Anda di halaman 1dari 37

[PANDANGAN MATA YANG MENGHANCURKAN]

‘AIN H. DWI APRIANTO


AL ‘AINU HAQQ
HR. SHAHIH BUKHARI, MUSLIM, ABU DAWUD, IBNU MAJAH, AHMAD
Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar
hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan
mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan
mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad)
benar-benar orang yang gila".
Dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi
seluruh umat.
QS. Al-Qalam: 51-52
Penjelasan QS Al Qolam : 51-52
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Abbas
menjelaskan “benar-benar hampir
menggelincirkan kamu dengan pandangan
mereka”, yakni mereka hampir-hampir
menembus dirimu, atau menimpakan penyakit
Asbaabun Nuzul QS Al Qolam : 51-52
Dalam Ruhul Ma’ani, Imam Al Alusi dijelaskan :
Al Kalbi berkata, ada seorang Arab yang bermata
tajam, namanya Al Abbas bin Mirdas. Dia
bertapa tidak makan sama sekali selama 2 atau
3 hari. Lalu dia memuji unta-unta dan kambing
yang lewat, seketika hewan-hewan itu mati.
Orang-orang kafir menyuruh dia untuk
mencederai Rasulullah saw, dan ia
menyanggupinya. Ketika Nabi saw lewat, dia
memandangnya. Turunlah ayat ini untuk
melindungi Nabi saw
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Humaid bin
Qais Al Makki berkata; "Suatu ketika dua anak Ja'far bin
Abu Thalib dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Beliau bertanya kepada perawatnya:
"Kenapa aku melihat keduanya sangat kurus?"
penjaganya menjawab, "Wahai Rasulullah, penyakit 'ain
telah menyerang mereka berdua dengan cepat. Tidak ada
yang menghalangi kami untuk meminta mereka diruqyah,
hanya saja kami tidak mengetahui apakah anda
menyetujuinya.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
lalu bersabda: 'Ruqyahlah mereka, karena sesungguhnya
jika ada yang dapat mendahului takdir, niscaya penyakit
'ain-lah yang akan mendahuluinya.“ HR Malik dan
Ahmad
Ibnu Qoyyim, dalam Zaadul Ma’ad menjelaskan
Penyakit Ain ada 2, yakni dari manusia dan dari
jin
Riwayat Bukhari dari Ummu Salamah ra, bahwa
Nabi saw melihat seorang budak wanita di
rumahnya dan di wajahnya ada Saf’ah (luka
tipis). Lalu Nabi saw bersabda, ‘Bacakan ruqyah
untuknya, karena ia terkena nazhrah (‘ain).”
Al Ashmu’I berkata, merah kehitaman, atau
kuning atau kehitaman. Kata Ibnu Qutaibah,
semua warna yang berbeda dengan warna
wajah. Al Farra’ berkata, tanda saf’ah itu bila
terkena ‘ain dari jin (Syarh As Sunnah, Al
Arna’uth)
Rasulullah saw juga
menjelaskan dalam Shahih
Bukhari,
bahwa ada 2 ekor ular yang
memiliki ‘ain. Yakni ular yang
berekor pendek dan ular
loreng hitam dan putih.
Rasulullah saw bersabda,
“Kedua ular itu dapat
menyebabkan kebutaan dan
menggugurkan kandungan
dari perut ibunya”
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku,
sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari
dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku".
Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan
mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka
membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia".
QS. Yusuf : 4-5
Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu
(bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan
masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain;
namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu
barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan
menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-
lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja
orang-orang yang bertawakkal berserah diri".
QS. Yusuf : 67
Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu
kamu memasuki kebunmu "maasyaallaah, laa
quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak
Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan
kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya
kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam
hal harta dan keturunan
QS. Al-Kahfi : 39
dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki". QS.
Al Falaq : 5
‫اروا َمعَهُ ن َْح َو َم َّكةَ َحتَّى‬ ‫س ُ‬ ‫سلَّ َم خ ََر َج َو َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫َّللاُ َ‬ ‫صلَّى َّ‬ ‫َّللا َ‬ ‫سو َل َّ ِ‬ ‫أ َ َّن َر ُ‬
‫ْف َو َكانَ‬ ‫س ْه ُل ب ُْن ُحنَي ٍ‬ ‫س َل َ‬ ‫ب ْالخ ََّز ِار ِم ْن ْال ُج ْحفَ ِة ا ْغت َ َ‬ ‫ِإذَا َكانُوا ِب ِش ْع ِ‬
‫ام ُر ب ُْن َر ِبيعَةَ أ َ ُخو بَنِي‬ ‫ع ِ‬ ‫ظ َر ِإلَ ْي ِه َ‬ ‫سنَ ْال ِج ْس ِم َو ْال ِج ْل ِد فَنَ َ‬ ‫ض َح َ‬ ‫َر ُج اًل أ َ ْبيَ َ‬
‫ط‬‫ْت َك ْاليَ ْو ِم َو ََل ِج ْل َد ُم َخبَّأَةٍ فَلُ ِب َ‬ ‫ب َو ُه َو يَ ْغت َ ِس ُل فَقَا َل َما َرأَي ُ‬ ‫ع ِدي ِ ب ِْن َك ْع ٍ‬ ‫َ‬
‫َّللا َه ْل‬ ‫سو َل َّ ِ‬ ‫سلَّ َم فَ ِقي َل لَهُ يَا َر ُ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫َّللاُ َ‬ ‫صلَّى َّ‬ ‫َّللا َ‬ ‫سو ُل َّ ِ‬ ‫ي َر ُ‬ ‫ت‬
‫ِ‬ ‫س ْه ٌل فَأ ُ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫يق قَا َل َه ْل تَت َّ ِه ُمونَ فِي ِه ِم ْن‬ ‫سهُ َو َما يُ ِف ُ‬ ‫َّللا َما يَ ْرفَ ُع َرأْ َ‬ ‫س ْه ٍل َو َّ ِ‬ ‫لَ َك فِي َ‬
‫علَ ْي ِه‬ ‫َّللاُ َ‬ ‫صلَّى َّ‬ ‫َّللا َ‬ ‫سو ُل َّ ِ‬ ‫عا َر ُ‬ ‫ام ُر ب ُْن َر ِبيعَةَ فَ َد َ‬ ‫ع ِ‬ ‫ظ َر ِإلَ ْي ِه َ‬ ‫أ َ َح ٍد قَالُوا نَ َ‬
‫ْت َما‬ ‫ع ًَل َم يَ ْقت ُ ُل أ َ َح ُد ُك ْم أَخَاهُ َه ًَّل ِإذَا َرأَي َ‬ ‫علَ ْي ِه َوقَا َل َ‬ ‫ظ َ‬ ‫ام ارا فَتَغَيَّ َ‬ ‫ع ِ‬ ‫سلَّ َم َ‬ ‫َو َ‬
‫س َل َو ْج َههُ َويَ َد ْي ِه َو ِم ْرفَقَ ْي ِه‬ ‫ت ث ُ َّم قَا َل لَهُ ا ْغت َ ِس ْل لَهُ فَغَ َ‬ ‫يُ ْع ِجبُ َك بَ َّر ْك َ‬
‫ب ذَ ِل َك ْال َما ُء‬ ‫ص َّ‬‫ح ث ُ َّم ُ‬ ‫ٍ‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ار‬
‫ِ‬ ‫زَ‬ ‫إ‬
‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ة‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫اخ‬
‫ِ‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ج‬
‫ْ‬ ‫ر‬ ‫ِ‬ ‫اف‬
‫َ‬ ‫ر‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ط‬ ‫َ‬ ‫َو ُر ْكبَت َ ْي ِه َوأ‬
‫ئ ْالقَ َد َح َو َرا َءهُ‬ ‫ظ ْه ِر ِه ِم ْن خ َْل ِف ِه يُ ْك ِف ُ‬ ‫علَى َرأْ ِس ِه َو َ‬ ‫صبُّهُ َر ُج ٌل َ‬ ‫علَ ْي ِه يَ ُ‬ ‫َ‬
‫س‬‫ْس ِب ِه بَأ ْ ٌ‬ ‫اس لَي َ‬ ‫س ْه ٌل َم َع النَّ ِ‬ ‫فَفَعَ َل ِب ِه ذَ ِل َك فَ َرا َح َ‬
Rasulullah SAW keluar melakukan perjalanan bersama
para sahabat menuju Makkah. Ketika mereka sampai
pada suatu daerah pegunungan di daerah Juhfah, Sahal
bin Hunaif mandi, dia adalah seorang yang
berperawakan putih wajah dan kulitnya. Lalu 'Amir bin
Rabi'ah-saudara bani Ady bin Kaab- melihatnya, dia
juga dalam sedang mandi. 'Amir bin Rabi'ah berkata;
"Belum pernah aku melihat seperti hari ini, dan juga
tidak kulit yang begitu putih". Seketika itu juga,
terjatuhlah Sahal, Sahal kontan digotong kepada
Rasulullah SAW dan dikatakan kepada beliau, "Wahai
Rasulullah, apakah engkau mengetahui apa yang terjadi
dengan Sahal?", demi Allah, Sahal tidak dapat
mengangkat kepalanya dan tidak sadar.
(Rasulullah SAW) bersabda: "Mungkin kalian bisa
menebak seseorang dalam kasus ini". Mereka berkata;
'Amir bin Rabi'ah tertegun melihat Sahal. Rasulullah SAW
kontan memanggil 'Amir dengan agak marah, lalu
bersabda: "Atas dasar apa di antara kalian membunuh
saudaranya, jika di antara kalian melihat sesuatu yang
membuat terkagum, mintalah Allah agar
memberkahinya". Lalu bersabda: "Mandikanlah", lalu
'Amir bin Rabi'ah membasuh wajahnya, kedua tangannya,
kedua sikutnya, pergelangan kaki dan ujung kakinya serta
menyiram apa yang ada pada sarungnya dengan gayung,
lalu memercikinya dengan air itu. Ada seorang laki-laki
memercikan air ke kepala dan punggungnya dari
belakang, sehingga habislah air dalam bejana, setelah itu
Sahal istirahat bersama yang lain dan tidak terjadi apa-
apa dengannya. HR. Muslim
‫سلَّ َم قَا َل ْالعَ ْي ُن َح ٌّق‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ع ْن النَّ ِبي‬ َ
‫سبَقَتْهُ ْالعَي ُْن َو ِإ َذا‬
َ َ ‫ر‬‫د‬َ َ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ َ‫سابَق‬َ ‫ش ْي ٌء‬ َ ‫ان‬ َ ‫َولَ ْو َك‬
‫ا ْست ُ ْغ ِس ْلت ُ ْم فَا ْغ ِسلُوا‬

dari Ibnu 'Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


"Penyakit yang timbul dari pengaruh jahat pandangan mata
memang ada. Seandainya ada yang dapat mendahului qadar,
tentulah itu pengaruh pandangan mata. Karena itu apabila kamu
disuruh mandi, maka mandilah!“ HR. MUSLIM
َ ‫شة‬
َ ِ‫عائ‬َ ‫ع ْن‬ َ
‫ان يَأ ْ ُم ُر َها أ َ ْن‬
َ ‫سلَّ َم َك‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫أ َ َّن َر‬
‫ي ِم ْن ْالعَي ِْن‬ َ ِ‫ت َ ْست َ ْرق‬

Telah menceritakan kepada kami Ma'bad bin Khalid dari


Ibnu Syaddad dari 'Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menyuruhku supaya meruqyah penyakit
dari pengaruh pandangan mata.". HR. MUSLIM
‫اء ِ‬
‫هللا‬ ‫َ‬ ‫ق‬ ‫د‬ ‫ع‬‫ب‬ ‫ي‬ ‫ت‬ ‫م‬‫ُ‬ ‫ْكث َ ُر َم ْن يَ ُم ْو ُ‬
‫ت ِم ْن أ َّ ِ َ ْ َ َ ِ‬
‫ض‬
‫َوقَ َد ِر ِه ِب ْالعَي ِْن‬
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam kitabnya, Al-
Suluk:
Hasad adalah salah satu jenis penyakit jiwa, dan penyakit
ini menyebar sampai tidak ada seorangpun yang mampu
selamat darinya kecuali sedikit, sehingga ada sebuah
ungkapan mengatakan: “Tidak ada satu jasadpun yang
terbebas dari penyakit hasad, namun orang berjiwa hina
menampakkannya padahal Allah yang Maha Mulia
menyembunyikannya”. Makna ungkapan: “Orang yang
hina menampakkannya”
yaitu ungkapan kekaguman seorang dalam menyifati
saudaranya semuslim tanpa menyebut nama Allah
(seperti masyaallah dan lain-lain).
َ‫ـي اْل َحا ِلـقَةُ َل‬ ‫ه‬
ِ ‫و‬ ‫ء‬
ُ ‫ا‬‫ض‬َ ‫ـ‬‫غ‬ْ َ ‫ب‬‫ل‬ْ ‫ا‬‫و‬ ُ
‫د‬ ‫ـ‬ ‫س‬
َ ‫ح‬
َ ْ
‫ل‬ َ ‫ا‬ ‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ َ ‫ل‬‫ْـ‬
‫ب‬ َ ‫ق‬ ‫ـم‬
ِ ‫م‬ ُ
َ ‫ب ِإلَ ْي ُك ْم َدا ُء اْأل‬
َّ ‫َد‬
َ َ َ
‫أَقُ ْـو ُل ت َ ْحـ ِل ُق الشـ َ ْع َر َول ِك ْن ت َ ْحـ ِل ُق ِال ِديْن‬
“Telah merasuk kepada kalian penyakit umat-umat sebalum
kalian, yaitu penyakit dengki dan saling membenci, inilah
penyakit yang memotong kalian, akau tidak mengatkan
memotong rambut akan tetapi memotong agama”.
Rasululullah shallallahu alaihi wa sallam menamakannya
penyakit. HR Ibn Abi Dunya
‫ع ْن‬ َ ‫س ب ُْن ُم َح َّم ٍد َح َّدثَنَا َد ْيلَ ٌم‬ ُ ُ‫َح َّدثَنَا يُون‬
‫ع ْن‬َ ‫ب‬ ٍ ‫ع ْن أ َ ِبي َح ْر‬ َ ٍ ‫ب ب ِْن أ َ ِبي ُدبَي‬ ِ ‫َو ْه‬
‫ع ْن أ َ ِبي ذَ ٍر قَا َل‬ َ ‫ِم ْح َج ٍن‬
‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫َّللا‬َّ ‫صلَّى‬ ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬
‫َّللا َحتَّى‬ِ َّ ‫الر ُج ِل ِبإِ ْذ ِن‬ َّ ‫ِإ َّن ْالعَي َْن لَتُو ِل ُع ِب‬
ُ‫صعَ َد َحا ِلقاا ث ُ َّم يَت َ َر َّدى ِم ْنه‬
ْ َ‫ي‬
Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad telah
menceritakan kepada kami Dailam dari Wahab bin Abu Dubai
dari Abu Harb dari Mihjan dari Abu Dzar dia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya penyakit 'ain (penyakit yang bersumber dari
mata) itu akan mengenai pada laki-laki, dengan izin Allah
sehingga ia mendaki ke tempat tinggi kemudian terjatuh
darinya.“ HR Ahmad
Ibnu Hajar berkata: Sebagian orang bingung
dan bertanya: Bagaimana cara kerja ain koq
bisa memudharatkan orang dari jarak jauh?
Banyak sekali orang yang tertimpa sakit dan
kekuatannya melemah hanya karena
pandangan mata, itu terjadi karena Allah
menciptakan di dalam ruh suatu kekuatan
yang memberi pengaruh, dan pengaruh itu
terkait dengan mata maka disebut al-ain,
sebenarnya bukan mata yang berpengaruh,
tetapi pengaruh ruh, maka pandangan yang
keluar melalui mata (hasad atau kagum)
adalah panah maknawi yang jika mengenai
suatu jasad yang tidak berperisai maka akan
mempengaruhi badan dan jika tidak
berpengaruh berarti ia tidak mengenai
sasarannya akan tetapi kembali kepada
pemiliknya, sama dengan panah biasa”.
Siapakah yang memiliki 1. Orang kafir
pandangan mata tercela? 2. Ahli bid’ah
3. Orang yang
suka iri dan
dengki
4. Orang yang
memuji tapi
tidak
mengucap
‘MasyaAllah”
5. Hipnoterapis
‫ْال َق ْب َر َو ْال َج َم َل ْال ِق ْدر‬ ‫الر ُج َل‬
َّ ‫اَ ْلعَي ُْن ت ْد ِخ ُل‬

“Penyakit ain bisa menggeret seseorang


ke dalam kubur dan memasukkan onta ke
dalam panci”. HR. Al Bazzar, sanad hasan
Dampak ‘Ain Menurut Nabi SAW
(dirangkum dari hadits-hadits tersebut
sebelumnya)

• Orang yang dipandang bisa sakit


• Orang yang berdiri di ketinggian bisa jatuh
• Wanita yang hamil bisa keguguran
• Orang yang dipandang bisa meninggal
MENDETEKSI SESEORANG MEMILIKI
‘AIN
Syaikh Ibrahim bin ‘Abdullah Al Hazami dalam
kitabnya Al ‘Ainu Haqq memberi ciri-cirinya :
1. Ada yang memang sudah masyhur di
masyarakat bahwa dia punya mata yang
tajam
2. Bercerita kepada orang yang diduga ‘ain,
tentang nikmat yang didapatnya. Bila orang
yang mendapat nikmat tiba-tiba sakit, dia
kena ain
3. Pengakuan dari sang pemilik ‘ain
SEBAB SELAMAT DARI ‘AIN
Syaikh Ibrahim bin ‘Abdullah Al Hazami, kitab Al ‘Ainu Haqq

1. Tawakkal kepada Allah Ta’ala, karena Allah akan


mencukupkan semua kebutuhannya
2. Membanyakkan dzikir, seperti tilawah Al Qur’an,
membaca tasbih, tahmid, tahlil dan takbir,
istighfar dan bershalawat
3. Membaca ayat kursy
4. Membaca Al Ikhlas, Al Falaq dan AnNaas
Ibnu Qoyyim dalam Zaadul Ma’ad berkata, bahwa
kebutuhan terhadap 3 Qul lebih utama dari makan,
minum dan berpakaian
Di antara tanda bahwa seseorang
terkena penyakit ain adalah kepala
pusing, wajah yang menguning, banyak
berkeringat, banyak kencing, sering ingin
muntah dan menguap, sedikit tidur atau
banyak tidur, tidak mempunyai nafsu
makan, basah pada kedua tangan dan
kaki yang disertai dengan kesemutan,
hati bergetar, perasaan takut yang tidak
normal, marah dan temperamental yang
berlebihan, sedih dan sempit di dalam
dada, terasa nyeri pada bagian bawah
punggung dan antara dua pundak serta
tidak bisa tidur pada waktu malam.
PENYEMBUHAN DARI ‘AIN
• Wudhu, dan mandi (air ruqyah)
Di Thibbun Nabawy ibnu Qoyyim, ada riwayat
dari Abu Dawud, dari A’isyah ra, “Penderita
‘ain di jaman Nabi saw diperintahkan
berwudhu, lalu mandi”
• Memakai air bekas pakai orang yang
memandang (bila kita tahu), seperti bekas
wudhu, sisa minum, sisa kumur dsb
PENYEMBUHAN DARI ‘AIN (2)
Imam Tirmidzi menjelaskan
Pelaku ‘ain (pemilik ‘ain dan atau hipnotis)
diperintahkan mandi dengan air bekasnya
ditampung. Lalu berkumur, dan airnya disemburkan
ke baskom penampung tadi. Lalu masukkan tangan
kirinya ke air di baskom tadi untuk mengguyur lutut
kanannya dan sebaliknya. Baru mengguyur seluruh
tubuhnya. Lalu air bekas tadi diguyurkan ke korban
‘ain dengan sekali guyur (Thibbun Nabawy)
PENYEMBUHAN DARI ‘AIN (3)
• Dengan ayat-ayat Qur’an yang berkaitan dengan ‘ain :
• Al Fatihah
• Al Baqarah : 109
• Ayat kursy
• An Nisa’ : 54
• Surat Yusuf (untuk kena hasud)
• Al Kahfi : 32-43 (untuk kena pujian)
• Ghafir : 19
• Al Hujurat : 12 (untuk kena ghibah)
• Al Mulk dan Al Qolam (untuk kena hipnotis)
• Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas
PENYEMBUHAN DARI ‘AIN (4)
• Doa doa dari hadits dan salafus shalih
َ‫ت ِم ْن ش َِر َما َخلَق‬
ِ ‫َّللا التَّا َّما‬
ِ َّ ‫ت‬ ُ َ‫أ‬
ِ ‫عوذُ ِب َك ِل َما‬

Barang siapa yang singgah pada suatu tempat


kemudian dia berdo'a: 'A'AUUDZU BI KALIMAATILLAHIT
TAAMMAH MIN SYARRI MAA KHALAQ (Aku berlindung
dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa
saja yang Dia ciptakan), ' niscaya tidak akan ada yang
membahayakannya hingga di pergi dari tempat itu.“
HR Muslim
‫ان‬
ٍ ‫ط‬َ ‫ي‬
ْ ‫ش‬
َ ‫ل‬
ِ ُ
‫ك‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ‫ة‬
ِ ِ َّ‫م‬ ‫ا‬َّ ‫ت‬ ‫ال‬ ِ
‫َّللا‬
َّ ‫ت‬
ِ ‫ا‬‫م‬ َ
َِ ِ َ ِ ‫أ‬
‫ل‬ ‫ك‬ ‫ب‬ ‫ا‬‫م‬ ُ
‫ك‬ ُ ‫ذ‬ ‫ي‬ ‫ع‬ُ
‫عي ٍْن ََل َّم ٍة‬ َ ‫َو َها َّم ٍة َو ِم ْن ُك ِل‬
Ibnu Abbas ia berkata; Dahulu Rasulullah saw sering
mendo'akan Hasan dan husain dengan mengucapkan:
"U'IIDZUKUMAA BIKALIMAATILLAAHITAAMMAH MIN
KULLI SYAITHAANIN WA HAMMAH, WA MIN KULLI
'AININ LAAMMAH (Aku melindungi kalian dengan
kalimat Allah -Al quran atau asma' dan sifat-Nya- yang
sempurna dari setiap syetan dan binatang berbisa serta
'Ain yang dengki)." Beliau juga bersabda: "Demikianlah
dahulu Ibrahim melindungi Ishaq dan Isma'il as
HR Tirmidzi, dishahihkan Al Albany
‫ت ا َّلًلتِي‬ ‫َّللا التَّا َّما ِ‬
‫ت َّ ِ‬ ‫َّللا ْال َك ِر ِيم َو ِب َك ِل َما ِ‬
‫عوذُ ِب َو ْج ِه َّ ِ‬ ‫أَ ُ‬
‫اج ٌر ِم ْن ش َِر َما يَ ْن ِز ُل ِم ْن‬ ‫ََل يُ َجا ِو ُز ُه َّن بَ ٌّر َو ََل فَ ِ‬
‫اء َوش َِر َما يَ ْع ُر ُج فِي َها َوش َِر َما ذَ َرأ َ فِي‬ ‫س َم ِ‬‫ال َّ‬
‫ض َوش َِر َما يَ ْخ ُر ُج ِم ْن َها َو ِم ْن فِت َ ِن اللَّ ْي ِل‬ ‫ْاأل َ ْر ِ‬
‫ارقاا‬ ‫ط ِ‬ ‫ار ِإ ََّل َ‬ ‫ق اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه ِ‬ ‫ط َو ِار ِ‬ ‫ار َو ِم ْن َ‬ ‫َوالنَّ َه ِ‬
‫ط ُر ُق ِب َخي ٍْر يَا َر ْح َم ُن‬ ‫يَ ْ‬
Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diisrakan, beliau melihat
'Ifrit dari golongan jin mengikutinya dengan membawa sebuah obor
api. Setiap menoleh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
melihatnya. Maka Jibril berkata; "Maukah aku ajarkan kepadamu
beberapa kata yang jika engkau membacanya, maka apinya akan pada
dan ia akan jatuh tersungkur pada mulutnya?" Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menjawab: "Ya." Maka Jibril pun berkata; "Bacalah: '
A'UUDZU BI WAJHILLAHIL KARIIMI WA BI KALIMAATILLAHI
ATTAAMMITI LATII LAA YUJAAWIZUHUNNA BARRUN WA LAA FAAJIRUN
MIN SYARRI MAA YANZILU MINASSAMAA`I WA SYARRI MA YA'RUJU
MINHAA WA MIN FINATNIL LAILI WAN NAHAARI WA MIN
THAWAARIQIL ALAILI WAN NAHAARI ILLAA THAARIQAN YATHRUQU BI
KHAIRIN YA RAHMAN. (Aku berlindung dengan wajah Allah Yang Maha
Mulia dan dengan Kalimat-Nya yang sempurna, yang tidak dilampaui
seorang yang baik maupun pendosa, dari kejahatan yang turun dari
langit maupun kejahatan yang naik ke arahnya, dan kejahatan yang
tertanam di dalam bumi dan yang keluar darinya. Dari fitnah malam
dan siang, dan dari bencana malam maupun siang kecuali bencana
yang mendatangkan kebaikan, Wahai Dzat Yang Maha Pengasih) .
HR Malik dalam Muwaththa’
َُّ ‫صلَّى‬
‫َّللا‬ َ ِ
‫َّللا‬
َّ ُ
‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬
ُ ‫ر‬
َ ‫ى‬ َ
‫ك‬ َ ‫ت‬ ْ
‫ش‬ ‫ا‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫إ‬
ِ ‫ان‬
َ َ
‫ك‬ ْ
‫ت‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ق‬ ‫ا‬‫ه‬َ ‫أ‬ َّ ‫ن‬َ
‫يك‬ ِ َّ ‫سلَّ َم َرقَاهُ ِجب ِْري ُل قَا َل ِبا ْس ِم‬
َ ‫َّللا يُ ْب ِر‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ
َ ‫ش ِر َحا ِس ٍد ِإ َذا َح‬
‫س َد‬ َ ‫يك َو ِم ْن‬ َ ‫اء يَ ْش ِف‬ ٍ ‫َو ِم ْن ُك ِل َد‬
‫عي ٍْن‬ َ ‫َوش َِر ُك ِل ِذي‬
dari 'Aisyah istri Nabi SAW dia berkata; "Bila Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam sakit, Jibril datang meruqyahnya.
Jibril mengucapkan; 'Bismillaahi yubriika, wa min kulli daa-in
yusyfika, wa min syarri hasidin idza hasad, wa syarri kulli dzi
'ainin.' (Dengan nama Allah yang menciptakanmu. Dia-lah Allah
yang menyembuhkanmu dari segala macam penyakit dan dari
kejahatan pendengki ketika ia mendengki serta segala macam
kejahatan sorotan mata jahat semua makhluk yang memandang
dengan kedengkian). HR. Muslim 4055
‫يك ِم ْن ش َِر‬ َ ‫ش ْي ٍء يُؤْ ِذ‬ َ ِ‫َّللا أ َ ْرق‬
َ ‫يك ِم ْن ُك ِل‬ ِ َّ ‫ِبا ْس ِم‬
َ ‫َّللاُ يَ ْش ِف‬
ِ َّ ‫يك ِبا ْس ِم‬
‫َّللا‬ َ ‫ُك ِل نَ ْف ٍس أ َ ْو‬
َّ ‫عي ِْن َحا ِس ٍد‬
َ ِ‫أ َ ْرق‬
‫يك‬
bahwa Jibril mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam kemudian berkata; "Hai Muhammad, apakah
kamu sakit? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab: 'Ya. Aku sakit. Lalu Jibril meruqyah beliau
dengan mengucapkan; 'Dengan nama Allah aku
meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu
dan dari kejahatan segala makhluk atau kejahatan
mata yang dengki. Allah lah yang menyembuhkanmu.
Dengan nama Allah aku meruqyahmu.‘ (HR Muslim)

Anda mungkin juga menyukai