pembangu nan kesehatan Puskesmas Sindangwangi secara umum
bertujuan untuk Meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, status gizi dan
pengendalian pelayanan kesehatan bermutu dengan di dukung oleh sumber
daya yang berintegritas, professional, humanis dan melayani.
Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka berlokasi di Jl. Desa
Sindangwangi, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, dengan
wilayah kerja sebanyak 10 desa di wilayah kecamatan Sindangwangi,
Puskesmas Sindangwangi didukung jejaring dibawahnya sebanyak 2 Pustu, 8
Poskesdes, dan 52 Posyandu Balita serta 10 Posyandu Lansia.Secara geografis
wilayah kerja Puskesmas Sindangwangi berada di Kecamatan Sindangwangi
Kabupaten/Kota Majalengka terletak di daerah pedesaan (koordinat 108019
Bujur Barat, 108025 Bujur Timur 6042 Lintang selatan)
Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Leuwimunding
Sebelah Timur : Kabupaten Cirebon
Sebelah Selatan : Kabupaten Kuningan
Sebelah Barat : Kecamatan Rajagaluh
Adapun Luas Wilayah : 2.766,33 Ha
Puskesmas Sindangwangi secara administratif meliputi 10 desa, yaitu:
1. Desa Sindangwangi
2. Desa Bantaragung
3. Desa Padaherang

i
4. Desa Jerukleueut
5. Desa Lengkong Wetan
6. Lengkong Kulon
7. Desa Ujungberung
8. Desa Buahkapas
9. Desa Leuwilaja
10. Desa Balagedog
1. Tugas pokok Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas adalah
sebagai berikut :
1) Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
2) Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga
3) Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga.
2. Fungsi Puskesmas Sindangwangi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas adalah
sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama
di wilayah kerjanya.
2) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama
di wilayah kerjanya
a. Visi, Misi dan Nilai-nilai Budaya Kerja Instansi
a) Visi
Berpedoman pada visi Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten
Majalengka adalah “Terwujudnya Masyarakat yang Mandiri Untuk Hidup
Sehat Menuju Majalengka Religius, Adil, Harmonis dan Sejahtera”. Visi
UPT Puskesmas Sindangwangi adalah “Terwujudnya Masyarakat
Sindangwangi yang Mandiri Untuk Hidup Sehat Menuju Majalengka
RAHARJA Tahun 2023 (Religius, Adil, Harmonis dan Sejahtera)”.

i
b) Misi
Misi Puskesmas adalah langkah-langkah yang akan diambil untuk
mewujudkan visi Puskesmas. Adapun misi untuk mencapai visi
Puskesmas adalah dengan:
1. Meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu
kepada masyarakat.
2. Meningkatkan pengetahuan, kemandirian untuk personal hygine
(kesehatan pribadi), keluarga dan lingkungan.
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di
Puskesmas.
4. Menjalin kerjasama lintas sektoral.
c) Nilai-nilai Budaya Kerja
Nilai-nilai budaya kerja di UPT Puskesmas Sindangwangi adalah “SMART”
1) SEDERHANA
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
prosedur yang sederhana dan tidak berbelit-belit
2) MUDAH
Mudah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan kemudahan dan prosedur yang berlaku
3) ADIL
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
adil/tidak membedakan status sosial
4) RAMAH
Ramah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
harus dengansenyum dan ramah
5) TEPAT
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cepat,
tepat dan teliti sesuai prosedur yang berlaku.
2.2 Profil Peserta
Berisi uraian tentang tugas pokok dan fungsi jabatan Peserta.
2.3 Role Model
Gambaran profil yang menjadi panutan dan menggambarkan nilai BERAKHLAK

2.4 Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK

i
1. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan adalah Keinginan memberikan Pelayanan Prima
demi menjamin kepuasan masyarakat. Tentu kita sepakat bahwa nilai dasar
“berorientasi pelayanan” diletakkan pada poin pertama. Mengingat bahwa ASN
yang dulu dikenal sebagai abdi negara, saat ini bertransformasi menjadi
pelayan publik.
Seorang ASN dituntut untuk dapat memahami dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Selalu bersikap ramah kepada siapa saja, terutama kepada
masyarakat. Dapat diandalkan serta cekatan dan dapat memberikan solusi atas
masalah-masalah yang ada di masyarakat.
Dalam memberikan pelayanan publik, seorang aparatur sipil negara harus
selalu melakukan perbaikan tiada henti, baik dari peningkatan kompetensi
maupun cara pelayanan. Adapun panduan perilaku Berorientasi Pelayanan
antara lain adalah:

a. Memahami dan memenuhi kebutuhan Masyarakat dapat diwujudkan


dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini
diantaranya:
1) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;

2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan

4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan Adapun beberapa Nilai


Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
1) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;

2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan


program pemerintah; dan
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
c. Melakukan perbaikan tiada henti, Nilai Dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang

i
ketiga ini diantaranya:
1) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;

2) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan, Dalam lingkungan pemerintahan


sen diri, banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya inovasi,
diantaranya komitmen dari pimpinan, adanya budaya inovasi, dan dukungan regulasi.
Instansi pemerintah dituntut untuk lebih jeli mengamati permasalahan dalam pelayanan
publik sehingga inovasi yang dilahirkan benar-benar sesuai kebutuhan dan tepat
sasaran. Untuk itu, adanya kolaborasi antara pemerintah, partisipasi masyarakat, dan
stakeholders terkait lainnya perlu dibangun sebagai strategi untuk mendorong tumbuh
dan berkembangnya inovasi.

2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala
tíndak dan tanduknya sebagal pelayan publik kepada atasan, lembaga
pembina, dan lebih luasnya kepada publik Responsibilitas adalah kewajiban
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas
bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Dalam konteks ASN.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap Individu, kelompok atau institust
untuk memenuhi tanggung jawab kepadanya. Amanah seorang ASN menurut
SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesual dengan
Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut
adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu :
a. Untuk menyediakan kontrol demokrasi;
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalagunaan kekuasaan
(peran konstitusional);

i
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
3. Kompeten
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:

a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan


sikap/ perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan
yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis
jabatan;Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit
organisasi; dan

b. Kompetensi Sosio Kultural adalah pengetahuan,


keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai,
moral , emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap
pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai
dengan peran, fungsi dan Jabatan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017, Pasal 210


sampai dengan pasal 212, Pengembangan kompetensi dapat
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan.
b. Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki
akreditasi untuk melaksanakan pengembangan kompetensi
tertentu.
c. Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang
independen.
Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan
pegawal untuk meningkatkan kompetensinya, yaltu klasikal dan non
klasikal. Optimalisasi hak akses pengembangan kompetensi dapat
dilakukan dengan pendekatan pelatihan non klasikal, diantaranya e-

i
learning, job enrichment dan Job enlargement termasuk coaching dan
mentoring.
Coaching dan Mentoring selain efisien karena dapat dilakukan secara masif,
dengan melibatkan antara lain atasan peserta pelatihan sebagal mentor
sekaligus sebagai coach. Selain itu coaching dan mentoring juga penting terkait
beberapa hal, yaitu:
a. Meningkatan kinerja individu dan kinerja organisasi;
b. Membangun komitmen dan motivasi yang lebih tinggi;
c. Menumbuhkan kesadaran dan refleksi diri dalam
pengembangan potensi diri;

d. Menumbuhkan kemampuan kepemimpinan yang lebih baik;


e. Membuat proses manajemen perubahan yang lebih baik;
f. Memperbaiki hubungan komunikasi dan hubungan antara
atasan bawahan.
g. Mengimplementasikan keterampilan yang lebih baik; dan
h. Menumbuhkan budaya kerja yang lebih terbuka dan produktif.
4. Harmonis
a. Pengertian Harmonis
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai factor
dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan
suatu kesatuan yang luhur. Sebagai contoh, seharusnya terdapat harmoni
antara jiwa jasad seseorang manusia, kalau tidak, maka belum tentu orang itu
dapat disebut sebagai satu pribadi.
Dapat dicontohkan, pada bidang musik, sejak abad pertengahan pengertian
harmoni tidak mengikut pengretian yang pernah ada sebelumnya, harmoni tidak
lagi menekankan pada urutan bunyi dan nada yang serasi, tetapi keserasian
nada secara bersamaan.
b. Pentingnya Suasana Harmonis
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana
tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak
positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi
produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan. Ada tiga hal
yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman

i
dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
c. Membuat tempat kerja yang berenergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi menghabiskan
separuh hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat
sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja. Tata
ruang yang baik dan keberadaan ruang terbuka sangat disarankan. Desain
ruang terbuka dapat meningkatkan komunikasi, hubungan interpersonal dan
kepuasan kerja, sekaligus optimal Mengurangi terjadinya kurangnya
komunikasi. Disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi.

d. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi


Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang yang
menjalankan alur produktivitas, Ketika Anda sudah “mentok", ada baiknya Anda
mencari ide dari orang-orang yang berada dalam tim. Hal tersebut mampu
meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah bisnis
atau organisasi.
e. Berbagi kebahaglaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di
lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan membagi kebahaglaan
dalam organisasi kepada seluruh karyawan dapat meningkatkan kepemilikan
dan meningkatkan antusiasme para karyawan.

5. Loyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu "Loial
yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu
kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari
kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata Loyal
didefinisikan sebagai "giving or showing firm and constant support or allegiance
to a person or institution (tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan
kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi)".
Sedangkan beberapa ahli mendefinisikan makna "loyalitas" sebagai berikut:
a. Kepatuhan atau kesetiaan.
b. Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan kepada
organisasi tempatnya bekerja.
c. Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau sesuatu
(misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui sikap dan tindakan orang tersebut.

i
d. Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang ditunjukkan dengan
memberikan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada
seseorang atau sesuatu.
e. Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional manusia,
sehingga untuk mendapatkan kesetiaan seseorang maka kita harus
dapat mempengaruhi sisi emosional orang tersebut.

f. Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki,


mendukung, merasa aman, membangun keterikatan, dan menciptakan
keterikatan emosional.

g. Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari pekerja untuk


mengikuti pihak yang mempekerjakannya
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersitat emosional untuk bisa
mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan
memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan
oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
a. Taat pada Peraturan
b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
f. Hubungan Antar Pribadi
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain

6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang
timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri
sesuai dengan keadaan lingkungan tetapl juga mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan (keinginan din Sejatinya tanpa beradaptasi akan
menyebabkan makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah
pada akhirnya olen perubahan lingkungan.
Setidaknya terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut Management

i
Advisory Service UK yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah organisasi
akan mempraktekkannya, yaitu:
1. Purpose
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak dicapai. Demikian
pula aengan organisasi pemerintah, yang mempunyai tujuan-tujuan
penyelenggaraan fungsinya yang sudah ditetapkan oleh peraturan
perundangan. Penetapan tujuan organisast menjadi elemen budaya adaptit
pertama yang diperlukan, di mana pencapaiannya akan sangat dipengaruhi oleh
variabel lingkungan. Perubahan lingkungan tidak serta merta mengubah tujuan
organisasi, tetapi adaptasi akan menyesuaikan cara organisasi bekerja agar
pencapaian tetap dilakukan.
2. Cultural values
Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya organisasional yang
sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya. Demikian pula dengan ASN
sebagai individu yang mempunyai nilai-nilaí yang tersemat dalam budaya
kerjanya, sehingga dituntut untuk mengaplikasikannya agar dapat memberikan
pelayanan yang maksimal dan berkualitas.
3. Vision
Menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam Kerangka piker dan
diterjemahkan dalam kerangka kerja yang digunakan dalam organisasi.
4. Corporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, maka nilai-nilai korporat juga
menjadi fodasi penting dalam membangun budaya adaptif dalam organisasi.
5. Corporate strategy
Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategl-strategi yang
lebih operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi secara
terstruktur, efisien dan efektif
6. Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif dapat diterapkan di
organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan sulit budaya adaptif dapat
berkembang dan tumbuh di sebuah organisasi.
7. Problem solving
Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul dalam

i
organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi perubahan. Penyelesaian
masalah harus menjadi tujuan besar dari proses adaptasi yang dilakukan oleh
organisasi.
8. Partnership working
Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena dengan
partnership maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling menguatkan
dalam penerapan budaya adaptif
9. Rules
Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif yang penting dan
tidak bisa dihindari.

7. Kolaboratif
Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa
kolaborasi adalah “value generated from an alliance between two or more firms
aiming to become more competitive by developing shared routines”.
Ansen dan Gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang harus
dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
a. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholdermitra
kolaborasi.
b. Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan
bersungguh- sungguh;
c. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan;
sharing ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait
keuntungan bersama;
d. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi
bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai
bersama; dan
e. Menetapkan outcome.

i
B. Kedudukan dan Peran ASN menuju Smart Governance
1. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilaidasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih daripraktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawaisehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
denganperkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun
dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk
pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.

i
Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di daerah
dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
b. Pelayan publik
c. Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:


a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana,
pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan publik.
ASN berfungsi, bertugas, dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk
professional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan

i
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat

i
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan
golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan
kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan
dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya).
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik
dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan
bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

2. Smart Aparatur Sipil Negara (ASN)


Smart ASN merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta profesional
yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsif terhadap
perubahan dan pencapaian tujuan organisasi.
Materi Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital
dapat menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Penilalannya
dapat ditinjau dari etis dalam mengakses media digital (digital ethics), budaya
menggunakan digital (digital culture), menggunakan media digital dengan aman
(digital safety), dan kecakapan menggunakan media digital (digital skills).
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan
bebutaham SDM talenta digital, literasi digital berperan penting untuk
meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di indonesia agar
keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi
digital terdiri dari kurikulum digital skil, digital safety, digital culture, dan digital
ethics.

i
Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus
dijalankan, yaitu:
a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
b. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor
strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial,
sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor
industri, sektor penyiaran.
c. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
d. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
e. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan
pembiayaan transformasi digittal dilakukan secepat-cepatnya.
Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana
menggunakan komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian
online. Literasi digital juga mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang
sumber informasi itu. kepentingan produsennya, dan cara-cara di mana ia
mewakili dunia; dan memahami bagaimana perkembangan teknologi in
terkait dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas.
Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,
mengelolah, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan,
mengevaluasi dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui
teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan.
Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi
komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.
Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi,
dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk
mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital, dalam konteks
literasi digital. Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang
terbagi atas empat area kompetensi yaitu:
a. kecakapan digital,
b. budaya digital,
c. etika digital dan
d. keamanan digital

2
4
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Deskripsi Isu

Secara umum isu diartikan sebagai suatu fenomena/kejadian yang diartikan sebagai masalah,
sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang dikedepankan untuk
ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas
desus. Maka dari itu, sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas.

Hal ini disebabkan karena isu menjadi acuan dalam menentukan solusi terkait permasalahan
yang timbul di instansi. Laporan aktualisasi ini disusun dengan berdasarkan identifikasi beberapa
isu yang ditemukan selama pelaksanaan tugas sebagai pengelola keuangan di UPT Puskesmas
Sindangwangi

Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah mendeskripsikan isu tersebut terkait
kondisi saat ini dan dampak yang akan terjadi jika tidak terselesaikan. Berdasarkan hasil
pengamatan sealama bekerja sebagai pengelola keuangan, ditemukan 3 (tiga) isu yang terkait
dengan tugas dan fungsi, yaitu:

3.1.1 Isu Ke-1 :


 Belum Optimalnya pengelolaan pengadaan dan pengeluaran ATK ( Alat Tulis
Kantor) satu pintu

a) Kondisi masalah saat ini

Menurut The Liang Gie (2007), alat tulis kantor adalah benda-benda yang dipakai habis dalam
pelaksanaan dalam pekerjaan sehari-hari dari pegawai suatu intansi. Berdasarkan pengertian tersebut
alat tulis kantor merupakan sarana penunjang yang mempunyai peranan vital
4
didalam berjalannya
suatu fungsi administrasi dan faktor penting dalam kebutuhan operasional kegiatan pelayanan. Tanpa
alat-alat tersebut pekerjaan akan terbengkalai dan bahkan tidak akan terselesaikan. Banyak sekali
jenis – jenis Alat Tulis Kantor seperti : Pulpen, Pensil, Spidol, kertas HVS, amplop, dll. Meskipun
sekarang ini, teknologi sudah semakin canggih tetapi tetap suatu instansi tidak akan berfungsi jika
tanpa adanya alat tulis kantor. Oleh karena itu pengelolaan ATK harus medapatkan perhatian khusus.
Agar pengadaan alat tulis kantor efektif dan efisien maka harus dibentuknya suatu sistem
pengelolaan satu pintu. Dimana semua permintaan di Puskesmas dapat terpenuhi dengan optimal dan
pengelolaan pengeluaran bisa lebih terkontrol.

Kondisi saat ini, belum tersedianya ATK di Tata Usaha jika pegawai membutuhkan untuk
digunakan dalam operasional pelayanan. Bendahara BOK/JKN mengintruksikan kepada pegawai
untuk mengambil langsung ke Toko ATK yang sudah bekerjasama dengan puskesmas. Sistem
pengambilan ATK pun, menggunakan cara sistem BON. Dimana penyedia mencatat barang yang
diambil dan dengan bukti tanda tangan pengambil. Kemudian dari sini bisa disimpulkan ATK
menjadi tidak terkontrol dan dapat disalah gunakan / dimanfaatkan oleh pegawai untuk kepentingan
pribadi.

b) Dampak jika “Masalah/Isu” Tidak diselesaikan.

Jika masalah ini tidak teratasi maka berdampak pada pembiayaan yang tidak terkontrol.
Kemudian proses pengambilan ATK dilakukan oleh sembarang pegawai menjadikan tidak
terkontrolnya penggunaan ATK.
3.1.2 Isu Ke-2 :
 Belum Optimalnya pelabelan barang Milik Negara di masing-masing ruangan
a) Kondisi masalah saat ini
b) Dampak jika “Masalah/Isu” Tidak diselesaikan

3.1.3 Isu Ke-3 :

 Belum adanya pengarsipan data pegawai secara digital di bagian Tata Usaha
1. Kondisi masalah saat ini
Surat merupakan salah satu media komunikasi yang sangat penting dalam suatu instansi,
perusahaan maupun bentuk organisasi yang lain, baik untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak
secara eksternal maupun internal. Setiap hal yang menyangkut kegiatan 4organisasi yang bersifat
resmi selalu diwujudkan dalam bentuk surat. Bagian Tata Usaha menangani pengarsipan surat masuk
dan surat keluar di UPT Puskesmas Sindangwangi.
Kondisi saat ini masih ada beberapa kendala dalam pengarsipan surat, seperti tidak semua surat
terarsipkan dengan baik, masih menggunakan data hardcopy dan box arsip. Ketika Pegawai / Bagian
Tata Usaha membutuhkan data surat keluar/masuk proses pencariannya memakan waktu yang cukup
lama. pembuatan penindaklanjut tujuan disposisi dari Kepala Bagian ke bagian bersangkutan yang
terkadang memakan banyak waktu, dan hilangnya surat.
2. Dampak jika “Masalah/Isu” Tidak diselesaikan
Jika masalah ini tidak teratasi maka terdapat kehilangan dokumen surat dan dalam pencarian
surat juga tidak akan efektif bisa memakan waktu lama. Alhasil pekerjaan lain menjadi terbengkalai.

3.2 Penetapan Core Isu


Isu-isu yang terdapat di UPT Puskesmas Sindangwangi telah dijabarkan diatas, selanjutnya
akan dipilih salah satunya saja untuk dijadikan sebuah rancangan aktualisasi. Dalam menentukan
core issue yang diangkat dalam kegiatan aktualisasi digunakan metode analisis USG. Metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth) adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyusun urutan
prioritas isu yang harus diselesaikan berdasarkan tingkat urgensi, keseriusan dan pengembangan isu.
Masing-masing isu dinilai dengan skala 1-5 dan isu yang memiliki nilai tertinggi merupakan isu yang
dijadikan prioritas. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Urgency : seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti dengan waktu yang tersedia.
2) Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang akan ditimbulkan jika tidak segera diselesaikan.
3) Growth : Seberapa besar isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan memburuknya isu tersebut bila tidak segera diselesaikan.

Tabel Penetapan Core Isu dengan Analisis USG


No Isu Kriteria Jumlah4 Peringkat
U S G Nilai Kualitas
1 Belum Optimalnya pengelolaan
pengadaan dan pengeluaran ATK ( Alat 5 5 5 15 1
Tulis Kantor) satu pintu di UPT
Puskesmas Sindangwangi Kabupaten
Majalengka
2 Belum maksimalnya pelabelan barang di 3 4 5 12 2
masing-masing ruangan

3 Belum adanya pengarsipan data pegawai 4 3 4 11 3


secara digital di bagian Tata Usaha

Tabel Deskripsi Kriteria URGENCY

Nilai Indikator Deskripsi Indikator


5 Sangat Mendesak Isu sangat mendesak untuk segera diselesaikan
4 Mendesak Isu mendesak untuk segera diselesaikan
3 Cukup Mendesak Isu cukup mendesak untuk segera diselesaikan
2 Kurang Mendesak Isu kurang mendesak untuk segera diselesaikan
1 Tidak Mendesak Isu tidak mendesak untuk segera diselesaikan.

Tabel Deskripsi Kriteria SERIOUSNESS

Nilai Indikator Deskripsi Indikator

5 Sangat Serius Isu sangat serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke
hal yang lain
4 Serius Isu serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal
yang lain
3 Cukup Serius Isu cukup serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke
hal yang lain
2 Kurang Serius Isu kurang serius untuk segera dibahas karena kurang
berdampak ke hal yang lain
1 Tidak Serius Isu tidak begitu serius untuk dibahas karena tidak berdampak ke
hal yang lain

Tabel Deskripsi Kriteria GROWT

Nilai Indikator Deskripsi Indikator


5 Sangat Cepat Memburuk Isu sangat cepat berkembang untuk
Segera dicegah
4 Cepat Memburuk Isu cepat berkembang, untuk segara di cegah
3 Cukup Cepat Memburuk Isu cukup cepat berkembang, segera dicegah
2 Kurang Cepat Memburuk Isu kurang cepat berkembang
1 Tidak Cepat Memburuk Isu lamban berkembang

Berdasarkan Analisis USG di atas, maka isu yang dipilih adalah sebagai berikut :
“Belum Optimalnya pengelolaan pengadaan dan pengeluaran ATK (4Alat Tulis Kantor) satu
pintu di UPT Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka. Isu prioritas selanjutnya
dianalisis dengan pendekatan diagram untuk mendapatkan akar masalah / penyebab yang perlu
diselesaikan.

3.3 Analisis Faktor Penyebab Core Isu


Dalam menganalisis faktor penyebab core isu, penulis menggunakan teknik analisis
fish bone. Analisis fish bone dapat berfungsi sebagai pengidentifikasian penyebab-
penyebab yang mungkin timbul dari suatu spesifik masalah dan kemudian memisahkan
akar penyebabnya, memungkinkan juga untuk mengidentifikasi solusi yang dapat
membantu menyelesaikan masalah tersebut. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah
kategori yang berkaitan. Fishbone diagram dapat dilihat sebagai berikut.
Setelah dilakukan analisis penyebab terhadap isu prioritas dengan menggunakan fishbone
diagram, diperoleh penyebab yang perlu diselesaikan, yaitu:

Tabel.Analisis Penyebab Isu

1 Man - Sering terjadinya pegawai mengambil ATK di


Ruangan lain. Jika di ruangannya tidak ada atau
ATK hilang.
4

- Kurangnya Sumber Daya Manusia terampil di


Bidang Pengadaan Barang menyebabkan
perangkapan Jabatan yang tidak sesuai dengan
Tugas atau Tupoksi pegawai.

2 Method - Pegawai mengambil langsung Alat Tulis Kantor


ke penyedia yang bekerjasama dengan
Puskesmas.

3 Media - Belum adanya Catatan Rekapan Tiap Bulan baik


secara manual maupun tidak manual
menyebabkan tidak terkontrolnya Jumlah Stock
Barang.
4 Material - Tidak adanya sistem satu pintu

5 Mileu / Environment - Jarak penyedia dekat dengan Lingkungan Rumah


Pegawai.

3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu


Berdasarkan hasil identifikasi masalah, penulis mencoba menemukan gagasan pemecahan
masalah dengan berbagai pertimbangan. Adapun gagasan yang dipilih oleh penulis untuk
memecahkan masalah yakni belum optimalnya Pengelolaan pengadaan dan pengeluaran ATK satu
pintu di UPT Puskesmas Sindangwangi, Kabupaten Majalengka. Gagasan kreatif untuk
menyelesaikan isu ini adalah “Optimalisasi Pengelolaan Alat Tulis Kantor Satu pintu di UPT
Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka”. Isu ini tidak mencerminkan smart ASN yang
harus bisa profesional dan berintegritas juga tidak mencerminkan dari nilai dasar BerAKHLAK yaitu
nilai perilaku Akuntabel.
Gagasan inovasi atau isu yang telah dipilih ini merupakan bentuk dari usaha penulis untuk
menjadi SMART ASN yang memiliki ciri professional, menguasai IT, networking, dan
entrepreneurship. Dalam merealisasi gagasan inovasi ini, diharapkan penulis dapat menerapkan
nilai BerAKHLAK di setiap kegiatan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan untuk mengaktualisasi
gagasan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel. Kegiatan Penyelesaian Core Issue
No Kegiatan Tahapan
1. Persiapan pelaksanaan aktualisasi a. Membuat janji pertemuan dengan mentor
b. Menyiapkan bahan diskusi aktualisasi
dengan mentor
c. Melaksanakan pertemuan/diskusi aktualisasi
dengan mentor
d. Meminta persetujuaan
4 pelaksanaan
aktualisasi
2. Pembuatan SOP Pengelolaan Alat a. Mengumpulkan bahan/referensi/materi
Tulis Kantor Satu Pintu. Sistem Pengelolaan Alat Tulis Kantor Satu
Pintu
b. Menyusun draft SOP Sistem Pengelolaan
Alat Tulis Kantor Satu Pintu
c. Mendiskusikan draft SOP dengan Mentor
d. Meminta persetujuan SOP dari mentor
e. Mencetak SOP
3. Penyusunan Panduan Sosialisasi a. Menyiapkan bahan sosialisasi SOP
SOP Pengelolaan ATK Satu Pintu ke
b. Menyiapkan panduan sosialisasi SOP
Pegawai UPT Sindangwangi, c. Menyusun instrument evaluasi
Kabupaten Majalengka. d. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait
dengan panduan sosialisasi

4. Pembuatan media permintaan Stock a. Mempelajari cara pembuatan Google Form


b. Membuat rancangan format/isi Google
Alat Tulis Kantor melalui Google Form
Form. c. Membuat Google Form
5. Pembuatan Kontrol stock opname a. Mempelajari cara pembuatan Google
Spreadsheet dan Buku Rekapan ATK
Alat Tulis Kantor melalui google
b. Membuat rancangan format/isi Google
Spreadsheet dan Buku Rekapan Spreadsheet dan Buku Rekapan ATK
c. Membuat Spreadsheet dan Buku Rekapan
ATK.
ATK
6. Pelaksanaan Sosialisasi dan a. Menyampaikan instrument evaluasi pra
Implementasi SOP Pengelolaan ATK sosialisasi

satu pintu b. Menjelaskan panduan sosialisasi


c. Melakukan sosialisasi SOP

7. Pelaksanaan monitoring evaluasi a. Memberikan instrument evaluasi


kegiatan yang telah dilakukan. implementasi permintaan Alat Tulis Kantor
melalui Google Form dan Pencatatan Rekap
Data ATK melalui Google Sheet
b. Mengolah data hasil monitoring dan evaluasi
c. Melakukan konsultasi dengan mentor
d. Menyimpulkan hasil monitoing dan evaluasi

8. Penyusunan laporan Aktualisasi a. Menyiapkan bahan laporan aktualisasi


b. Menyusun draft laporan aktualisasi
c. Melakukan konsultasi dengan mentor
d. Mencetak laporan aktualisasi

4
3.5 Matrik Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Sub Bagian Tata Usaha UPT Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka

Identifikasi Isu : 1. Belum Optimalnya Pengelolaan Pengadaan dan Pengeluaran ATK ( Alat Tulis Kantor) satu pintu di UPT Puskesmas
Sindangwangi Kabupaten Majakengka.
2. Belum maksimalnya pelabelan barang di masing-masing ruangan di UPT Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka.
3. Belum adanya pengarsipan data pegawai secara digital di bagian Tata Usaha di UPT Puskesmas Sindangwangi Kabupaten
Majalengka.

Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Pengelolaan pengadaan dan pengeluaran ATK satu pintu di UPT Puskesmas Sindangwangi Kabupaten
Majalengka

Gagasan Pemecahan : Melakukan Optimalisasi Pengelolaan Alat Tulis Kantor dengan sistem satu pintu di UPT Puskesmas Sindangwangi Kabupaten
Isu Majalengka

Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Pelatihan Visi/Misi Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. Melakukan - Menyiapkan isu yang hasil analisis mengenai Contoh :
telah ditemukan dan isu kendala penggunaan ATK Akuntabilitas : proses perumusan isu-isu untuk
konsultasi dengan yang akan diangkat yang belum satu pintu dijadikan koreksi bagi kemajuan puskesmas
mentor dan coach - Mengutarakan dilakukan dengan penuh tanggung jawab
terkait rancangan ide/gagasan untuk note : ngko biasane Kompeten : menerima saran dan masukan
pemecahan isu dikongkon ngekei bukti
aktualisasi - Meminta saran dan kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas
diri
arahan dari bukti kegiatan :
Harmonis : proses diskusi dan konsultasi
coach/mentor - Foto saat konsultasi
dilakukan dengan menghargai setiap pendapat
dengan mentor/coach
- Lembar persetujuan dan masukan dari mentor
mentor Kolaboratif : diskusi dan koordinasi dengan
- Lembar konsultasi rekan kerja dan mentor sebagai bentuk
mentor kerjasama untuk mecapai tujuan bersama
a.
b.

4
c.
2 Pembuatan SOP - Mencari referensi SOP Output : SOP ATK
ATK Kompeten : menerima saran dan masukan
Pengelolaan Alat - Membuat SOP Bukti kegiatan : foto saat untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas
Tulis Kantor Satu - Konsultasi dengan membuat SOP, foto saat diri
Pintu. mentor terkait SOP konsultasi dengan mentor, Harmonis : proses diskusi dan konsultasi
yang dubuat dilakukan dengan menghargai setiap pendapat
- TTD Kapus untuk SOP dan masukan dari mentor
yg sudah disetujui Kolaboratif : diskusi dan koordinasi dengan
rekan kerja dan mentor sebagai bentuk
kerjasama untuk mecapai tujuan bersama

Koordinasi dengan - koordinasi dengan Output : persetujuan dari Kolaboratif : diskusi dan koordinasi
kapus dan semua kapus dan semua karyawan dengan rekan kerja sebagai bentuk
Kapus dan kepala karyawan tentang SOP untuk mengikuti sosialisasi
ruangan terkait ATK yang akan kerjasama untuk mencapai tujuan
Sosialisasi SOP ATK dilaksanakan Bukti kegiatan : foto saat bersama
- koordinasi dengan kapus dan
yang dibuat kepala ruangan

Note : lali aku yak nyebute


opo kepala ruangan opo
perwakilan setiap ruangan
missal teko ruangan BP,
pendaftaran, promkes ngno
kui
3 Sosialisasi SOP - Menyiapkan alat yang Output : terlaksananya Akuntabel: Melaksanakan tugas
akan digunakan untuk sosialisasi SOP ATK,
Pengelolaan ATK sosialisasi karyawan dating ke acara dengan jujur, disiplin, bertanggung
Satu Pintu ke - pembagian SOP untuk sosialisasi yang diadakan
Pegawai UPT setiap orang yang hadir jawab dan menjujung integeritas dalam
di sosialiasi Bukti kegiatan : foto saat
Sindangwangi, - melakukan penyuluhan sosialisasi, daftar hadir dan menyajikan penyuluhan
Kabupaten - sesi Tanya jawab notulen pertemuan (daftar
Kompeten: Melaksanakan tugas
Majalengka. dengan peserta hadir ambek notulen
sosialisasi tergantung koe yak apene dengan sungguh-sungguh dan berusaha
dikei opo ora)
memberikan yang terbaik
Kolaboratif: Melaksanakan kerja sama
dengan mentor dan petugas medis
dalam penyuluhan yang dilaksanakan
4 Pembuatan media Iki kudu po ? lek missal gak
harus dihapus wae dari pada
permintaan Stock
4
Alat Tulis Kantor menyusahkan koe dewe
melalui Google
Form.
5 Pembuatan Kontrol Iki gak mudeng aku a.
hahahahahha
stock opname Alat
Tulis Kantor melalui
google Spreadsheet
dan Buku Rekapan
ATK
6
7 Pelaksanaan a. Monitoring dan a. Terlaksananya Akuntabel: Melaksanakan tugas
monitoring evaluasi evaluasi kegiatan monitoring dan dengan jujur, disiplin, bertanggung
kegiatan yang telah
dilakukan dengan melihat evaluasi jawab dan menjujung integeritas dalam
rekapan dan hasil dari b. Terkumpulnya menyelesaikan tugas
google spreadsheet hasil rekap Kompeten: Melaksanakan tugas
dan buku rekapan kegiatan dengan sungguh-sungguh dan berusaha
Note : yak missal google memberikan yang terbaik
spreadsheetmu iki mek Bukti kegiatan : hasil Kolaboratif: Melaksanakan kerja sama
dengan mentor dan petugas medis
copas teko buku rekapan rekapan ATK
dalam melakukan monev
mending di tulis ngene
wae “monitoring dan
evaluasi dengan melihat
hasil rekapan dari buku
rekapan dan diketik di
dalam google
spreadsheet sebagai
arsip elektronik

4
8 Penyusunan laporan a. Mengumpulkan data a. Tersusunya laporan Akuntabel: Melaksanakan tugas
Aktualisasi dan bukti pendukung aktualisasi dengan jujur, disiplin, bertanggung
setiap laporan b. Terkumpulnya data jawab dan menjujung integeritas dalam
kegiatan dan bukti menyelesaikan tugas
b. Melakukan konsultasi c. Terlaksananya Kompeten: Melaksanakan tugas
dengan mentor dan konsultasi dengan dengan sungguh-sungguh dan berusaha
coach mengenai hasil mentor dan coach memberikan yang terbaik
pelaksanaan d. Laporan aktualisasi Kolaboratif: Melaksanakan kerja sama
dengan mentor dalam penyelesaian
aktualisasi telah dicetak
aktualisasi

Bukti kegiatan : foto


konsultasi dengan
mentor atau coach,foto
penyusunan laporan
aktualisasi

Note : POKOK SETIAP


ONOK KATA”
KONSULTASI IKU
DICATET NAK
LEMBAR
KONSULTASI OJO
LALI DI TANDA
TANGANI WES TAK

4
KEI CONTOH
LEMBAR
KONSULTASI
DELOKEN NAK
KONO

4
3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)

Kegiatan Jumlah
No Mata Pelatihan Aktualisasi per
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
MP
1. Berorientasi Pelayanan 0 2 1 5
2. Akuntabel 1 0 2 1 4
3. Kompeten 3 3 4 2 12
4. Harmonis 2 2 3 1 8
5. Loyal 1 0 2 2 5
5. Adaptif 0 1 2 0 3
6. Kolaboratif 1 1 1 1 4
Jumlah Aktualisasi per 5 4 6 5
Kegiatan

3.7 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Tabel Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi


MEI JUNI
No Kegiatan I II III IV I II
1. Persiapan pelaksanaan aktualisasi
2. Pembuatan SOP Pengelolaan Alat
Tulis Kantor Satu Pintu.
3. Penyusunan Panduan Sosialisasi
SOP Pengelolaan ATK Satu Pintu
ke Pegawai UPT Sindangwangi,
Kabupaten Majalengka.
4. Pembuatan media permintaan Stock
Alat Tulis Kantor melalui Google
Form.

3
7
3
8
BAB IV
PENUTUP

3
9
REFERENSI

4
0

Anda mungkin juga menyukai