Anda di halaman 1dari 6

Nama : Resti Febrisanti

NPM : 212121045

No. Absen : 7

Kelas : 2B

Jurusan : Pendidikan Bahasa Indonesia

KAJIAN FEMINISME DALAM NOVELA HARI TERAKHIR DI RUMAH


BORDIL DAN DRAMA LAKON YANG DITULIS KEMUDIAN KARYA
BODE RISWANDI

SINOPSIS

Novela Hari Terakhir di Rumah Bordil merupakan karya dari Bode


Riswandi. Sedangkan Lakon yang Ditulis Kemudian merupakan drama dari
adaptasi novela tersebut. Hari Terakhir di Rumah Bordil dan Lakon yang Ditulis
Kemudian berisi tentang para perempuan yang tinggal di sebuah rumah bordil
bernama R.M. Adem Ayem. Diberi nama seperti itu agar bisa mengelabui orang-
orang. Tidak hanya menjadi tempat makan, rumah itu juga bisa menjadi tempat
pelacuran.

Awal mulai cerita dimulai dengan pandangan penulis mengenai perempuan.


Dalam berbagai kepentingan, dengan hanya membuka bagian dan dada, semua
permasalahan hidup yang dihadapi akan selesai sehingga perempuan menjadi solusi
yang tepat untuk menghilangkan masalah. Dalam novela maupun drama ini juga
memperlihatkan alasan laki-laki sering sekali mengunjungi tempat penuh pelacur
itu. Namun di balik itu juga, ada perempuan yang terpaksa bekerja di sana karena
kemiskinan yang dihadapi dan mencoba untuk memenuhi kebutuhannya. Tak hanya
ada yang terpaksa menjadi pelacur, ada juga para perempuan yang dijual oleh
kekasih maupun suaminya.

1
Kisah yang ditampilkan adalah kisah Dahlia dan Sukat. Dahlia adalah
seorang gadis yatim piatu yang bekerja di sebuah took. Dahlia diceritakan adalah
gadis cantic dan memiliki kepribadian yang baik. Kemudian ia dipertemukan
dengan seorang lelaki bernama Sukat dan membuat laki-laki itu jatuh hati.
Sayangnya setelah mereka menjalin hubungan, Sukat kemudian membawa Dahlia
ke rumah bordil itu. Di rumah bordil itu terdapat seorang mucikari bernama
Magdalena. Sukat merupakan anak buah kesayangan Magdalena. Sukat mengajak
Dahlia ke sana adalah untuk menjadikannya sebagai pelacur di rumah border itu.
Magdalena memerankan seorang bibi dari Sukat. Tak lama dari itu, sandiwara antar
Magdalena dan Sukat berjalan.

Sukat pergi meninggalkan Dahlia di sana. Kemudian setelah ditinggalkan


sang kekasih, Dahlia tinggal di rumah bordil itu sehingga ia harus menahan pahit
ditipu oleh kekasihnya sendiri. Dia dijadikan pelacur di sana dan selalu
memberontak. Magdalena yang sudah muak dengan Dahlia yang tidak bisa
menghasilkan uang sama sekali kemudian melakukan kekerasan kepadanya.
Namun bukan Dahlia yang mati, melainkan Magdalena yang mati. Dahlia pun
mengajakan para perempuan yang tinggal di rumah bordil itu untuk segera keluar
dari sana.

Setelah empat puluh dua tahun kemudian Sukat kembali dengan wajah
penuh penyesalan. Namun Dahlia sudah tidak mempercayai laki-laki itu. Kemudian
mereka terlibat bertengkar dan pada akhirnya Sukat mati setelah Dahlia mencekik
lehernya. Dahlia memiliki tujuan untuk membalaskan dendamnya baik kepada
Sukat maupun si muchikari, Magdalena.

PENDAHULUAN

Novela adalah cerita pendek yang termasuk ke dalam bentuk prosa dan
panjang ceritanya sedang, tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Bentuk
atau isi dari novel juga berlaku dalam novela, namun yang membedakan adalah
pada panjang ceritanya. Novela memiliki jalan cerita yang padat, latar yang lebih

2
bervariasi, dan permasalahan yang kompleks, serta kisahnya lebih banyak dari
cerpen. Novela menjadi pembeda antara cerpen dan novel. Panjang ceritanya tidak
terlalu panjang seperti novel dan tidak terlalu pendek seperti cerpen.

Novela memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik seperti cerpen maupun


novel. Unsur instrinsiknya seperti tokoh, latar, alur, tema, dan amanat. Sedangkan
unsur ekstrinsiknya meliputi sosial budaya, politik, ekonomi, pertahanan dan
keamanan, religious, pendidikan, dan kehidupan pengarang yang mempengaruhi
karya ciptaannya.

LANDASAN TEORI

Feminisme adalah kesadaran terhadap ketidakadilan gender yang menimpa


kaum perempuan baik di keluarga maupun masyarakat. Menurut Syurpoati dan
Soebachman (dalam Eka, dkk. 2014:2) Feminisme berasal dari kata “Femme”
(woman), yaitu perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-
hak kaum perempuan (jamak) sebagai kelas sosial. Sedangkan menurut Fakih,
feminisme di kalangan orang berprasangka menjadi gerakan pemberontokan
terhadap kaum laki-laki, upaya melawan pranata sosial yang ada seperti instuisi ibu
rumah tangga, perkawinan dan pemberontakan perempuan dalam mengingkari
kodrat. Tujuan feminisme adalah meningkatkan derajat atau menyetarakan
kedudukan perempuan dan laki-laki. Feminisme menganggap dominasi patriarki
menjadi penyebab utama dari ketidakalian gender perempuan.

Menurut Nurhasanah (dalam Een, 2022) alih wahana adalah salah satu
alternatif karya sastra dalam mengalami perubahan sesuai perkembangan sastra
serta berkolaborasi dengan bidang lain. Pemanfaatan teori dan kajiannya bisa
memperkenalkan bidang lainnya. Ada empat bentuk alih wahana yaitu ekranasi,
musikalisasi, dramatisasi, dan novelisasi. Dalam hal ini bentuk wahana dari novela
Hari Terakhir di Rumah Bordil adalah dramatisasi, yaitu mengubahnya ke dalam
bentuk naskah drama menjadi Lakon yang Ditulis Kemudian.

KAJIAN RELEVAN

Setelah melalukan tinjauan pustaka, penulis menemukan penelitian yang terkait


dengan penelitian menggunakan kajian feminisme. KAJIAN FEMINSIME

3
DALAM ANTOLOGI CERPEN KAMI (TAK BUTUH) KARTINI INDONESIA
KARYA NOVELA DIAN, DKK oleh Eka dkk. (2014). Eka dkk. membuat kajian
terkait cerpen tersebut dengan menggunakan kajian feminisme. Tujuannya untuk
mengetahui bentuk ketidakadilan gender berupa marginalisasi, subordinasi,
stereotype, kekerasan, dan double burden yang dialami tokoh cerpen tersebut.

PEMBAHASAN

Berdasarkan kajian feminisme dalam Novela Hari Terakhir di Rumah Bordil yang
dialih wahanakan menjadi pementasan drama Lakon yang Ditulis Kemudian
terdapat fakta-fakta yang diantaranya sebagai berikut :

1. Ketidakseimbangan dan ketergantungan kekayaan menjadi penyebab


penaklukan perempuan kepada laki-laki. Hal ini diperlihatkan dengan
adanya permasalahan ekonomi bagi kaum perempuan sehingga terpaksa
menjadi seorang pelacur untuk memenuhi kebutuhannya. Perempuan juga
lebih mengandalkan perasaan daripada logika yang akhirnya membuat
perempuan lebih mudah ditipu dan terjerat.
2. Pandangan laki-laki terhadap perempuan dalam dua karya ini muncul
dengan perempuan sebagai pelacur yang dianggap sebagai pemuas nafsu
dan diberi imbalan yang tidak setara dengan apa yang dikorbankan. Laki-
laki memandang perempuan sebagai objek belakanya saja. Hal ini
menjadikan laki-laki yang bisa menentukan selesai atau tidaknya masalah
perempuan yang harus dihadapi.
3. Terdapat bentuk ketidakadilan gender yang dialami oleh tokoh utama yaitu
Dahlia baik dalam novela maupun dalam pementasan ini seperti stereotype
dan kekerasan. Dahlia menjadi seorang pelacur karena ditipu oleh seseorang
yang ia cintai dan mendapatkan kekerasan fisik karena dari tidak mau
melayani para pelanggan sehingga membuat Magdalena marah dan
menyiksanya.
4. Terdapat perjuangan Dahlia untuk melawan Magdalena dalam
ketidakinginannya melayani para pelanggan serta membunuh mucikari itu.
Kemudian dia bebaskan para perempuan lainnya dari rumah bordil tersebut.

4
Lalu membalaskan dendamnya kepada Sukat yang sudah menipunya selama
berpuluh-puluh tahun dengan mencekik lehernya menggunakan selendang
yang Dahlia gunakan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kajian


feminisme yang terdapat dalam novela Hari Terakhir di Rumah Bordir dan drama
Lakon yang Dituliskan Kemudian adalah adanya ketidakseimbangan, ketidakadilan
gender yang dialami oleh perempuan, pandangan laki-laki terhadap perempuan, dan
perjuangan si tokoh utama yaitu Dahlia untuk melawannya.

Dari kedua karya ini pula kita menjadi lebih tahu bahwa ketidakadilan
gender masih terjadi terhadap kaum perempuan, khususnya para perempuan yang
bekerja sebagai pelacur. Pelacur dianggap pekerjaan yang sangat hina dan
mendapat banyak protes dari masyarakat. Namun dibalik itu ada perjuangan mereka
yang terpaksa menghadapi hidupnya sebagai seorang pelacur demi memenuhi
kehidupannya maupun orang-orang yang mereka nafkahi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Fitriawati, E., dkk. (2014). Kajian Feminisme Dalam Antologi Cerpen Kami (Tak
Butuh) Kartini Indonesia Karya Novela Nian, dkk (Online),
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/4493/4580. Diakses 09 Juni
2023

Masruroh, W. (2013). Tinjauan Sosiologis Pengarang Novela “Adinda Kulihat


Beribu-ribu Cahaya di Matamu” Karya Ayu Sutarto (Online),
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/3813/Wahdiyatul%20M
asruroh%20-%20060210402177.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diakses 09 Juni
2023

Nurhasanah, E. (2022). Kajian Alih Wahana Cerita “Kedai Kopi Odyssey” Karya
Leopold A. Surya Indrawan menjadi Naskah Drama (Online),
https://diglosiaunmul.com/index.php/diglosia/article/view/355/169. Diakses 09
Juni 2023

Riswandi, B. (2020). Hari Terakhir di Rumah Bordil. Basabasi.

Anda mungkin juga menyukai