Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN HASIL BACAAN

SASTRA BUDAYA INDONESIA

Nama : Nabila Aulya Rahmi


NIM : 1205030151
Kelas : 2D

Unsur Intrinsik Novel Cantik Itu Luka (2002)


Pada Sastra Angkatan 2000 atau sering disebut dengan sastra mutakhir (Dekade 90-an dan
Angkatan 2000). Kehadiran karya sastra merupakan sebuah manifestasi atas kebudayaan yang
ada pada saat itu. Terbentuknya sastra pasca - reformasi merupakan hal yang dilematis dari
sejarah sastra Indonesia. Periode yang ditandai dengan jatuhnya kekuasaan Soeharto. Periode
yang lahir dengan semangat revolusioner. Kemungkinan periode ini merupakan jendela bagi
perkembangan kesusastraan di Indonesia. Karya sastra tidak lepas dari perkembangan kultur
sosial yang ada dalam masyarakat.

Karya sastra adalah ekspresi non-fiksi sebagai manifestasi artistik dan imajinatif dari
kehidupan manusia (masyarakat) melalui bahasa sebagai media dan memiliki efek positif
pada kehidupan manusia (Mursal esten). Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk
tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel
biasanya menceritakan mengenai kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal
mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realitas kehidupan
melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut. Unsur intrinsik ialah unsur
pembangun sastra dalam atau yang ada dalam sastra itu sendiri. Unsur Intrinsik novel
meliputi Tema, Tokoh, Penokohan, Latar, Alur, Amanat, Sudut pandang. Unsur-unsur
ekstrinsik novel ialah unsur dari laur novel tersebut, adapun beberapa unsur Ekstrinsik
novel yaitu Sejarah/Biografi, Situasi dan Kondisi, Nilai-nilai dalam cerita.

Dewi Ayu adalah anak perkawinan luar nikah dari dua bersaudara lain ibu. Namun kedua
orang tua Dewi Ayu, Henri Stamler dan Anue Stamler meninggalkan Dewi Ayu begitu saja
di depan pintu rumahnya dan mereka pergi angkat kaki ke negeri Belanda. Inilah awal
kisahnya. Di zaman Jepang sebagian besar penduduk ditangkapi oleh Jepang, terutama
yang dianggap pro Belanda, termasuk Dewi Ayu. Ia diasingkan ke sebuah pulau kecil yang
seram dan terpencil. Pulau ini, Bloedenkamp, adalah sebuah tempat yang mengerikan
dan menjijikkan. Selain dkenal angker, di sana juga tak ada makanan disediakan. Para
tawanan umumnya memakan apa yang ada di sekitar mereka termasuk cacing, ular
ataupun tikus. Kekejaman dan kehausan seksual Jepang di Bloedenkamp telah
memanggil nurani Dewi Ayu untuk memberikan dirinya kepada seorang tentara Jepang
untuk di setubuhi Dewi Ayu sendiri, sebagaimana kenyataan di ujung Pemerintahan
Kolonial Belanda, berada dalam kesulitan sosial dan ekonomi. Setelah mengalami
kegetiran bersama penduduk di Bloedenkamp,Dewi Ayu bersama gadis-gadis lainnya
dibawa diam-diam oleh Jepang ke tempat pelacuran Mama Kalong di Halimunda. Mereka
dipaksa menjadi pelacur. Mama Kalong adalah germo yang paling terkenal dan
profesional di sana. Namun pada masa berikutnya rumah pelacuran Mama Kalong
menjadi terkenal dan identik dengan Dewi Ayu, ia menjadi selebriti di kota tersebut.
Ketenarannya menyamai nama-nama penguasa di kota tersebut. Bahkan Halimunda
sendiri menjadi identik dengan kecantikan pelacur Dewi Ayu.
Dewi Ayu melahirkan empat anak yang tidak dikehendakinya, tiga di antaranya sangat
cantik dan diminati banyak lelaki di kota Halimunda. Ketiga putrinya yang cantik itu
adalah Alamanda, Adinda dan Maya Dewi. Kecantikan tiga putri itu juga menjadi
malapetaka bagi keluarganya sendiri. Karena itu, saat ia hamil pada keempat kalinya, ia
berdoa agar anaknya dialahirkan buruk rupa. Sebab kecantikan akan membawa mereka
ke dalam petaka. Anaknya yang keempat ini benar lahir dengan menjijikkan namun
punya keajaiban, ia diberi nama Cantik. Namun Cantik akhirnya juga terjebak dalam
perselingkuhan dengan Krisan. Krisan, keponakannya sendiri yang patah hati setelah
ditinggal mati Nurul Aini, kemudian mencintai si Cantik dan mau bercinta dengannya.
Tak salah, jika si Cantik tak habis pikir, heran dan ingin tahu.

Unsur Intrinsik Novel "cantik itu luka"


1. Tema :“cantik itu luka” adalah perjuangan seorang wanita dari
feminisme.
2. Plot (alur) : maju mundur
3. Latar : Batavia
4. Tokoh : Dewi Ayu, Alamanda, Adinda, Maya Dewi, Kliwon, Maman, Sang
Shodancho. Tokoh Dewi Ayu menjadi tokoh utama karena ia merupakan tokoh yang paling
sentral dalam cerita.Dewi Ayu adalah tokoh utama dalam novel Cantik itu Luka.Hal ini
dikarenakan Dewi Ayu mendominasi seluruh peristiwa dan kejadian yang ada dalam novel Cantik
itu Luka. Tokoh antagonis adalah Sang Shondaco, Alamanda, Maman Gendeng. Tokoh tritagonis
Maya Dewi, tokoh statis adalah Andinda dan Kemerd Kliwon.

5. Amanat
Berkaca dari novel menawan itu cedera, banyak anak muda saat ini yang menjajakan
dirinya cuma buat penuhi style hidup mereka yang elegan. Memakai pakaianyang wajib
elegan, hp keluaran terkini, serta tiap dikala dapat berbelanja sesuka mereka. Bayangkan
bila jadi seseorang Dewi Ayu, yang jadi seseorang pelacur sebab ulah pemerintah kolonial
pada dikala itu. Akibat lain dari anggapan menawan yang telah terlanjur dianut oleh
orang- orang Indonesia merupakan banyaknya kosmetik yang memiliki bahan beresiko
yang bisa membuat para perempuan menawan mendadak. Produk pelangsing, produk
peninggi tubuh, produk bleaching, serta masih banyak yang lain, seperti itu yang lagi
meracuni badan perempuan Indonesia. Mereka tidak siuman kalau kecantikan
kadangkala bawa suatu cedera, semacam contohnya permasalahan pemerkosaan.
Kecantikan oleh perempuan Indonesia tampaknya memanglah suatu yang di agung-
agungkan, apapun hendak dicoba buat menemukan kecantikan itu. Kenapa kecantikan
nampak jadi perihal yang sangat teragung dalam hidup para perempuan. Seluruh metode
mereka jalani buat mencapai satu kata“ menawan”. Apalagi terdapat seorang yang
melaksanakan korupsi buat merombak fisiknya. Kecantikan memanglah suatu anugerah
dari Tuhan, namun kecantikan buatan manusia tidak hendak seabadi buatan Tuhan.

Hasil karyanya ada novel Cantik itu Luka (2002), lelaki Harimau (2004), dan O (2016).
Kumpulan cerpen cerpen Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan cinta Melalui
Mimpi (2015), cerpen Cinta Tak Ada Mati (2005), Gelak Sedih (2005), Corat-ceret di
Toilet (2000). Struktur novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan ditemukan tema yang
terdapat dalam novel ini yaitu, perjuangan seorang perempuan. Alur dalam novel Cantik
itu Luka karya Eka Kurniawan menggunakan alur campuran. Tokoh-tokoh yang dianalisis
dalam novel Cantik itu Luka , tokoh utama adalah Dewi Ayu. Tokoh antagonis adalah Sang
13 Shondacho, Alamanda dan Maman Gendeng. Tokoh trirtagonis adalah Maya Dewi.
Tokoh statis adalah Adinda dan Kemerd Kliwon. Latar yang digunakan dalam novel
Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
Latar tempat terjadi di Halimundar. Latar waktu terjadi pada tahun 1945. Latar sosial
dalam novel ini menceritakan tentang kehidupa perempuan pada masa kolonial. Ada lima
ketidakadilan gender yang ada di dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan, yaitu
gender dan marginalisasi perempuan, gender dan subordinasi, gender dan steorotipe,
gender kekerasan, gender dan beban kerja.

Anda mungkin juga menyukai