PROPOSAL
Oleh:
Pande Luthfhy Rahayu
NIM: 1802011076
i
2
PROPOSAL
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT (MKM)
Oleh:
Pande Luthfhy Rahayu
NIM: 1802011076
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Puji syukur hanya kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang senantiasa melimpahkan rahmat dan berkah-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan proposalsaya dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI WAKTU TUNGGU HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
TAHUN 2020”. Yang bertujuan untuk memenuhi tugas dan persyaratan dalam
menempuh pendidikan S2 program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Institut
Kesehatan Helvetia Medan. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW
serta keluarga yang telah menjadi suri tauladan sampai akhir jaman.
Dalam proses penyusunan proposal ini tidak terlepas dari dukungan banyak
pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes selaku penasehat Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes selaku Ketua Yayasan Helvetia,
sekaligus ketua program studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat di Institut
Kesehatan Helvetia.
3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Dr. dr. Hj. Arifah Devi Fitriani, M.Kes selaku Wakil Rektor Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan di Institut Kesehatan Helvetia.
5. Teguh Suharto, S.E., M.Kes selaku Wakil Rektor II di Institut Kesehatan
Helvetia.
6. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Institut Kesehatan Helvetia.
7. Prof. Dr.dr. Thomson P. Nadapdap, M.Kes Epid selaku dosen pembimbing I yang
selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam
penyusunan tesis ini.
8. dr. Deli Theo, MARS., Sp.PK selaku dosen pembimbing II yang selalu meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam peyusunan tesis ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................ v
DAFTAR TABEL.................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................ 9
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................. 9
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................... 9
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian................................................................ 10
1.4.1 Manfaat Teoritis....................................................... 10
1.4.2 Manfaat Praktis......................................................... 10
2.7...............................................................................................Hipotesis
..............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan......................................... 29
Gambar 2.2. Kerangka Teori.................................................................. 30
Gambar 2.3. Kerangka Konsep............................................................... 21
9
DAFTAR SINGKATAN
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang
-undang No.44 tahun 2009, salah satu komponen pelayanan di rumah sakit adalah
rawat jalan, dan gawat darurat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang
lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi – tingginya.(1)
sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas
laboratorium rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
i
2
Pelaporan tepat waktu dari hasil tes laboratorium sekarang dianggap sebagai
aspek penting dari layanan yang diberikan oleh laboratorium klinis. Waktu
penyelesaian yang lebih cepat dapat membuat perbedaan terhadap keputusan medis,
secepat mungkin.Pelaporan hasil laboratorium yang tepat waktu juga sangat penting
gawat darurat.(3)
survei yang dilakukan oleh American Society for Clinical Pathology (ASCP)
Dalam laporan The Federal Agency for Healthcare Research and Quality
pada tahun 2009 di Amerika tercatat bahwa sebanyak 28% dari 583 kesalahan
BMJ Quality & Safety menyajikan data bahwa kesalahan diagnostik yang fatal di
3
membantu klinisi cepat pula menegakkan diagnosa dan menentukan terapi. (5)
mengacaukan rencana kerja yang sudah dibuat klinisi serta meningkatkan risiko
minimal Rumah sakit bahwa waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium ≤140
menyebabkan klinisi bekerja tidak efisien, mengacaukan rencana kerja yang sudah
dibuat serta meningkatkan risiko pada pasien akibat keterlambatan pemberian atau
hasil pemeriksaan laboratorium secara garis besar dipengaruhi oleh faktor-faktor :(8)
(puasa dan tidak puasa, umur, jenis kelamin, latihan fisik, pengobatan,
b. Perubahan spesimen, seperti : suhu, pH, lisis, bekuan darah lama tidak
pemeriksaan.
bersih, suhu tidak sesuai dengan suhu yang dianjurkan untuk penentuan
tes, air suling dengan pH yang tidak netral, reagensia yang tidak baik,
tidak murni, rusak atau kadaluwarsa, bahan standard kurang baik atau
jumlah staf, peralatan, dan desain laboratorium khusus juga tergantung pada
seberapa cepat sampel dapat sampai ke laboratorium dan seberapa cepat hasil ujinya
sampai ke tangan dokter. Karena pelaporan hasil dapat dilakukan secara elektronik,
5
harus mempunyai kepala/ penanggung jawab dan staf yang memenuhi kualifikasi
dalam dan di antara laboratorium, waktu setelah selesainya analisis sampai pelaporan
pemeriksaan laboratorium.(10)
praanalisis, analisis dan pascaanalisis. Adanya masalah pada ketiga tahap ini
berujung pada keputusan diagnostik dan terapi oleh seorang dokter. (11)
6
kestabilan arus listrik harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan arus listrik sangat
(UPS) di samping isolated ground circuits dan instalasi listrik yang memenuhi
persyaratan teknik.(12)
adverse events.
tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak
kesalahan sumber daya manusianya, komunikasi yang buruk dan juga bisa
7
laboratorium terhadap keputusan terapi pada pasien rawat inap Di RS Dr. Oen Solo
Dr. OEN SOLO BARU jauh melampaui ketentuan Standar Pelayanan Minimal
instruksi adalah 309,00 menit, waktu terlama terjadi pada tahap setelah hasil
diterima di ruangan sampai dokter memberi instruksi dengan rata-rata 195,00 menit,
disebabkan hasil yang tidak cito diserahkan saat dokter visite berikut. Gangguan
yang terjadi selama pemeriksaan durasi waktunya hanya sekitar 1 menit namun
Penelitian Betti Rosita dan Ulfa Khairani (2018), tentang analisis lama waktu
standar waktu yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
untuk pemeriksaan hematologi, 83.92 menit untuk pemeriksaan kimia klinik dan 98
8
menit untuk pemeriksaan hematologi dan kimia klinik. Tahapan yang berkontribusi
terletak pada tahap pra analitik, untuk pemeriksaan kimia klinik terletak pada tahap
analitik, serta untuk pemeriksaan hematologi dan kimia klinik terletak pada tahap
analitik.(14)
yang ada di laboratorium mengenai respon time pasien rawat jalan disurvey pada
bulan Januari 2020, ditemukan sebanyak 110 pasien (29,8%) dengan respon time
tentang Standar Pelayanan minimal Rumah sakit bahwa waktu tunggu hasil
bahkan dapat memastikan diagnosa pasien sehingga dengan ini dapat meminimalkan
jikawaktutungguhasillaboratoriumsangatlahpenting di
klinisibelumdapatmemastikandiagnosapasienbagisebagianpenyakit yang
9
diagnosapastinyaharusmenungguhasillaboratoriumkliniksehinggaklinisimemberikan
mengatakanwaktutungguhasillaboratoriumsangatlahpenting di
menanganipasienmisalnyapasienmautranfusiatautidakkalaupemeriksaan HB
nyatidakkeluarakanmenyebabkanmasalah.
waktu tunggu pemeriksaan laboratorium klinik di RSU Haji Medan tahun 2020
kesehatan.
10
Medantahun 2020.
1. Bagi Peneliti
yang mempengaruhi waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium klinik dan untuk
penelitian.
Bagi rumah sakit penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan sebagai dasar pertimbangan dalam usaha perbaikan rumah sakit pada
Penelitian ini sebagai bahan dan alat untuk menambah literatur dan juga
laboratorium klinik.
penelitian ini.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang dibutuhkan mulai dari permintaan uji laboratorium oleh dokter sampai hasil
dikeluarkanharusdapatdijaminkualitasnya.
Kualitassebuahpelayananlaboratoriumklinikdidefinisikansebagaisejauh mana
Waktu
tungguhasillaboratoriummerupakangabungandariwaktusaatpermintaanpemeriksaanla
Waktu tunggu adalah salah satu tanda paling nyata dari pelayanan
laboratorium. Lebih cepat waktu tunggu secara universal dipandang sebagai hal yang
diinginkan. Namun lebih cepat waktu tunggu tidak selalu menghasilkan hasil yang
diambil sample sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi. Pemeriksaan
dan kimia darah. Sekarang tidak hanya volume pemeriksaan laboratorium yang
semakin meningkat, melainkan juga bahwa dokter memang menuntut hasil-hasil uji
tentang standar pelayanan minimal rumah sakit bahwa waktu tunggu hasil pelayanan
pelayanan dengan benar dan terbakukan, yang mengacu kepada pedoman Peraturan
yaitu:(17)
15
(puasa dan tidak puasa, umur, jenis kelamin, latihan fisik, pengobatan,
h. Perubahan spesimen, seperti : suhu, pH, lisis, bekuan darah lama tidak
pemeriksaan.
bersih, suhu tidak sesuai dengan suhu yang dianjurkan untuk penentuan
tes, air suling dengan pH yang tidak netral, reagensia yang tidak baik,
tidak murni, rusak atau kadaluwarsa, bahan standard kurang baik atau
Laboratorium
oleh:
administrasi laboratorium.
tersebut.
laboratorium.
ruangan.
administrasi.
jawabnya.
disekitarnya.
dievaluasi.
21
Seberapa cepat sampel dapat sampai ke laboratorium dan seberapa cepat hasil
ujinya sampai ke tangan dokter. Karena pelaporan hasil dapat dilakukan secara
jarak laboratorium masih merupakan kendala yang besar untuk mendapatkan waktu
1) Tahap praanalitik
a) Ketatausahaan
b) Persiapan pasien
sepanjang hari).
c) Pengumpulanspesimen
Spesimenharusdiambilsecarabenardenganmemperhatikanwaktu,
harussesuaidenganpersyaratanpengambilanspesimen.
d) Penangananspesimen
Penangananspesimenharusbenaruntukpemeriksaan-
pemeriksaankhusus,
pengolahanspesimenharusdilakukansesuaipersyaratan,
2) Tahapanalitik
a) Pereaksi (Reagen)
23
memenuhi syarat.
b) Peralatan
benar.
d) Metode pemeriksaan
kalibrasi.
dilakukan.
Metodepengambilansampelharus:
(misalnyajumlah dannama).
4) Identifikasipersonilmelakukan sampling.
6) Kondisilingkunganatautransportasi.
7) Diagram
atausetaralainnyaberartiuntukmengidentifikasilokasipenga
8) Penyimpangan, penambahanataupengecualiandarimetode
e) KompetensiPelaksana
25
penilaiankompetensisemuapersonilharusterpelihara.
harusmencakup:
2) Mempunyaisalinansertifikasiataulisensi.
3) Memilikipengalamankerjasebelumnya.
4) Deskripsipekerjaan.
5) Pengenalanstafbaruuntuklingkunganlaboratorium.
6) Adanyapelatihandalamtugas-tugaspekerjaansaatini.
7) Penilaiankompetensi.
diberikan.(19)
a) Pembacaan hasil
b) Pelaporan hasil
26
Pelaporan hasil yaitu form hasil dipastikan bersih, tidak ada salah
kestabilan arus listrik harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan arus listrik sangat
(UPS) di samping isolated ground circuits dan instalasi listrik yang memenuhi
persyaratan teknik.(19)
dikemukakan oleh Nigro (dalam Moordiningsih, 2015) bahwa keputusan ialah pilihan
sadar dan teliti terhadap salah satu alternatif yang memungkin‐kan dalam suatu posisi
Cooke & Slack menjelaskan 9 tahap yang dilalui individu dalam mengambil
keputusan yaitu:(20)
a. Observasi
27
proses inkubasi.
b. Mengenali masalah
semakin nyata.
c. Menetapkan tujuan
d. Memahami masalah
masalah secara salah, karena hal ini akan mempengaruhi rangkaian proses
e. Menentukan Pilihan‐pilihan
f. Mengevaluasi Pilihan‐pilihan
g. Memilih
Pada fase ini salah satu dari beberapa pilihan keputusan yang tersedia
suatu kepuasan.
h. Menerapkan
i. Memonitor
29
Mengidentifikasi permasalahan
Menyediakan alternatif-
alternatif pilihan
Mengevaluasi
Jumlah staf
maka perlu dibuat suatu kerangka penelitian. Tujuannya adalah untuk memberikan
kemudahan dalam mengkaji kondisi yang teliti. Dengan demikian variabel bebas
Transportasi spesimen, Permasalahan pra analitik, analitik, dan post analitik dan
Stabilitas Listrik, sedangkan variabel terikat (dependent variable) yaitu waktu tunggu
pemeriksaan laboratorium.
1 Kualifikasi Petugas
laboratorium
2 Fasilitas dan
Independent variable
peralatan Dependent variable
3 Transportasi
spesimen
4 Permasalahan pra
analitik, analitik,
dan post analitik
5 Stabilitas Listrik
31
Waktu tunggu
pemeriksaan
laboratorium
2.7 Hipotesis
mungkin salah, sehingga dapat dianggap atau dipandang sebagai konsklusi atau
Ho2 : Tidak ada pengaruh fasilitas dan peralatan terhadap waktu tunggu
Ho4 : Tidak ada pengaruh permasalahan pra analitik, analitik, dan post
Medan.
Ha4 : Ada pengaruh permasalahan pra analitik, analitik, dan post analitik
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JenisPenelitian
temuan dilapangan yang dilakukan secara terpisah dan nantinya untuk melihat apakah
analisisfaktor-faktor yang
Medantahun 2020.
padabulanAgustustahun 2020.
3.3.1 Populasi
38
39
keseluruhannyaakandijadikansampelatautotal sampling.Sampeldiambil
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah :
1 Respondenbersedia
1. Tidakbersediamenjadiresponden
2. BukanPetugasLaboratorium
Populasi pada penelitian ini akan menjadi informan yang akan memberikan
1) Informanutama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang
tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti yaitu Manajemendi
3.3.2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
a. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari
b. Data sekunder diperoleh dari data pada bagian administrasi RSU Haji
c. Data tersier yang diperoleh dari catatan atau dokumen-dokumen dan dari
selanjutnya hasil rekaman tersebut dituliskan dalam bentuk verbatim. Penelitian ini
dilakukan untuk menemukan titik temu dari permasalahan yang diteliti dengan
digunakan. Variabel dalam penelitian ini dibagi ke dalam beberapa bagian yaitu :
listrik.
pemeriksaan laboratorium.
Variabel penelitian ini diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel yang
Indikator Indikator
Kualifikasi Petugas
kualifikasi : jika
44
skor 100%
- Ya 1 6 - Tidak memenuhi
skor <100%
Indikator Indikator
Fasilitas dan
100%
Indikator Indikator
Permasalahan pra
analitik, analitik dan
pasca analitik (X4) - Tidak ada
masalah : jika
skor 100%
- Benar 1 8 - Ada masalah :
- Salah 0 0 jika skor <100%
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkkan suatu alat ukur benar-
benar mengukur apa yang diukur(22). Untuk mengetahui apakah kuisioner yang kita
susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan
Keterangan :
x : skor pertanyaan
46
y : skor total
N : jumlah subyek
SPSS untuk windows mengacu pada penjelasan Arikunto yang mengatakan bahwa
jika koefisien korelasi antara skor item dengan skor total yang diperoleh lebih besar
atau sama dengan koefisien ditabel nilai-nilai r (r tabel) pada α= 5% maka item
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya item tersebut dinyatakan gugur bila r xy lebih
membandingkan r tabel dengan r hasil. Jika nilai r hasil alpha yang terletak diawal
kuesioner dikatakan valid, jika r alpha lebih besar dari konstanta (0,6) maka
a. Editing
apabila terdapat data yang kurang lengkap maka dapat langsung diperbaiki
terjadi kesalahan atau adanya item pertanyaan yang belum ditanyakan, maka
kuesioner dan dilakukan editing ternyata ada satu atau dua pertanyaan yang
lupa diisi, maka dari pertanyaan yang lupa tersebut segera dilakukan
b. Coding
yang sudah ditentukan. Proses coding data menyangkut dua langkah yaitu:
menetapkan jawabannya.
c. Entry Data
memindahkan semua nilai data yang kode-kode kategori dari semua variabel
ditentukan.
d. Cleaning
komputer. Ini dilakukan agar diyakini bahwa nilai dari data yang dimasukkan
dalam program komputer adalah benar adanya dan tidak terjadi kesalahan.
penelitian, melalui :
a. Analisis Univariat
variabel yang diteliti dalam bentuk frekuensi. Variabel yang diteliti pada
b. Analisis Bivariat
Analisisbivariatdigunakanuntukmelihatsejauh mana
hubunganvariabelindependendenganvariabeldependen.
Untukmembuktikkanadanyahubunganyang
signifikanantaravariabelindependendenganvariabeldependendigunakananalisis
x 2=
∑ ( fo−fe ) 2
fo
Keterangan :
X2=nilai chisquare
dk=(k-1)(b-1)
Keterangan :
k=banyaknya kolom
b=banyaknya baris
Analisis data dalam penelitian ini digunakan dua pendekatan kualitatif, data
drawing/verification.
memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola sehingga akan
kualitatif, penyajian dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagian dan
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi lebih jelas dan dapat berhubungan kasual atau interaktif, hipotesa
atau teori
Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan merubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
53
saling interaktif yaitu saling memengaruhi dan saling terkait satu sama lain.
penyajian data bentuk naratif, apabila kedua tahap tersebut selesai dilakukan, maka
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Awal tahun 1960-an sudah mulai terdengar suara dikalangan umat Islam di
rumah sakit yang benar-benar bernafaskan Islam. Hal ini disebabkan rumah sakit
yang ada sebelum membawa dakwa atau misi Islam secara menyeluruh, sementara itu
di beberapa rumah sakit yang membawakan misi dari agama lain lebih dahulu ada di
kota Medan.
pula oleh bapak Gubernur KDH Provinsi Sumatera Utara (Raja Inal Siregar) pada
kegiatan Safari Ramadhan waktu itu. Sementara gagasan mendirikan Rumah Sakit
yang bernafaskan Islam ini terus berkembang pada musim Haji tahun 1990 terjadi
pula musibah terowongan mina yang banyak menelan korban jiwa jemaah haji
Indonesia.
membangun rumah sakit yang bernafaskan Islam di Sumatera Utara yang pada waktu
itu masih dalam proses, segera mendapatkan persetujuan dan dukungan dari
pemerintah pusat yakni berupa penyaluran bantuan Garuda Indonesia, Yayasan Amal
55
Bakti Muslim Pancasila bahkan bantuan -bantuan pemerintah daerah tingkat II se-
melalui infaq para jemaah haji dan infaq pegawai negeri yang beragama Islam.
Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Medan. Melalui surat keputusan Gubernur
KDH Tk. I Propinsi Sumatera Utara No. 445.05/712.K, tanggal 7 Maret 1991
dibentuk Panitia Pembangunan Rumah Sakit Haji Medan oleh Menteri Agama RI
(Bapak H. Munawir Syadjali) dan Gubernur KDH Tk. I Sumatera Utara (Bapak H.
Raja Inal Siregar) pada tanggal 11 Maret 1991. Alhamdulillah tanggal 4 Juni Bapak
Pada tanggal 3 Juni 1998 dibentuk Yayasan Rumah Sakit Haji Medan dengan
Ketua Umum Gubernur Provinsi Sumatera Utara dan pada tanggal 30 Nopember
persetujuan Rapat Koordinasi dan Rapat Paripurna Badan Pengurus Yayasan Rumah
Sumatera Utara. Rumah Sakit Haji Medan adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa perawatan. Memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh
pada iman dan kekuatan Allah SWT pada proses hasil penyembuhan.
pelayanan kesehatan.
kedisiplinan tugas.
Visi RSU Haji Medan adalah Rumah Sakit Unggulan dan Pusat Rujukan
Haji Medan Provinsi Sumatera Utara yang memiliki integritas dan religius
keselamatan.
57
Layanan Umum
4.2 AnalisisUnivariat
Variabel n (%)
Usia
a. Dewasaawal(18-35) 4 23,5
Dewasaakhir(36-45) 4 23,5
Lansia Awal (46-55) 9 52,9
Jumlah 17 100
JenisKelamim
Laki - Laki 4 23,5
Perempuan 13 76.5
Jumlah 17 100
a. Pendidikan Terakhir
b. SD - -
c. SMP - -
d. SMA 3 17,6
e. D- III 12 70,6
f. S1/D- IV 2 11,8
S2 - -
Jumlah 17 100
g. Jabatan
h. Analis 4 23,5
i. Pranata 1 5,9
j. Adminkitrasi 1 5,9
k. Staf 11 64,7
Jumlah 17 100
58
usiaLansiaawal (46 - 55) sebanyak 9 orang (52,9%) ,deawasaawal (18- 35) sebanyak
memilikipendidikanterakhir S1.
Dan pada
jabatanrespondensebagianbesarrespondenpenelitiansebagaistaflaboratoriumyaituseba
terakhirsebagaiadminitrasi (5,9%)
tahun 2020
sebagiankecilmemilihkualifikasipetugaslaboratoriumtidakmemenuhikualifikasisebany
ak 4 orang (23,5%).
Tabel 4.5Fasilitas dan Peralatan Laboratorium Klinik RSU HajiMedan tahun 2020
BerdasarkanIndikator
tahun 2020
demikian.
2020
4.3 AnalisisBivariat
standarsebanyak4responden (23,5%).
berartibahwaadapengaruhkualifikasipetugasLaboratoriumTerhadap Waktu
H0 ditolak.
orang (5,9%).
berartibahwatidak
adapengaruhtransportasispesimenterhadapwaktutunggupemeriksaanlaboratorium di
2020.
berartibahwa
tidakadapengaruhstabilitaslistrikterhadapwaktutunggupemeriksaanlaboratorium di
A. KebijakanRumahsakit
mengambildokumentasiuntukmengatahuibagaimanakebijakan dan
“ UntukkebijakanRumahsakitdalamwaktutungguhasillaboratoriumadayaitu
Informan II(KoordinatorRuangan)
mulai pasien diambil sample sampai dengan menerima hasil yang sudah
mempengaruhidalamketerlambatanhasillaboratorium di RumahSakitUmumHaji ,
“yainieee..waktupengambilansampelpasienapakahpasiennyaituada di
tempatataumisalnyatidakkooperatifee..itupengambilansampeljadiatauadakahpeng
ataukahtidakrusakwaktudalampencetakanhasillabnya juga
apakahsemuakomputernyabaik,
sistemnyaberjalandenganbaikgitudariawalsampaidenganakhiritusangatmempenga
ruhidalamwaktuhasillaboratorium”
Informan II (KoordinatorRuangan)
68
yang di awalpenggunaanhinggamesinpencetakanhasillaboratoriumitusendiri”.
InformanTambahan( DokterSpesialis)
“ yapastimempengaruhilahkadangmautranfusiatautidakkalaupemeriksaan
Untukmengetahuiapasajakendalawaktutungguhasillaboratorium pada
petugasyamesinpemeriksaannyaapabilalagierorjadi lama
apalagisaatinidalampemeriksaandarahkimia dan
laboratoriummepengaruhidalamwaktutungguhasillaboratorium”.
Informan II(KoordinatorRuangan)
“Misalnyadalampengambilandarahituselalukadang –
petugaslaboratoriumklinik ”.
“untuksaatinidalampengambilandarahkimia dan
darahrutinkendalanyasihkarnareagenkitalagikosongjadiga bias
mempengaruhidaripengantaransampaidenganpengambilanyakendalanyaagak
ambilkadangadaambilkerumahsakit lain di
situlahkendalanyawaktuhasilpemeriksaanlaboratoriumterkadangterlambat”
Informan IV ( Pasien)
pengambilanhasiltidakadakendalasejauhinibaik – baiksajacumankadang –
kadangapabilalagiramedalammengambilhasillaboratoriummungkinakibatbebanke
70
kepasienitusukagimana yah
sukakuragramahjikalagibanyakpasienkalaugaramepasiensejauhinisihbaiksaja”
D. Stabilitasi Listrik
Untukmengetahuistabilitasilistrikdimanarumahsakitharusmenyiapkangenset
Hal ini dikarenakan arus listrik sangat mempengaruhi kinerja instrumentasi yang
Informan I(DokterPenanggungJaawab)
jarangmatilamputapirumahsakitsudahmemilikialay genset
Informan II (KoordinatorRuangan)
“terdapatmasalahdalamstabilitasilistrikkadangadamatilampujadikannanti
E. SumberDayaManusia
Dalammempengaruhiwaktutunggalaboratoriumsumbaerdayamanusianyajugalahsa
mengambildokumentasiuntukmengatahuibagaimanasumberdayamanusiakhususnya di
kutipan wawancara:
“Kalausumberdayamanusiasaatinisudahcukuplahuntukmenjalankanoperasio
lakukandalammeningkatkansumberdayamanusia di
Informan II (KoordinatorRuangan)
artinyadalampengambilansampelharustepatwaktuapabilanantiadaintruksidarirua
nganuntukcekdarahmakadatanglahpetugas lab
artinyadalampengambilansampelharuslahtepatwaktubegituadaintruksidariruanga
nsesegeramungkinharuskeruanganjikasudahdapatintruksidaridokter ,
maupuneksternal”
adapelatihanmisalnyaadamasukalatbarugituadapelatihannyakalaupelatihanrutiny
mengambildokumentasiuntukmengatahuibagaimanasarana dan
standard operasionalkami ”.
Informan II (KoordinatorRuangan)
“untuksaatinikitaterkendalakarenasemuatindakanpemeriksaanitusemua di
kirimkelaboratoriumswastauntuksaatiniitusudahterhitunghampisudahjalan 3
makant\yauntuksaatiniyainikedepannyakitabelumtahuinsyaAllah di
datangkanalatsebagaipenggantinyaalaykitasebenarnyatidakrusakhanyakitabelum di
bayarataubagaimanatapiuniuntuksaatini yah
yah kitatidaktahukedepannyabagaimana”
Informan IV ( Pasien )
sudahbaiksihCumaterkadangkalaulagiramepasienkadangtidakkebagiantempat duduk
saja,tapimenurutsayaruangtungguhasillaboratoriumnyayamenurutsayaagak di
kitabilangsepertiitusupayakalaulagibanyakpasienjadikebagiansemuanya
G. Alur Pendaftaran
latar belakang pendidikan yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku bagi masing-
dapatmempengaruhidalamwaktupengambilanhasillaboratorium,
“okepertamapasien dating
itudaripendaftarandaribagianpendaftaranadminitrasimendatanamanyaterusmisalnya
periksamisalnyamaucekdarahataukolestrolkitakasitahukepasienpersiapannya bias
lagikalaudarahrutinkitatinggalambilsajadarahnyakalaudarahrutinbiasanyasiap 30
menit”
Informan IV ( Pasien)
akhiryaitupengambilanhasilsudahsangatmembantujadikalaukendala di
adminitrasimenurutsayatidakadasemuadalamkeadaanyabaik ”
33
BAB V
PEMBAHASAN
tahun 2020
Waktu
tungguhasillaboratoriummerupakangabungandariwaktusaatpermintaanpemeriksaanla
minimal rumah sakit bahwa waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium adalah ≤140
Waktu tunggu adalah salah satu tanda paling nyata dari pelayanan
laboratorium. Lebih cepat waktu tunggu secara universal dipandang sebagai hal yang
diinginkan. Namun lebih cepat waktu tunggu tidak selalu menghasilkan hasil yang
kosongdalambeberapabulanakhirinisehinggapetugaslaboratoriummengirimkankelabor
Penelitianinisejalandenganpenelitian yang di
dimanasebagianbesarrespondenmenjawabnwaktutunggupemeriksaanlaboratoriumsesu
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fidyanti
Shabrina Junjungsari, dkk (2019); tentang Analisis waktu tunggu pada pelayanan unit
35
laboratorium rumah sakit ibu dan anak swasta x kota Jakarta dimana rata-rata waktu
tunggu pelayanan laboratorium pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta X Kota
Jakarta adalah 64.11 menit. Pada pelayanan laboratorium terdapat delay di semua
tahap pelayanan, waktu delay terlama yaitu pada saat menunggu untuk pemberian
hasil laboratorium sebar 14.04 menit dan menunggu untuk dilakukan pemeriksaan
sampel sebesar 7.73 menit. Kemudian jika dilihat menggunakan teori lean hospital,
maka pelayanan laboratorium Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta X Kota Jakarta
belum dalam kondisi lean karena perbandingan antara VA : NVA adalah 50% : 50%
BerdasarkanhasilpenelitiandiketahuibahwasebagianbesarPetugaslaboratorium
sebagiankecilmemilihkualifikasipetugaslaboratoriumtidakmemenuhikualifikasisebany
ak 4 orang (23,5%)
laboratoriumkesehatansekurang-kurangnya 3
tahun,mengikutipelatihanbaikdalambidangmanajemenmaupunteknislaboratorium.Sel
36
uruh tenaga kerja yang ada di unit bekerja memberikan pelayanan sesuai dengan
struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh direktur utama Unsur ketenagaan
masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi sesuai dengan struktur organisasi di
(90%), dimanaStandar kualifikasi SDM di Unit Patologi Klinik Rumah Sakit tipe A
terdiri dari Dokter spesialis Patologi Klinik Konsultan, Dokter spesialis Patologi
Klinik, Analis Kesehatan, Tenaga Administrasi dan Tenaga Pekarya. Seluruh tenaga
kerja yang ada di unit bekerja memberikan pelayanan sesuai dengan struktur
organisasi yang telah ditetapkan oleh direktur utama Unsur ketenagaan masing-
masing memiliki tugas pokok dan fungsi sesuai dengan struktur organisasi di instalasi
laboratorium diagnostik RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2019 yaitu sebanyak
54 responden.(24)
tahun 2020 sesuai dengan standar fasilitas,dimana Rumah Sakit Umum Haji
pemeriksaan kimia klinik (pemeriksaan ginjal, lemak, liver funsi test), pemeriksaan
Khairani (2018); tentang analisis lama waktu pelayanan laboratorium di Rumah Sakit
Umum Daerah Pasaman Barat menunjukkan bahwa ada hubungan antara lamanya
waktu tunggu pelayanan laboratorium dengan sarana dan prasarana. Secara umum
sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang
dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia
maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan rencana. Sarana dan prasarana yang ada di laboratorium
RSUD Pasaman Barat terdiri dari alat-alat pemeriksaan seperti hematology analyzer,
prasarananya terdiri dari ruang tunggu pasien, ruang registrasi dan sampling, ruang
laboratoriumtempatpenelitiandianggapmasihbelum optimal
demikian.
Seberapa cepat sampel dapat sampai ke laboratorium dan seberapa cepat hasil
ujinya sampai ke tangan dokter. Karena pelaporan hasil dapat dilakukan secara
jarak laboratorium masih merupakan kendala yang besar untuk mendapatkan waktu
kosongbeberapabulanakhirmembuathasillaboratorium lama
kirimkelaboratoriumswasta.
PenelitianinitidaksejalandenganWiratamaNugrahatentanganalisis factor –
Praanalitikmerupakankegiatanmendaftarkanpasiendenganmenggunakan
validasihasilpemeriksaanserta Post
analitikyaitupelaporanhasilpemeriksaanlaboratoriumsedangkanpascaanalitikadalahPe
harus benar.Pelaporan hasil yaitu form hasil dipastikan bersih, tidak ada salah
maklufodlin (2016)
tentanghubungantingkatkepatuhansumberdayamanusiaterhadapmutu internal
Dimana dalampenelitiantersebutsumberdayamanusia di
MehaWangapusebagianbesarmenerapkankepatuhandalammenjalankanpemantapanmu
bersih, suhu tidak sesuai dengan suhu yang dianjurkan untuk penentuan tes, air
suling dengan pH yang tidak netral, reagensia yang tidak baik, tidak murni, rusak
atau kadaluwarsa, bahan standard kurang baik atau tidak ada, peralatan (fotometer,
laboratorium (8)
instrumentasi, kestabilan arus listrik harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan arus
power supply (UPS) di samping isolated ground circuits dan instalasi listrik yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan Peneltian yang dilakukan oleh Betti Rosita
dan Ulfa Khairani (2018); tentang analisis lama waktu pelayanan laboratorium di
Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat menunjukkan bahwa ada hubungan
antara lamanya waktu tunggu pelayanan laboratorium dengan sarana dan prasarana.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa sarana dan
prasarana yang ada di laboratorium RSUD Pasaman Barat masih belum memenuhi
42
ketentuan menteri kesehatan seperti yang tertuang dalam PMK No 43 Tahun 2013
tentang cara penyelenggaraan laboratorium klinik yang baik, tetapi hal ini tidak
5.2 AnalisisBivariat
standarsebanyak4responden (23,5%).
berartibahwaadapengaruhkualifikasipetugasLaboratoriumTerhadap Waktu
H0 ditolak.
43
Terhadap Keputusan Terapi Pada Pasien Rawat Inap Rata-rata total waktu tunggu
memberi instruksi adalah 309,00 menit, waktu terlama terjadi pada tahap setelah hasil
diterima di ruangan sampai dokter memberi instruksi dengan rata-rata 195,00 menit,
disebabkan hasil yang tidak cito diserahkan saat dokter visite berikut. Gangguan yang
Jakartamenunjukkanbahwaadahubunganantaralamanyawaktutunggupelayananlaborat
masihbelummencukupi dan
kemampuansertapengalamanpegawaidalammelakukanpemeriksaansampel.(25)
orang (5,9%).
dilihat dari tanda koefisien positif (+), artinya semakin baik fasilitas dan peralatan
Berdasarkanhasilpenelitiandiperolehbahwadiketahuibahwa pernyataan
berartibahwatidak
adapengaruhtransportasispesimenterhadapwaktutunggupemeriksaanlaboratorium di
Jakartamenunjukkanbahwaadahubunganantaralamanyawaktutunggupelayananlaborat
oleh peneliti bahwa proses pelayanan laboratorium dilihat dari aspek tindakan dan
delay, dimana tindakan adalah lama waktu saat sampel dikerjakan oleh petugas dan
delay adalah lama waktu saat sampel menunggu untuk dikerjakan oleh petugas. Rata-
rata waktu yang dibutuhkan untuk proses pelayanan laboratorium dimulai dari
pengambilan sampel sampai dengan pemberian hasil kepada pasien yaitu 37.61
46
menit, dimana delay pada proses pelayanan laboratorium memakan waktu 26.46
menit. Tahapan paling lama adalah saat pemeriksaan sampel dengan ratarata waktu
29.35 menit, sedangkan delay paling lama adalah saat menunggu untuk memberikan
2020.
47
Baratmenunjukkanbahwaadahubunganantaralamanyawaktutunggupelayananlaborator
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa tahapan yang berkontribusi terhadap
tahap pra analitik, untuk pemeriksaan kimia klinik terletak pada tahap analitik, serta
untuk pemeriksaan hematologi dan kimia klinik terletak pada tahap analitik.(14)
standarsebanyak1responden (5,9%).
berartibahwa
tidakadapengaruhstabilitaslistrikterhadapwaktutunggupemeriksaanlaboratorium di
Baratmenunjukkanbahwaadahubunganantaralamanyawaktutunggupelayananlaborator
peneliti Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu
proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini
tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil
yang diharapkan sesuai dengan rencana. Sarana dan prasarana yang ada di
lainnya, kemudian prasarananya terdiri dari ruang tunggu pasien, ruang registrasi dan
sampling, ruang pemeriksaan, ruang penyimpanan reagen dan ruang istirahat. Dari
hasil pengamatan yang dilakukan, bahwa sarana dan prasarana yang ada di
kesehatan seperti yang tertuang dalam PMK No 43 Tahun 2013 tentang cara
penyelenggaraan laboratorium klinik yang baik, tetapi hal ini tidak berpengaruh pada
pelayanan laboratorium di RSUD Pasaman Barat karena sesuai dengan beban kerja
yang ada.(14)
KebijakanRumahsakit
49
“ UntukkebijakanRumahsakitdalamwaktutungguhasillaboratoriumadayaitu
Informan II(KoordinatorRuangan)
mulai pasien diambil sample sampai dengan menerima hasil yang sudah
diambil sample sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi. Pemeriksaan
dan kimia darah. (6) Sekarang tidak hanya volume pemeriksaan laboratorium yang
semakin meningkat, melainkan juga bahwa dokter memang menuntut hasil-hasil uji
Pada saat di
lakukannyapenelitiansayamelihatdalamkebijakanrumahsakitsudasesuaidenganstandar
129/menkes/SK/II 2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit bahwa waktu
50
tunggu hasil pelayanan laboratorium ≤140 menit (kimia darah dan darah
rutin).Meskipun pada
saatbeberapabulaniniReagenkosong dan
petugaslaboratoriumharusmengantarkankelaboratoriumswasta(5)
“yainieee..waktupengambilansampelpasienapakahpasiennyaituada di
tempatataumisalnyatidakkooperatifee..itupengambilansampeljadiatauadakahpeng
ataukahtidakrusakwaktudalampencetakanhasillabnya juga
apakahsemuakomputernyabaik,
sistemnyaberjalandenganbaikgitudariawalsampaidenganakhiritusangatmempenga
ruhidalamwaktuhasillaboratorium”
Informan II (KoordinatorRuangan)
51
yang di awalpenggunaanhinggamesinpencetakanhasillaboratoriumitusendiri”.
“ yapastimempengaruhilahkadangmautranfusiatautidakkalaupemeriksaan
pengalamanbekerja di laboratoriumkesehatansekurang-kurangnya 3
tahun,mengikutipelatihanbaikdalambidangmanajemenmaupunteknislaboratorium.
mempengaruhiwaktutungguhasillaboratoriumadalahmesinbaikmesindalampemeriksaa
nmaupunmesinpencetakanhasillaboratorium.
petugasyamesinpemeriksaannyaapabilalagierorjadi lama
apalagisaatinidalampemeriksaandarahkimia dan
laboratoriummepengaruhidalamwaktutungguhasillaboratorium”.
Informan II(KoordinatorRuangan)
“Misalnyadalampengambilandarahituselalukadang –
petugaslaboratoriumklinik ”.
“untuksaatinidalampengambilandarahkimia dan
darahrutinkendalanyasihkarnareagenkitalagikosongjadiga bias
mempengaruhidaripengantaransampaidenganpengambilanyakendalanyaagak
ambilkadangadaambilkerumahsakit lain di
situlahkendalanyawaktuhasilpemeriksaanlaboratoriumterkadangterlambat”
Informan IV ( Pasien)
pengambilanhasiltidakadakendalasejauhinibaik – baiksajacumankadang –
kadangapabilalagiramedalammengambilhasillaboratoriummungkinakibatbebanke
kepasienitusukagimana yah
sukakuragramahjikalagibanyakpasienkalaugaramepasiensejauhinisihbaiksaja”
antikoagulan, variasi fisiologis pasien (puasa dan tidak puasa, umur, jenis kelamin,
kontaminasi. Perubahan spesimen, seperti : suhu, pH, lisis, bekuan darah lama tidak
dipisahkan dari serum. Perubahan bisa terjadi di dalam laboratorium atau selama
variasi yang besar pada hasil laboratorium misalnya: kesalahan administrasi, tertukar
dengan pasien lain, kesalahan menyalin pada formulir hasil, kesalahan pembacaan,
Stabilitasi Listrik
Informan I(DokterPenanggungJaawab)
Informan II (KoordinatorRuangan)
“terdapatmasalahdalamstabilitasilistrikkadangadamatilampujadikannanti
Untukmengetahuistabilitasilistrikdimanarumahsakitharusmenyiapkangenset
Hal ini dikarenakan arus listrik sangat mempengaruhi kinerja instrumentasi yang
kestabilan arus listrik harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan arus listrik sangat
55
(UPS) di samping isolated ground circuits dan instalasi listrik yang memenuhi
Prasarana dan sarana laboratorium, misalnya: gangguan aliran listrik, air bersih,
suhu tidak sesuai dengan suhu yang dianjurkan untuk penentuan tes, air suling
dengan pH yang tidak netral, reagensia yang tidak baik, tidak murni, rusak atau
kadaluwarsa, bahan standard kurang baik atau tidak ada, peralatan (fotometer, pipet)
(5)
SumberDayaManusia
Dalammempengaruhiwaktutunggalaboratoriumsumbaerdayamanusianyajugalahsa
mengambildokumentasiuntukmengatahuibagaimanasumberdayamanusiakhususnya di
“Kalausumberdayamanusiasaatinisudahcukuplahuntukmenjalankanoperasio
lakukandalammeningkatkansumberdayamanusia di
Informan II (KoordinatorRuangan)
artinyadalampengambilansampelharustepatwaktuapabilanantiadaintruksidarirua
nganuntukcekdarahmakadatanglahpetugas lab
artinyadalampengambilansampelharuslahtepatwaktubegituadaintruksidariruanga
nsesegeramungkinharuskeruanganjikasudahdapatintruksidaridokter ,
maupuneksternal”
adapelatihanmisalnyaadamasukalatbarugituadapelatihannyakalaupelatihanrutiny
standard operasionalkami ”.
Informan II (KoordinatorRuangan)
“untuksaatinikitaterkendalakarenasemuatindakanpemeriksaanitusemua di
kirimkelaboratoriumswastauntuksaatiniitusudahterhitunghampisudahjalan 3
makant\yauntuksaatiniyainikedepannyakitabelumtahuinsyaAllah di
datangkanalatsebagaipenggantinyaalaykitasebenarnyatidakrusakhanyakitabelum di
bayarataubagaimanatapiuniuntuksaatini yah
yah kitatidaktahukedepannyabagaimana”
Informan IV ( Pasien )
sudahbaiksihCumaterkadangkalaulagiramepasienkadangtidakkebagiantempat duduk
saja,tapimenurutsayaruangtungguhasillaboratoriumnyayamenurutsayaagak di
kitabilangsepertiitusupayakalaulagibanyakpasienjadikebagiansemuanya
laboratorium patologi klinik dan patologi anatomi. Pada laboratorium patologi klinik
golongan darah, darah rutin), pemeriksaan kimia klinik (pemeriksaan ginjal, lemak,
liver funsi test), pemeriksaan immunoserologi, urinalisa dan fecces, sedangkan pada
yang dilayani berasal dari pasien rawat jalan Rumah Sakit Haji Medan atau pasien
dari rumah sakit lain yang membawa surat pengantar dari dokter. Di sub bagian ini
ada bank darah yang berfungsi untuk mneyediakan darah. Dalam penyediaan darah,
laboratorium Rumah Sakit Umum Haji Medan bekerja sama dengan Palang Merah
Indonesia (PMI).
Alur Pendaftaran
“okepertamapasien dating
itudaripendaftarandaribagianpendaftaranadminitrasimendatanamanyaterusmis
periksamisalnyamaucekdarahataukolestrolkitakasitahukepasienpersiapannya
lagikalaudarahrutinkitatinggalambilsajadarahnyakalaudarahrutinbiasanyasiap
30 menit”
Informan IV ( Pasien)
akhiryaitupengambilanhasilsudahsangatmembantujadikalaukendala di
adminitrasimenurutsayatidakadasemuadalamkeadaanyabaik ”
latar belakang pendidikan yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku bagi masing-
perhatikan
BAB VI
6.1 Kesimpulan
bagiansebelumnyamakakesimpulandalampenelitianiniadalahsebagaiberikut:
60
ditetapkankementriankesehatan.
2. Ada
pengaruhkualifikasipetugaslaboratoriumterhadapwaktutunggupemeriksaanlaborat
tahun 2020.
4. Tidak ada
pengaruhtransportasispesimenterhadapwaktutunggupemeriksaanlaboratorium di
5. Ada pengaruh permasalahan pra analitik, analitik, dan post analitik terhadap
7. Berdasarkanhasilpenelitianmenurutinformasi dan
informantentangkualifikasipetugasberjalandenganlancar.
hadapibeberapabulaniniadalahReagenKosong yang
menyebabkanpetugasharusmengirimsampelkelaboratoriumswasta.
61
6.2 Saran
1. BagiInstansi Kesehatan
tahun. Hal ini juga dapat memperbaiki waktu tunggu pemeriksaan laboratorium
sesuai dengan hasil penelitian dimana terdapat pengaruh antara kualifikasi petugas
2. BagiPetugas Laboratorium
3. PenelitiSelanjutnya
Hasil penelitianinidiharapkandapatmenjadidasaruntukpenelitianselanjutnya
dapatmempengaruhiwaktutungguhasilpemeriksaanlaboratorium klinik.
DAFTAR PUSTAKA
2013;(1216):1–4.
http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/73735
5. Sandra G Boodman. Doctors’ Diagnostic Errors Are Often Not Mentioned But
errors-misdiagnosis-more-common-than-known-serious-impact/
Keputusan Terapi Pada Pasien Rawat Inap. 2014;(Tesis Program Studi Ilmu
http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/73735
129/Menkes/SK/II/2008. 2008;1–12.
Semarang. 2017;001:1–2.
2013;(1216):5–196.
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/42295/4/9241545305_ind.pdf
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1075384
17. Aryati. Peran Patologi Klinik Secara Holistik: Tantangan Masa Kini Dan Masa
from:
https://onesearch.id/Record/IOS1.INLIS000000000808038/Preview#tabnav
Cipta; 2010.
Malik Medan Tahun 2019 Tua Siagian , 2 Janno Sinaga , 3 Wiratama Nugraha
2019;4002(January):27–43.
25. Fidyanti Shabrina Junjungsari. Analisis waktu tunggu pada pelayanan unit
65
laboratorium rumah sakit ibu dan anak swasta x kota Jakarta dimana rata-rata
waktu tunggu pelayanan laboratorium pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta
usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jabatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
K_Petugas
67
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P_Analitik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
S_listrik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
waktu_tunggu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Bivariate
Cases
Crosstab
waktu_tunggu
memenuhi Count 0 13 13
Chi-Square Tests
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .94.
69
Crosstab
waktu_tunggu
TidakadaMasalah Count 1 12 13
Chi-Square Tests
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .94.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
70
waktu_tunggu
Baik Count 1 10 11
Chi-Square Tests
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.41.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
waktu_tunggu
Baik Count 2 13 15
Chi-Square Tests
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .47.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
waktu_tunggu
Baik Count 3 13 16
Chi-Square Tests
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .24.
b. Computed only for a 2x2 table
Correlations
N 15 15 15 15 15 15
** ** ** **
kp2 Pearson Correlation .739 1 .853 .645 .659 .645**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .009 .008 .009
N 15 15 15 15 15 15
* ** ** *
kp3 Pearson Correlation .577 .853 1 .756 .533 .756**
Sig. (2-tailed) .024 .000 .001 .041 .001
N 15 15 15 15 15 15
* ** ** **
kp4 Pearson Correlation .600 .645 .756 1 .645 1.000**
Sig. (2-tailed) .018 .009 .001 .009 .000
73
N 15 15 15 15 15 15
** ** * **
kp5 Pearson Correlation .739 .659 .533 .645 1 .645**
Sig. (2-tailed) .002 .008 .041 .009 .009
N 15 15 15 15 15 15
kp6 Pearson Correlation .600* .645** .756** 1.000** .645** 1
N 15 15 15 15 15 15
Correlations
N 15 15 15
ts2 Pearson Correlation .213 1 .533*
Sig. (2-tailed) .446 .041
N 15 15 15
ts3 Pearson Correlation .700** .533* 1
N 15 15 15
Correlations
s1 s2 s3
N 15 15 15
74
N 15 15 15
Correlations
N 15 15 15 15 15 15 15
* * * ** **
pra2 Pearson Correlation .612 1 .577 .577 .739 .866 1.000** 1.0
Sig. (2-tailed) .015 .024 .024 .002 .000 .000 .0
N 15 15 15 15 15 15 15
* * **
pra3 Pearson Correlation .354 .577 1 .400 .533 .700 .577* .5
Sig. (2-tailed) .196 .024 .140 .041 .004 .024 .0
N 15 15 15 15 15 15 15
pra4 Pearson Correlation .707** .577* .400 1 .853** .700** .577* .5
Sig. (2-tailed) .003 .024 .140 .000 .004 .024 .0
N 15 15 15 15 15 15 15
pra5 Pearson Correlation .829** .739** .533* .853** 1 .853** .739** .73
Sig. (2-tailed) .000 .002 .041 .000 .000 .002 .0
N 15 15 15 15 15 15 15
** ** ** ** **
pra6 Pearson Correlation .707 .866 .700 .700 .853 1 .866** .86
Sig. (2-tailed) .003 .000 .004 .004 .000 .000 .0
N 15 15 15 15 15 15 15
* ** * * ** **
pra7 Pearson Correlation .612 1.000 .577 .577 .739 .866 1 1.0
Sig. (2-tailed) .015 .000 .024 .024 .002 .000 .0
N 15 15 15 15 15 15 15
pra8 Pearson Correlation .612* 1.000** .577* .577* .739** .866** 1.000**
N 15 15 15 15 15 15 15
Correlations
f1 f2 f3 f4 f5 f6
N 15 15 15 15 15 15
** * *
f2 Pearson Correlation .707 1 .354 .577 .577 1.000**
Sig. (2-tailed) .003 .196 .024 .024 .000
N 15 15 15 15 15 15
* * *
f3 Pearson Correlation .583 .354 1 .612 .612 .354
Sig. (2-tailed) .022 .196 .015 .015 .196
N 15 15 15 15 15 15
f4 Pearson Correlation .612* .577* .612* 1 .722** .577*
Sig. (2-tailed) .015 .024 .015 .002 .024
N 15 15 15 15 15 15
* * * **
f5 Pearson Correlation .612 .577 .612 .722 1 .577*
Sig. (2-tailed) .015 .024 .015 .002 .024
N 15 15 15 15 15 15
** ** * *
f6 Pearson Correlation .707 1.000 .354 .577 .577 1
Sig. (2-tailed) .003 .000 .196 .024 .024
N 15 15 15 15 15 15
* ** **
f7 Pearson Correlation .612 .866 .272 .444 .722 .866**
Sig. (2-tailed) .015 .000 .326 .097 .002 .000
N 15 15 15 15 15 15
f8 Pearson Correlation .829** .533* .829** .739** .739** .533*
Sig. (2-tailed) .000 .041 .000 .002 .002 .041
N 15 15 15 15 15 15
* * * ** **
f9 Pearson Correlation .612 .577 .612 .722 1.000 .577*
Sig. (2-tailed) .015 .024 .015 .002 .000 .024
N 15 15 15 15 15 15
** ** * *
f10 Pearson Correlation .707 .400 .707 .577 .577 .400
76
N 15 15 15 15 15 15
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU TUNGGU HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIK
DI RSUD HAJI MEDAN
TAHUN 2020