Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UAS ANALISIS GENDER

NAMA : PUJA SABL ABIDA

NIM : 2205113770

KELAS : 22 B

Judul Novel : “ Perempuan di Titik Nol “ ( Nawal El Saadawi )

1. Apa tema yang diangkat penulis tersebut ?


Novel yang dikisahkan oleh Nawal adalah novel yang mengisahkan tentang
perempuan yang berada didalam sel penjara di daerah Mesir yang mana pada
daerah itu merupakan daerah yang kental dengan budaya arab dan agama , tetapi
siapa sangka banyaknya kebudayaan patriarki yang melekat didalammya .
Sehingga banyaknya perempuan – perempuan didalamnya menjadi korban ,
hingga mereka tak bisa menentukan jati diri sebagai seorang perempuan, salah
satunya adalah Firdaus tokoh utama dalam cerita ini , Firdaus adalah salah satu
perempuan yang menjadi korban patriarki pada zaman itu hingga sampai pada titik
terendah perempuan , Maka Nawal mengambil judul novel ini dengan “ Perempuan
di Titik Nol “ dengan tema perempuan pada kebudayaan patriarki .

2. Bagaimana hubungan karya sastra atau novel tersebut dengan realitas kehidupan
jika dikaitkan dengan teori gender ?
 Hubungan novel dengan realitas kehidupan jika dikaitkan dengan teori
structural fungsional adalah teori ini merupakan teori gender yang mana
kepentingan masyarakat lebih diutamakan dibandingkan kepentingan individu ,
jadi keluarga dapat dibentuk sesuai dengan mayarakatnya dengan norma dan
kebudayaan yang tidak boleh ditinggal. Dalam novel ini masyarakat mesir
menganggap bahwa perempuan yang sudah berstatus sebagai seorang istri
harus patuh dan taat kepada suaminya , suami bebas menyuruh istri apapun
sedangkan istri tidak boleh membantah dan juga memprotes apapun yang
dilakukan pihak lelaki atau seorang suami dan itu sudah menjadi kebudayaan
mereka . Sedangkan pada realitas kehidupan nyata juga banyak yang demikian
terjadi yang mana seorang perempuan yang sudah bersuami harus taat dan
patuh sepenuhnya kepada suami , memberlakukan bahwa suami adalah raja
yang sangat harus dihormati , sehingga perempuan dianggap lemah dan tidak
pantas melakukan pekerjaan kecuali urusan rumah tangga dan seks .
 Pada point kedua ini adalah hubungan novel tersebut dengan realitas jika
dikaitkan dengan teori konflik sosial hubungannya adalah di novel konflik sosial
yang terjai adalah salah satunya merupakan ketika Firdaus berkelahi dengan
suaminya yang sudah tua renta , dan juga ketika ia membantah dan kabur dari
rumah , sehingga suaminya mengucapkan sebuah kalimat yang mengartikan
bahwa wanita itu adalah seorang murahan yang hanyalah untuk melayani
suami dan menjadi pengurus rumah yang handal , karena perempuan itu
lemah.Sedangkan pada realitas kehidupan keluarga yang banyak menjadi
konflik sosial adalah masalah ekonomi kemudian juga pada masalah rumah
hanya menjadi tanggung jawab istri , suami hanya bertanggung jawab untuk
urusan diluar, hal ini lah yang membuat konflik itu terjadi sehingga tidak ada
keharmonisan didalam rumah yang ada hanyalah hamba dan majikan.
 Pada point ketiga yaitu teori feminisme liberal yang bila dikaitkan dengan novel
dan realitas kehidupan adalah , teori ini menekankan pada hak yang sama
antara laki laki dan perempuan sehingga diharapkan tidak ada kesenjangan
ssosial didalamnya. Pada novel “ Perempuan di Titik Nol “ ini teori ini blm
diterapkan dikarenakan kentalnya budaya patriarki di sana , tetapi hendak ingin
diterapkan oleh Firdaus , dan dia berusaha untuk menyamakan bahwa
perempuan juga berhak bergabung dibidang lainnya tidak hanya dirumah saja
tetapi dapat bekerja juga sebagaimana laki laki , tetapi di tempatnya itu tidak
ada yang dapat mendukung apalagi seorang pelacur seperti dia ( Firdaus )
selalu dianggap remeh dan rendahan sehingga untuk itu dia tidak bisa untuk
membuat teori ini berlangsung , tetapi Firdaus tetap berjuang untuk
mempertahankan haknya sebagai perempuan yang bermatabat , hingga
akhirnya ia tidak sengaja membunuh seseorang dan akhirnya ia pun tak bisa
menerapkan teori ini. Pada kehidupan realitas yang sekarang banyak kita lihat
bahwa sudah banyak perempuan dan laki laki yang menerapkan teori ini yaitu
menyamakan hak antara laki laki dan perempuan sesuai dengan perannya
masing – masing sehingga perempuan tidak lagi hanya melakukan produksi ,
mengurus rumah , dan yang berbaur didalammnya sehingga banyak juga
sekarang perempuan yang dapat menggapai cita cita nya .
 Point ke 4 adalah hubungan novel dengan kehidupan realitas jika dikaitkan
dengan teori Marxis Sosialis , teori ini adalah teori yang mengupayakan
kesetaraan gender dengan tidak memihak pihak manapun , dan menyadarkan
pihak yang tertindas seperti perempuan , yang banyak tertindas diakibatkan
kesenjangan gender , sehingga teori ini dibuat untuk menyadarkan bahwa
perempuan adalah pihak yang tidak mendapatkan keuntungan sama sekali
dalam hal ini. Oleh karena itu perempuan harus bisa memilki pemikiran yan
luas untuk menguasai dirinya sendiri dan membawa dirinya kepada Pendidikan
untuk meningkat value dirinya tanpa melupakan tugas domestic mereka . Pada
novel ini , Firdaus juga berusaha untuk menyamakan hak dan gender antara
perempuan dan laki – laki , dia mencoba untuk belajar dan menjadi wanita
yang disegani walaupun dia seorang pelacur , tetapi yang dia berhasil menjadi
pelacur yang sukses , dan disegani oleh orang – orang sekitar sehingga dia
sudah seperti perempuan perempuan yang bermatabat dan berpangkat , dan
dia juga menyadari bahwa pernikahan adalah sumber perbuadakan yang
dilakukan oleh laki – laki kepada perempuan dengan upah yang gratis .Tetapi
dia berhasil menyakinkan dirinya bahwa dia adalah perempuan berharga hanya
sebentar dan tidak dapat diterapkan oleh keluarga dan masyarakat yang ada di
waktu itu. Hubungannya dengan realitas kehidupan masyarakat adalah pada
zaman sekarang juga sudah banyak yang menerapkan teori ini dan
menyebarkan teori ini , seperti adanya seminar – seminar perempuan
dikalangan anak anak muda , kemudian belajar – belajar online dengan
zoometing yang linknya bisa kita pakai untuk bekajar, tetapi banyak juga yang
masih terkurung dengan ketimpangan gender sehingga belum semua
masyarakat yang dapat menjalankan teori ini.

3. Nilai budaya yang terkandung dalam novel tersebut dan jelaskan !


Nilai budaya yang terkandung dalam novel “ Perempuan di Titik Nol “ adalah
budaya patriarki , yang mana budaya yang menganut bahwa kedudukan laki – laki
lebih tinggi dibandingkan perempauan, dan laki – laki dianggap raja yang berkuasa
atas hidup perempuan , sehingga secara tidak langsung perempuan sebagai budak
yang mengurusi para raja dengan sempurna. Mengapa seperti budak ?
dikarenakan pada novel ini perempuan dianggap tidak penting menggapai
Pendidikan tinggi , kemudian perempuan sudah dilecehkan sejak ia masih
bersekolah dasar oleh paman dan teman temannya sendiri , tidak diberikan uang
ataupun jajan untuk memenuhi kebutuhannya , melakukan semua pekerjaan
rumah , harus bisa mengurusi hewan ternak , kebun dan juga mengurusi rumah
dan melayani lelaki ataupun suaminya . Tidak dapat membantah atau meminta
uang kecuali diberi , jika membantah dan mengeluarkan pendapat maka
perempuan akan dipukuli . Bahkan mereka mempunyai kepercayaan bahwa laki –
laki yang mendalami agama dan juga berpendidikan tinggi maka sangat pantas
untuk memukuli istrinya ketika bersalah atau pun sedang emosi .

4. Berikan pendapat tentang novel tersebut !


Pendapat saya tentang novel ini adalah novel ini sangat bagus dibaca bagi
perempuan maupun laki laki dikarenakan banyaknya pelajaran didalamnya ,
dimana di dalam novel ini dapat kita lihat bahwa terpuruknya perempuan bahkan
didalam keluarganya sendiri , dia tidak dapat tempat diakui sebagai seorang
manusia yang layak hidup bahkan keluarganya sendiri melecehkan sejak dini , dan
dia tidak tahu akan hal itu , lalu disiksa dengan cara dipukuli jika membantah dan
meminta uang . Kemudian Firdaus dinikahkan dikarenakan tidak sanggup
menyekolahkan nya lagi tetapi setelah jadi istri penderitaan Firdaus bertambah
dengan tingkah suaminya dan dikasari apabila tidak sesuai dengan suaminya ,
setelah itu ia melarikan diri ke keluarganya dan dia maqlah disalahkan dan tidak
ada pembelaan didalamnya hingga akhirnya beberapa kali ia kabur dan dilecehkan
oleh orang – orang yang bertopeng hendak membantu tetapi hanyalah orang
orang jahat yang berkedok baim , hingga sampailah pada dia Firdaus digilir oleh
para lelaki dan menjadikannya pelacur , setelah itupun ia mulai menyusun
hidupnya tetapi tetap saja dianggap rendah , itulah titik terendah hidup
perempuan di budaya patriarki sehingga novel ini diberi judul “ perempuan di titik
nol “ . Karena menggambarkan titik terendah perempuan, serta titik terpuruk
perempuan. Untuk itu disini kita banyak belajar bahwa perempuan berhak
mendapatkan kebesan dan keseteraan gender untuk dirinya dan juga Pendidikan
yang membuatnya mengetahui hal yang benar dan salah serta meraih mimpi dan
menjadi ibu cerdas dari keturunannya nanti.

Anda mungkin juga menyukai