Anda di halaman 1dari 3

SINOPSIS CALONARANG

Dikisahkan saat itu Calonarang telah membuat huru hara di sebuah desa , hal tersebut
disebabkan karena  anak perempuannya yang bernama Ratna Manggali tidak ada yang berani
melamarnya ketika ia telah menginjak dewasa. Ketidakberanian pemuda-pemuda kala itu
dikarenakan sosok Calonarang yang dikenal sakti mandraguna namun kejam. Mengetahui hal
tersebut, Calongarang menjadi sangat marah dan menenung rakyat desa sebagai hukuman. Dia
adalah seorang penganut ajaran “Bhairawa Pengiwa dan penyembah Durga”. dia melakukan
ritual persembahan dan oleh Durga ritualnya tersebut dikabulkan sehingga dia mampu
menurunkan wabah penyakit ke seluruh wilayah desa.
Raja Erlangga yang mengetahui hal tersebut kemudian meminta bantuan
penasehatnya, Empu Baradah untuk mengatasi masalah ini. Empu Baradah kemudian membuat
siasat untuk mengetahui kelemahan dan mengambil kitab sakti milik Calonarang dengan cara
mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula untuk dinikahkan dengan Ratna
Manggali. Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh
malam.
Setelah menikah dengan Ratna Manggali dan berhasil memperoleh keterangan tentang
kelemahan dan keberadaan kitab sakti milik calonarang, Pada suatu hari buku tersebut berhasil
ditemukan dan di curi oleh Bahula yang kemudian diserahkannya kepada Empu Baradah. Saat
Calon Arang mengetahui bahwa bukunya telah dicuri, ia menjadi sangat marah dan memutuskan
untuk bertarung melawan Empu Baradah. karena tanpa bantuan dari Dewi Durga, Calonarang
pun berhasil dikalahkan. Sejak ia dikalahkan, desa tersebut pun aman dari ancaman ilmu hitam
Calonarang.
CALON ARANG
Meski kisah Calonarang terjadi hampir seribu tahun lebih, namun namanya sebagai tokoh
antagonis masih melegenda. Termasuk di daerah asalnya sendiri yakni di Dusun Butuh Desa
Sukorejo Kabupaten Kediri. Bukan kebaikannya yang dikenal, tapi perilaku jahatnya sebagai
manusia penyembah Durga yang menimbulkan banyak kesengsaraan.

Kisah Calonarang sendiri mucul di masa pemerintahan Raja Airlangga (1006-1042 M) 
yang memerintah di Jawa Timur sejak 1021 sesuai dengan isi prasati Pucangan (Calcutta). 
Airlangga adalah putra Udayana, seorang bangsawan dari Kamboja yang kemudian menikah
dengan Putri Mahendradata di Bali . Saat memerintah Airlangga  beberapa kali pemindahan
kerajaan akibat serangan musuh. Salah satunya diterangkan dalam Prasasti Terep (1032 M)
menyebutkan raja Airlangga lari dari istananya di Watan Mas ke Patakan karena serangan
musuh. Airlangga pernah memerintah di Daha Kediri, seperti tertulis dalam serat Calonarang.
Dalam masa pemerintahan di Daha,  Airlangga  banyak mendapat cobaan antara lain dari janda
sakti asal Desa Girah atau Gurah yang bernama Calonarang.

Dikisahkan saat itu Calonarang marah gara-gara anak perempuannya yang bernama


Ratna Manggali tidak ada yang melamar ketika menginjak dewasa. Ketidakberanian pemuda-
pemuda kala itu dikarenakan kesaktian Calonarang yang dikenal bengis. Mengetahui hal ini,
Calong Arang marah dan menenung rakyat sebagai hukuman. "Dia adalah penganut Bhairawa
Pengiwa dan penyembah Durga. Atas kejadian tak ada pemuda-pemuda yang melamar anaknya
kemudian dia melakukan ritual dan oleh Durga ritualnya dikabulkan dan dia mampu menurunkan
wabah penyakit ke seluruh wilayah dan rata-rata yang terkena penyakit kutukannya pasti mati,".

Banyaknya korban membuat Raja Airlangga memikirkan jalan keluarnya. Salah satunya
adalah dikirim bala tentara untuk menumpas Calonarang, Usaha itu gagal. Rupanya Calonarang
terlalu sakti. Serangan  itu malah membuat kemarahan Calonarang semakin menggebu-gebu..
Hingga kemudian sang Raja Airlangga mendapat petunjuk. Mpu Baradah, salah satu penasehat
Raja Airlangga yang berkedudukan di Lemah Tulis (di wilayah barat Kota Kediri yan berbatasan
dengan Gunung Wilis), bisa mengalahkan Calonarang.

Salah satu strategi yang dilakukan Mpu Bharadah menurut Ki Tuwu adalah perkawinan
politik yang tujuannya adalah menggerogoti dari dalam keluarga Calonarang, yakni
mengawinkan muridnya yang bernama Mpu Bahula dengan Ratna Manggali. "Dikisahkan bahwa
lamaran diterima oleh Calonarang  lalu kawinlah Bahula dengan Ratna Manggali dan tinggallah
Bahula di rumah mertuanya.
Dari Ratna Manggali itu Bahula tahu bahwa Calon Arang selalu membaca kitab dan tiap
malam melakukan ritual angker yakni  kuburan. Setelah tinggal beberapa di rumah mertua,
Bahula hingga akhirnya banyak mendapat informasi soal ritual yang ia lakukan."Bahula juga
berhasil menunjukkan kitab Calonarang kepada Mpu Baradah," tambah Ki Tuwu yang menukil
beberapa kisah dari Serat Calonarang. Setelah dibaca dan berhasil dipelajari, akhirnya Mpu
Baradah memerintahkan Mpu Bahula kembali ke rumah mertuanya sebelum diketahui karena
sempat mencuri kitabnya. "Saat itu Mpu Bharadah juga menyusul ke Girah. Dia juga
menyebuhkan beberapa orang yang terkena kutukan dari Calonarang.

Hingga akhirnya bertemulah Mpu Bharadah dengan Calonarang di daerah Girah. Mpu
Bharadah memperingatkan Calon Arang agar menghentikan kutukannya kepada penduduk.
Janda itu mengakibatkan terlalu banyak kesengsaraan yang diderita oleh rakyat. "Sebenarnya
saat itu Calonarang sudah bersedia menuruti Bharadah asalkan ia diruwat oleh Bharadah untuk
melebur dosa-dosanya. Namun Bharadah tidak mau meruwatnya karena dosa Calon Arang
terlalu besar. Terjadilah pertengkaran dan Calon Arang mencoba membunuh Bharadah dengan
menyemburkan api yang keluar dari matanya. Bharadah lebih sakti dan sebaliknya Calon Arang
mati dalam keadaan berdiri.

Di akhir cerita Calonarang dihidupkan lagi oleh Mpu  Bharadah untuk diberi ajaran
kebenaran agar bisa mencapai moksa. Calon Arang merasa bahagia karena sang pendeta mau
mengajarkan jalan ke surga. Setelah selesai ajaran-ajaran itu disampaikan Calonarang dimatikan
lagi lalu mayatnya dibakar. Jadi kalau melihat sejarah seperti itu kemudian ada makam
Calonarang dan juga anaknya Ratna Manggali di situs Calonarang maka itu adalah kesalahan
besar yang dilakukan orang-orang yang tidak memahami sejarah.

Anda mungkin juga menyukai