Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

GAMBARAN UMUM K3 PERTAMBANGAN DAN KAJIAN KESEHATAN


DAN KESELAMATAN KERJA UNIT MAINTENANCE DI PT. GOLD
COIN INDONESIA - SURABAYA MILL DENGAN METODE HIRARC

SAVIRA SALMA

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

GAMBARAN UMUM K3 PERTAMBANGAN DAN KAJIAN KESEHATAN


DAN KESELAMATAN KERJA UNIT MAINTENANCE DI PT. GOLD
COIN INDONESIA - SURABAYA MILL DENGAN METODE HIRARC

SAVIRA SALMA

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Gambaran Umum K3 Pertambangan Dan Kajian


Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Unit Maintenance di
PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill dengan Metode
HIRARC
Penyusun : Savira Salma
Nomor Induk : 081711133041
Program Studi : S1 Teknik Lingkungan

Disetujui Oleh

Pembimbing Praktik Kerja Lapangan,

Wahid Dianbudiyanto, S.T., M.Sc


NIP. 199303262019031010

Mengetahui,

Ketua Departemen Biologi Koordinator Program Studi


Fakultas Sains dan Teknologi S1 Teknik Lingkungan,
Universitas Airlangga,

Prof. Dr. Sri Puji Astuti Wahyuningsih, M.Si Dr. Eko Prasetyo Kuncoro., S. T., DEA.
NIP. 196602211992032001 NIP. 19750830200812001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah
laporan praktik kerja lapangan dengan judul “Gambaran Umum K3
Pertambangan Dan Kajian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Unit
Maintenance di PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill dengan Metode
HIRARC” ini tepat pada waktunya.
Laporan praktik kerja lapangan ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu bab
pendahuluan, tinjauan pustaka, metode kerja praktik lapangan, hasil dan
pembahasaln, kesimpulan dan saran, dan daftar pustaka. Setiap bab yang berada
pada proposal skripsi ini disusun secara urut dan terangkai secara komprehensif
untuk mengkaji terkait implementasi kesehatan dan keselamatan kerja mengenai
penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja di PT. Gold Coin Indonesia.
Laporan praktik kerja lapangan ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan praktik kerja lapangan serta sebagai syarat dalam menempuh mata
kuliah praktik kerja lapangan. Laporan praktik kerja lapangan disusun sesuai
dengan ketentuan teknis penyusunan proposal praktik kerja lapangan yang ada di
Program Studi S-1 Teknik Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Airlangga.
Penyusunan naskah laporan praktik kerja lapangan ini tidak lepas dari hambatan
dan kesulitan, namun karena bimbingan, bantuan, saran dan kerjasama dari
berbagai pihak, segala hambatan tersebut akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusun juga menyadari bahwa naskah laporan praktik kerja lapangan ini jauh
dari sempurna, sehingga penyusun mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan
dalam naskah laporan praktik kerja lapangan ini, seperti kesalahan pada penulisan
nama, istilah, tanda baca, dan sebagainya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca akan sangat dibutuhkan. Semoga laporan praktik kerja
lapangan ini dapat diterima dan bermanfaat sesuai dengan tujuan dan
peruntukannya.

Surabaya, Januari 2021


Penyusun,

Savira Salma

iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas karunia-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul
“Gambaran Umum K3 Pertambangan Dan Kajian Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Unit Maintenance di PT. Gold Coin Indonesia - Surabaya Mill dengan
Metode HIRARC” dengan lancar. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini tidak akan
selesai tanpa bimbingan, bantuan, dukungan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua dan keluarga besar yang selalu mendukung, membimbing,


menasihati, dan mendoakan untuk kelancaran pelaksanaan sampai dengan
penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan.
2. Bapak Wahid Dianbudiyanto, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing Praktik
Kerja Lapangan.
3. Bapak Febri Eko Wahyudianto, S.T., M.T. selaku Koordinator Praktik Kerja
Lapangan.
4. Bapak Dr. Eko Prasetyo Kuncoro., S.T., DEA. selaku Koordinator Program
Studi Teknik Lingkungan.
5. Ibu Prof. Dr. Sri Puji Astuti Wahyuningsih, M.Si. selaku Ketua Departemen
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.
6. Bapak Ahmad Zaini Dahlan, S.T. selaku pemateri dalam pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan.
7. Bapak Anang Puji yang membantu menyediakan data-data yang diperlukan
dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan.
8. Teman-teman satu kelompok yang telah bekerja sama dan
memberikandukungan untuk kelancaran pelaksanaan sampai dengan
penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan.
9. Seluruh pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam pelaksanaan sampai dengan penyusunan laporan Praktik
Kerja Lapangan.

Penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya karena terdapat kekurangan


dalam laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Oleh karena itu, penyusun berharap
adanya kritik dan saran yang dapat menyempurnakan laporan Praktik Kerja
Lapangan ini. Terima kasih.

iv
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
PRAKATA ............................................................................................................ iii
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 4
1.4 Manfaat ........................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6
2.1 Gambaran Umum PT. Gold Coin ................................................................... 6
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ......................................................... 6
2.2.1 Tujuan K3 .............................................................................................. 6
2.2.2 Aspek-Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................................. 8
2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Area Pertambangan ............................. 8
2.4 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................. 9
2.5 Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC) ............ 10
2.6 Penilaian Risiko .............................................................................................. 12
2.7 Pengendalian Risiko ........................................................................................ 13
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 15
3.1 Cara Kerja ....................................................................................................... 16
3.1.1 Ide Praktik Kerja Lapangan ................................................................... 16
3.1.2 Studi Literatur ........................................................................................ 17
3.1.3 Pengumpulan Data ................................................................................. 17
3.1.4 Analisis Data dan Penyusunan ............................................................... 17
3.2 Jadwal Pelaksanaan ......................................................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 19
4.1 Gambaran Umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Area
Pertambangan ............................................................................................ 19
4.1.1 Keselamatan Kerja Pertambangan ......................................................... 20
4.1.2 Kesehatan Kerja Pertambangan ............................................................. 22
4.1.3 Lingkungan Kerja................................................................................... 25
4.2 Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
di PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill ............................................ 26
4.3 Potensi Bahaya Kecelakaan pada Lingkungan Kerja Unit Maintenance di
PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill dengan Menggunakan Sistem
HIRARC .................................................................................................... 31
4.4 Kesesuaian Penerapan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) yang dilakukan PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 ...................... 39

v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 51
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 51
5.2 Saran ................................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53
LAMPIRAN .......................................................................................................... 56

vi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


3.1 Bagan kerangka Praktik Kerja Lapangan ........................................ 18
4.1 Pemetaan bisnis proses perusahaan……...........................................28
4.2 Business Process Mapping PT. Gold Coin Indonesia.......................32
4.3 Matriks nilai risiko.............................................................................35
4.4 Matriks kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja............................36

vii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


2.1 Tabel Matriks Penilaian Risiko…………......................................... 11
3.1 Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.................................... 18
4.1 Identifikasi Bahaya pada Unit Maintenance......................................33
4.2 Matriks Nilai Risiko.......................................................................... 35

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


Lampiran 1 Lampiran Kegiatan …………......................................... 56

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan sektor industri yang sangat pesat di Indonesia saat ini dirasa

masih semakin meningkat. Banyak sektor industri yang bergerak pada proses

pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Sektor industri yang bergerak pada

proses industri tersebut sebagai contoh adalah sektor pertambangan dan perusahaan

pakan ternak. Pertambangan memiliki peran yang sangat penting dalam

pembangunan nasional. Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat

modal, padat teknologi, dan memiliki risiko yang besar. Sumber proses produksi

perusahaan pakan ternak adalah bahan baku, tenaga kerja, mesin, energi, dan

metode kerja. Kegiatan industri tersebut tidak terlepas dari potensi risiko

kecelakaan. Walaupun kecil suatu kecelakaan akan berdampak besar bagi suatu

perusahaan maupun masyarakat sosial. Begitu pula dengan suatu industri

manufaktur yang melibatkan manusia dalam melakukan proses produksi yang akan

berdampak pada munculnya suatu risiko kecelakaan kerja (Simanjuntak dan

Abdullah, 2017).

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill merupakan salah satu perusahaan di

bidang usaha pembuatan pakan. PT. Gold Coin Indonesia - Surabaya Mill Indonesia

adalah salah satu bagian dari Gold Coin Group yang merupakan pelopor pabrik

pakan ternak di Asia dengan merk dagang Gold Coin sejak tahun 1953. PT. Gold

Coin Indonesia - Surabaya Mill mengimplementasikan sistem manajemen

1
2

keamanan Pakan. Sistem ini didukung oleh seluruh level mulai dari Top

Manajemen hingga level pelaksana. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuannya dalam menghasilkan produk pakan ternak yang berkualitas dan

aman secara konsisten. Produk yang berkualitas dan dapat melindungi pekerja dan

lingkungan didukung adanya sistem manajemen keselamatan dan keehatan kerja

untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak

terkendali dan tidak dikehendaki pada saat bekerja, yang disebabkan baik secara

langsung maupun tidak langsung oleh tindakan aman dan atau kondisi tidak aman

sehingga terhentinya kegiatan kerja. Sebuah perusahaan yang bergerak pada proses

produksi yang menggunakan mesin dan teknologi untuk mengolah bahan baku

menjadi produk jadi berpotensi terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja pada

industri tambang dan pakan ternak terjadi disebabkan karena faktor kelalaian

manusia dan lingkungan yang tidak aman serta manajemen perusahaan yang kurang

optimal dalam mengelola aspek K3. Perusahaan pertambangan dan pakan ternak

yang bergerak di bidang industri manufaktur harus menyadari pentingnya

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk mencapai tujuan manajemen yaitu

“zero accident”.

Keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja merupakan salah satu aspek

penting yang perlu mendapatkan perhatian serius, karena apabila hal tersebut

diabaikan maka kecekaan yang dialami oleh para pekerja akan berakibat pada

turunnya kualitas kerja yang di lakukan oleh para pekerja itu sendiri, sehingga

segala bentuk kegiatan yang dilakukan akan mengalami gangguan. Keselamatan


3

dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk menciptakan suasana

bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah menciptakan produktivitas

setinggi-tingginya. K3 mutlak untuk dilaksanakan pada setiap jenis bidang

pekerjaan tanpa kecuali. Pelaksanaan K3 dapat mengurangi kecelakaan kerja

sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja (Sholihah, dkk.,

2015).

Dalam pelaksanaan K3 terdapat Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) yang terdiri dari identifikasi bahaya , penilaian risiko, dan

pengendalian risiko. Sejalan dengan PP No. 50 Tahun 2012 metode HIRARC

digunakan untuk mengidentifikasi risiko. Metode Hazard Identification Risk

Assessment and Risk Control (HIRARC) merupakan rangkaian proses identifikasi

bahaya dalam aktivitas rutin dan non rutin. HIRARC adalah usaha pencegahan dan

pengurangan potensi terjadinya kecelakaan kerja, menghindari dan meminimalkan

risiko yang terjadi secara tepat dengan cara menghindari dan meminimalkan risiko

terjadinya kecelakaan kerja serat pengendaliannya dalam rangka melakukan proses

kegiatan sehingga prosesnya menjadi aman (Ramadhan F, 2017).

Dengan melihat adanya potensi bahaya dan risiko kecelakaan yang ada di PT.

Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill yang memproduksi pakan ternak.dirasa perlu

untuk melakukan analisis potensi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko

dengan metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC)

yang bertujuan untuk mengetahui bahaya apa saja yang ada, mengetahui penilaian

risiko kecelakaan kerja, dan melakukan pengendalian risiko kecelakaan kerja untuk

merekomendasikan perbaikan kepada manajemen perusahaan. Dalam laporan ini


4

dibahas hasil Focus Group Discussion tentang penerapan Keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) pada pertambangan dan implementasi Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya

Mill jika ditinjau dari PP No. 50 tahun 2012.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah Praktik Kerja Lapangan ini adalah:

1. Bagaimana hasil Focus Group Discussion tentang pelaksanaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) di area pertambangan?

2. Bagaimana gambaran umum pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill ?

3. Apa saja potensi bahaya kecelakaan pada lingkungan kerja unit Maintenance

di PT. Gold Coin dengan menggunakan sistem HIRARC ?

4. Bagaimana upaya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) yang dilakukan PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill

berdasarkan analisis menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun

2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja?

1.3 Tujuan

Tujuan Praktik Kerja Lapangan ini adalah:

1. Mengetahui gambaran umum pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) di area pertambangan.


5

2. Mengetahui gambaran umum pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill.

3. Mengetahui potensi bahaya kecelakaan pada lingkungan kerja unit

Maintenance di PT. Gold Coin dengan menggunakan sistem HIRARC.

4. Mengetahui upaya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) yang dilakukan PT. Gold Coin berdasarkan analisis

menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

1.4 Manfaat

Manfaat Praktik Kerja Lapangan ini adalah:

1. Mendapatkan informasi lebih lanjut Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di

PT. Gold Coin.

2. Mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) di area pertambangan

3. Diharapkan dari hasil analisis yang dilaksanakan selama proses praktik kerja

lapangan dapat dijadikan masukan untuk perusahaan mengenai kondisi dan

permasalahan (jika ada) yang dihadapi oleh perusahaan tersebut, sehingga

dapat memberikan masukan untuk meminimalisir hal tersebut.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum PT. Gold Coin


PT. Gold Coin Indonesia-Surabaya Mill didirikan pada 22 Desember 1979

dengan nama awal PT Subur Gold Coin Indonesia yang memiliki bidang usaha

pembuatan pakan. PT. Gold Coin Indonesia-Surabaya adalah salah satu bagian dari

Gold Coin Group yang merupakan pelopor pabrik pakan ternak di Asia dengan

merk dagang Gold Coin sejak tahu 1953 sampai saat ini telah memiliki lebih dari

20 pabrik di berbagai tempat di Asia yang berpusat di Singapore. Gold Coin group

Asia memiliki pabrik dan kantor pemasaran yang tersebar di Malaysia, Indonesia,

Thailand, Vietnam, China, Sri lanka, Myanmar dan Brunei.

Gold coin memiliki motto “Grow With Gold Coin”. Aktivitas yang dilakukan

selalu mengedepankan profesionalitas demi kepentingan peanggan. Hal ini

bertujuan untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan menjamin kualitas dan

memberikan kontribusi pada jaminan keamanan pakan.

2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012

Pasal 2, Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah

segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga

kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

2.2.1 Tujuan K3

Berdasarkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 Pasal 3 ayat (1), syarat

keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah:

6
7

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

atau kejadian – kejadian lain yang berbahaya;

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;

f. Memberi alat – alat perlindungan diri pada para pekerja;

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar

radiasi, suara dan getaran;

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik psikis,

peracunan, infeksi dan penularan;

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

proses kerjanya;

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman

atau barang;

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

penyimpanan barang;
8

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pekerjaan yang bahaya

kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

2.2.2 Aspek-Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Budiono dkk (2003), aspek-aspek yang mempengaruhi Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) antara lain:

a. Beban kerja, berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya penempatan

pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.

b. Kapasitas kerja, tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani,

ukuran tubuh, keadaan gizi, dan sebagainya.

c. Lingkungan kerja, berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, dan

psikososial.

2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Area Pertambangan

Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian

berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun

manual, pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan

air. Usaha pertambangan merupakan kegiatan dengan risiko tinggi terjadinya suatu

kecelakaan. Industri pertambangan yang pesat tanpa disertai upaya penanganan

efek samping penerapan teknologi akan menimbulkan berbagai masalah terutama

masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu sangat dibutuhkan upaya

pencegahan dan penanganan serta penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada
9

semua sektor kegiatan proses produksi khususnya dalam industri pertambangan

secara berkesinambungan (Abdullah dan Simanjutak, 2017).

Masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang muncul di area

pertambangan salah satunya adalah potensi bahaya keselamatan kerja seperti

tertimpa, kebakaran dan ledakan serta potensi bahaya kesehatan kerja seperti

paparan debu mineral yang dapat menyebabkan silikosis atau paparan kebisingan

yang bersumber dari pengoperasin alat kerja yang mengakibatkan pekerja dapat

mengalami penurunan daya dengar. Selain debu dari lokasi atau kondisi area

pertambangan yang berstruktur tanah kering, paparan debu juga dapat dihasilkan

akibat proses penambangan seperti drilling dan blasting.

Proses drilling merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum proses blasting

dilakukan yaitu, melakukan penggalian lubang bukaan untuk diisi dengan bahan

peledak dengan cara pemboran untuk selanjutnya dilakukan proses blasting. Proses

blasting merupakan proses penting untuk dilakukandidalam kegiatan pertambangan

dengan tujuan untuk menghancurkan batuan dari batuan induk (asalnya). Kegiatan

blasting di pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang dianggap

mempunyai risiko tinggi terjadinya suatu kecelakaan, namun bukan berarti kegiatan

tersebut tidak dapat dikontrol. Proses pengontrolan dapat dimulai dari proses

pengangkutan bahan peledak hingga proses inspeksi hasil peledakan (Ghaisani, H

dan Nawawinetu, E., 2014).

2.4 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut OHSAS 18001, sistem manajemen merupakan suatu set elemen-

elemen yang terkait untuk menetapkan kebijakan dan sasaran untuk mencapai
10

objektif tersebut. Manajemen risiko terbagi atas tiga bagian yaitu Hazard

Identification, Risk Assessmet, dan Risk Control, biasa dikenal dengan HIRARC.

HIRARC terdapat pada awal elemen perencanaan sistem manajemen K3 yang

dijadikan sebagai pangkal dari pengelolaan K3 (Ramli, 2010).

Manajemen risiko adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menanggapi

risiko yang telah diketahui melalui rencana analisis risiko. Risiko atau bahaya yang

sudah diketahui memerlukan langkah pengendalian untuk menurunkan tingkat

risiko atau bahaya. Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan eliminasi,

substitusi, pengendalian teknis, pengendalian administratif atau rambu keselamatan

dan alat pelindung diri.

2.5 Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC)

HIRARC (Hazard Indentification Risk Assessment And Risk Control) adalah

serangkaian proses identifikasi bahaya yang terjadi dalam aktivitas rutin maupun

non rutin di perusahaan yang diharapkan dapat dilakukan usaha untuk pencegahan

dan pengurangan terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi diperusahaan, dan

menghindari serta minimalisir risiko dengan cara yang tepat dengan menghindari

dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja serta pengendaliannya dalam

melakukan proses kegiatan perbaikan dan perawatan sehingga prosesnya menjadi

aman. Identifikasi bahaya serta penilaian risiko dan pengendaliannya merupakan

bagian dari sistem manajemen risiko yang merupakan dasar dari SMK3 sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terdiri dari identifikasi bahaya
11

(hazard indentification), penilaian risiko (risk assessment) dan pengendalian risiko

(risk control) (Ramadhan, 2017).

2.6 Penilaian Risiko

Penilaian risiko merupakan tahapan penilaian potensi bahaya yang telah

diidentifikasi melalui analisa dan evaluasi bahaya risiko yang dimaksudkan untuk

menentukan besarnya risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadi dan

besar akibat yang ditimbulkan. Potensi bahaya yang ditemukan pada tahap

identifikasi bahaya akan dilakukan penilaian risiko guna menentukan tingkat risiko

(risk rating) dari bahaya tersebut. Penilaian risiko dilakukan dengan bantuan tabel

matriks penilaian risiko. Tabel matriks penilaian risiko dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Tabel matriks penilaian risiko


Tingkat Risiko Kemungkinan Terjadi (Frekuensi)
F-I F-II F-III F-IV
Hampir Tidak Jarang (1-12 Sering (˃12 Kontinu
Pernah kali/tahun) kali/tahun) (Terus
menerus)
C-I IV (Diabaikan) IV IV IV
(Diabaikan) (Diabaikan) (Diabaikan)
C-II IV (Diabaikan) IV III (low) II (medium)
(Diabaikan)
C-III IV (Diabaikan) III (low) II (medium) I (High)
C-IV III (low) - - -
Sumber : Yohannes dan Sutapa, 2019

Penilaian risiko dapat dilakukan dengan melakukan lima langkah sistematis dalam

melakukan penilaian risiko. Langkah tersebut antara lain:

1. Mengidentifikasi potensi bahaya yang bisa terjadi di area kerja tersebut.

2. Menentukan sumber-sumber risiko yang dapat ditimbulkan oleh potensi

bahaya yang telah diidentifikasi.


12

3. Menentukan area yang terkena pengaruh risiko.

4. Menentukan penyebab dan menetapkan pengendalian terhadap risiko

tersebut

5. Melakukan penilaian terhadap potensi bahaya tersebut dan melakukan revisi

jika diperlukan.

Metode penilaian risiko menggunakan tiga pendekatan yang dapat digunakan,

masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pendekatan tersebut antara

lain :

1. Pendekatan Database, merupakan jenis pendekatan dengan tingkat

implementasi yang sulit dan pemeliharaan yang sulit yang biasa digunakan

untuk pedoman rinci.

2. Pendekatan Algoritma, merupakan jenis pendekatan dengan tingkat

implementasi yang sedang dengan pemeliharaan yang tergolong mudah dan

biasanya digunakan untuk manajemen operasi.

3. Pendekatan Matriks, merupakan jenis pendekatan dengan tingkat

implementasi yang mudah tetapi kemudahan pemeliharaan pendekatan ini

tergolong sedang dan biasa digunakan untuk rencana strategis.

2.7 Pengendalian Risiko

Pengendalian Risiko merupakan tahapan untuk melakukan risk control. Risk

control bertujuan untuk meminimalkan tingkat risiko dari suatu potensi bahaya

yang ada. Bahaya yang masuk dalam kategori moderate risk, high risk dan extreme

risk akan ditindaklanjuti dengan risk control. Pengendalian risiko dilakukan untuk
13

mengurangi atau menghilangkan risiko. Terdapat beberapa tipe pengendalian risiko

antara lain (Simanjutak dan Abdullah, 2017):

1. Eliminasi, Hirarki teratas adalah eliminasi dimana menghilangkan

pekerjaan yang berbahaya, alat, proses, mesin atau zat dengan tujuan untuk

melindungi pekerja.

2. Subtitusi, Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan,

proses, operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak

berbahaya. Dengan pengendalian ini akan menurunkan bahaya dan risiko

melalui sistem ulang maupun desain ulang.

3. Engineering Control, Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk

memisahkan bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya

kesalahan manusia. Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit system

mesin atau peralatan

4. Warning System, Pengendalian bahaya yang dilakukan dengan memberikan

peringatan, intruksi, tanda, label yang akan membuat orang waspada akan

adanya bahaya dilokasi tersebut. Sangatlah penting bagi semua orang

mengetahui dan memperhatikan tanda-tanda peringatan yang ada dilokasi

kerja sehingga mereka dapat mengantisipasi adanya bahaya yang akan

memberikan dampak kepadanya.

5. Administrative Control, Pengendalian bahaya dengan melakukan

modifikasi pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, seperti rotasi

kerja, pelatihan, pengembangan standar kerja (SOP), shift kerja, dan

housekeeping.
14

6. Alat Pelindung Diri, Alat pelindung diri dirancang untuk melindungi diri

dari bahaya di lingkungan kerja serta zat pencemar, agar tetap selalu aman

dan sehat.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan praktik kerja lapangan dilakukan dengan dua metode yaitu Forum

Group Discussion dengan narasumber praktisi dan studi literatur. Studi literatur

yang dibahas terkait Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3). Forum Group Discussion dilaksanakan pada hari Kamis, 12 November

2020 pukul 15.00 hingga 17.20 WIB dengan topik gambaran umum pelaksanaan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di area pertambangan. Forum Group

Discussion dilaksanakan secara virtual melalui google meet dengan narasumber

praktisi dari PT. Fajar Anugerah Dinamika yaitu Ahmad Zaini Dahlan, S.T.

Studi literatur dilakukan dengan mengkaji penerapan penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang dilakukan PT. Gold

Coin Indonesia – Surabaya Mill berdasarkan analisis menggunakan Peraturan

Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Data yang digunakan untuk studi literatur

merupakan data sekunder yang diperoleh dari PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya

Mill. Data sekunder yang didapat berupa data-data yang berkaitan dengan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya.

Waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan dilakukan kurang lebih selama 3 bulan,

yaitu dari bulan September hingga Desember 2020, mulai dari persiapan,

pelaksanaan, penyusunan laporan, dan sidang akhir.

15
16

3.1 Cara Kerja

Kerangka kerja dari praktik kerja lapangan disajikan dalam bentuk bagan yang

terlihat pada Gambar 3.1

Ide Praktik Kerja Lapangan:


Kajian Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Area
Pertambangan dan Studi Literatur Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Gold Coin Indonesia–
Surabaya Mill pada unit maintenance

Studi Literatur:
1. Profil PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012

Pengumpulan Data:
1. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di area
pertambangan
2. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Gold Coin Indonesia
– Surabaya Mill yang berlaku
3. Analisis Data

Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Praktik Kerja Lapangan

3.1.1 Ide Praktik Kerja Lapangan

Ide yang diambil dari Praktik Kerja Lapangan adalah penerapan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) di area pertambangan dan studi literatur penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Gold Coin Indonesia

pada unit maintenance.


17

3.1.2 Studi Literatur

. Studi literatur dilakukan untuk mendukung jalannya praktik kerja lapangan

yaitu penyusunan laporan. Studi literatur juga menjadi referensi atau acuan dalam

penyusunan laporan praktik kerja lapangan. Literatur yang dipelajari meliputi jurnal

ilmiah dan laporan penelitian yang dianggap relevan. Berdasarkan studi literatur ini

diharapkan Praktik Kerja Lapangan akan sesuai arah dan mendapatkan hasil yang

berkualitas.

3.1.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan inti dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini.

Data digunakan untuk penyusunan laporan dan bukti telah melakukan analisis

kajian di perusahaan yang bersangkutan. Metode pengumpulan data yang

digunakan terdiri adalah data sekunder. Data meliputi penerapan K3 di area

pertambangan, dokumen lingkungan, dan penerapan SMK3 PT. Gold Coin

Indonesia – Surabaya Mill . Data tersebut akan dianalisis dengan metode HIRARC.

3.1.4 Analisis Data dan Penyusunan Laporan

Analisis data dilakukan untuk menjelaskan bagaimana PT. Gold Coin

Indonesia – Surabaya Mill menerapkan K3 dan cara-cara dalam penerapan

kebijakan K3 yang akan dibandingkan dengan PP Nomor 50 Tahun 2012.

Penyusunan laporan mengikuti pedoman Praktik Kerja Lapangan yang telah

ditentukan.
18

3.2 Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan berdasarkan

tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan praktik kerja lapangan


Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
No. Kegiatan Minggu Ke- Minggu Ke- Minggu Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pematangan
Kajian
2. Forum
Group
Discussion
3. Studi
Kepustakaan
yang Sesuai
4. Pengambilan
Data
5. Analisis
Data
6. Penyusunan
Laporan
Praktik
Kerja
Lapangan
7. Bimbingan
dan Revisi
8. Penyerahan
Laporan
PKL
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Area

Pertambangan.

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi

penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,

pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca

tambang. Pemerintah telah membuat berbagai regulasi untuk dapat mempelopori

diterapkannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti melaui Undang-Undang

nomor 1 Tahun 1970, Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012, dan lain-lain.

Regulasi terbaru pada saat ini yaitu Sistem Manajemen Keselamatan

Pertambangan (SMKP) Minerba yang mengatur tentang Keselamatan

Pertambangan dan Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan Pelaksanaan,

Penilaian, dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral

dan Batubara. Peraturan tersebut dikeluarkan KEPDIRJEN MINERBA No.

185.K/37.04/DBT/2019. Ruang lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di

Area Pertambangan terdiri dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan

dan Keselamatan Operasi Pertambangan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pertambangan terdiri dari pengelolaan keselamatan kerja pertambangan,

pengelolaan kesehatan kerja pertambangan, dan pengelolaan lingkungan kerja

pertambangan.

19
20

4.1.1 Keselamatan Kerja Pertambangan

Keselamatan pertambangan adalah segala kegiatan yang meliputi pengelolaan

keselamatan dan kesehatan kerja Pertambangan dan keselamatan operasional

pertambangan. Keselamatan kerja pertambangan dan pengolahan dan/atau

pemurnian paling sedikit meliputi:

a) Manajemen Risiko, pada manajemen risiko dilakukan melalui beberapa

tahapan yaitu :

- Komunikasi dan konsultasi, dilakukan dengan melibatkan para pemangku

kepentingan, baik internal maupun eksternal yang terkait. Komunikasi dan

konsultasi tersebut dilakukan pada setiap tahap proses Manajemen Risiko,

dan hasilnya menjadi pertimbangan dalam evaluasi Manajemen Risiko.

- Penetapan konteks, dilakukan dengan menentukan batasan-batasan risiko

yang akan dikelola mencakup faktor internal dan faktor eksternal.

- Identifikasi bahaya, dilakukan dengan mengidentifikasi sumber-sumber

bahaya, area yang terpapar bahaya, dan konsekuensi dari bahaya. Bahaya

dapat diidentifikasi dari aspek biologi, fisik, kimia, ergonomi, mekanis,

psikososial, tingkah laku, dan kelistrikan.

- Penilaian dan pengendalian risiko, penilaian risiko dilakukan melalui proses

evaluasi risiko untuk menentukan risiko tersebut apakah diterima atau tidak.

Pengendalian risiko dilakukan dengan mempertimbangkan hierarki

pengendalian risiko seperti rekayasa (Eliminasi/Substitusi), Administrasi,

Praktik Kerja dan APD.


21

- Pemantauan dan Peninjauan, dilakukan dengan menetapkan cara

pemantauan dan peninjauan manajemen risiko, mengkomunikasikan hasil

pemantauan dan peninjauan ke pihak terkait, memastikan pengendalian

risiko yang dilakukan memadai, dan melaksanakan pemantauan dan

peninjauan secara berkala.

b) Program Keselamatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau

Pemurnian, penyusunan dan penetapan program keselamatan kerja didasarkan

kepada peraturan perundangan yang berlaku, kebijakan perusahaan, hasil

manajemen risiko, evaluasi kinerja program sebelumnya, hasil pemeriksaan

kecelakaan dan kejadian berbahaya, dan ketersediaan sumber daya.

c) Pendidikan dan pelatihan keselamatan Kerja, Pendidikan dan pelatihan

diberikan kepada pekerja baru, pekerja tambang untuk tugas baru, pelatihan

untuk menghadapi bahaya dan pelatihan penyegaran tahunan atau Pendidikan

dan pelatihan lainnya yang disesuaikan dengan kegiatan, jenis, dan risiko

pekerjaan pada kegiatan usaha pertambangan.

d) Kampanye, kampanye keselamatan kerja dilakukan sebagai salah satu upaya

peningkatan kinerja keselamatan kerja. Kampanye dilakukan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan dan tidak terbatas pada bulan K3 Nasional.

Pelaksanaan kampanye akan dievaluasi secara berkala paling sedikit meliputi

evaluasi terhadap pelaksanaan dan pencapaian kampanye.

e) Administrasi keselamatan kerja, administrasi mencakup buku tambang, buku

daftar kecelakaan tambang, dokumentasi kejadian berbahaya, pelaporan


22

keselamatan kerja, Prosedur/instruksi kerja, dan dokumen dan laporan

pemenuhan kompetensi dan ketentuan peraturan perundangan.

f) Manajemen keadaan darurat mencakup identifikasi dan penilaian potensi

keadaan darurat, pencegahan keadaan darurat, kesiapsagaan keadaan darurat,

respon keadaan darurat, dan pemulihan keadaan darurat.

g) Inspeksi keselamatan kerja, dilakukan di setiap area kerja dan kegiatan.

Tahapan inspeksi keselamatan kerja meliputi perencanaan, persiapan,

pelaksanaan, rekomendasi, evaluasi, dan laporan dan penyebarluasan hasil

inspeksi.

h) Penyelidikan kecelakaan dan kejadian berbahaya, penyelidikan harus segera

dilaksanakan sebelum 2 x 24 jam. Tahapan yang dilakukan persiapan,

pelaksanaan inspeksi, pelaporan, pemantauan pelaksanaan tindakan koreksi,

dan evaluasi penyelidikan kecelakaan/kejadian berbahaya.

4.1.2 Kesehatan Kerja Pertambangan

Kesehatan kerja pertambangan dan pengolahan dan/atau pemurnian menjamin

kesehatan setiap pekerja terhadap risiko kesehatan yang ditimbulkan paling sedikit

oleh bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomic, dan psikososial dengan melaksanakan

pengelolaan kesehatan kerja berupa:

a) Program kesehatan kerja, program disusun melalui pendekatan 4 pilar

kesehatan yaitu promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Program

kesehatan kerja terdiri dari


23

- Pemeriksaan kesehatan kerja yang terdiri dari pemeriksaan kesehatan

awal, berkala, khusus, dan akhir.

- Pelayanan kesehatan kerja, dilakukan dengan menyediakan tenaga

kesehatan kerja yang kompeten, sarana dan prasarana pelayanan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan kesehatan

kerja dapat diselenggarakan sendiri oleh pemegang izin, bekerjasama

dengan tenaga kesehatan atau pelayanan kesehatan lain yang memiliki

izin resmi, dan/atau bersama-sama oleh beberapa pemegang izin.

- Pertolongan pertama pada kecelakaan, dilaksanakan dengan

menyediakan petugas yang memiliki kompetensi, fasilitas, dan

peralatan untuk melakukan P3K pada setiap kelompok kerja.

- Pengelolaan kelelahan kerja, dilaksanakan dengan cara melakukan

identifikasi, evaluasi, dan pengendalian faktor yang dapat

menimbulkan kelelahan kerja, memberikan peplatihan dan sosialisasi

kepada semua pekerja tentang pengelolaan dan pencegahan kelelahan,

mengatur pola gilir kerja pekerja, dan melakukan penilaian dan

pengelolaan tingkat kelelahan pada pekerja

- Pengelolaan pekerja yang bekerja pada tempat yang memiliki risiko

tinggi, dilaksanakan dengan cara memastikan risiko yang ada sudah

dikendalikan, memberikan pemahaman cara kerja aman, konsekuensi,

dan pemantauan pekerjaan di area tersebut, dan bertanggung jawab

terhadap efek yang ditimbulkan akibat pekerjaan.


24

- Rekaman data kesehatan kerja, rekaman data dianalisis dan dievaluasi

sebagai bahan untuk perbaikan kinerja kesehatan kerja pertambangan.

b) Hiegene dan sanitasi, dilakukan dengan menyediakan fasilitas untuk penunjang

tercapainya higienitas, serta melakukan pengelolaan sanitasi di area kerja.

Contoh tempat sampah, toilet dan westafel, dan ruang ganti dan kamar mandi.

c) Pengelolaan ergonomi, dilakukan dengan mengelola kesesuaian antara

pekerjaan, lingkungan kerja, peralatan, dan pekerja. Tahapan pengelolaan

ergonomi adalah sebagai berikut:

- Melakukan identifikasi dan penilaian risiko ergonomi, serta

pengendalian berdasarkan hasil ergonomic risk assessment

- Menyediakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan yang sesuai

dengan kemampuan, kondisi, dan postur pekerja.

- Menyediakan prosedur kerja sesuai dengan kapasitas pekerja,

- Menyediakan perlengkapan penunjang untuk mendukung pekerjaan.

d) Pengelolaan makanan, minuman, dan gizi pekerja tambang, dilakukan dengan

memastikan bahwa penyediaan makanan dan minuman telah memenuhi syarat

keamanan, kecukupan, dan higienitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku

serta mempertimbangkan aspek keseimbangan gizi pekerja.

e) Diagnosis dan pemeriksaan penyakit akibat kerja, diagnosis penyakit akibat

kerja dilaksanakan melalui serangkaian tahapan pemeriksaan klinis, kondisi

pekerja tambang, serta kondisi lingkungan kerja. Status penyakit akibat kerja

berdasarkan hasil pemeriksaan setelah membuktikan hubungan sebab akibat

antara penyakit dengan pekerjaan dan/atau lingkungan kerja.


25

4.1.3 Lingkungan Kerja

Program pengelolaan lingkungan kerja direncanakan dan ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan dan standar terkait yang berlaku.

Pengelolaan lingkungan kerja meliputi pengelolaan debu, kebisingan, getaran,

pencahayaan, kuantitas dan kualitas udara kerja, iklim kerja, radiasi, faktor kimia,

faktor biologi, dan kebersihan lingkungan kerja. Pengelolaan lingkungan kerja

dilakukan dengan cara:

- Antisipasi, dilakukan untuk menginventarisasi bahaya dan risiko yang

timbul dari sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan tambang maupun

pengolahan yang akan disediakan, dibangun, dan/atau sebelum

dioperasikan.

- Pengenalan, dilakukan untuk mengetahui bahaya dan risiko yang timbul

dari lingkungan kerja.

- Evaluasi, evaluasi mencakup kegiatan pengukuran dengan cara

mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis sampel zat, bahan, atau faktor

yang berbahaya di lingkungan kerja sesuai dengan ketentun dan standar

yang berlaku.

- Pengendalian kerja, Pengendalian lingkungan kerja didasarkan pada hasil

evaluasi kondisi lingkungan kerja dalam rangka menghilangkan atau

mengurangi paparan terhadap zat, bahan, faktor lingkungan kerja yang

berbahaya di lingkungan kerja.


26

4.2 Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) di PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill

Penerapan sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan

dimaksudkan untuk memastikan tercapainya komitmen, mencegah terjadinya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terpenuhinya persyaratan peraturan

perundangan baik lokal maupun internasional sehingga tujuan perusahaan secara

keseluruhan dapat tercapai. Dan juga dimaksudkan untuk dapat dikembangkan

sesuai persyaratan sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan.

PT Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill yang merupakan bisnis pakan ternak di

Indonesia berkomitmen untuk melakukan produksi secara berkesinambungan demi

kesuksesan jangka panjang. PT Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill menjamin

produk yang berkualitas dan melindungi pekerja dan lingkungan dalam kondisi

yang harmonis diseluruh lokasi dimana beroperasi. PT Gold Coin Indonesia –

Surabaya Mill berupaya untuk :

1. Melindungi dan berupaya untuk meningkatkan Kesehatan, Keselamatan

kerja dan keamanan pekerja.

2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan, penyakit akibat kerja dan

kebakaran.

3. Memenuhi standar dan peraturan, baik lokal maupun dari Group GC dan PT

Gold Coin Indonesia.

4. Mengendalikan emisi dan limbah yang dihasilkan pada tiap proses.

5. Menetapkan objektif HSE, memonitor dan mengukur hasilnya, membuat

peningkatan berkesinambungan melalui Manajemen sistem HSE.


27

6. Melaksanakan HSE manual dan prosedur yang dibuat oleh Group maupun

manajemen setempat.

Dalam menentukan perencanaan program K3 berdasarkan hasil dari identifikasi

bahaya dan resiko, kesesuaian dan pemenuhan terhadap peraturan dan perundang –

undangan terkait, kebijakan perusahaan, dan proses yang terjadi dalam perusahaan.

PT Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill menetapkan prosedur yang memandu

untuk melakukan identifikasi dan inventarisasi terhadap peraturan perundangan dan

persyaratan lainnya terkait dengan K3 yang sesuai dengan aktifitas dan proses

bisnis perusahaan. Peraturan perundangan dan persyaratan lainnya akan dimonitor

dan diperbaharui ketika terjadi perubahan dari pemerintah maupun kebijakan

perusahaan. Hal ini telah diatur dalam SOP prosedur pemenuhan peraturan

perundangan dan persyaratan lainnya. Tujuan K3 perusahaan sesuai dengan

kebijakan K3 yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu melindungi keselamatan dan

kesehatan pekerja PT Gold Coin Indonesia - Surabaya Mill . Untuk memenuhi

komitmen dan melaksanakan kebijakan tersebut diatas, PT Gold Coin Indonesia -

Surabaya Mill menetapkan sasaran sebagai berikut :

1. Mengurangi jumlah kecelakaan dan penyakit akibat kerja 20% dari tahun

sebelumnya

2. Mengurangi tingkat keparahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja 50%

dari tahun sebelumnya

3. Adanya P2K3 meeting setiap 1 bulan sekali yang dihadiri oleh General

Manager di mill.

4. Mengendalikan emisi dan limbah yang dihasilkan dari tiap proses.


28

Sasaran akan di kaji ulang pencapaiannya secara teratur apakah telah sesuai dengan

tujuan dari perusahaan. Program K3 merupakan terjemahan dari tujuan dan sasaran

K3 di PT Gold Coin Indonesia - Surabaya Mill dan hasil dari identifikasi bahaya

dan resiko yang disesuaikan dengan peraturan perundangan dan persyaratan

lainnya. Program manajemen K3 yang ditetapkan untuk pencapaian tujuan dan

sasaran dalam satu tahun. Pemetaan bisnis proses perusahaan dapat dilihat pada

gambar 4.1

Gambar 4.1 Pemetaan bisnis proses perusahaan (PT. Gold Coin Indonesia-
Surabaya Mill, 2020)

Sistem dokumentasi Sistem Manajemen K3 PT Gold Coin Indonesia - Surabaya

Mill terdiri dari 4 bagian yaitu:

1. Bagian 1 : Manual Sistem Manajemen K3

2. Bagian 2 : Prosedur Sistem Manajemen K3

3. Bagian 3 : Instruksi Kerja


29

4. Bagian 4 : Form K3 dan catatan lainnya

PT Gold Coin Indonesia - Surabaya Mill melakukan pengendalian dokumen Sistem

Manajemen K3, Prosedur, Instruksi Kerja dan Form sesuai dengan ISO 22000 :

2005/ SMK3 PP 50 th 2012 untuk menjamin bahwa:

1. Dokumen ditempatkan pada lokasi yang membutuhkan dan ditentukan.

2. Dokumen dikaji secara berkala oleh bagian – bagian terkait.

3. Hanya dokumen termutakhir yang tersedia di seluruh lokasi kerja.

4. Dokumen kadaluwarsa segera ditarik atau dimusnahkan oleh manajemen

representative dan master copy-nya disimpan sebagai catatan sejarah

perubahan dokumen.

Selain pengendalian dokumen PT Gold Coin Indonesia - Surabaya Mill juga

melakukan pengendalian bahaya dan risiko yang ditentukan akibat identifikasi

bahaya dan penilaian risiko untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Pengendalian

yang dilakukan PT Gold Coin Indonesia - Surabaya Mill adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian tanda pengenal

2. Pengendalian APD

3. Pengendalian ijin kerja khusus

4. Pengendalian perilaku kerja

5. Pengendalian penatalaksanaan tempat kerja

6. Pengendalian kendaraan bermotor

7. Pengendalian Pengoperasian Mesin Bertenaga atau Mesin Produksi

(Pellet, Mixer, Pulverizer, Boiler, Genset, Mesin Potong, dsb.)

8. Pengendalian alat angkat dan angkut


30

9. Pengendalian tabung bertekanan

10. Pengendalian alat kerja listrik

11. Pengendalian bekerja di ketinggian

12. Pengendalian bekerja didalam galian/lubang

13. Pengendalian bekerja di ruang terbatas

14. Pengendalian pencegahan kebakaran

15. Pengendalian laporan kecelakaan kerja atau kejadian luka-luka

16. Pengendalian fasilitas P3K

17. Pengendalian alat pelindung keselamatan pada mesin

18. Pengendalian kontraktor

19. Pengendalian scaffolding

20. Pengendalian Hot Work

21. Pengendalian material handling

22. Pengendalian kesehatan kerja

23. Pengendalian merokok

24. Pengendalian barang/bahan kimia

25. Pengendalian pemantauan lingkungan kerja

26. Pengendalian pengoperasian mesin

27. Pengendalian log out

28. Kesiapsiagaan dan tanggap darurat

PT Gold Coin Indonesia - Surabaya Mill melaksanakan pemantauan dan

pengukuran karakteristik kunci dari operasi dan kegiatan yang dapat menimbulkan

resiko. Pemantauan meliputi pemantauan fisik, kimia, biologis, radiasi dan


31

psikologis. PT Gold Coin Indonesia - Surabaya Mill juka melakukan pelaporan

yaitu pada saat :

1. Setiap terjadi suatu kejadian kecelakaan kerja/kebakaran/gempa

bumi/ledakan/tumpahan material/ bahan berbahaya dan beracun (B3),

pencemaran lingkungan, serta bahaya kesehatan kerja maka harus

ditanggulangi dan dilaporkan serta dievaluasi untuk bahan analisa.

2. Laporan suatu kejadian dilaporkan dalam form laporan kejadian kecelakaan.

3. Laporan disampaikan ke HSE PT Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill oleh

pimpinan terkait paling lambat 2 kali 24 jam dan akan dibahas dalam suatu

tinjauan manajemen atau rapat P2K3.

4.3 Potensi Bahaya Kecelakaan pada Lingkungan Kerja Unit Maintenance di

PT. Gold Coin dengan Menggunakan Sistem HIRARC.

Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari aktifitas, produk

barang dan jasa akan dilakukan dan menjadi pertimbangan penting di PT Gold Coin

Indonesia - Surabaya Mill untuk memenuhi kebijakan K3 nya. PT Gold Coin

Indonesia - Surabaya Mill memiliki banyak unit dalam menjalankan proses

produksi. Unit-unit pada PT Gold Coin Indonesia - Surabaya Mill dapat dilihat pada

gambar 4.2
32

Gambar 4.2 Business Process Mapping PT. Gold Coin Indonesia - Surabaya Mill
(PT. Gold Coin Indonesia-Surabaya Mill, 2020)

Setiap unit tersebut memiliki potensi bahaya yang ditimbulkan berbeda-beda.

Pada sub-bab ini hanya dibahas potensi bahaya pada unit maintenance. Bahaya

merupakan sumber, situasi atau tindakan yang beroitensi menciderai manusia atau

sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya. Potensi bahaya dapat terjadi karena

kelalaian pekerja dan dapat juga terjadi karena kurun waktu alat yang digunakann

sudah lama dan memiliki risiko tinggi untuk terjadinya potensi bahaya. Identifikasi

bahaya dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Identifikasi Bahaya pada Unit Maintenance


No. Aktivitas Bahaya Risiko Pengendalian
yang
dilakukan
Perbaikan/Perawatan diarea workshop
1. Perbaikan/Perawatan Air yang Terpeleset dan Memberikan
tercecer jatuh APD
33

Mesin las Terbakar, Memberikan


yang bekerja terhirup asap topeng las,
elektroda APAR, selimut
api
Gerinda yang Kebutaan,cacat Memberikan
bekerja & gangguan APD
pernapasan
Mesin Press Gangguan Memberikan
yang bekerja pendengaran APD
Pabrikasi Sakit mata, Memberikan
yang kebutaan APD
berproduksi
Mesin potong Sakit mata, Memberikan
yang bekerja kebutaan topeng las,
APAR, selimut
api
Solar yang Terpeleset dan Memberikan
tercecer jatuh APD
Mesin bor Luka tersayat Memberikan
potong yang APD
bekerja
Perbaikan di area produksi
1. Perbaikan/Perawatan Bekerja pada Cidera parah, Memasang
ketinggian kematian safety sign
2. General service Unit yang Terlindas Memastikan
bergerak (tertabrak), kondisi unit
cacat, mati aman
3. Perbaikan/perawatan Oli yang Terjatuh, cacat Memberikan
tercecer APD
Perbaikan Elektrikal di area Produksi
1. Perbaikan/Perawatan Bekerja pada Cidera parah, Memasang
Elektrik ketinggian kematian safety sign
2. General service Unit yang Terlindas Memastikan
bergerak (tertabrak), kondisi unit
cacat, mati aman
3. Perbaikan/perawatan Oli yang Terjatuh, cacat Memberikan
Elektrik tercecer APD
Genset
1. Pengisian Bahan Bakar Solat yang Terpeleset dan Memberikan
tercecer jatuh APD
2. Pengoperasian Genset Panas yang Terbakar Penempatan
berlebihan APAR dan
memberikan
APD
34

3. Perawatan Genset Suara yang Gangguan Memberikan


berlebihan pendengaran APD
sementara atau
permanen
Boiler
1. Start Up boiler Oil yang Terpeleset dan Memberikan
tercecer jatuh APD
2. Pengoperasian Conveyor Tergilas Memastikan
conveyor (waste boiler) yang kondisi unit
bergerak aman
3. Pembersihan Ash Udara yang sesak nafas, Memberikan
hopper boiler tidak sehat iritasi mata APD
4. Pembersihan strainer Panas yang Luka bakar, Memberikan
pompa air umpan boiler berlebihan cacat APD
permanen
Sumber : PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill

Setelah identifikasi bahaya Langkah selanjutnya adalah penilaian dan

pengendalian risiko. Berdasarkan potensi bahaya tersebut memiliki tingkat risiko

yang berbeda-beda. Perhitungan tingkat risiko dilakukan dengan menggunakan

matriks nilai risiko. Penilaian risiko menggunakan pendekatan metode matriks

risiko yang relatif sederhana serta mudah digunakan, diterapkan dan menyajikan

representatif visual didalamnya. Tingkatan risiko berdasarkan perbandingan tingkat

kemungkinan terjadinya risiko dengan tingkat keparahan terjadinya risiko.

Metode yang digunakan dalam analisis risiko adalah metode semikuantitatif

yaitu berupa nilai tingkat risiko yang akan digunakan untuk melakukan

pengendalian dan evaluasi risiko yang mungkin terjadi. Analisis risiko dilakukan

dengan mengalikan nilai faktor kemungkinan (likelihood) dan konsekuensi

(consequence) yang telah didapatkan. Setelah mendapatkan hasil penilaian risiko

maka selanjutnya adalah melakukan pengendalian risiko untuk mengurangi atau

menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi. Pengendalian risiko didasarkan pada

hirarki sebagai berikut:


35

a) Eliminasi (menghilangkan bahaya)

b) Subtitusi (mengganti sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area yang

lebih aman)

c) Perancangan (perencanaan/modifikasi instalasi sumber / alat/ mesin/ bahan/

material supaya menjadi aman)

d) Administrasi ( penerapan prosedur/aturan kerja, pelatihan dan pengendalian

visual di tempat kerja)

e) Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja

dengan papaan bahaya/risiko tinggi)

Matriks nilai risiko dapat dilihat pada gambar 4.3. Matriks frekuensi kemungkinan

kecelakaan kerja dapat dilihat pada gambar 4.4. Penetapan matriks risiko pada unit

maintenance PT. Gold Coin Indonesia - Surabaya Mill dapat dilihat pada tabel 4.2.

Gambar 4.3 Matriks Nilai Risiko (PT. Gold Coin Indonesia-Surabaya Mill, 2020)
36

Gambar 4.4 Matriks Matriks frekuensi kemungkinan kecelakaan kerja (PT. Gold
Coin Indonesia-Surabaya Mill, 2020)

Tabel 4.2 Penetapan Matriks Risiko


No. Aktivitas Bahaya L C Lx Risk
C Level
Perbaikan/Perawatan diarea workshop
1. Perbaikan/Perawatan Air yang tercecer 3 1 3 Minor risk
Mesin las yang 3 2 6 Medium
bekerja risk
Gerinda yang 3 2 6 Medium
bekerja risk
Mesin Press yang 5 2 10 High risk
bekerja
Pabrikasi yang 5 2 10 High risk
berproduksi
Mesin potong yang 5 2 10 High risk
bekerja
Solar yang tercecer 3 1 3 Minor risk
Mesin bor potong 5 1 5 Medium
yang bekerja risk
Perbaikan di area produksi
1. Perbaikan/Perawatan Bekerja pada 3 3 9 Medium
ketinggian risk
2. General service Unit yang bergerak 3 3 9 Medium
risk
3. Perbaikan/perawatan Oli yang tercecer 5 1 5 Medium
risk
Perbaikan Elektrikal di area Produksi
37

1. Perbaikan/Perawatan Bekerja pada 3 3 9 Medium


Elektrik ketinggian risk
2. General service Unit yang bergerak 3 3 9 Medium
risk
3. Perbaikan/perawatan Oli yang tercecer 5 1 5 Medium
Elektrik risk
Genset
1. Pengisian Bahan Solat yang tercecer 5 1 5 Medium
Bakar risk
2. Pengoperasian Genset Panas yang 3 1 3 Minor risk
berlebihan
3. Perawatan Genset Suara yang 3 2 6 Medium
berlebihan risk
Boiler
1. Start Up boiler Oil yang tercecer 5 1 5 Medium
risk
2. Pengoperasian Conveyor yang 3 4 12 High risk
conveyor (waste bergerak
boiler)
3. Pembersihan Ash Udara yang tidak 5 3 15 Significant
hopper boiler sehat risk
4. Pembersihan strainer Panas yang 4 3 12 High risk
pompa air umpan berlebihan
boiler
Sumber : PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill

Tabel 4.2 yaitu mengenai penetapan matriks risiko diperoleh dari hasil

penilaian dan pengendalian risiko dari identifikasi bahaya pada tabel 4.1. penilaian

risiko pada unit maintenance meliputi kemungkinan (L) dan konsekuensi (C) yang

didapatkan berdasarkan gambar 4.3 dan 4.4. Frekuensi kemungkinan kecelakaan

kerja pada unit maintenance diklasifikasikan menjadi setiap hari (daily), setiap

minggu/bulan (weekly/monthly), setiap tahun (yearly), setiap 10 tahun ( 10 yearly),

dan sekali setiap 100 tahun (once every 100 years). Penilaian pada Tabel 4.2

dilakukan oleh PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill.

Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat diketahui terdapat 1 sumber bahaya yang

memiliki nilai ekstrim, 5 sumber bahaya yang memiliki risiko tinggi, 12 sumber
38

bahaya yang memiliki nilai risiko sedang, dan 3 sumber bahaya yang memiliki nilai

risiko rendah. Menurut UNSW Health and Safety (2008) sumber bahaya yang

memiliki nilai ekstrim harus diprioritaskan untuk mendapatkan rekomendasi atau

usulan perbaikan terlebih dahulu. Tindakan yang bisa dilakukan untuk segera

mengatasi sumber bahaya ini adalah pemeriksaan kesehatan khusus untuk operator

yang berada di area ini.

Berdasarkan Tabel 4.3 bahaya dan risiko yang timbul diakibatkan aktivitas

perbaikan di area workshop, produksi, elektrikal, genset dan boiler. Aktivitas

tersebut menyebabkan bahaya dengan tingkat risiko yang berbeda-beda.

Identifikasi pada tabel 4.3 dilakukan oleh HSE PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya

Mill. Pada aktivitas perbaikan di area workshop terdapat 8 bahaya salah satunya

adalah air yang tercecer dan solar yang tercecer. Bahaya tersebut diberi nilai

kemungkinan yaitu 3 dan nilai konsekuensi yaitu 1. Pemberian nilai kemungkinan

terjadinya kecelakaan 3 berarti kecelakaan tersebut dapat terjadi sesekali (possible)

yaitu dengan skala 1 kecelakaan setiap tahun (yearly) yang terjadi di tempat lain

sesekali. Pemberian nilai risiko 1 berarti kecelakaan tersebut dapat diatasi dengan

pertolongan pertama atau bersifat nyaris celaka. Menurut asumsi saya berdasarkan

kecelakaan yang pernah terjadi pada PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill

pemberian nilai kemungkinan dapat diganti menjadi 4 yang berarti kecelakaan

tersebut sering tejadi (likely) setidaknya dengan skala 2-3 kecelakaan setiap tahun

(yearly) pada tahun sebelumnya (happened before). Sehingga hasil tingkat risiko

adalah 4 yaitu medium risk. Air yang tercecer dan solar yang tercecer kemungkinan

lebih sering terjadi pada proses perbaikan. Pada aktivitas lain seperti pada area
39

produksi, elektrikan, genset, dan boiler menurut saya nilai kemungkinan dan risiko

yang doberikan telah sesuai dengan frekuensi dan akibat yang ditimbulkan.

Menurut hasil wawancara salah satu pekerja di PT. Gold Coin Indonesia –

Surabaya Mill beberapa tahun lalu terjadi kasus di lapangan yaitu kecelakaan kerja.

Kecelakaan kerja yang terjadi adalah terpeleset dan terkena ban meletus yang

menyebabkan pekerja terluka. Kasus tersebut kemudian dianalisis oleh HSE

sehingga dapat dilakukan pencegahan dengan melakukan pengendalian risiko yang

terjadi. Hingga saat ini belum terjadi kecelakaan kerja sehingga angka kecelakaan

menurun setiap tahun. Angka kecelakaan dapat turun hingga minor risk jika

dilakukan pengendalian yang tepat.

4.4 Kesesuaian Penerapan Pada Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) yang dilakukan PT. Gold Coin Indonesia –

Surabaya Mill berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012

Pedoman bagi perusahaan dalam menerapkan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) tertuang pada PP No. 50 tahun 2012

menjelaskan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen K3.

Kewajiban tersebut berlaku bagi perusahaan yang memperkerjakan pekerja paling

sedikit 100 orang atau memiliki potensi bahaya yang tinggi. PP No. 50 tahun 2012

merupakan standar yang menetapkan persyaratan atau pedoman untuk sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dan untuk memungkinkan

organisasi secara proaktif meningkatkan kinerja SMK3 dalam mencegah cedera dan

kesehatan yang buruk. PP No. 50 tahun 2012 terdiri atas 12 klausul yaitu
40

pembangunan dan pemeliharaan komitmen, pembuatan dan pendokumentasian

rencana K3, pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak, pengendalian

dokumen, pembelian dan pengendalian produk, keamanan bekerja berdasarkan

SMK3, standar pemantauan, pelaporan dan perbaikan kekurangan, pengelolaan

material dan perpindahannya, pengumpulan dan penggunaan data, pemeriksaan

SMK3, dan pengembangan keterampilan dan kemampuan.

Klausul 1.

1.1 Kebijakan K3

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah mendapat sertifikat audit Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Hal tersebut membuktikan

bahwa PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah berkomitmen untuk selalu

memastikan tempat kerja yang sehat, aman dan menjaga lingkungan PT. Gold Coin

Indonesia – Surabaya Mill. PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill juga telah

mengkomunikasikan kebijakan K3 dan meminta komitmen kepada semua orang

yang terlibat dalam kegiatan perusahaan untuk melaksanakan kebijakan K3L.

1.2 Tanggung Jawab dan Wewenang Untuk Bertindak

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah membentuk organisasi Panitia

Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pimpinan PT. Gold Coin Indonesia –

Surabaya Mill menunjuk seorang HSE yang memiliki peran, tanggung jawab, dan

wewenang terkait SIstem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

sesuai dengan peraturan dan memenuhi standar SMK3.

1.3 Tinjauan dan Evaluasi


41

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah melakukan tinjauan terhadap

penerapan SMK3 secara berkala untuk menilai kesesuaian dan efektivitas SMK3.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya audit SMK3 yang dilakukan PT. Gold Coin

Indonesia – Surabaya Mill.

1.4 Keterlibatan dan Konsultasi dengan Tenaga Kerja

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill melibatkan tenaga kerja dan para ahli

untuk melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

nantinya akan dikomunikasikan ke seluruh yang terlibat dalam perusahaan dan

pihak eksternal. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) telah

dibentuk oleh PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill. Ketua P2K3 adalah

pimpinan puncak atau pengurus. Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Anggota P2K3 merupakan wakil pekerja dari

setiap departmen dan dikaji ulang setiap satu tahun sekali.

Klausul 2. Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana K3

2.1 Rencana Strategi K3

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah membuat rencana strategi K3

dengan dibuatnya SOP berjudul Identifikasi bahaya, Penilaian dan pengendalian

risiko dan pelaporan bahaya. Proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko

berdasarkan hal – hal sebagai berikut:

• Mengidentifikasi kegiatan yang ada di mill

• Penyegaran terhadap potensi bahaya dan konsekuensinya

• Penentuan resiko melalui proses penilaian resiko

• Mengkaji ulang dengan mengukur pengendalian yang ada saat ini


42

• Pelaksanan pengukuran pengendalian tambahan

2.2 Manual SMK3

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah membuat dokumen manual

SMK3 yang sesuai dengan peraturan yaitu meliputi kebijakan, tujuan, rencana,

prosedur K3, instruksi kerja, formulir, catatan dan tanggung jawab serta wewenang

tanggung jawab K3 untuk semua tingkatan dalam perusahaan. PT. Gold Coin

Indonesia – Surabaya Mil juga membuat SOP untuk tempat kerja tertentu.

Dokumen manual SMK3 dapat didapatkan oleh semua personil dalam perusahaan

sesuai kebutuhan.

2.3 Peraturan perundangan dan Persyaratan lain dibidang K3

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mil telah membuat SOP mengenai

peraturan perundangan dan persyaratan lainnya untuk menjamin perusahaan selalu

memperbaharui dan menerapkan peraturan perundang-undangan dan persyaratan

lainnya. Identifikasi peraturan perundang – undangan dan persyaratan lainnya yaitu

a) Semua peraturan perundang – undangan dan persyaratan lainnya yang

terkait dengan Health, Safety & Environment, baik secara lokal, nasional

maupun internasional wajib diidentifikasi.

b) Semua aktifitas dan produk yang dihasilkan oleh PT Gold Coin Indonesia

– Surabaya Mill, mengacu kepada peraturan perundang – undangan dan

peraturan lainnya yang berlaku baik secara lokal, regional maupun

internasional antara lain :

• Baku mutu tingkat kebisingan dan debu untuk lingkungan dan

pekerja
43

• Baku mutu cahaya, getaran dan radiasi

• Emisi Udara, Pengendalian Pencemaran udara dari sumber bergerak

dan tidak bergerak

• Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

• Keselamatan & Kesehatan Kerja

• Proteksi Kebakaran

• Transportasi

• Analisa Mengenai Dampak Lingkungan / Upaya Kelola Lingkungan

– Upaya Pengelolaan Lingkungan

• Keselamatan pada kelistrikan dan Manajemen Kecelakaan

• Pengelolaan limbah B3

• Hygiene Industri dan material handling

• Manajemen Bahan Kimia, peralatan dan mesin

Klausul 3. Pengendalian Perancangan dan Peninjauan Kontrak

PT Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah membuat prosedur, instruksi

kerja dalam pengoperasian mesin dan peralatan yang berkaitan dengan K3.

Prosedur tersebut dibuat dengan mempertimbangkan identifikasi potensi bahaya,

penilaian, dan pengendalian risiko yang dilakukan pada tahap perancangan dan

modifikasi. Peninjauan kontrak dilakukan untuk penilaian kontraktor yang akan

digunakan. Disebutkan pada ruang lingkup prosedur bahwa kontraktor harus

mampu mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko K3 bagi tenaga kerja,

lingkungan, dan masyarakat.

Klausul 4. Pengendalian Dokumen


44

Perubahan dan modifikasi dokumen dilakukan PT Gold Coin Indonesia –

Surabaya Mill dengan membuat SOP mengenai manajemen perubahan. Semua

perubahan yang akan dilakukan baik untuk orang maupun alat harus

mempertimbangkan pengaruh dan dampak yang dihasilkan. Tujuan prosedur ini

dibuat adalah sebagia berikut:

a) Memastikan setiap perubahan yang dilakukan baik personel, desain dan

metode kerja yang dapat berakibat terhadap permasalahan keselamatan dan

kesehatan kerja telah dikaji sebelum pelaksanaan

b) Memastikan dampak yang dihasilkan masih berada dalam tingkat resiko

yang dapat diterima pada saat perubahan dilakukan. Tindakan pencegahan

mungkin perlu dilakukan agar dapat meminimalkan resiko dan memastikan

peraturan perundangan dipenuhi.

c) Memastikan dampak yang dihasilkan pada permasalahan kritis terhadap

HSE dan standard performance pada saat verifikasi kegiatan dilakukan oleh

orang yang bertanggung jawab terhadap hal tersebut dan aspek HSE

diperhatikan

Klausul 5. Pembelian dan Pengendalian Produk

Produk yang dimaksud oleh PT Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill dalam

klausul ini adalah kontraktor. PT Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah

membuat SOP mengenai SMK3 kontraktor yang meliputi prakualifikasi,

identifikasi bahaya, Analisa keselamatan kerja, evaluasi dan pengawasan

pengendalian bahaya dan risiko. Dokumen ini dipergunakan di lingkungan kerja

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill yang pengaturan keselamatan, kesehatan
45

kerja dan lingkungan pada kontraktor, seleksi kontraktor terkait dengan K3L dan

pengawasan.

Klausul 6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK 3

Pada klausul ini terdapat beberapa sub-bab yaitu sistem kerja, pengawasan,

seleksi dan penempatan personil, area terbatas, pemeliharaan dan perubahan

saranan produksi, pertolongan pertama pada kecelakaan, rencana dan pemulihan

keadaan darurat, pelayanan, dan kesiapan untuk menangani keadaan darurat. PT.

Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah membuat SOP terkait Alat pelindung

diri dan izin kerja. Pada SOP mengenai Alat Pelindung Diri telah dibahas mengenai

penilaian bahaya untuk mengidentifikasi bahaya sehingga APD itu diperlukan,

tanda – tanda APD, pengeluaran dan penggunaan APD, pemeliharaan dan

penyimpanan APD, pemeriksaan, pelatihan atau kompetensi. Dibahas juga

mengenai APD untuk perlindungan mata, pernafasan, pendengaran, tangan, dan

kaki .

Pada SOP Ijin Kerja prosedur ini ditetapkan sebagai standar minimum PT.

Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill untuk kegiatan pelaksanaan pekerjaan diluar

workshop dan pekerjaan berisiko tinggi selalu dilengkapi dengan ijin kerja dan

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan / prosedur yang berlaku sehingga dapat

dipantau dan meminimalkan terjadinya ketidaksesuaian, kecelakaan. Ijin kerja dan

instruksi kerja yang telah dibuat adalah pada bagian kerja tabung gas bertekanan,

pertolongan pertama pada kecelakaan kerja, penggunaan APAR, pemasangan

sistem penguncian dan penandaan, ruang tertutup, area panas, area ketinggian, dan

pekerjaan mekanis (forklift). PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill juga telah
46

membuat SOP mengenai respon dan tanggap darurat yang menjelaskan proses

penanggulangan kebakaran, kerusuhan, gempa bumi dan kecelakaan kerja serta

transportasi kendaraan distribusi finished product secara efektif memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan. Prosedur ini juga berlaku mulai dari penerimaan

informasi sampai masalah tersebut dapat ditanggulangi.

Klausul 7. Standart Pemantauan

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill memiliki standart pemantauan yang

ditunjukkan pada SOP mengenai Pemantauan, Pemeriksaan, dan Pengukuran

Lingkungan Kerja. Standart ini dibuat untuk melakukan pemeriksaan, pengukuran

dan pemantauan terhadap potensi sumber bahaya yang menyebabkan cedera dan

penyakit akibat kerja agar dapat dilakukan pengendalian. Pemeriksaan dilakukan

secara periode yang bertujuan untuk memastikan sumber bahaya teridentifikasi

sehingga dapat melakukan pengendalian. Peroide pemeriksaan adalah sebagai

berikut :

a) Sebelum bekerja; pemeriksaan dilakukan terhadap peralatan kerja, mesin,

alat pelindung diri, kendaraan dan lingkungan kerja

b) Pemeriksaan berkala; pemeriksaan dilakukan terhadap kesehatan pekerja,

mesin – mesin dan peralatan kerja yang perlu di kalibrasi, alat – alat

proteksi kebakaran, alat keselamatan dan kendaraan

c) Pemeriksaan khusus dilakukan apabila ada hal – hal yang bersifat darurat

atau diluar jadwal dan item pemeriksaan yang telah ditentukan sebelumnya.
47

Pengukuran dilakukan secara berkala terhadap sumber bahaya seperti debu,

kebisingan, pencahayaan, getaran, uap kimia, emisi udara, iklim kerja, dan gas

berbahaya. Pengukuran sumber bahaya dapat dilakukan oleh Lembaga

independent atau menggunakan alat ukur yang dimiliki perusahaan yang sudah

terkalibrasi. Jika hasil pengukuran didapatkan melebihi nilai ambang batas yang

ditentukan maka harus dilakukan perbaikan. Pemantauan dan Pengukuran

dilakukan dengan menetapkan proses, dampak penting yang dipantau, tolak

ukur yang dipantau, metode pemantauan, lokasi pemantauan, frekuensi

pemantauan, standar, pelaksana pemantauan, dan dokumen pendukung. Proses

Pemantauan dan pengukuran dilakukan oleh legal & HSE Officer, baik

secara kualitatif maupun kuantitatif secara periodik berdasarkan jadwal yang

sudah ditetapkan juga mengacu pada UPL dan UKL yang dimiliki PT Gold

Coin Indonesia – Surabaya Mill.

Klausul 8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan

PT Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah melakukan pelaporan dan

perbaikan kekurangan yang dibuktikan dengan adanya SOP terkait pelaporan

kecelakaan kerja. Prosedur ini menetapkan standar minimum PT. Gold Coin

Indonesia – Surabaya Mill untuk menjelaskan proses K3 dan memastikan

bahwa setiap karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dapat segera

ditangani dengan baik. Pelaporan bahaya dan kecelakaan di tempat kerja akan

dicatat dan dilaporkan. Pencatatan dapat berupa waktu, sebab, dan akibat

kecelakaan.
48

Klausul 9. Pengelolaan Material dan Perpindahannya

Pada klausul ini terdapat beberapa sub-bab. Pertama adalah penanganan

secara manual dan mekanis. PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah

membahas sub – bab tersebut pada SOP mengenai penanganan secara manual

dan mekanis untuk memastikan pekerjaan yang dilakukan secara manual dan

mekanis dengan aman. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Pengawasan norma K3 & Lingkungan secara manual dan mekanis

merupakan ketentuan yang harus diperhatikan dalam proses atau

kegiatan di PT. Gold Coin Indonesia Surabaya Mill.

b) Pekerjaan secara manual dan mekanis harus dilengkapi dengan

identifikasi dan penilaian resiko untuk pekerjaan tersebut.

c) Setiap ada bahan yang harus dipindahkan dari suatu lokasi ke lokasi lain

harus dipertimbangkan apakah bahan tersebut dapat ditangani secara

manual atau harus menggunakan peralatan Bantu (mekanis).

d) Batas maksimal mengangkat secara manual adalah 40 kg, lebih dari

kondisi tersebut harus menggunakan peralatan bantu mekanis.

e) Setiap pekerjaan yang dilakukan secara manual dan mekanis perlu untuk

disusun instruksi kerjanya dengan memperhatikan hal-hal penting

(aspek K3 & aspek lingkungan) yang sudah dilakukan dalam kegiatan

identifikasi bahaya dan penilaian resiko.

f) Personil yang melakukan identifikasi dan penilaian resiko harus personil

yang sudah pernah mendapatkan pelatihan mengenai identifikasi

bahaya, penilaian resiko dan pengalaman dibidangnya.


49

g) Setiap penanganan bahan secara manual dan mekanis harus

memperhatikan

Kedua adalah pengendalian Bahan Kimia Berbahaya (BKB) hal ini telah

dilakukan oleh PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill dengan adanya SOP

mengenai penanganan dan penyimpanan bahan kimia berbahaya. Prosedur ini

dibuat untuk mengatur cara dalam melakukan identifikasi bahan kimia berbahaya

sehingga mudah untuk dikenali dan dapat dilakukan proses pengendalian bahan

kimia berbahaya agar tenaga kerja dapat bekerja lebih aman. Pada prosedur ini

dibahas tentang pengukuran bahan kimia berbahaya, pembelian dan pemakaian

bahan kimia berbahaya, penyimpanan bahan kimia berbahaya, training, keadaan

daurat, kecelakaan, penandaan, pelaporan dan dokumentasi.

Klausul 10. Pengumpulan dan Penggunaan Data

Pada klausul ini dibahas mengenai catatan, data, dan laporan K3. PT. Gold

Coin Indonesia – Surabaya Mill telah mendokumentasikan dan menerapkan

prosedur pelaksanaan identifikasi yang dapat dilihat pada dokumen manual K3 dan

SOP yang telah dibuat. Pada klausul ini perusahaan harus melakukan pemeliharaan,

penyimpanan dokumen K3 serta membuat laporan rutin kinerja K3. Pada data yang

berisi dokumen SMK3 PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill belum adanya

pembahasan mengenai pemeliharaan dan tempat penyimpanan dokumen. Oleh

sebab itu perlu adanya data tambahan seperti wawancara atau survey langsung ke

pihak PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill.

Klausul 11. Pemeriksaan SMK3


50

Klausul ini membahas tentang audit internal SMK3 yang dilaksanakan

terjadwal dan dilakukan oleh petugas yang independent, berkompeten, dan

berwenang. PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah melakukan audit SMK

3 secara berkala setiap 3 tahun sekali. Laporan audit dapat didistribusikan kepada

pengurus yang berkepentingan dan dipantau untuk menjamin dilakukannya

Tindakan perbaikan. Hasil audit akan berupa sertifikat yang menyatakan bahwa

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah menerapkan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Klausul 12. Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill telah berkomitmen untuk

memberikan pelatihan bagi tenaga kerja untuk menjamin terlaksananya

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang

berkompeten dan berwenang sesuai peraturan perundang-undangan. Pelatihan

keahlian khusus juga dilakukan untuk tenaga kerja yang melaksanakan tugas

khusus, melaksanakan pekerjaan, atau mengoperasikan peralatan. Sebagai contoh

PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill melakukan pelatihan bagi tenaga kerja

yang melakukan tugas di bagian bahan kimia berbahaya.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan diatur dalam peraturan

KEPDIRJEN MINERBA No. 185.K/37.04/DBT/2019 tentang Keselamatan

Pertambangan dan Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan

Pelaksanaan, Penilaian, dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan

Pertambangan Mineral dan Batubara. Ruang lingkup Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) di Area Pertambangan terdiri dari Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Pertambangan dan Keselamatan Operasi Pertambangan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan terdiri dari pengelolaan

keselamatan kerja pertambangan, pengelolaan kesehatan kerja

pertambangan, dan pengelolaan lingkungan kerja pertambangan.

2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Gold

Coin Indonesia – Surabaya Mill dilaksanakan untuk mendukung tujuan

perusahaan yaitu menjamin produk yang berkualitas dan melindungi

pekerja dan lingkungan dalam kondisi yang harmonis diseluruh lokasi

dimana beroperasi. Pelaksanaan SMK3 PT. Gold Coin Indonesia –

Surabaya Mill dilakukan dengan penentuan perencanaan program K3 sesuai

perundang-undangan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya dokumen

manual SMK3 PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill.

3. Potensi Bahaya dan penilaian risiko kecelakaan pada lingkungan kerja Unit

Maintenance di PT. Gold Coin berdasarkan sistem HIRARC didapatkan 1

51
52

sumber bahaya yang memiliki nilai ekstrim, 5 sumber bahaya yang memiliki

risiko tinggi, 12 sumber bahaya yang memiliki nilai risiko sedang, dan 3

sumber bahaya yang memiliki nilai risiko rendah. Penilaian risiko

menggunakan tabel matriks nilai risiko dengan level risiko berupa minor

risk, medium risk, high risk, dan significant risk

4. Penerapan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) yang dilakukan PT. Gold Coin Indonesia – Surabaya Mill sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012. Terdapat 12 klausul

pada Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, PT. Gold Coin Indonesia

– Surabaya Mill telah menerapkan SMK3 pada 12 klausul tersebut yang

didukung dengan dokumen SOP dan manual SMK3 yang dimiliki PT. Gold

Coin Indonesia – Surabaya Mill.

5.2 Saran

Pembuatan laporan mengenai penerapan SMK3 pada suatu perusahaan

diharapkan terdapat data pendukung lain seperti wawancara dan survei

langsung untuk menambahkan keakuratan dokumen.


DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Sugeng A.M. 2003. Manajemen Risiko dalam Hiperkes dan Keselamatan
Kerja Bunga Rampai Hiperkes dan KK Edisi Kedua. Jurnal. Universitas
Diponegoro, Semarang.

Ghaisani, H dan Nawawinetu, E. 2014. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan


Pengendalian Pada Proses Blasting di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten. The
Indonesian Journal of Ocuupational Safety and Health. (3):1. 107-116.

OHSAS 18001. 2007. Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja –


Persyaratan. British Standard Institution.

Pemerintah Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta, Indonesia

Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS


18001. Jakarta: Dian Rakyat.

Ramadhan, F. 2017. Analisis Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control
(HIRARC). Banten: Universitas Serang Raya

Sholihah, Q., Hanafi, A., Wanti., Bachri, A., Hadi,S., 2015. Analisis Sif Kerja,
Masa Kerja, dan Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Fungsi
Paru Pekerja Tambang Batu Bara. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
10(1) : 24-27

Simanjuntak, R dan Abdullah, R. 2017. Tinjauan Sistem dan Kinerja Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tambang Bawah Tanah CV. Tahiti Coal,
Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Jurnal Bina Tambang 3(4) : 1536-1537

53
54

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Diri
1 Nama Savira Salma
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Lingkungan
4 Nomor Induk Mahasiswa 081711133041
5 Tempat Tanggal Lahir Bekasi, 9 Maret 1999
6 Alamat Perumahan City Side Blok Q12,
Lowokdoro Malang
7 E-mail Savirasalma02@gmail.com
8 Nomor Telpon 085604295165

B. Riwayat Pendidikan
Sekolah Sekolah Sekolah Universitas
Dasar Menengah Menengah
Pertama Atas
Nama SDK SANTO SMP Negeri SMA Negeri Universitas
Sekolah YUSUP 1 14 Malang 2 Malang Airlangga
Malang
Jurusan - - IPA Teknik
Lingkungan
Tahun 2004 - 2010 2010 - 2013 2013 - 2016 2017 -
Masuk-Lulus Sekarang

C. Pengabdian Masyarakat
No. Acara Penyelenggara Tahun
Pelaksanaan
1 Abdi Desa Fakultas Sains dan BEM FST Universitas 2018
Teknologi Universitas Airlangga
Airlangga
2 Raise Your Hand For Hope Swayanaka Indonesia 2019
55

D. Pengalaman Organisasi
No. Organisasi Jabatan Periode
1 Badan Legislatif Mahasiswa Ketua Komisi B 2018-2019
Fakultas Sains dan
Teknologi

E. Kepanitiaan
No. Acara Jabatan Penyelenggara Tahun
1. Enviro Cup Koor Perizinan HMTL Unair 2018
2. Science Staff Finansial BEM FST Unair 2018
Technology Event
3. Environment Staff Humas HMTL Unair 2018
Festival 2018 dan Perizinan
4. Sciencesomnia Staff BEM FST Unair 2019
Sponsorship
5. Environmental Sekretaris HMTL Unair 2019
Festival 2019

F. Pengalaman Pelatihan
No. Pelatihan Tahun
1. Leadership Training HMTL Unair 2018
2. Latihan Keterampilan manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar 2018
Unair
3. Pelatihan LCA (Life Cycle Assassement) 2019
4. Pelatihan ISO 9001:2015 Quality management 2019
5. Pelatihan ISO 14001:2015 Environmental Management 2019
System
6. Pelatihan ISO 45001:2018 Occupational Health and Safety 2019
management Systems

G. Pengalaman Kerja
No. Posisi Tahun
1. Asisten Laboratorium Mata Kuliah Ekologi Umum FST 2018
Unair
2. Asisten penelitian Dosen “ Pemanfaatan Limbah Kulit 2019
Singkong dan Kayu Mahoni sebagai Adsorben Logam Pb,
Zn, Cu, Cd”
3. Peserta Magang PDAM Kota Malang 2019
4. Asisten penelitian Dosen “Pemanfaatan limbah cangkang 2020
kerang batik sebagai adsorben untuk penyisihan timbal dan
kadmium”
56

LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Forum Group Discussion

Anda mungkin juga menyukai