R.01 Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RSPWDC Revisi 1 Marina 02.02.18
R.01 Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RSPWDC Revisi 1 Marina 02.02.18
TENTANG
Alamat : Jalan Dr. Cipto No. 50 Semarang 50126 // Telp. 024 – 3546040 (hunting) // Fax. 024 – 3546042
e-mail : rspwdc@indo.net.id; rspwdc@pantiwilasa.com // website : www.pantiwilasa.com e-mail :
Berita Negara R.I. tanggal 17 /2-2006 No. 14), dan Akta Noratis
Nomor : 06 Tanggal 11 Juli 2016 Notaris Asih Sari Dewanti SH.
Notaris di Surakarta yang telah terdaftar di Kementerian Hukum
dan Hak Azasi Manusia Republik
10. Indonesia Nomor : AHU-AH.01.06-00341 tanggal 22 Juli 2016 dan
Nomor : AHU-AH.01.06-0002017 tanggal 06 April 2017;
11. Surat Keputusan Pengurus Yakkum nomor: 2295-
Ps/PUK.RSPWDC / I / 2014 tentang pengangkatan dr. Daniel Budi
Wibowo, M.Kes sebagai Direktur RS. Panti Wilasa ”Dr. Cipto”
periode 2014 – 2019
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
NOMOR: 235/RSPWDC/SK.01/II/2018 TENTANG PEMBERLAKUAN
KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI FARMASI DI RS. PANTI
WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG REVISI 1;
Pertama : Mencabut Keputusan Direktur RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto” Semarang
Nomor : 180/RSPWDC/SK.010/III/2014 Tentang Kebijakan Pelayanan
Instalasi Farmasi di RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto” Semarang;
Ketiga : Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto"
Semarang Revisi 1 yang dimaksud sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini;
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan bahwa
segala sesuatunya akan ditinjau lagi dan diperbaiki kembali sebagaimana
mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini
Ditetapkan di : Semarang
pada tanggal : 2 Februari 2018
Direktur,
Alamat : Jalan Dr. Cipto No. 50 Semarang 50126 // Telp. 024 – 3546040 (hunting) // Fax. 024 – 3546042
e-mail : rspwdc@indo.net.id; rspwdc@pantiwilasa.com // website : www.pantiwilasa.com e-mail :
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
4. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai meliputi:
a. Pemilihan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
Pemilihan merupakan proses menetapkan jenis sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan. Beberapa
faktor yang menjadi pertimbangan adalah formularium rumah sakit, standar
sediaan yang ditetapkan, pola penyakit, mutu, harga dan ketersediaan di
pasaran;
b. Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan menentukan jumlah dan periode
pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya tepat
jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Metode yang digunakan adalah
metode kombinasi antara metode konsumsi dan metode epidemiologi;
c. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin
ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan
sesuai standar mutu. Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai dilakukan bukan di Instalasi Farmasi tetapi oleh bagian
Pengadaan;
1 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
d. Produksi
Produksi merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk dan pengemasan
kembali sediaan farmasi steril atau non steril untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit;
e. Sumbangan / dropping
Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap penerimaan dan penggunaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sumbangan/dropping/ hibah;
f. Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Kegiatan
dilakukan dengan menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai
dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, konsinyasi atau
sumbangan;
2 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
dapat digunanakan lagi oleh karena rusak, kadaluwarsa, ditarik dari peredaran,
dicabut ijin edarnya dan lain sebagainya. Dilakukan setahun sekali atau sesuai
kebutuhan;
3 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
e. Konseling
Merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan
penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan
penggunaan obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap;
f. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan
Apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati
kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait Obat,
memantau terapi Obat dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki, meningkatkan
terapi Obat yang rasional, dan menyajikan informasi Obat kepada dokter,
pasien serta profesional kesehatan lainnya;
g. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup
kegiatan untuk memastikan terapi Obat yang aman, efektif dan rasional bagi
pasien;
h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak
diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia
untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi;
i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) merupakan program evaluasi penggunaan
Obat yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif;
4 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
e. Usulan obat baru melalui rapat Komite Farmasi dan Terapi dan masuk sebagai
addendum sampai dengan ada evaluasi Formularium Rumah Sakit. Daftar Obat
baru hasil rapat Komite Farmasi dan Terapi dilegalisasi Direktur. Penyediaan
obat baru pertama kali melalui konsinyasi atau donasi. Obat ini dibuatkan daftar
/ informasi kemudian disimpan di rak obat konsinyasi yang ada di apotek rawat
jalan;
k. Apabila apoteker penanggung jawab tidak ada di tempat, maka tanggung jawab
dan kewenangan didelegasikan berjenjang kepada apoteker pendamping
(apoteker penangung jawab rawat jalan, apoteker penanggung jawab rawat
inap, dan apoteker klinis) dan Tenaga Teknis Kefarmasian penanggung jawab
shift baik untuk rawat jalan maupun rawat inap;
l. Melakukan review manajemen dan penggunaan obat dan alat kesehatan untuk
periode waktu yang ditetapkan, setidaknya meliputi :
Seleksi obat baru, penyimpanan, peresepan, dispensing, pemberian dan
pemantauan;
Evaluasi Formularium Rumah Sakit (penambahan obat, pengurangan
obat);
5 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
Monitoring kesalahan obat (medication error) dan KNC (Kejadian Nyaris
Cidera – near misses);
b. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RS Panti Wilasa “Dr. Cipto” sesuai dengan
SK Direktur RS Panti Wilasa “Dr. Cipto” Nomor : 074/RSPWDC/SK.01/I/2018
Tentang Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja di RS Panti
Wilasa “Dr. Cipto”;
8. KEBIJAKAN SELEKSI
a. Rumah sakit mengembangkan suatu daftar obat yaitu Formularium rumah sakit
untuk semua obat yang ada di stok, sudah tersedia dan digunakan dalam
pelayanan kesehatan;
6 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
c. Ada satu sistem atau mekanisme untuk menangani bila stok obat tidak tersedia
dengan melakukan substitusi atau membeli ke sumber luar/apotek rekanan
atau memberi copy resep;
d. Ada satu sistem atau mekanisme bila terdapat kebutuhan obat dalam
persediaan obat yang terkunci/tutup dengan cara memenuhi melalui sumber
persediaan obat lain yang tidak terkunci atau mengakses persediaan obat yang
terkunci;
g. Penggunaan obat baru dalam formularium dimonitor dalam kurun waktu 3 bulan
meliputi kuantitas penggunaan serta keamanannya melalui respons pasien
terhadap obat baru yang ditambahkan tersebut (Kejadian tidak diinginkan (KTD)
dan Efek Samping Obat (ESO);
9. KEBIJAKAN PENYIMPANAN
a. Obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi lainnya disimpan dalam tempat
penyimpanan di dalam pelayanan farmasi rawat jalan, pelayanan farmasi rawat
inap, gudang farmasi rawat jalan dan ruang / bangsal pelayanan pasien;
b. Tempat / ruang yang digunakan untuk penyimpanan obat, alat kesehatan dan
perbekalan farmasi lainnya harus dapat menjamin mutu dan stabilitas;
7 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
seperti ICU, IBS dan IGD dengan penandaan khusus dan sistem pengelolaan
dengan pengamanan untuk mencegah pemberian yang keliru;
g. Obat high alert sesuai dengan daftar yang tersedia di rumah sakit dikelola
penyimpanan, pelabelan, penyiapan serta pemberiannya, sesuai prosedur dan
ketentuan yang tepat, untuk meningkatkan kewaspadaan bagi petugas
kesehatan dirumah sakit sehingga resiko kesalahan dapat dihindari;
h. Lemari obat narkotika harus selalu dalam keadaan terkunci, setiap kali
pengambilan harus mencatat lengkap data pasien;
8 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
memperhatikan stabilitas bahan B3 tersebut menjamin keselamatan setiap orang
yang ada di lingkungan rumah sakit dan terhindar dari kontaminasi bahan
berbahaya dan beracun;
9 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
o. Ada prosedur cara identifikasi dan penyimpanan obat yang dibawa pasien saat
pasien harus rawat inap;
q. Pelabelan obat dan bahan kimia yang digunakan untuk menyiapkan obat
i. Bahan kimia yang digunakan untuk menyiapkan obat diberi label secara
akurat mulai dari tempat penyimpanan, proses penyiapan hingga sampai
kepada penggunanya;
ii. Pelabelan meliputi jenis/isi, tanggal kadaluarsa dan peringatan;
s. Penyimpanan Resep
i. Resep dipisahkan antara resep rawat jalan dan resep rawat inap
ii. Dibendel dalam plastik per hari dan dimasukkan dalam dos per bulan
iii. Berkas resep disimpan 6 bulan berjalan di apotek
iv. Berkas resep 7 bulan sebelumnya sampai dengan 3 tahun sebelumnya
disimpan di gudang arsip pasif
v. Berkas resep lebih dari 3 tahun dimusnahkan dengan membuat berita acara
u. Ada mekanisme yang mengatur penarikan obat karena kadaluwarsa, obat rusak
dan atau ditarik dari pabrikan
i. Penarikan adalah proses penarikan kembali obat yang telah diedarkan yang
tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, mutu,
dan penandaan.
10 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
ii. Obat dan perbekalan farmasi lainnya tidak memenuhi standar dan/atau
persyaratan adalah obat dan perbekalan farmasi lainnya yang tidak
memenuhi ketentuan keamanan, khasiat, mutu dan penandaan;
iii. Obat dan perbekalan farmasi lainnya yang beredar harus memenuhi standar
dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan penandaan;.
iv. Selain harus memenuhi standar dan/atau persyaratan sebagaimana
dimaksud, obat dan perbekalan farmasi lainnya hanya dapat diedarkan
setelah mendapat izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
v. Perbekalan farmasi yang ditarik/recall adalah sbb :
i. Terdapat kebijakan dari otoritas/pemerintah ataupun dari produsen obat
tentang obat yang ditarik dari pasaran terkait kualitas dan keamnan obat;
ii. Perbekalan farmasi yang sering menimbulkan masalah berupa alergi, efek
samping, rusak secara fisik, rusak kemasan primer seperti blister strip botol
sirup dll;
iii. Perbekalan farmasi yang sudah kadaluwarsa;
11 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
penanggung biaya, serta mendahulukan pelayanan untuk keadaan
kegawatan;
f. Rekonsiliasi obat
i. Proses rekonsiliasi obat dilakukan pada saat pasien masuk dalam
perawatan rawat inap baik melalui TPPGD maupun oleh TPPRI oleh
petugas kesehatan di bagian tersebut baik oleh dokter maupun perawat
atau petugas farmasi dibangsal bila tersedia;
ii. Informasi dalam proses rekonsiliasi obat pasien baru rawat inap dapat
diakses oleh farmasi maupun praktisi pelayanan kesehatan lain;
iii. Obat yang dilanjutkan selama perawatan disimpan di bangsal
perawatan pasien dan diberikan oleh petugas bangsal perawatan
pasien, obat yang tidak dilanjutkan dikembalikan ke keluarga untuk
dibawa pulang;
12 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
f. Kebijakan Penggunaan obat yang dibawa pasien
i. Obat yang dibawa pasien adalah obat yang biasa dikonsumsi pasien
sebelumnya dan dibawa pada saat pasien hendak dirawat inap di RS Panti
Wilasa “Dr. Cipto”;
ii. Obat yang dibawa pasien dan dapat digunakan selama pasien dirawat
inap di RS Panti Wilasa “Dr. Cipto” adalah obat :
Disetujui oleh dokter yang merawat setelah melakukan proses
rekonsiliasi obat sebelum pasien masuk rawat inap, yaitu di area
Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI) dan Tempat
Pendaftaran Pasien Gawat Darurat (TPPGD); serta di bangsal rawat
inap ketika pasien masuk;
Tidak mempengaruhi keamanan dan efektifitas obat yang diberikan
dokter selama pasien di rawat inap;
Obat dapat diidentifikasi oleh Apoteker / TTK yang meliputi merk
dagang, kandungan / zat aktif asal obat diperoleh dan tanggal
kadaluwarsa;
Obat tidak dapat diperoleh dari Instalasi Farmasi RS Panti Wilasa “Dr.
Cipto”;
iii. Obat yang sesuai ketentuan (b) dicatat dalam kartu obat dengan
keterangan “bawa sendiri” dan disimpan tersendiri untuk selanjutkan
digunakan selama pasien di rawat inap;
iv. Obat diluar ketentuan (b) dibawakan kembali kepada keluarga pasien
untuk dibawa pulang dan tidak disimpan di RS Panti Wilasa “Dr. Cipto”
selama pasien dirawat inap;
g. Penyaluran obat emergency
i. Setiap penggunaan / pemakaian obat emergency dilakukan dengan cara
menggunting segel, menuliskan dalam form permintaan obat emergency
dan mencatat dalam buku berita acara obat emergency;
ii. Setiap kali penggunaan obat emergency harus diikuti dengan
penggantian kembali maksimal 1 x 24 jam kecuali sebab lain;
iii. Obat emergency yang terpakai segera dibuatkan resep dan dimintakan
ke Instalasi farmasi sebagai penggantian stok emergency tersebut;
iv. Cek ulang kondisi obat serta tanggal kadaluwarsa setiap kali
menggunakan atau hendak mengganti stok emergency;
v. Monitoring dan Pengawasan obat emergency;
Melakukan pemeriksaan berkala (1 bulan sekali) untuk stok obat
emergency yang meliputi kelengkapan jenis dan jumlah obat,
kondisi obat (rusak / tidak rusak) dan tanggal kadaluwarsa oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK);
Bila ditemukan obat emergency yang rusak atau kadaluwarsa,
maka harus diganti dengan obat yang memiliki kondisi baik dengan
alur proses retur dan kemudian order kembali dengan
menggunakan blangko “Transfer Obat Ruangan”;
Melakukan pemeriksaan setiap hari oleh petugas perawat ruangan.
13 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
14 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
f. Jadual pemberian obat adalah waktu yang menunjukkan obat harus sudah
sampai ke pasien dan digunakan pasien;
i. Jadual pemberian obat
06.00 –
1x1 pagi
07.00
1x1 21.00 –
malam 22.00
06.00 – 18.00 –
2x1
07.00 19.00
06.00 – 12.00 – 19.00 –
3x1
07.00 13.00 20.00
06.00 – 12.00 – 18.00 – 22.00 –
4x1
07.00 13.00 19.00 23.00
06.00 – 10.00 – 15.00 – 20.00 – 23.00 –
5x1
07.00 11.00 16.00 21.00 24.00
06.00 – 09.00 – 13.00 – 17.00 – 21.00 – 01.00 –
6x1
07.00 10.00 14.00 18.00 22.00 02.00
15 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
f. Kesalahan obat (Medication Error) dilaporkan melalui proses dan kerangka
waktu yang sudah ditetapkan;
16 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
17 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
d. Form MESO dengan format dari Balai POM Terdiri dari 4 bagian :
i. Informasi Pasien;
ii. Informasi Efek Samping;
iii. Informasi Obat;
iv. Informasi Pelapor;
v. Informasi Tentang Pasien;
Nama;
Suku;
Pekerjaan;
Jenis kelamin;
Berat Badan;
Kesudahan penyakit;
Penyakit utama;
Kondisi lain;
vi. Informasi Tentang Efek Samping :
Bentuk / manifestasi efek samping;
Semua gejala efek samping yang terjadi;
Tanggal mula terjadi reaksi;
Interval waktu antara pertama kali obat diberikan sampai terjadinya
gejala (dinyatakan dalam detik, menit, jam, hari);
Kesudahan reaksi efek samping;
Riwayat ESO yang pernah dialami;
vii. Informasi Tentang Obat :
Nama obat (generik atau dagang);
Bentuk sediaan;
Obat yang dicurigai menimbulkan efek samping;
Cara Pemberian;
Dosis;
Tanggal penggunaan dan penghentian;
Indikasi penggunaan;
viii. Informasi Tambahan :
Kronologis kejadian efek samping;
Pengobatan/tindakan yang telah dilakukan;
Kecepatan timbulnya efek samping;
Keterangan lain baik yang ada kaitannya maupun yang tidak
langsung berkaitan dengan efek samping;
Data Laboratorium disertai tanggal pemeriksaan;
ix. Informasi pelapor
e. Setiap efek samping obat yang ditemui terjadi pada pasien selama perawatan
di rumah sakit baik rawat jalan maupun rawat inap dilaporkan dan dicatat
dalam form Monitoring Efek Samping Obat (MESO) baik oleh tenaga
18 / 19
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO” SEMARANG
Nomor : 235/RSPWDC/SK.01/II/2018
Tanggal : 2 Februari 2018
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi Di RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto" Semarang
Revisi 1
kesehatan yang melaporkan atau oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
yang menerima laporan;
f. Pelaporan MESO disampaikan kepada IFRS untuk selanjutnya dibahas
dalam rapat KFT;
g. Hasil pembahasan disampaikan kepada Direktur dan atau bila perlu
dilaporkan ke Tim MESO Nasional;
Dirketur,
RS. PANTI WILASA “Dr. CIPTO”
19 / 19