SKRIPSI
Oleh
NURUL BADIAH
111 13 222
i
PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI TERHADAP KYAI
MELALUI PENGAJIAN KITAB IHYA’ ULUMUDDIN
( STUDI KASUS PONDOK PESANTREN SUNAN GIRI SALATIGA
TAHUN 2018 )
SKRIPSI
Oleh :
NURUL BADIAH
111 13 222
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
diutamakan pandangannya).”
(Riwayat Ahmad)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah atas segala karunia-Nya, saya persembahkan
1. Bapak Jiman dan ibu Siti Fatimah tercinta yang selalu memberi kasih sayang,
2. Abah dan umah ku yang selalu memberi motivasi dan selalu mendoakan ku
3. Adik-adiku Fahmi Fathurahman dan Arief lukman hakim yang saya sayangi
viii
KATA PENGANTAR
kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada
terhimgga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “pembentukan sikap
ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian kitab Ihya Ulumiddin (studi kasus pondok
setia yang mana beliaulah sebagai Rosul utusan Allah untuk membimbing umat manusia.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (SPd) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Skripsi
ini berjudul “pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian kitab Ihya
Penulisan skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh
2. Bapak Suwardi M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Nasafi, M.Pd.I. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
ix
5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
bantuan.
dono, sukitrem, sanah, mbk reza, bastul, ika dan kawan kawanku yang tak kan
terlupakan
dek Ulfa, Mbk Yu, Mbk Dwi, Asiyah, Nafisah, dan kawan kawanku semuanya
9. Segenap keluarga pondok pesantren Sunan Gri yang selalu aku sayangi dan
banggakan
10. Buat teman sepsialku semoga selalu sepisial dalam hidup aku
x
11. Almamater IAIN Salatiga.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat
SWT.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna
Penulis
Nurul Badiah
111 13 222
xi
ABSTRAK
Badiah, Nurul. 2018. Pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui
pengajian kitab Ihya’ Ulumuddin (studi kasus pondok pesantren sunan
giri Salatiga tahun 2018). Skripsi. Jurusan Terbiyah Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Slatiga.
Pembimbing: Dr. Nasafi, M.Pd.I.
Kata kunci : Pembentukan sikap Ta’dzim santri.
xii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
xiii
2. Guru dan panutan Imam Ghozali ............................................ 15
xiv
E. Metode pengumpulan data ............................................................ 43
7. Keadministrasian ..................................................................... 50
B. Analisis .......................................................................................... 63
xv
1. Kajian kitab Ihya Ulumuddin .................................................. 63
salatiga ..................................................................................... 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 79
B. Saran .............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
nilai yang telah terbentuk sejak lama , terlebih setelah datangnya agama
lestarikan sehingga tetap menjadi kaum yang berbudi pekerti yang baik
terutama pada orang tua dan guru. Siswa suatu saat akan menjadi pemuda
luhur yang telah diwariskan oleh para ulama, Diantaranya sikap ta’dzim.
Dengan sikap ta’dzim atau sikap menghormati dan sopan, akan dapat
membawa seseorang pada kemulyaan dan akan dihormati oleh orang lain.
1
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang religius
yaitu: ibadah untuk menanamkan iman, tabligh untuk penyebaran ilmu dan
1978:8).
konsep tentang pembentukan akhlak dan mental yang baik, yaitu dengan
ta’dzim santri terhadap kyai yang mana untuk mendidik karakter santri
sebagai santri yang sopan dan santun akan akhlaknya. Sikap ta‟dzim
2
ف ِل َعا ِل ِمنَا
ْ َويَ ْع ِر،يرنَا
َ ص ِغ َ ِْس ِمنَّا َم ْن لَ ْم ي ُِج َّل َكب
َ َويَ ْر َح ْم،يرنَا َ لي
Artinya : “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak
memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang
yang semakin menipis. Pondok Pesantren Sunan Giri adalah salah satu
pesantren tersebut memiliki sikap yang sopan, santun dan patuh terhadap
gurunya.
sikap santri terhadap kyai yang seharusnya mempunyai sikap yang sopan
dan santun dan apakah ada perbedaan antara santri yang mengaji kitab
ihya’ ulumudin dan tidak mengaji kitab Ihya’ Ulumiddin. Adapun fokus
3
B. Rumusan Masalah
Salatiga?
1. Tujuan penelitian
4
D. Manfaat Penelitian
antara lain :
1. Manfaat teoritis
santri.
2. Manfaat praktis
Ulumidin.
5
E. Penegasan istilah
terjadinya salah penafsiran terhadap apa yang terkandung dalam skripsi ini,
berikut:
2. Sikap
perangsang.
3. Ta’dzim
orang yang lebih tua atau yang di tuakan. (Nicholson, 1978; 1-2)
4. Santri
6
pesantren. Walaupun demikian, menurut tradisi pesantren, terdapat
yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok
55).
dari rumah kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan
7
F. Sistematika Penulisan
1. Bagian Awal
2. Bagian Inti
BAB I : Pendahuluan
Salatiga.
8
BAB IV : Analisis Data Penelitian
Salatiga.
3. Bagian Akhir
9
BAB II
LANDASAN TEORI
dari pengaruh ajaran bid’ah dan aliran rasionalisme Yunani. Beliau lahir
kecil yang terlelak di Thus wilayah Khurasah, yang mana saat itu
merupakan salah satu tempat pusat ilmu pengetahuan di dunia Islam (Tim
(Imam Ghazali) dan saudarnya (Ahmad) pada teman ayahnya (seorang ahli
tidak menjadikan Imam Ghazali merasa rendah atau malas, justru beliau
menjelma menjadi seorang ulama besar dan seorang sufi. Imam Ghazali
10
hidup dalam kesederhanaan sebagai seorang sufi sampai usia 15 tahun
1. Riwayat pendidikan
Abdullah al-Hafshi.
b. Sunan Abi Daud, beliau belajar dari al-Hakim Abu al-Fath al-
Hakimi.
(Hasan, 2006:267).
11
Kesantunan hidup sebagaimana waktu beliau belajar fiqh pada
1980:570).
ilmu dasar yang lain dari Ahmad Radzaski di Thus dan dari Abu
(w-487 H), pada tahun itu Imam Ghazali berkenalan dengan al-
12
tahun 478 H. Sebelum al-Juwaini wafat, beliau memperkenalkan
kepada Abu Ali al-Faldl Ibn Muhammad Ibn Ali al-Farmadi (w.477
13
akhirnya beliau meninggalkan Baghdad menuju kota Damaskus. Di
kota ini, selama kira-kira dua tahun, Imam Ghazali melakukan uzlah,
(Himawijaya, 2004:19).
untuk para mustafifah. Di kota inilah (Thus) beliau wafat pada tahun
14
menjulurkan kakinya dan menghadap kiblat. Imam Ghazali yag
berikut:
dalam bidang tasawuf saja, akan tetapi beliau juga mempunyai guru-
15
3. Karya-karya Imam Ghazali
a. Maqhasid Falasifah
b. Tahafutul Falasifah
c. Mi’yar al-‘Ilmi
d. Ihya’ Ulumuddin
f. Al-Ma’arif al-Aqliyah
g. Misykat al-Anwar
h. Minhajul Abidin
j. Ayyuhal Walad.
k. Al-Musytasyfa
m. Mizan al-Amal.
p. Al washit
q. Al-Wajiz
16
u. Syifa`ul Qolil fi Bayanis Syaban wal Mukhil wa Masalikit ta’wil
w. Tahzibul Ushul
ditelaah oleh umat manusia dari berbagai bangsa dan agama (Smith,
2000:225).
17
Tokoh Imam Ghazali yang menjadi fokus pembahasan
pendidikan dan hukum Islam, ia juga memiliki ilmu yang luas tentang
Pada waktu itu juga, ia berjasa dalam membela agama Islam dan
agama, menjadi ketaatan kepada Allah SWT, yaitu dalam arti hukum
18
Islām (pembela agama Islam), Zainud-Dîn (permata agama Islam)
antara fuqaha dan sufi dapat diredamkan dan sejak saat itu, seorang
kebenaran.
19
Di belahan barat dunia Islam, tulisan Imam Ghazali tidak saja
1991:70).
bisa dipisahkan dari adanya pengaruh filsafat Ibn Rusyd yang lebih
20
dulu masuk Eropa. Pada abad pertengahan, Eropa dikuasai gereja.
para ilmuwan Eropa menolak dominasi gereja. Alat yang dipakai para
ilmuwan saat itu adalah filsafat Ibn Rusyd. Begitu hebatnya pengaruh
Ghazali.
21
Ghazali dengan ancaman sangsi hukuman mati. Termasuk di
yang menjadi intisari dari seluruh karya Imam Ghazali. Secara bahasa,
Sebagaimana judulnya kitab ini berisi tentang ilmu-ilmu agama yang akan
Semua suara batin yang mengajak kepada kebendaan itu dapat dikalahkan.
luar, melainkan dari dalam. Oleh karena itu pengobatan dari luar tidak
akan dapat membawa manfaat baginya, dan selama waktu itu ia tertimpa
22
(Psikoterapi). Oleh karena itu, dia berusaha mengobati penyakitnya itu
penyakit itu lepas dari dalam dirinya. Akhirnya berkat anugrah Allah,
Syam, agar tidak ada yang menghalangi kepergiannya baik dari penguasa
dan mulailah Imam Ghazali hidup jauh dari lingkungan manusia, zuhud
yang dia tempuh. Hampir dua tahun, Imam Ghazali menjadi hamba Allah
teledor terhadap ilmu-ilmu Islam, yaitu setelah Imam Ghazali kembali dari
23
ilmu-ilmu agama. Mengapa demikian? Ketika itu, umat islam acuh
terhadap ilmu-ilmu Islam dan mereka lebih asik dengan filsafat barat. Oleh
karena itu, Imam Ghazali tergugah hatinya untuk membersihkan hati umat
Ulumuddin dengan semuanya itu telah menjadi kitab ishlah dan tarbiyyah,
(pendidikan akhlaq)”.
yang jujur dan ungkapan yang kuat, sehingga kitab tersebut memberikan
besar di dalamnya. Sejak kitab ini terbit, telah terjadi keributan besar.
24
Sebagian orang menerima dan takjub terhadap isinya, sementara itu
khususnya, banyak terjadi fitnah dan ta’ashub karena kitab ini, sehingga
dalam bahasa inggris attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu
perangsang.
orang yang lebih tua atau yang di tuakan. (Nicholson, 1978; 1-2).
menghormati kepada orang lain terlebih kepada yang lebih tua darinya
atau kepada seorang kyai, guru dan orang yang di anggap di muliakan.
25
lagi yaitu bukan hanya bersikap sopan santun dan menghormati saja
b. Mendengarkan nasehat-nasehatnya
(Asrori1996;11-12).
َ ) ( ُمتَعَلَّ ًما فِ ْي َما ي ُِح ُّل َو3( ذَاا ِْن ت َ ُك ْن ُمتَعَلَّ ًمافَا مْ تَثِلُ َن
َ ع
)4(ض َما
Artinya :
26
2. Ciri ciri sikap Ta’dzim
et.Al,2002:107)
guru
27
d. Ketika bertemu guru di jalan senantiasa berhenti di
seraya mencatat
4. Banyak temanya
28
5. Di senangi teman-temanya
6. Di senangi guru
adapun fungsi dan manfaat dari sikap Ta’dzim secara umum yaitu
a. ( المتعلمpelajar)
b. (االستادguru/pengajar)
c. ( االبorang tua)
Zamaji,t.th:21)
a. Faktor Internal
setiap orang memiliki watak yang di bawa sejak lahir (faktor gen)
29
sendiri-sendiri.
b. Faktor Eksternal
siswa yaitu:
berikut:
ْ ع
ٍ ش َر َمرَّ ا
ت ِ ََاء َواحْ تَا َج ْال ُمتَعَلَّ ُم اِلَى اْ ِإل عَاد
َ ت ِ ق ِفى اْ ِإل ْبتِد َّ َواَمَّا اِذَا َطا َل ال
ُ س ْب
30
pengulangan sepuluh kali, maka ia sampai akhirnya
2. Pembentukan kognitif
(soetione,1982:54).
kebiasaan.
3. Pembentukan rohani
31
dalam proses ini di tanaman suatu keyakinan untuk melakukan hal-
hal yang baik dan akan membawa kemanfaat hidup di dunia dan di
akhirat.
Rohani (jiwa) merupakan inti atau atau suatu hal yang halus
(Fanidin,2001:105).
5. Pondok pesantren
32
pesantren secara etimologis asalnya pe-santri-an yang berarti
(Nasir, 2005:80).
yang berarti guru ngaji. Sedang menurut C.C Berg, bahwa istilah
santri berasal dari istilah shastri yang dalam bahasa india berarti
orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu. Kata shastri berasal
33
c. Adanya pendidikan dan pengajaran agama melalui
2. Unsur-unsur Pesantren
a. Pondok
34
bertempat tinggal yang juga menyediakan sebuah masjid
di daerah minangkabau.
b. Masjid
35
Denagn kata lain kesinambungan sistem pendidiakn islam
36
mereka pergi ke pesantren untuk mengikuti sistem
kitab-kitab besar.
e. Santri
37
santri yang tinggal dalam pesantren tersebut untuk
pesantren.
f. Kyai
pribadi kyainya.
38
menjadi pemimpin pesantren dan mengajar kitab-kitab
39
BAB III
METODE PENELITIAN
baik, cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-
in situ.
40
B. Kehadiran Penelitian
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
41
pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan (Arikunto,
2010:172).
a. Data Primer
oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi
b. Data Sekunder
42
Kualitatif karya Lexy J Moleong Pemikiran Al Ghazali Tentang
metode berikut:
a. Metode Wawancara
b. Metode Dokumentasi
43
ini digunakan untuk memperoleh data sejarah Pondok Pesantren
c. Metode Observasi
F. Analisis data
dua analisis data yang sering digunakan bersama-sama atau secara terpisah
yaitu model strategi analisis deskriptif kualitatif dan atau model strategi
digunakan.
44
Proses berjalannya analisis data kualitatif menurut Seiddel
45
pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
yang ssama.
H. Tahap-tahap Penelitian
penelitian.
46
BAB IV
A. PAPARAN DATA
1. Sejarah Singkat
Salatiga.
tiap komplek juga mengambil dari nama-nama wali songo. Dan pada
tahun 2014, salah satu pengasuh yaitu KH. Zumroni telah wafat. Maka,
tiga orang.
47
peningkatan dalam jumlah santri maupun bentuk dan bangunan fisik.
Sampai saat ini santri putra dan sntri putri tercatat kurang lebih 250 santri
2. Letak geografis
3. Profil Pondok
Status : Yayasan
K Sa’dullah
a. Visi
48
1) Pesantren merupakan syiar tholab al ‘ilmi dan sumber
b. Misi
dan negara.
5. Aktifitas Pendidikan :
- Paket B
- Paket C
b. Nonformal : - TPQ
- Madin Takmiliyah
a. Kewajiban-kewajiban
49
6) Mengikuti progam-progam kepengurusan
b. Larangan-larangan
syarat)
10) Tidak boleh memakai baju ketat/ pakaian yang berbahan kaos
c. Anjuran
2) Membudayakan salam
50
7. Keadministrasian
1) Kewajiban
a) Pendaftaransantri baru
2) Ta’ziran
2) Madrasah SunanGiri
d) Seragam
51
i. Putra : Rp. 75.000,-
Tabel 3.1
Sarana dan Prasarana Pondok
52
9. Kegiatan santri Putri dan Putri
a. Harian
Waktu Kegiatan
1. 03.30 (Sebelum Pembacaan shalawat Burdah (bagi
Subuh) anak yang tidak sekolah)
2. 04.30(Subuh) Shalat Subuh berjama’ah
3. 04.45 (Setelah Subuh) Sorogan Al Qur’an bagi anak sekolah
4. 05.30 Pengajian kitab Ihya’ Ulumuddin dan
Inarotut Duja (kelas 3 Tsanawiyah ke
atas)
Pengajian kitab Umdatus Salik
5. 06.00 Pengajian kitab Aqidatul Awam (kelas
5 dan 6 Ibtidaiyah)
6. 07.30 Pengajian kitab Tafsir Nawawi (kelas 3
tsnawiyah ke atas)
Pengajian kitab Targhib wa Tarhib
(kelas 3 tsanawiayah ke bawah)
7. 08.00 Pengajian kitab Aklaqul Lilbanain juz
4
8. 08.30 Pengajian kitab Bidayatul Hidayah
9. 12.00 Shalat Dzuhur berjama’ah
10. 12.30 Pengajian kitab Fathul Wahab dan
kitab Dahlan (syarah Alfiyah)
Pengajian kitab Tanqihul Qoul
11. 13.30 Sorogan Alqur’an bagi anak pondok
12. 15.45 Shalat Berjama’ah Ashar
13. 16.00 Pengajian kitab Syarah Arba’in
Nawawi
Pengajian kitab Minahus Saniyah
14. 16.45 Musyawarah Pelajaran
15. 18.00 Shalat Magrib berjama’ah
16. 18.30 Sekolah/Madrasah
17. 21.30 Pembacaan shalawat Burdah bagi anak
sekolah
53
Pengajian kitab Mujarobat
b. Mingguan
c. Tahunan
54
Tasrif istilahi
Qowaidul I’lal
Sulamut Taufiq
Hidayatul Mustafid
Washoya
3. 1 Tsanawiyah Al imriti (Nahwu)
(Al imriti) Qoidah Shorfiah juz 2
Tasrif Lughowi
Fathul Qorib 1
Jazariyah
Maqsud
Tahliyah
Jawahirul Kalamiyah
4. 2 Tsanawiyah Alfiyah Ibnu Malik 1
(Alfiah Awal) Fathul Qorib 2
Ta’limul Muta’alim
Qowaidul I’lal
Qowaidul I’rob
Mukhtar Hadis 1
5. 3 Tsanawiyah Alfiyah Tsani 2
(Alfiah Tsani) Fathul Mu’in 1
Mukhtar Hadis 2
Waraqat
Kifayatul Atqiya’
Rohabiyah
6. 1 Aliyah Jauhirul Maknun
(Jauhirul Maknun) Fathul Mu’in 2
Sulamun Manruq
Al ‘urud
Jam’ul Jawami’
Faroidul Bahiyah
7. 2 Aliyah ‘Uqudul Juman 1
(Juman Awal) Tashilul Turuqot
Fathul Mu’in 3
Jam’ul Jawami’ 2
Kifayatul Atqiya’ 1
8. 3 Aliyah ‘Uqudul Juman 2
(Juman Tsani) Fathul Mu’in 4
Jam’ul Jawami’ 3
Kifayatul Atqiya’ 2
55
Falaq
56
33. Ustadz Fatoni Azka Pondok
34. Ustadz Dzawil Ulum Pondok
35. Ustadz Imam Qusairi Pondok
36. Ustadz Musbikhin Wahid Pondok
37. Ustadz Sholahudin Pondok
38. Ustadz Mutakalim Pondok
39. Ustadz Burhanudin Pondok
40. Ustadz Sanusi Pondok
41. Ustadz Mustofa Pondok
42. Ustadz Wawan Setiawan Pondok
43. Ustadz Ali Mahfudz Pondok
44. Ustadz Burhanudin Pondok
45. Ustadz Dai sholih Pondok
46. Ustadz Sulahudin Al Ayubi Pondok
47. Ustadz Abidurrahman Pondok
48. Ustadz Ridhoilah Pondok
49. Ustadz Abdul Aziz Pondok
50. Ustadz Muhyidin Pondok
51. Ustadz Mutaqin Pondok
52. Ustadz Ibnu Rosyadi Pondok
53. Ustadz Ahmad Kalim Pondok
54. Ustadz Yasin Pondok
55. Ustadz Novianto Prabowo Pondok
56. Ustadz Abdul Kholiq Pondok
57. Ustadz Abdu Syukur Pondok
58. Ustadz Zam Zam Mubarok Pondok
a. Pengurus Putra
:Novianto Prabowo
57
: Burhanuddin
5) Seksi-seksi :
: Fatoni Azka
: Ridhoilah
: Muhammad Imam
: Ibnu Rosyadi
: Abdul Kholiq
: Sholahuddin Al-Ayubi
: Sholihul hadi
b. Pengurus Putri
58
5) Seksi-seksi :
: Erika
: Qudsiyah
: Ringayatun nisa
: Nurul Latifah
: Nurul Badiah
: Nurul Fauziyah
: Jariyatun
Giri tercatat kurang lebih 400. Adapun santri yang mengkaji kitab Ihya
1. Santri Putri
59
6. Ana Suratmi Ningsih 3 Tsanawiyah
7. Siti Nur Sayidah 3 Tsanawiyah
8. Mu’sodatul Atsna 3 Tsanawiyah
9. Afita Setyawati 3 Tsanawiyah
10. Alwinda Nurul Asfiya’ 3 Tsanawiyah
11. Izza Aulida Awalina 3 Tsanawiyah
12. Nur Naila Mufidah 3 Tsanawiyah
13. Aprilia Siti Fatimah 3 Tsanawiyah
14. Ulfa Zulianingsih 3 Tsanawiyah
15. Ringayatun Nisa’ 3 Tsanawiyah
16. Ni’mahtur rofi’ah Ustadzah
17. Yuanita Ustadzah
18. Siti Zaeniyah Ustadzah
19. Tri Umami Ustadzah
20. Siti Nurul Asiyah Ustadzah
21. Nurul Badiah Ustadzah
22. Nurul Aini Ustadzah
23. Dewi Kholifah 3 Tsanawiyah
24. Indana Khoirun Nida Ustadzah
25. Ulfi Diana Ustadzah
26. Ana Rizkiya Ustadzah
27. Fina Ainul Fitria Ustadzah
28. Devi ambarwati 2 Aliyah
29. Anik samtia 2 Aliyah
30. Erika 2 Aliyah
31. Istiqomah 2 Aliyah
32. Siti qudsiyah 2 Aliyah
33. Laela khasanaf 2 Aliyah
34. Khanifatus zuhriyah 2 Aliyah
35. Nafisatus saadah 2 Aliyah
2. Santri Putra
No. Nama Asal
1. Renaldi Ade Candra Ustadz
2. Solikhul Hadi Ustadz
3. A.Mutaalimun Ustadz
4. Khazim Abdullah Ustadz
5. Lukman Aziz Ustadz
6. Fathul Muna Ustadz
7. Zuhadul Makhasin Ustadz
8. Miftakhur Roziqin 3 Aliyah
9. M.Mahrus 3 Aliyah
10. Dipo Hanuraga Fathoni 3 Aliyah
11. Lutfi Syaroful Mujib 3 Aliyah
60
12. Mukhib Ikhyaudin 3 Aliyah
13. Abdul Muntaha 3 Aliyah
14. M.Syarifudin 2 Aliyah
15. M.Syaifullah Kamal 2 Aliyah
16. Abdul Syakur 2 Aliyah
17. A.Sudarsono 2 Aliyah
18. A.Hasan 2 Aliyah
19. M. Afwan Fitriyanto 2 Aliyah
20. A.Zaenuri Rosyid 1 Aliyah
21. M.Arifin 1 Aliyah
22. M.Fathur rohman 1 Aliyah
23. Wakhid Mustofa 1 Aliyah
24. M.Maksum 1 Aliyah
25. M.Khoirul Umam 1 Aliyah
26. Syamsul Ma’arif 1 Aliyah
27. Roufurrohim 1 Aliyah
28. Nailun Ni’am 1 Aliyah
29. Ali Faqih Saifudin 1 Aliyah
30. Nur Wahid 1 Aliyah
31. Nur tadho 1 Aliyah
32. Abdul aziz 1 Aliyah
61
B. ANALISIS
Kumpulan data yang dianalisa dalam skripsi ini bersumber dari hasil
Mengacu pada fokus penelitian dalam skripsi ini, maka penulis akan
ta’dzim santri terhadap kyai dalam kajian kitab Ihya’ Ulumudin Pondok
berikut
sudah berlangsung sejak tahun 1997 dan sudah khatam sebanyak empat
kali. Metode yang diterapkan adalah bandongan; yakni guru membaca dan
pengajian kitab Ihya` Ulumuddin, karena pengajian kitab ini wajib diikuti
62
Tidak lepasnya kitab kuning dari pondok pesantren sejalan dengan
pesantren adalah;
a. Pondok
dan belajar di bawah bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih
minangkabau.
b. Masjid
63
untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek sembahyang lima
islam klasik.
untuk jangka waktu pendek (misalnya kurang dari satu tahun) dan
64
sorogan dalam pengajian sebelum mereka pergi ke pesantren untuk
saraf (morfologi, fiqh, usul fiqh, hadis, tafsir, tauhid, tasawuf dan
kitab tersebut meliputi teks yang sangat pendek sampai teks yang
terdiri dari berjilid-jilid tebal mengenai hadis, tafsir, fiqh, usul fiqh,
kitab-kitab besar.
d. Santri
65
santri, yang pertama santri mukim yaitu murid-murid yang berasal
dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren. Dan
yang kedua adalah santri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari
pesantren.
e. Kyai
dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda yaitu: sebagai gelar
Salatiga
dari iman yang mantab dan pertumbuhan agama yang benar. Tatkala santri
66
setiap nasihat, pembinaan, arahan, serta peraturan pondok pesantren dan
teruama yang dipikul atas pundak alim ulama, guru-guru agama, dan
semuanya itu berakhlak yang mulia dan berbudi pekerti yang halus. Pandai
berlaku adil dalam segala hal, berkasih sayang antara satu dengan yang
lain, seolah-olah mereka itu satu tubuh, bila sakit satu anggota, niscaya
mereka sakit seluruh tubuhnya, atau seolah-olah mereka seperi satu bina
yang terdiri dari satu batu-bata, satu sama lain saling menguatkan,
untuk menanamkan pada diri santri rasa ta’dzim dan s ikap sopan dan
santun, rasa hormat terhadap orang yang lebih tua dari kita, agar santri
lebih tau bagaimana etika kita terhadap orang yang harus kita dan rasa
sikap ta’dzim dan sopan santun, yang mana akan kita rasakan nantinya
67
Sesuai dengan penuturan Bapak Kyai bahwasanya pembentukan
sikap Ta’dzim itu memuliakan orang yang lebih tua atau kepada seoarang
kyai.
995) yaitu :
kesopanan dan menghormati kepada orang lain terlebih kepada yang lebih
tua darinya atau kepada seorang kyai, guru dan orang yang di anggap di
muliakan.
pengasuh pondok pesantren, oleh karena itu santri harus siap dibina, dan
dididik menuju kepada perkembangan akhlak yang lebih baik. Maka dia
akan tumbuh dengan baik dan agar bahagia di dunia dan akhirat. Untuk itu
mendidik akhlak yang baik pada santri merupakan cara pendidikan yang
berhasil.
perubahan yang berarti kepada diri santri bukan hanya sikap Ta’dzim saja
yang harus kita lakukan akan tetapi kita juga harus mendengarkan nasehat
nasehat beliau yang lebih tua memperhatikan apa yang beliau katakan
68
diharapkan bapak kyai terwujud yaitu santri memiliki akhlakul karimah
yang baik.
ta’dzim di artikan lebih luas lagi yaitu bukan hanya bersikap sopan santun
b. Mendengarkan nasehat-nasehatnya
Sedangkan menurut Sidik Tono et.Al, ciri ciri sikap ta’dzim adalah sebagai
berikut:
69
b. Selalu datang tepat waktu
et.Al,2002:107)
Menurut Syeh Salman dalam kitab Jawahirul adab ciri-ciri sikap ta’dzim
Jadi secara umum ciri-ciri sikap ta’dzim adalah bila di hadapn guru
ketika di tanya, selalu merendah diri kepadanya, menjaga nama baik guru,
70
kepada kyai di Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga.
sikap ta’dzim itu bukan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, akan
tetapi harus di bentuk dan di pengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan ke arah
tujuan yang sesuai dan di inginkan, sesuai dengan yang di kemukan oleh (Al-
antaranya yaitu
e. ( المتعلمpelajar)
f. (االستادguru/pengajar)
g. ( االبorang tua)
Jadi dalam pembentukan sikap itu santri bukan hanya rasa hormat terhadap
orang yang lebih tua atau kyai, akan tetapi juga kepada guru, pengajar, dan orang
Salatiga dapat berhasil karena adanya beberapa factor pendukung, antara lain:
akhlaqul karimah
71
4) Pendapat bahwa belajar tasawuf adalah sarana untuk memperbaiki
1. Faktor Internal
setiap orang memiliki watak yang di bawa sejak lahir (faktor gen)
sendiri-sendiri.
2. Faktor Eksternal
siswa yaitu:
72
dimana pembiasaan adalah salah satu alat pendidikan untuk
berikut:
ً َاء أ َ ْي
ضا يَ ُكوْ ُن ِ ت فَه َُو فِى اْ ِإل ْنتِه ْ ع
ٍ ش َر َمرَّ ا ِ ََاء َواحْ تَا َج ْال ُمتَعَلَّ ُم اِلَى اْ ِإل عَاد
َ ت ِ ق فِى اْ ِإل ْبتِد َّ َواَمَّا اِذَا َطا َل ال
ُ س ْب
Artinya
“Adapun pelajaran pertama yang di ajarkan panjaang dan
pelajaran membutuhkan pengulangan sepuluh kali, maka ia
sampai akhirnya demikian, karena hal ini menjadi kebiasaan yang
sulit di hilangkan kecuali dengan susah payah dan di katakan;
pelajaran satu huruf pengulanganya seriu kali”. (As’ad:75).
5. Pembentukan kognitif
anak”.
73
tenaga aspek kepribadian, dengan mempergunakan fikiran dapat di
kebiasaan.
6. Pembentukan rohani
hal yang baik dan akan membawa kemanfaat hidup di dunia dan di
akhirat.
Rohani (jiwa) merupakan inti atau atau suatu hal yang halus
(Fanidin,2001:105).
74
pesantren Sunan Giri dibina dengan baik mlalui metode
Bapak ustad Nur Wahid, selasa, 13 Februari 2018, jam 19.00 yang
menyatakan
hal duniawi tersebut. Dan tidak dipungkiri pula usia mereka yang
masih muda pun menjadi faktor mengapa mereka belum bisa fokus
75
lebay. Karena menurut teman-teman mereka belum saatnya mereka
ingat hal-hal yang berbau akhhirat, masa muda adalah masa untuk
tersebut pasti akan ikut dengan tradisi dan gaya hidup layaknya
perkotaan maka pasti orang tersebut juga akan ikut memiliki gaya
menarik hati santri untuk bersikap sopan dan santun. Dan yang
baik.
76
kepentingan guru daripada diri sendiri. Seperti yang diajarkan
dalam segala hal. Hal ini menjadikan alasan para santri untuk
pendidikan akhlak tasawuf tidak ada pacuan atau tolak ukur untuk
serta merta berjalan dengan mulus. Namun ada juga hal-hal yang
seusia mereka sibuk dengan gadget dan gaya hidup yang mewah,
77
2) Perasaan segan tatkala teman-teman seusia mereka tahu kalau
78
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
santri kepada kyai studi kasus pondok pesantren Sunan Giri Slatiga tahun
menulisnya.
79
akhlakul karimah dan patuh terhadap orang yang lebih tua. Dan
80
B. SARAN
kepada kyai ini dapat di sempurnakan dengan tema penelitian yang lain
yang masih erat kaitanya dengan pembentukan sikap ta’dzim santri kepada
pembentukan sikap santri kepada kyai atau orang yang lebih tua Dalam
santun dan saling menghormati yang telah diberikan agar dapat menjadi
4. Saran kepada peneliti lain yang hendak meneliti obyek yang sama
tema yang lain agar lebih inovatif sekaligus menambah khasanah wawasan
81
DAFTAR PUSTAKA
III,I,April.
82
Jaya, Yahya. 1994. Spritualisasi Islam dalam Menumbuhkembangkan
Kepribadian dan Kesehatan Mental. Jakarta: Rahama.
M, Hasan. 2006. Perbandingan Madzhab. Jakarta: PT Raja Granfindo Persada.
Moleong, J.lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
_________.2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nasir, Ridlwan. 2005. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal. Yogyakarta :
PUSTAKA PELAJAR
Natsir, M. 1988. Kebudayaan Islam; Dalam Presfektif Sejarah. Editor Endang
Saefudin Anshari. Jakarta: Grimukti Pusaka.
Nasir, Ridlwan. 2005. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal. Yogyakarta :
PUSTAKA PELAJAR
Nicholson,Rinold.A. 1978. The Idea Of Respect, Insafism, Idaroh I, Adawiyah I,
Delli t.
Poerwadaminta,W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka.
Poerwantama, dkk. 1994. Seluk-beluk Filsafat Islam Bandung: Remaja
Rosdakarya.
(repo.iain-tulungagung.ac.id/3192/5/BAB_III, diakses tanggal 22 Maret 2017
pukul 22.11).
Siddiqi, Nourouzzaman. 1996. Jeram-jeram Peradaban Muslim. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Smith, Margareth. 2000. Pemikiran dan Doktrin Mistis Imam Al-Ghazālī,
diterjemahkan oleh Amrouni. Jakarta: Riora Cipta
Sukmadinata, Saudih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Soetione,Samoel.1982.Psikologi Pendidikan II.Jakarta:Fak. Ekonomi, UI.
Syeh Salamah Abi Abdul Hamid. 1967. Jawahirul Adab. Semarang: Toha Putra
83
PEDOMAN WAWANCARA
3. Apa sajakah sarana dan prasarana di pondok pesantren Sunan Giri Salatiga?
salatiga ?
5. Bagaimana Sikap Ta’dzim santri kepada kyai di pondok pesantren sunan giri
salatiga ?
84
B. Wawancara dengan dewan asatidz pondok pesantren sunan giri salatiga
Salatiga?
4. perubahan apa saja yang biasa dialami santri setelah mendapatkan pengajian
5. Bagaimana Sikap Ta’dzim santri kepada kyai di pondok pesantren sunan giri
salatiga ?
Ulumudin ?
85
C. Wawancara dengan pengurus pondok pesantren Sunan Giri Salatiga
4. perubahan apa saja yang biasa dialami santri setelah mendapatkan pengajian
5. Bagaimana Sikap Ta’dzim santri kepada kyai di pondok pesantren sunan giri
salatiga ?
8. Fasilitas apa sajakan yang dimiliki pondok pesantren Sunan Giri Salatiga?
86
D. Wawancara dengan santri pondok pesantren Sunan Giri Salatiga
3. Aturan apa yang telah diberlakukan pondok Pesantren dalam kajian Kitab Ihya’
salatiga ?
5. Bagaimana Sikap Ta’dzim santri kepada kyai di pondok pesantren sunan giri
salatiga ?
87
E. Wawancara dengan wali santri pondok pesantren Sunan Giri Salatiga
Salatiga?
5. perubahan apa saja yang terlihat pada anak setelah pualng dari pondok?
6. Apa saran bapak/ibu untuk pembentukan sikap santri terhadap kyai dalam
88
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
NARASUMBER 1
Transkip wawancara:
Peneliti : Assalamualaikum
Informan : Waaalaikumussalam
Peneliti : Anggene kulo sowan teng mriki sepindah kulo ten mriki bade
silaturrohim, kaping kalihipun kulo saking IAIN Salatiga bade
penelitian ten pondok pesantren meniko..
Peneliti : Damel memenuhi tugas akhir kuliah inggih meniko skripsi bah..
Peneliti : judul kulo inggih puniko “pembentukan sikap ta’dzim santri kepada
kyai dalam pengajian kitab Ihya Ulumuddin (Studi kasus pondok
pesantren sunan giri salatiga)
Informan : owalah iyo nduk ... lha trus leh meh mok takok.e aku opo nduk ?
Informan : owalah iyo nduk sejarah berdirinya pondok pesantren sunan giri ki
tahun 1992
M , aku yo ora dewe nek kene enek 4 pengasuhe yoiku KH. Muslimin
Asy’ari,
Kyai Sa’dullah dan Alm.KH. Zumroni. Mengko njaluk pak ustad foto
copiyan
89
sejarah,e pondok kene.
Peneliti : oh.. enggeh bah, nek menawi jumlah sedanten santri lan Ustadz
Ustadzah e wonten pinten nggeh bah..?
Informan : nek pirone q ra patek paham kurang lebih ya 400 aa, nek rinciane
Peneliti : Oh.. enggeh bah, nek menawi sarana dan vasilitas pondok pesantren
sunan giri meniko nopo mawon bah.?
Informan : sarana nek kene ya enek kelas kanggo belajar, puskestren (pusat
peneliti : oh.. enggeh bah, lajeng menwai pengajian kitab Ihya Ulumuddin teng
pondok pesantren meniko pripun bah ?
informan : pengajian kitab Ihya nek kene ki bandongan aku macak,e trus anak anak
seng maknani
kitab kitab kuning nek kene ora kabeh melu ngaji kitab ihya’ enek
seng ngaji tafsir yo enek seng ngaji kitab kitab cilik, soko ngaji kui mau
santri iso rety pye adab adab,e nek marang guru pye adab,e nek marang
wong seng luwih tuwo pye adab,e karo wong seng kudu di hormati lan
sak pitutre dadine santri kui mulai di bentuk akhlakul karimah soko
jasamani yo rohani ne atine yo di toto awak,e
yo di jogo
peneliti : ohh enggeh bah... lajeng ndak nggeh wonten pengaruh pengajian
santri ?
Informan : pengaruh pengajian kitab ihya ki mesti enek,e santri seng wes ngaji
kitab ihya karo seng durunmg ngaji kitab ihya kui tetep bedho,
mergane nek nggon ihya ki akeh tasawufe, lan akeh bab bab seng
90
nerangke tentang adab adab,e murid, pokok,e nek kono okeh bab
peneliti : ohh enggeh bah,, sakderenge ngatur akaen matur suwun sanget
Informan : oh,, yo,, yo,, aku ya selak meh lungo...luweh jelase takon karo
informan : Assalamualaikum
peneliti : Waalaikumsalam
91
NARASUMBER 2
TRANSKIP WAWANCARA
Peneliti : enggeh pak niki kulo Nurul Badiah, emmm lha panjenenganipun asman
sinten pak?
Peneliti : emm enggeh kalian bapak Ustad Nur Wahid langsung mawon niki wau
kulo nggeh sampun sowan wonten dalemipun abah yai, sampun
wawancara kalian beliau nah sekarang saya mau bewawancara dengan
ustad yang sekalian menjadi lurah di sini ya pak, sebelumnya dari judul
skrpsi saya kan pembentukan sikap
ta’dzim santri kepada kyai dalam pengajian kitab ihya ulumuddin (studi
kasus pondok pesantren sunan giri salatiga), nah di sisni nanti ada
beberapa pertanyaan yang mau saya tanyakan kepada bapak, langsung
saja untuk pertanyaan yang pertama yaitu bagaimana pengajian kitab
Ihya ulumuddin di pondok pesantren ini pak ?
92
Informen : ya,, kalau metode pengajran pengajian kitab ihya ulumuddin di pondok
pesantren sunan giri ini sejak awal di lakukan dengan cara bandongan
yang di kaji secara bersama-sama, kalau sorogan kan individual
sedangkan bandongan itu bersama sama dengan pak yai membacakan
lalu santrinya memaknai
Peneliti : Lalu apa visi misi pondok pesantren sunan giri salatiga ini pak ?
Informen : kalau visi misi di pondok pesantren ini yaitu seperti yang sudah tertera
dalam mmt di depan untuk visi itu ada dua yang pertama yaitu
untuk mencapai Ridho Allah SWT, dan yang kedua yaitu Mencetak
berhaluan ahlu sunnah wal jamaah, sedangkan kalau misi nya juga ada
Peneliti : selanjutnya bagaimana cara pak yai menyampaikan pengajian kitab Ihya
Informen : kalau penyampaian dalam pengajian kitb ihya ulumuddin ini kan di
ketahui bahwasanya mulai pengajian kitab ini di mulai dari setelah jamah
sholat subuh sekitar jam 05.30 sampai sekitar jam 07.00 kurang lebih
satu jam, dan yang selam ini berlaku yaitu di bacakan ala pesantren kalau
93
ada yang di suruh untuk murod, murod itu mentranslit kedalam bahasa
Peneliti : emmm trus selanjutnya ya pak, perubahan apa saja yang di alami santri
Informen : e.. kalau perubahan setelah pengajian kitab ihya itu berbeda beda karna
manusiapun tak semuanya sama, kan tetapi sebagian besar mereka yang
Informen : kalau menanggapi tentang sikap ta’dzim santri ke kyai mungkin kalu di
dunia pesantren ta’dzim itu sudah menjadi sebuah keharusan ciri khas
salatiga ini ?
pangajian kitab ihya ulumuddin ini mayoritas yang mengaji itu kan
senior, jadi kalau senior itu sudah dari awal sudah ada di pesantren lama
jadi mayoritas sikap ta’dzim santri itu sudah ada, tinggal sekarang
94
Peneliti : emm bapak tadi bilang kalau yang mengaji kitab ihya’ itu hanya yang
senior saja memang santri yang mengaji kitab ihya itu di batasi kelas atau
usianya pak ?
Informen : e ya kalau yang mengaji kitab Ihya itu memang di kasih batas dan
kitab ihya ulumuddin tersebut, kalau udah lulus tsanawiyah itu baru
Peneliti : emm trus apa respon santri setelah mengaji kitab ihya ulumuddin pak ?
Informen : respon santri setelah mengaji kitab ihya ulumudin itu kembali ke pribadi
masing masing karna daya tangkap juga yang berbeda-beda, akan tetapi
bangga atau seneng, tapi seiring berjalan waktu itu namanya proses itu
bnyak dinmika yang terjadi selama perjalan namnya proses juga usia
muda yang masih labil tapi semuanya mengarah ke dalam yang lebih
baik.
Peneliti :ya pak terimakasih sebelumnya atas informasi yang telah bapak berikan
Informen : iya mbk sama-sama saya juga seneng bisa sering-sering bersama,
95
Peneliti : amin amin doanya ya pak
96
NARASUMBER 3
TRANSKIP WAWANCARA
Peneliti : Assalamualaikum
Informen : Waalaikumsalam
Peneliti : maaf mas sebelumnya mengganggu waktunya sebentar, ini saya dari
giri ini.
Peneliti : begini mas ini kan saya mau memenuhi tugas terakhir saya yaitu skripsi
nah kebetulan judul skripsi saya itu tentang pondok pesantren sunan giri
ini, yaitu pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai dalam pengajian
kitab ihya ulumuddin (studi kasus pondok pesantren sunan giri salatiga)
Informen : oh iya mbk trus apa yang mau mbk tanyakan ke saya ?
Peneliti : begini mas langsung saja ya, untuk pertanyaan yang mau saya tanyakan
97
Informen : ya,, Alhamdulilah ketika kitab ihya di bacakan oleh pak kyai itu santri
sanrti-santri pun asyik untuk mengapsahi apa yang di utarakna oleh pak
kyai lagipula kitan Ihya ulumuddin itu ilmu yang membahas tentang
tasawuf membersihkan hati jadi para santri itu juga sangat antusias untuk
pakarnya
Peneliti : emmm ya mas, trus selanjutnya bagaimana pak kyai mendidik sikap
Informen : ya,, alhamdulilah pak kyai pun juga memberi contoh yang baik baik
pula karna bagaimana pun pak yai itu beliau ngalim ya dalam artian
ngalim itu tau sekaligus mengamalakan ilmu ilmunya yang di kaji dalam
kitab ihya ulumuddin yang tentang tasawuf atau akhlak-akhlak jadi para
santri pun juga mengikuti apa yang di lakukan oileh pak kyai
Peneliti : selanjutnya aturan apa yang telah di berlakukan pondok peantren sunan
tsani kalau nggak ya jauharul maknun karna apa, mungkin dari alviyah
tsani atau jauharul maknun itu pola pikirnya itu sudah dewasa dari kelas
laki-laki
98
Peneliti : emm iya mas lalu bagaimana kajian kitab ihya ulumuddin di pondok
Informen : kalu kajia dalam kitab ihya disini metode yang di gunakan oleh pak
atau yang mendengarkan itu mencatat apa yang di dengarkandr pak yai,
apa yang telah ada atau yang di alami oleh kyai mungkin pengalaman-
pengalaman apa yang telah ada atau yang di alami oleh pak kyai
lebih baik tau semisalnya lah, trus masih ada banyak pula terkadang
Peneliti : emm iya mas, stelah itu bagaimana sikapa ta’dzim santri kepada kyai di
Informen : rasa ta’dzim, rasa ta’dzim itu kan mengagungkan ya, mengagungkan
para kyai itu ya sepertibiasanya lah kalau kita lihat pak kyai kita tunduk,
tunduk itu bukan karna rasa takut bukan tetapi karena merasa mengagung
lainya
Peneliti : emm trus adakah pengaruh dari kajian kitab ihya ulumuddin terhadap
sikap ta’dzim santri terhadap kyai di pondok pesantren sunan giri salatiga
99
Informen : berpengaruh besar banget, semisal dulu sebelum mengkaji ihya ya
mungkin bisa saya katakan , e..mulai dari pengalaman saya kalu dulu ya
rasa ta’dzim nya itu ada tapi ya setelah mengkaji kitab ihya ulumuddin
itu bertambah.
Peneliti : iya mas sama sama , kalau begitu saya mau opamit dulu mau ke pondok
putri
Peneliti : Asslamualaikum
Informen : Waalaikumsalam
100
NARASUMBER 4
TRANSKIP WAWANCARA
Peneliti : maaf sak sebelumnya menggangu waktunya sebentar, ii saya dari IAIN
Informan : iya mbk,, nama saya Nafisatus Sa’adah, mungkin apa yang bisa saya
bantu mbk?
Peneliti : iya mbk begini nah,, untuk memenuhi tugas terakhir saya ini kan skripsi
kepada kyai dalam pengajian kitab ihya ulumuddin (studi kasus pondok
pesantren sunan giri salatiga), nahh saya mau tau informasi seputar
101
Peneliti : begini mbk untuk yang pertama bagaimanakah pengajian kitab ihya
Peneliti : emm setiap jam berapa pengajian kitab ihya ulumuddin itu berlangsung
Informan : nggak menentu sih mbk, tapi itu sekira jam 05.30 sampa jam 07.00
sudah selesai
Peneliti : berapa tahun sekali kita Ihya Ulumuddin itu khatam mbk ?
Informan : karna kitab Ihya ulumuddin itu ada 4 jilid dan satu jilid nya itu khatam 1
Peneliti : trus perubahan apa saja yang di alami santri setelah mengaji kitab ihya
ulumuddin mbk ?
Informan : ya banyak mbk dari sikap nya dari pengetahuanya bisa bertambah karna
kitabnya aja yang menciptakan orang yang ahli tasawuf jadi ya kita
menjadi lebih tambah ta’dzim kepada guru, jadi lebih tau hak-haknya
Peneliti : trus bagaimana sikap ta’dzim santri kepada kiya di pondok pesantren
Informan : itu di contohkan saja ya mbk, emm contohnya itu ada banyak mbk
misalnya kita berpapasan dengan pak kyai itu kita menundukan kepala ya
102
bukan berartarti itu sebagai suatu yang kolot sih mbk, ya itu sebagai rasa
Peneliti : emm trus lebih tepatnya letak geografis pondok sunan giri ini dimana ya
mbk ?
Peneliti : bagaimana struktur organisasi di pondok pesantren sunan giri saltiga ini
Informan : strukturnya ada mbk di buku nanti bisa di lihat sendiri,, kalau di sini
saya sebagai sexi burdah mbk dan untuk lurahnya sendiri itu bernama
Peneliti : emm lalu fasilitas apa sajakah yang dimiliki pondok pesantren sunan
Informen : Iya mbk sama sama semoga lancar cepet selesai skripsinya
103
Peneliti : amin mbk,, ya udah kalu gitu saya cukupkan sampai sini ya mbk atas
NARASUMBER
TRANSKIP WAWANCARA
Peneliti : langsung saja ya mbk tadi kan udah tau dari mbk nafis nah
Informan : kajian kitab ihya ulumuddin di sunan giri itu maknani kitab gundul
104
kitab tersebut kada abah juga menyuruh santri-santrinya untuk
Peneliti : trus perubahan apa saja yang bisa di alami santri setelah
Informan : perubahanya kalau masih di pondok itu masih belum ketoro karena
e,, setiap santri itu pastinya ta’dzim kepada kyai, emm intinya itu
kalau nek ngomah iku keliatan o,, kae seng ngaji ihya kae seng ora
ngaji ihya tapi juga tergantung nek kene ki ngaji ne ihya pye nek
Informan : sikap itu bisa di lihat saat kita , emm hal kecil saat kita berjalan
kemudian ada pak yai itu ta’dzimnya kita itu menundukan kepala
Informan : yang pasti responya seneng karena kita itu hanya di suruh
ngantuk ngantuk
105
Peneliti : emm adakah pengaruh dari pengajian kitab ihya ulumuddin
salatiga ini ?
Informan : ya pastinya ada karena di situ kitab ihya ulumuddin bukan hanya
mengaji kitab ihya ulumuddin seorang santri itu bisa lebih ta’dzim
maaf
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
No. HP : 085741651900
sampai Sekarang
Penulis
Nurul Badiah
117