Anda di halaman 1dari 3

UAS Kajian Sastra Bandingan

Nama : Putri Sakila Lestari

Kelas : 4A

NPM : 032117100

Kesetiaan Romeo dan Juliet serta Jayaprana dan Layonsari

Cerita Romeo dan Juliet dan Cerita Rakyat Jayaprana dan Layonsari memiliki
kesamaan dalam hal tema yang diangkat, yaitu bertemakan “Cinta Tragis”. Hal ini bisa
terlihat karena masing-masing tokoh utama pada kedua cerita tersebut saling menjalin
tali cinta dan kasih sayang, bahkan sampai rela mati mengorbankan diri hanya untuk
mempertahankan cinta masing-masing.

Kesamaan yang kedua ialah kehidupan para tokoh utama yang dihadirkan pada
kedua cerita tersebut, harus berakhir pada kematian. Hal tersebut dilakukan oleh para
tokoh utama sebagai jalan terakhir demi mempertahankan ikatan cinta terhadap
pasangannya.

Kesamaan latar jelas terlihat pada kedua cerita tersebut. Kedua cerita sama-
sama berlatar di lingkungan kerajaan. Cerita romeo dan Juliet berlatar di sebuah
kerajaan di kota Verone, Italia. Sedangkan Cerita rakyat Jayaprana dan Layonsari
berlatar di sebuah kerajaan bernama Wanekeling Kalianget, di Bali.

Hal ini sangat terlihat jelas pada kedua cerita tersebut. Penyebab konflik yang
berbeda memungkinkan adanya sikap dan perwatakan yang dialami oleh tokoh utama
pun berbeda. Konflik terjadi karena disebabkan ikatan cinta yang dijalin oleh Romeo
dan Juliet dilakukan secara sembunyi-sembunyi, karena tidak direstui oleh ayahnya,
yaitu Lord Capulet.

Disamping itu, Juliet melakukan hal ini karena ia tidak setuju terhadap rencana
perjodohan yang direncakan Lord Capulet dengan Count Paris.
Dalam cerita Jayaprana dan Layonsari Konflik yang terjadi disebabkan timbulnya
rasa cinta dari Ayah Jayaprana terhadap Ni Komang Layonsari yang cantik jelita, yang
pada saat itu sudah menjadi istri Jayaprana. Berlandaskan hal tersebut, Ayah
Jayaprana pun melakukan segala macam rencana keji untuk dapat menikahi
menantunya tersebut, bahkan rela untuk membunuh anaknya sendiri, yaitu Jayaprana
dengan bantuan Sawung Galih.

Berbeda penyebab, berbeda pula cara penyelesaian konfliknya. Meskipun para


tokoh utama kehidupannya sama-sama berakhir dengan kematian. Tetapi cara atau
jalan yang ditempuhnya berbeda-beda. Ada yang dibunuh, meminum racun, dan bunuh
diri.

Dikarenakan Juliet tidak ingin dijodohkan dengan Count Paris, ia memutuskan


untuk menenggak obat tidur yang akan membuatnya terbaring selama dua hari, sesuai
saran dari Pendeta Friar Laurence. Dengan tujuan agar Count Paris berprasangka
bahwa Juliet telah meninggal.

Sedangkan di sisi lain, rencana Juliet tersebut pun belum diketahui oleh Romeo.
Dan ketika mendengar kabar dari masyarakat bahwa Juliet telah meninggal. Romeo
yang frustrasi dan terpukul langsung meminum racun hingga akhirnya meninggal.
Setelah dua hari, Juliet pun terbangun dan mendapati kekasihnya telah meninggal.
Merasa rencananya untuk menikah dengan romeo gagal total. Ia pun menyusul
kematian Romeo dengan bunuh diri menggunakan sebilah pisau.

Sedangkan dalam cerita Jayaprana dan Layonsari Cara penyelesaian konflik


yang dialami oleh tokoh Jayaprana dan Layonsari ditempuh dengan cara dibunuh dan
bunuh diri. Japaprana meninggal karena masuk ke dalam rencana busuk Ayahnya
sendiri. Ia meninggal dibunuh oleh patih Sawunggalih (utusan ayahnya). Sedangkan
Layonsari yang tidak percaya kabar yang menjelaskan bahwa suaminya telah
meninggal tersebut, merasa terheran dan frutrasi hingga akhirnya ia meninggal dengan
cara bunuh diri menggunakan sebilah keris.

Kehadiran karya sastra tak bisa lepas dari latar belakang budaya yang
memengaruhi kehidupan pada zaman karya tersebut diciptakan. Sama halnya dengan
kedua cerita dari dua negara yang berbeda ini, budaya yang berkembang pada zaman
tersebut bisa tergambar dari isi cerita yang dihadirkan oleh Pengarang.

Jika ditilik dari segi kehidupan pengarang, William Shakespears. Cerita Romeo
dan Juliet ini berlatarkan budaya khas Italia kuno. Budaya yang bisa terlihat jelas
dihadirkan ialah pada masa tersebut, kekuasaan yang berkembang masih berbentuk
kerajaan. Perjodohan antarkeluarga yang memiliki kasta tinggi masih sangat kental
terasa, hal tersebut bisa dibuktikan dengan adanya perjodohan yang direncakan
keluarga Capulet untuk menikahkan Juliet dengan Count Paris.

Berkembang dari mulut ke mulut di masyarakat Bali, Indonesia. Dari isi cerita,
kami bisa merasakan kehadiran budaya setempat pada masa itu masih dipimpin
seorang raja beserta jajarannya di sebuah Istana. Kekuasaan raja pada masa itu
terlihat sangat absolut, hal ini dibuktikan dengan patuhnya Patih Sawunggalih terhadap
semua titah raja, meskipun itu hal yang menyesatkan

Kedua cerita dari dua negara yang berbeda tersebut menggambarkan bahwa
rasa cinta dapat mengubah diri seseorang dengan mudah, bisa menjadi keburukan
ataupun kebaikan bergantung pada bagaimana ia menyikapinya. Dalam kedua cerita
ini, cinta yang dihadirkan semuanya harus berakhir tragis dengan kematian, meskipun
dengan cara yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai