TEKNIK OTOMOTIF
Buku ajar dalam bentuk modul yang relatif singkat tetapi komprehensif ini
diterbitkan untuk membantu para peserta dan instruktur dalam melaksanakan kegiatan
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Mengingat cakupan dari setiap bidang atau
materi pokok PLPG juga luas, maka sajian dalam buku ini diupayakan dapat membekali
para peserta PLPG untuk menjadi guru yang profesional. Buku ajar ini disusun oleh para
pakar sesuai dengan bidangnya. Dengan memperhatikan kedalaman, cakupan kajian, dan
keterbatasan yang ada, dari waktu ke waktu buku ajar ini telah dikaji dan dicermati oleh
pakar lain yang relevan. Hasil kajian itu selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan
demi semakin sempurnanya buku ajar ini.
Sesuai dengan kebijakan BPSDMP-PMP, pada tahun 2013 buku ajar yang
digunakan dalam PLPG distandarkan secara nasional. Buku ajar yang digunakan di
Rayon 115 UM diambil dari buku ajar yang telah distandarkan secara nasional tersebut,
dan sebelumnya telah dilakukan proses review. Disamping itu, buku ajar tersebut
diunggah di laman PSG Rayon 115 UM agar dapat diakses oleh para peserta PLPG
dengan relatif lebih cepat.
Akhirnya, kepada para peserta dan instruktur, kami sampaikan ucapan selamat
melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Semoga tugas dan
pengabdian ini dapat mencapai sasaran, yakni meningkatkan kompetensi guru agar
menjadi guru dan pendidik yang profesional. Kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran pelaksanaan PLPG PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang, kami
menyampaikan banyak terima kasih.
Tim Penyusun:
Drs. Imam Muda Nauri, S.T., M.T
Drs. Paryono, S.T., M.T
Drs. Sumarli, M.Pd., M.T
Prof. Dr. Marji, M.Kes
1. Mekanika-Statika
Mekanika adalah cabang ilmu Fisika yang mempelajari hubungan gaya dan gerak
dan/atau perubahan bentuk benda.Mekanika kemudian dibagi dalam mekanika benda tegar
(rigid body mechanics), mekanika benda berdeformasi (deformable body mechanics),dan
mekanika zat alir (fluid mechanics).Mekanika benda tegar kemudian dibagi lagi menjadi
statika dan dinamika (kinetika dan kinematika), sedangkan mekanika benda berdeformasi
sering kita kenal sebagai ilmu kekuatan bahan yakni mempelajari pengaruh gaya terhadap
tegangan dan regangan yang terjadi pada benda.
Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan benda, termasuk gaya-
gaya yang bekerja pada sebuah benda agar benda tersebut dalam keadaansetimbang.
a. Gaya
Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda diam menjadi bergerak atau sebaliknya
dari bergerak menjadi diam. Hubungan antara gaya dan gerak dirangkum dalam tiga Hukum
Newton. Ketiga Hukum Newton tersebut adalah:
Hukum Pertama Newton: Benda yang dalam keadaan diam atau bergerak lurus dengan
kecepatan konstan akan tetap berada dalam kondisi seperti itu jika gaya gaya yang bekerja
padanya dalam kondisi seimbang.
Hukum Kedua Newton: Jika sebuah benda bekerja gaya yang tak seimbang sebesar F
maka benda tersebut akan bergerak dengan percepatan a yang searah F besarnya sebanding
dengan F dan massa dari benda tersebut.
Hukum Ketiga Newton: gaya aksi-reaksi antara dua benda besarnya sama, arahnya
berlawanan, dan bekerja dalam garis kerja yang sama.
Gaya dapat digambarkan sebagai sebuah vektor, yaitu besaran yang mempunyai besar dan
arah. Gaya biasanya disimbolkan dengan huruf F.
Gaya yang bekerja pada benda di atas antara lain: Gaya berat (W) yang selalu berpusat
pada titik beratnya dan arahnya selalu ke pusat gravitasi bumi. Gaya (F) dapat sejajar dengan
permukaan benda atau membentuk sudut α dengan permukaan tumpuan. GayaF dapat
menyebabkan masa (m) dari diam menjadi bergerak hingga memiliki percepatan sebesar a
2
(m/s ), dapat dituliskan:
2 2
F = m (Kg) · a (m/s ) = Kg · m/s = Newton (N)
Bila gaya F dihilangkan benda (m) akan mengalami perlambatan hingga setelah waktu
t detik benda akan berhenti (kecepatan v = 0). Hal ini karena benda melewati permukaan
kasar yang memiliki gaya gesek (f) yang arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak benda.
Besarnya f tergantung pada harga koefisien geseknya (µ). Semakin kasar permukaan benda
maka koefisien geseknya (µ) akan semakin besar.
Bila gaya gesek lebih besar dari gaya tarik (F), maka benda akan berhenti (v = 0). Gaya
gesek (f) berbanding lurus dengan gaya normal (N) benda atau dapat dituliskan:
f =µ· N(Newton)
di mana: N = gaya normal yang selalu tegak lurus permukaan benda (Newton)
µ = koefisien gesek permukaan benda (tanpa satuan).
Dimana F = gaya, d= jarak gaya terhadap titik pusat, dan M = Momen gaya.
Dalam satuan SI (standar international), momen memiliki satuan Newton meter (N.m). Jika
terdapat beberapa gaya yang tidak satu garis kerja seperti gambar di bawah maka momen
gayanya adalah jumlah dari momen gaya-momen gaya itu terhadap titik tersebut.
2) Kopel.
Sebuah kopel terjadi jika dua gaya dengan ukuran yang sama dan garis kerjanya
sejajar tetapi arahnya berlawanan, yang keduanya cenderung menimbulkan perputaran. (lihat
gambar di bawah ini)
Dua gaya tersebut mengakibatkan suatu putaran yang besarnya merupakan hasil kali gaya
dengan jaraknya. Aplikasi dari kopel dapat dirasakan ketika membuat mur atau baut, dimana
tangan kita mberikmean gaya putar pada kedua tuas snei dan tap yang sama besar namun
berlawanan arah.
Hasil dari tegangan dan regangan jika dibagikan akan menghasilkan sebuah Modulus Young
(E). Mudulus Young ini hanya berlaku pada daerah elastis dari sifat bahan.
Tegangan / Regangan = T / e = Modulus Young E atau E = PL / A
2. Rasio poison
V = -(Regangan searah lateral/Regangan searah aksial)
atau
Gambar 1.11Rasio Poisson
3.Tegangan Geser
Dalam bidang permesinan tidak lepas dari pergeseran. Pergeseran terjadi akibat adanya
gaya yang menggeser benda sehingga terjadi tegangan dan regangan geser. Tegangan dan
regangan geser dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini:
Tegangan geser = P / A
Regangan geser = Tegangan geser / Modulus geser
Regangan geser = X / L
Modulus geser = P.L / A.X
4. Tegangan Bending
Suatu kontruksi dari bahan tidak lepas dari beban atau gaya yang menekan tidak pada titik
pusat sehingga terjadi bending. Akibat dari gaya ini terjadi tegagan bending yang dapat
dihitung seperti di bawah ini:
Tegangan Bending = M.y / I
Dengan M = Momen bending
I = momen kedua dari area
Y = jarak titik pusat dengan titik beban
Pada batang pejal perhitungan kapasitas daya yang diterima dapat dihitung sebagai
berikut:
Maksimum tegangan geser :
3
Tegangan geser maximum = 16.T / 3,14 D
Dengan D = diameter, T = torsi
Kapasitas torsi :
3
Torsi = 3,14D . Tegangan geser max / 16
D. Bantalan
Bantalan diperlukan untuk menumpu poros berbeban, agar dapat berputar atau
bergerak bolak-balik secara kontinyu serta tidak berisik akibat adaya gesekan.
Bantalan poros dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:
D. Bantalan luncur, di mana terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan
poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan lapisan pelumas.
b. Bantalan gelinding, di mana terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti rol atau rol jarum. Berdasarkan
arah beban terhadap poros, maka bantalan dibedakan menjadi tiga hal berikut. :
1. Bantalan radial, di mana arah beban yang ditumpu bantalan tegak lurus
sumbu poros.
2. Bantalan aksial, di mana arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu
poros.
3. Bantalan gelinding khusus, di mana bantalan ini menumpu beban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
C.DASAR-DASAR PEMBENTUKAN LOGAM
Tujuan utama Proses Manufacturing adalah untuk membuat komponen dengan
mempergunakan material tertentu yang memenuhi persyaratan bentuk dan ukuran, serta
struktur yang mampu melayani kondisi lingkungan tertentu.
Melihat faktor-faktor diatas maka faktor membuat suatu bentuk tertentu merupakan faktor
utama. Ada beberapa metoda atau membuat geometri (bentuk dan ukuran) dari suatu bahan
yang dikelompokan menjadi enam kelompok dasar proses pembuatan ( manufacturing
proces) yaitu : proses pengecoran ( casting), proses pemesinan (machining), proses
pembentukan logam (metal forming), proses pengelasan (welding), perlakuan panas (heat
treatment), dan proses perlakuan untuk mengubah sifat karakteristik logam pada bagian
permukaan logam (surface treatment).
6. Surface treatment
Proses surface treatment adalah proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat
karakteristik logam pada bagian permukaan logam dengan cara proses thermokimia, metal
spraying.
Proses pemesinan atau lebih spesifik lagi proses pembuangan material (material removal
proces), memberikan ketelitian yang sangat tinggi dan fleksibilitas (keluwesan) yang besar.
Namun demikian proses ini cenderung menghasilkan sampah dari proses pembuangan
material tersebut secara sia-sia.
Namun demikian biasanya gaya yang diperlukan cukup tinggi. Di samping itu, mesin-mesin
dan perkakas yang diperlukan harganya mahal sehingga jumlah produksi yang besar
merupakan alasan pokok untuk membenarkan pemilihan proses ini.
Kegunaan material logam dalam masyarakat modern ditentukan oleh mudah tidaknya
material tersebut dibentuk (forming) kedalam bentuk yang bermanfaat. Hampir semua logam
mengalami deformasi sampai pada tingkat tertentu selama proses pembuatannya menjadi
produk akhir.
Ingat dalam proses pengecoran, strand dan slabs direduksi ukurannya dan diubah ke dalam
bentuk-bentuk dasar seperti plates, sheet, dan rod. Bentuk-bentuk dasar ini kemudian
mengalami proses deformasi lebih lanjut sehingga diperoleh kawat (wire) dan myriad
( berjenis – jenis) produk akhir yang dihasilkan melalui tempa (forging), ekstrusi, sheet metal
forming dan sebagainya.
Deformasi yang diberikan dapat berupa aliran curah (bulk flow) dalam 3 dimensi, geser
sederhana (simple shearing), tekuk sederhana atau gabungan (simple or compound bending)
atau kombinasi dari beberapa jenis proses tersebut.
MEMBUBUT MENGEFRAIS
MENGEBOR MENYEKRAP
MENGGERINDA BROACHING
2. Mesin-mesin perkakas dengan perkakas potong yang secara geometris tak terukur /
tak teratur
Mesin gerinda
Mesin honing
Mesin lapping
Z = gerak in-feed
MENGEFRAIS
MEMBUBUT
MENYEKRAP
MENGGERINDA
MENGEBOR
MENGGERGAJI
E. MESIN KONVERSI ENERGI
Hukum kekekalan energi atau juga dikenal sebagai Hukum Termodinamika pertama
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, energi hanya
dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Namun perubahan bentuk energi tidak bisa
dengan serta merta, melainkan memerlukan sebuah alat/mesin yang dapat
merubah/mengkonversikan energi tersebut. Mesin konversi energi yang kita kenal dalam
aktifitas keseharian seperti motor bakar, turbin, pompa, motor listrik, dan generator.
1. Motor Bakar
Motor bakar sering juga disebut motor pembakaran dalam (internal combustion engine),
karena proses pembakaran terjadi di dalam ruang bakar yang ada pada ruang silinder.
Proses pembakaran yang terjadi adalah proses merubah energi panas yang tersimpan
dalam bahan bakar menjadi energi gerak.
Pada motor bakar untuk merubah energi panas dari bahan bakar menjadi energi gerak
terdapat beberapa sistim, menurut mekanis-menya dibedakan menjadi motor torak translasi
dan torak rotari (wankel), menurut jenis bahan bakarnya dibedakan menjadi motor bensin dan
motor disel.
Energi gerak didapatkan dari energi panas hasil pembakaran bahan bakar melalui piston
yang bergerak translasi yang selanjutnya dirubah menjadi gerak putar melalui mekanisme
engkol.
Keterangan :
TDC = TMA = Titik Mati Atas ( Batas teratas langkah torak)
BDC = TMB = Titik Mati Bawah ( Batas terbawah langkah torak )
Menurut proses kerjanya dibedakan menjadi 2 yaitu motor 2 tak dan motor 4 tak.
Keterangan
I. Langakah isap
Torak bergerak dari TMA ke TMB, gas baru masuk silinder
Temperatur 20C
Torak bergerak dari TMB ke TMA, gas baru dikompresikan dalam ruang
kompresi
2. Turbin Gas
Prinsip turbin gas engine pada dasarnya memanfaatkan energi kinetis atau aliran dari
panas hasil pembakaran bahan bakar. Bagian utama dari turbin gas engine adalah:
Kompresor
Ruang bakar
Turbin
3. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk menghisap udara sekaligus memampatkan udara ke dalam
ruang bakar.
3.1.4 Turbin
Turbin terdiri dari sudu-sudu turbin yang berfungsi merubah enerji kinetis yang berupa
arus udara menjadi energi gerak putar. Selanjutnya energi gerak ini yang dipakai sebagai
penggerak mula.
Gambar 3.13 Turbin gas dengan 1 turbin
4. Motor Listrik
Prinsip kerja motor listrik adalah merubah energi listrik menjadi energi gerak, dengan
memanfaatkan prinsip prinsip kemagnetan.
Jika pada sebuah penghantar dialiri arus listrik maka disekeliling penghantar itu akan
muncul medan magnet, jika medan magnet itu berada pada daerah medan magnet yang lain
maka akan saling mempengaruhi sesuai dengan sifat kemagnetan itu sendiri.
Pada magnet yang sama kutubnya akan saling tolak menolak sedangkan yang tidak
senama akan saling tarik menarik, prinsip inilah yang dimanfaatkan pada matar listrik,
sedangkan untuk dapat berputar maka kutub magnetnya harus mengalami perubahan, maka
digunakanlah mekanisme komutator dengan sikat arangnya atau dengan pengatur secara
elektronik
5. Generator Listrik
Di dalam penghantar yang mengalami perubahan kuat medan magnet, maka pada saat
perubahan tsb, terjadi tegangan listrik. Tegangan ini disebut induksi magnet
Gambar 3.20 Prinsip generator
Pada penghantar akan terjadi tegangan induksi, jika penghantar memotong garis – garis
gaya magnet atau garis – garis gaya magnet memotong panghantar
Jika kumparan di dalam medan magnet berputar secara terus menerus, maka pada
kumparan akan dibangkitkan gaya gerak listrik
Melalui cincin geser dan sikat arang arus mengalir secara terus menerus dari kumparan
yang berputar ke pemakai (lampu)
F. MEMBACA GAMBAR TEKNIK
1. Pengertian
Membaca gambar teknik adalah suatu kompetensi yang sangat dibutuhkan dalam
dunia teknologi secara umum dan khususnya pada kegiatan industri manufaktur di dalam
hal ini ada dua komponen pokok yang saling tergantung pada Membaca Gambar Teknik
yaitu seorang perencana (designer) dan pelaksana (teknisi).
Dengan kemajuan teknik, maka menggambar secara teknik sedikit demi sedikit
meningkat sampai tingkata sekarang ini. Perluasan Industri memaksa membuat dan
pengertian dari gambar teknik yang lebih luas lagi. Tujuan dari gambar kerja adalah untuk
memudahkan pengerjaan barang-barang pabrik (industri manufaktur) dan untuk
menghilangkan baqhan-bahan yang tidak perlu. Dengan materi-materi ini maka diharapkan
mengerti akan bentuk, ukuran dan lain sebagainya. Diharapkan pengguna buku informasi
ini akan dapat pengertian/persepsi yang sama anta penyedia dan pengguna gambar teknik
ini.
Komponen yang tersebut di atas akan berinteraksi satu sama lainnya melalui media
gambar teknik, gambar teknik adalah suatu media yang akan menjembatani dua komponen
tersebut. Biasanya antara perencana dengan pelaksana tidak akan berhubungan langsung,
dimana satu sama lainnya mempunyai tugas masing-masing, namun demikian keduanya
haruslah memahami apa yang menjadi ketentuan atau aturan yang ada di gambar teknik.
Oleh karena itu maka kedua komponen tersebut di atas harus mengerti dan memahami apa
yang menjadi aturan atau ketentuan sehingga komunikasi tidak lagi dibutuhkan suatu
komunikasi lisan yang di definisikan Gambar teknik adalah suatu alat komunikasi
antara perencana dengan pelaksana.
Alat komunikasi antara perencana dengan pelaksana yang berupa gambar kerja
harus pula dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, karena itu tiap-tiap pelaksana ataupun
dapat dikatakan orang-orang teknik harus dapat setidak-tidaknya ― Membaca Gambar‖.
Agar seseorang dapat membaca sesuatu gambar kerja, maka harus mempelajari segala
ketentuan, aturan serta normalisasi yang sudah diatur dalam suatu standarisasi (ISO). Yang
berlaku secara universal karena gambar teknik tidak terpengaruh atas bahasa apapun,
seperti gambar kerja yang dibuat oleh suatu negara lain seperti gambar kerja yang
diproduksi oleh Jepang/Korea yang mempunyai huruf berbeda dengan kita, akan tetap
dapat kita buat .
4. Skala
Skala adalah suatu aturan untuk mempermudah dalam proses pembuatan
gambar, skala yang menurut aturan adalah :
3.4.1. Skala dengan ukuran sebenarnya
Pembuatan gambar perspektif hendaknya diawali dengan membuat gambar dasar dengan
bentuk kubus sesuai dengan bentuk perspektif, kemudian batu dikembangkan menjadi
bentuk benda kerja.
10. Penyajian benda-benda tiga dimensi secara titik tarik
Jika antara benda dengan titik penglihatan tetap diletakkan pada sebuah bidang
vertikal atau bidang gambar, maka pada bidang gambar ini akan terbentuk bayangan dari
benda. Bayang tersebut dinamakan gambar perspektif. Gambar perspektif adalah gambar
serupa dengan gambar benda yang dilihat dengan mata biasa (seolah-olah seperti benda
yang sebenarnya). Ini banyak digunakan dalam bidang arsitektur, dan merupakan
pandangan tunggal yang terbaik. Hanya dalam penggambarannya sangat sulit dan rumit
dari pada cara penggambaran yang lain. Untuk gambar teknik dengan baian-bagian yang
rumit dan kecil cara ini tidaklah menguntungkan, oleh karena itu cara ini jarang dipakai
pada teknik mesin.
Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu pada satu titik
dalam ruang, yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif yaitu
perspektif satu titik (perspektif sejajar); perspektif dua titik (perspektif sudut) dan
perspektif tiga titik (perspektif miring) sesuai dengan jumlah titik hilang yang dipakai.
Seperti yang terlihat pada gambar di atas.
Cara menggambarkan dapat dilihat seperti gambar di bawah ini. Antara benda dan
titik penglihatan tak terhinggan diletakkan sebuah bidang tembus pandang sejajar dengan
bidang yang akan digambar. Pada gambar di bawah ini bidang tembus pandang diambil
vertikal. Apa yang dilihat pada bidang tembus pandang ini merupakan gambar proyeksi
dari benda tersebut. Jika benda tersebut dilihat dari depan, maka gambar pada bidang
tembus pandang ini disebut pandangan depan. Dengan cara demikian benda tadi dapat
diproyeksikan pada bidang proyeksi horizontal, pada bidang proyeksi vertikal sebelah kiri
atau kanan, dan masing-masing gambar disebut pandangan atas dan pandangan kiri atau
kanan.
Tiga, empat atau lebih gambar demikian digabungkan dalam satu kertas gambar,
dan terdapatlah suatu susunan gambar yang memberikan gambaran jelas dari benda yang
dimaksud.
Susunan pandangan-pandangan dapat dilihat gambar di bawah ini dimana gambar-
gambar tersebut akan dibahar pada pokok bahan berikutnya.
Pada gambar teknik mesin, teristimewa pada gambar kerja dipergunakan cara
proyeksi ortoganal yang sudah dibahas sepintas pada pokok bahasan terdahulu.
Jika benda yang digambar diletakkan di kwadran pertama, dan diproyeksikan pada
bidang-bidang proyeksi, maka cara proyeksi ini disebut ―proyeksi bidang kwadran
pertama‖ atau ―cara proyeksi sudut pertama.‖ Jika bendanya diletakkan pada kwadran ke
tiga, macara proyeksi ini disebut ―proyeksi kwadran ketiga‖ atau ―proyeksi sudut ke tiga‖.
Sedangkan untuk kwadran yang lainnya tidak digunakan dalam membuat gambar proyeksi
Benda yang tampak di bawah ini gambar (a) diletakkan di depan bidang-bidang
proyeksi seperti pada gambar (b). Ia diproyeksikan pada bidang belakang menurut garis
penglihatan A, dan gambarnya adalah gambar pandangan depan. Tiap garis atau tepi benda
tergambar sebagai titik atau garis pada proyeksi. Pada gambar (b) tampak juga proyeksi
benda bidang bawah menurut arah B, dan menurut arah C, padang bidang proyeksi sebelah
kanan, menurut arah D pada bidang proyeksi sebelah kiri, menurut arah E pada bidang
proyeksi atas dan meurut arah F pada bidang depan.
Jika Proyeksi-proyeksi, seperti pada gambar (b), telah dibuat semuanya, hasilnya
kurang berguna, karena bidang-bidang proyeksinya disusun di dalam tiga dimensi. Oler
karena itu mereka harus diletakkan dalam satu lembar kertas gambar dalam dua dimensi.
Proyeksi sudut pertama atau Proyeksi eropah
Gambar proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut pertama. Cara ini
disebut juga ―Cara E‖ karena cara ini telah banyak digunakan di negara-negara Eropa
seperti Jerman, Swis, Prancis dan lain-lainnya.
Susunan proyeksi ini disebut proyeksi sudut ketiga, dan disebut juga dengan ―cara
A‖ karena banyak dipakai di Amerika dan negara lainnya seperti Jepang, Canada, Australia
dan negaran-negara lainnya.
Jika hasil-hasli gambar proyeksi sudut pertama dan proyeksi sudut ketiga
dibandingkan, maka akan terlihat bahwa gambar yang satu merupakan kebalikannya yang
lain, dilihat dari segi susunannya. Oleh karena itu perbedaannya sangat penting untuk
diperhatikan. Harus dicatat bahwa dua cara proyeksi ini jangan dipakai bersamaan dalam
satu gambar.
Dalam standar DIN ISO 5456-2(1998-04) telah ditetapkan bahwa kedua cara
proyeksi boleh dipergunakan. Untuk keseragaman, semua gambar dalam ISO digambar
menurut proyeksi sudut pertama.
Jika pada gambar telah ditentukan cara proyeksi yang dipakai, maka cara yang
dipakai harus dujelaskan pada gambar dengan menggunakan simbol/lambag seperti di
bawah ini.
Jenis
Ilustrasi Penandaan Simbol tumpuan
T-tumbuk
Kampuh I
Kampuh V
Kampuh – Y
Kampuh - U
BAB II TEKNIK
OTOMOTIF
Nama Bagian:
1. Tangki bahan bakar 6. Governor
2. Saringan kasa pada pompa pengalir 7. Nosel
3. Advans saat penyemprotan 8. Busi pemanas
4. Saringan halus
5. Pompa injeks
1. Injeksi tak langsung bahan bakar diinjeksikan pada ruang bakar(kamar muka, kamar
pusar)
2. Injeksi langsung bahan bakar diinjeksikan langsung pada ruang bakar (biasanya ruang
bakar pada puncak torak) bentuk ruang bakarnya adalah bentuk bak, bola, setengah bola
dan bentuk hati.
Contoh injeksi langsung bentuk bak
2. Cara kerja :
bahan bakar disemprotkan kedalam ruang bakar di dalam silinder. Nosel injeksi biasanya
mempunyai beberapa lubang pada umumnya digunakan pada motor besar 3000cc keatas
Keuntungan :
Tanpa pemanas mula, efisien dan daya tinggi dan pemakaian irit
Kerugian :
Suara lebih keras karea terdiri dari beberapa lubang
Pompa injeksi dan injektor mahal, karena tekanan penyemprotan lebih tinggi
2. Injeksi tak langsung (contoh: kamar pusar
Bagian-bagian:
1. Injektor
2. Busi pijar
3. Ruang bakar
4. Saluran penghubung
Bentuk ruang bakar:
Ruang bakar berada diluar silinder
Macam-macamnya:
Ruang bakar kamar pusar
Ruang bakar kamar muka
Cara kerja
Udara dikompresikan ke dalam ruang bakar karena saluran penghubung menuju tangensial ke
dalam ruang bakar, maka udara menerima pusaran/olekan
yang mempermudah pembentukan campuran pada saat bahan bakar disemprotkan
Oleh karena itu tekanan injektor bisa lebih rendah
dan nosel cukup dengan satu lubang. Digunakan pada motor-motor kecil 2000cc ke bawah
Keuntungan :
- Suara lebih halus dari pada injeksi langsung
- Perlengkapan injeksi lebih murah karena tekanan penyemprotan lebih rendah
Kerugian
- Pakai busi panas
- Effisiensi dan dayanya kurang dari pada injeksi langsung
Indeks Keterangan
SAE 10 Encer sekali, digunakan untuk sistem hidrolis
SAE 20
SAE 30 Umumnya digunakan untuk kendaraan
SAE 40
SAE 50 Digunakan jika temperatur tinggi sekali (Arab)
SAE 90 Umumnya digunakan untuk komponen sistem penggerak
Oli multigrade
Viskositas oli bukan tetap : semakin tinggi temperatur semakin encer oli motor. Pada oli
multigrade diberi zat tambahan yang mengatasi efek ini
Motor Diesel
Indeks Keterangan
CA Tugas ringan, untuk motor daya rendah
C. KOPLING
Kopling berfungsi untuk memutus dan menghubungkan putaran motor ke input tranmisi.
Jenis kopling dua yaitu jenis kopling kering plat tunggal kebanyakan digunakan pada
kendaraan roda empat dan jenis kopling basah plat ganda digunakan pada sepeda motor
- Seluruh penampang, plat kopling mendapat tekanan dan nilai gesek kanvas (kena oli)
0,15
Gangguan pada kopling biasanya tenaga motor berkurang karena ketebalan plat kopling
sudah aus, bantalan penekan aus ditandai jika pedal kopling ditekan ada suara dari bantalan
penekan dan jika pedal dilepas tidak bersuara. Pemeriksaan apakah plat kopling sudah aus
atau belum dengan cara menghidupkan motor kemudian memasukan gigi tertinggi dengan
menekan pedal kopling dan melepas pelan-pelan seperti kendaran mulai dijalankan dalam
keadaan handrem ditarik, maka apabila motor mati berarti kopling amasih bagus dan apabila
motor tetap hidup berarti plat kopling sudah aus dan harus diganti
D. SISTEM TRANSMISI
Macam-macam Transmisi
1. Transmisi Manual
Fungsi :
- Memindah momen mesin keporos input transmisi
- Menambah momen antara roda pompa dan roda turbin pada saat putaran roda pompa >
putaran roda turbin
- Faktor pengalihan momen 2,5 momen keluar 2,5 momen masuk
- Menyesuaikan putaran mesin dan poros propeller pada saat terjadi perubahan gigi
Cara Kerja
Oli menghubungkan roda pompa dan roda turbin Gaya dari roda pompa dipindahkan keroda
turbin oleh oli, oli sebagai media perantara
Stator berfungsi sebagai penambah momen pada saat mobil dijalankan.
Fungsi:
- untuk mendapatkan perbandingan putaran (I) yang berbeda-beda
Cara Kerja
- Menghubungkan salah satu komponen set gigi planet dengan rumah (mengerem salah
satu putaran poros).
- Semua gigi selalu terhubung
- Tidak perlu memindah gigi
- Tidak perlu sinkronisasi
1. Deferential/Final drive
Kegunaan diferensial Menyeimbangkan/mengatur putaran roda kiri dan kanan pada saat
membelok
l
2. Penyetelan diferensial
1. Tinggi pinion
Untuk mendapatkan posisi gigi pinion yang tepat terhadap gigi roda korona
2. Pre load pinion
Agar keausan bantalan tidak menyebabkan kebebasan bantalan
3. Celah bebas gigi roda korona
Roda korona dapat berputar dengan baik/halus dan tidak menimbulkan
Suara persentuhan gigi atau suara dengung
4. Pre- load bantalan rumah diferensial
Agar keausan bantalan tidak menimbulkan kebebasan bantalan/gerak aksial roda korona
5. Memeriksa persinggungan gigi
Untuk mendapatkan posisi permukaan kontak gigi pinion dan roda korona benar (di
tengah-tengah) sehingga suara halus dan keausan kecil
F. POROS PROPELER
Penggunaan : Pada kendaraan penggerak roda belakang dengan motor didepan arah
memanjang (konstruksi standart)
1. Konstruksi:
2. Garpu penghubung : Bentuk garpu dan berlubang sebagai dudukan/tumpuan
penghubung salib
3. Poros : Bentuk pipa dengan maksud mengurangi berat tetapi tidak
mengurangi kekuatannya.
4. Penghubung luncur : Bentuk pejal dan pipa yang terhubung melalui alur-alur dan
dapat bergeser sepanjang alur tersebut
5. Timbangan balans : Bentuk plat yang di las titik terhadap poros propeler untuk
menghindari gaya sentrifugal
Sifat- sifat
B = Penghubung salib
C = Poros propeler
Keuntungan: Kerugian:
Kenyamanan pada jalan aspal baik Pada jalan lumpur roda penggerak cepat
slip, jika tidak cukup beban pada aksel
belakang
- Contoh pemakaian Pada banyak kendaraan (konstruksi standart)
- Motor di belakang
Keuntungan: Kerugian:
Pada jalan lumpur traksi baik Kenyamanan kurang pada jalan aspal
Keuntungan: Kerugian:
- Keamanan tinggi jika roda penggerak slip, - Traksi jelek jika terdapat banyak beban
mobil masih stabil pada aksel belakang
- Traksi baik, jika tidak terdapat banyak
beban
- Motor pemakaian: Konstruksi lama misal: Renault
- Motor melintang
Keuntungan: Kerugian:
- Menghemat tempat - Traksi jelek jika terdapat banyak beban
- Penggerak sudut tidak diperlukan (arah pada aksel belakang
putaran motor sama dengan arah putar
aksel)
G. SISTEM REM
Rem merupakan bagian kendaraan yang penting dalam mendukung aspek keamanan
berkendaraan, maka rem harus :
- Dapat menghentikan kendaraan dengan cepat
- Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir
Fungsi rem :
- Rem kaki : - Untuk mengurangi sampai menghentikan kendaraan
- Rem kaki harus berfungsi untuk semua roda
- Rem tangan : - Untuk memacetkan putaran roda ( misal pada saat parkir )
- Berfungsi juga sebagai rem cadangan ( misal dalam perjalanan rem kaki
tidak berfungsi )
1. Macam-macam rem
1. Rem Tromol :
2. Rem Cakram
Master silinder
Konstruksi dan nama bagian-bagian silinder master :
Bagian-bagian :
1. Silinder 8. Sil karet primer
2. Cairan rem 9. Cincin pelindung
3. Lubang penambahan 10. Lubang pengisian
4. Lubang kompensasi 11. Torak
5. Saluran ke silinder roda 12. Sil karet sekunder
6. Katup 13. Reservoir
7. Pegas katup 14. Lubang ventilase
Rem tangan
7. Torak boster
8. Tuas pendorong
H. KEPALA SILINDER
Kegunaan : - Untuk menutup blok silinder dan sebagai tutup ruang bakar
- Sebagai dudukan dari katup-katup, busi ,injektor, poros kam,
saluran gas masuk dan keluar, saluran air pendinginan dan
pelumasan.
Bagian-bagiannya:
1. Pegas katup
2. Batang katup
3. Pengantar katup
4. Ruang pendingin
5.
Bu
si
6. Saluran masuk
7. Dudukan katup
8. Ruang bakar
9. Paking kepala silinder
Pembebanan
Kepala silinder mendapat pembebanan tekanan dan tempertur tinggi
akibat dari hasil pembakara bahan bakar di dalam silinder motor.
Bahan kepala silinder
Untuk menahan tekanan hasil pembakaran dan panas yang timbul, maka kepala silinder
harus: kuat, keras, dan tahan panas
1. Macam-macam bahan kepala silinder
1. Besi tuang
- Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi
- Keras
- Dapat meredam suara dan getaran
- Pemuaian kecil
2. Campuran aluminium
- Dapat memindahkan panas dengan baik
Maka : - Kecenderungan knocking turun
- Perbandingan kompresi bisa tringgi
- Pemuaian besar
Masalah : Kerapatan paking kepala silider berkurang
- Dudukan dan pengantar katup harus dibuat dari logam yang keras, untuk mengatasi
keausan.
- Ringan.
Macam-macam pendinginan kepala silinder
Kepala silinder harus didinginkan, karena kepala silinder langsung bersinggunga dengan gas
hasil pembakaran
Melepas kepala silinder
- Lepas baut kepala silinder.
Perhatikan urutannya
- Periksa keretakan kepala silinder disekitar dudukan katup buang, jika oli tercampur
dengan air pendingin (seperti susu)
Pembersihan
- Bersihkan permukaan berpaking dengan skrap dan sikat kawat
- Perhatikan lubang-lubang ulir baut kepala silinder pada blok silinder.
Lubang-lubang tersebut harus bersih. Tiup dengan angin
- Cuci kepala silinder dan perlengkapannya dengan solar
Pemeriksaan
- Periksa permukaan kepala silinder dari keausan/retak
- Periksa kelurusan permukaan kepala silinder
-
- Periksa kelurusan permukaan blok silinder
Kriteria : B maks. 0,1 mm
A maks. 0,05 mm
Pemasangan kembali
- Pasang paking-paking. Beri vet, jika permukaan paking tidak dilapisi bahan sintetis.
Perhatikan tanda ‖TOP‖ pada paking. Kadang-kadang ada ring karet yang perlu dipasang
pada lubang-lubang air pendingin.
- Beri pelumas pada baut-baut kepala silinder
Perhatikan urutan pengencangan baut silinder (momen pengencangan lihat buku data)
Perhatikan ukuran pengencangan unit tuas penekan katup (momen pengerasan lihat buku
data)
Pengencangan dilakukan 2 tahap. Tahap 1 : 2/3 momen diijinkan
Petunjuk
- Kepala silinder yang bocor/kepala silinder yang retak menunjukkan pembebanan panas
yang terlalu tinggi. Periksa radiator, termostat dan pompa air. Kemungkinan lain, saat
pengapian terlalu awal, atau campuran terlalu kurus
- Biasanya baut-baut kepala silinder harus dikencangkan lagi setelah 1000–3000 km.
Setelah pekerjaan tersebut, celah katup berkurang dan harus distel lagi
I. KARBURATOR
Bagian-bagian
7. Saluran udara idle
1. Nosel utama 8. Jarum
2. Jet utama 9. Kabel gas
3. Sekrup penyetel udara 10. Jet idle
4. Katup cuk 11. Katup gas (torak gas)
5. Jet udara sistem utama 12. Pegas pengembali
6. Lubang idle
Cara kerja : Putaran idle (Stasioner)
Fungsi : membentuk/mengatur
campuran pada saat idle s/d beban
rendah
Cara kerja : Beban menegah
Fungsi : membentuk campuran kaya
agar motor mudah dihidupka (waktu
temperatur dingin)
Katup gas terbuka ¼ - ¾ , jarum membuka nosel utama
Vakum pada celah torak mengisap bensin dari ruang pelampung sistem utama bekerja
Pencampuran awal terjadi pada lubang-lubang koreksi udara sistem utama
Pencampuran selanjutnya pada ujung nosel utama (ruang pencampur)
Sistem idle masih bekerja (berangsur-angsur berkurang)
Cara kerja : Beban penuh
Posisi katup gas terbuka ¾ - terbuka penuh
Nosel utama terbuka penuh
Aliran udara pada venturi besar vakum pada venturi mencapai maksimum sesuai aliran
udara
Sistem utama bekerja penuh
Idle tidak bekerja lagi
Sistem kemudi atau Steering system berfungsi untuk mengendalikan arah kendaraan
sesuai kehendak pengemudi. Umumnya yang dikendalikan adalah kedua roda depan,
meskipun dewasa ini telah dikembangkan dengan sistem pengendalian ke empat roda.
Walaupun demikian, kendaraan harus dapat dikendalikan dengan mudah agar roda tidak
terseret saat kendaraan sedang berbelok.
Untuk maksud tersebut pada tahun 1818, Rudolf Ackerman menemukan suatu cara,
yaitu bila kendaraan dibelokkan maka seluruh roda yang menyebabkan kendaraan berbelok
harus mempunyai satu titik putar saja, dengan demikian roda mudah berbelok (tidak terpaksa)
dan roda tidak terseret. Dasar dari prinsip ini adalah bahwa titik putar roda jika diperpanjang
dengan tie rod end (penghubung gerakan roda kiri dan kanan) harus tepat terletak di
pertengahan antara roda belakang kiri dan kanan.
2. Mekanisme Sistem Kemudi
Pada dasarnya mekanisme steering system dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu
mekanisme steering system yang digunak untuk indenpendent suspension dan mekanisme
steering system yang digunakan untuk rigid suspension.
\\
1. Pitman Arm.
Pitman arm digunakan pada steering gear box yang menggunakana jenis recirculating ball
and nut seperti pada kendaraan ST 100 atau SJ 410. Pitman arm ini berfungsi untuk
menghubungkan gerakan sector shaft ke darg link. Gerakan sector shaft berupa gerakan putar
dari drag link menjadi gerakan aksial.
2. Drag Link
Selanjutnya gerakan dan pitman arm ini dihubungkan ke center arm (intermediate arm)
melalui drag link. Dengan demikian, drank link ini berfungsi untuk menghubungkan pitman
arm ke knuckle arm (rigid suspenssion), melalui tie rod.
Center arm berfungsi sebagai pemisah hubungan langsung antara roda kiri dan kanan
sekaligus menghubungkan gerakan drag link.
4. Knuckle Arm
Knuckle arm berfungsi untuk memegang front wheel yang memungkinkan roda dapat
digerakkan untuk belok kiri atau ke kanan melalui spindle.
Tie rod adalah suatu batang yang menguhubungkan knuckle arm roda kiri dengan knucklearm
roda kanan. Untuk menghubungkannya menggunakan tie rod end. Pada tie rod end
dilengkapi ball joint yang memungkinkan walaupun knuckle arm bergerak mengikuti gerakan
roda hubungan tetap dapat dilakukan. Hubungan antara tie rod dengan tie rod end melalui
ulir yang memungkinkan tie rod dapat diperpanjang dan diperpendek. Hal ini dapat
digunakan untuk melakukan penyetelan toe in.
3. Steering Gear Box
Periksalah wheel play. Jarak ini harus berada pada 10-30 mm. Jika jarak tidak di-
2. Periksa preload:
Rack and Pinion Steering Gear BoxGear box jenis ini telah disediakan suku cadangnya.
5. Power Steering
Perpindahan putaran:
Putaran dari steering wheel - input shaft - torsion bar - main shaft - power piston
(gerakan axial) - sector shaft.
Spool valve digerakkan langsung oleh main shaft melalui pin. Jika steering wheel
diputar ke kiri atau ke kanan, input shaft secara langsung juga berputar sesuai dengan putaran
steering wheel. Putaran input shaft tersebut secara langsung menggerakkan spool valve, dan
spool valve ini mengatur arah aliran fluida ke power silinder. Dengan demikian, power piston
tertekan ke kiri atau ke kanan (lihat gambar) sesuai dengan arah pengemudian. Jika steering
wheel diputar terus maka putaran input shaft melalui torsion bar langsung memutarkan main
shaft, yang selanjutnya main shaft dapat bergerak ke kiri atau ke kanan. Dengan demikian,
tenaga yang digunakan untuk menggerakkan power piston dan selanjutnya memutarkan
sector shaft dibantu oleh tekanan minyak pada power silinder.
Cara Kerja
Saat steering wheel diputar ke kanan, maka input shaft berputar searah jarum jam
(lihat gambar). Putaran ini, selanjutnya menggerakkan spool valve bergerak ke arah kanan.
Dengan demikian, tekanan minyak dan P/S Oil pump dialirkan ke power silinder sebelah
kanan dan menekan power piston ke kiri. Minyak yang ada di power silinder sebelah kiri
tertekan keluar ke tangki oli.
2. Steering wheel diputar ke kiri.
Saat steering wheel diputar ke kiri, maka input shaft berputar berlawanan arah dengan
jarum jam (lihat gambar). Putaran ini selanjutnya menggerakkan spool valve bergerak ke arah
kiri. Dengan demikian, tekanan minyak dari P/S Oil pump dialirkan ke power silinder sebelah
kiri dan menekan power piston ke kanan. Minyak yang ada di power silinder sebelah kanan
tertekan keluar ke oil tank.
Jika engine tidak hidup dan steering wheel diputar atau jika terjadi kerusakan pada
sistem hidroliknya maka kerja steeringgear box adalah sebagai berikut:
Putaran dari steering wheel - input shaft dan melalui stopper pin putaran tersebut diteruskan
ke main shaft.
Power Steering Oil Pump
Power steering oil pump untuk Vitara menggunakan Vane type dan langsung
digerakkan oleh engine melalui V-belt, sehingga tekanan P/S oil pump tergantung dengan
putaran engine, semakin tinggi putaran engine semakin besar pula tekanannya atau
sebaliknya. Tekanan pada sistim hidrolik Power steeringmaximum adalah 70 kg/cm. Untuk
memperoleh tekakan yang konstan dan untuk menjaga supaya pada kecepatan tinggi, kemudi
tidak semakin ringan maka di dalam P/S oil pump dilengkapi dengan Relief valvedanControl
valve.
1. Control Valve
Relief valve berfungsi untuk mengatur supaya tekanan P/S oil pump tidak dapat lebih
dan 70 kg/cm walaupun engine telah membuat putaran tinggi.
Cara kerja
3. Air Bleeding
- Angkat ban depan, dan tahan posisi ban depan supaya bebas dari lantai dengan
menggunakan rigid rack.
- Yakinkan bahwa power steering oil pada oil tank berada pada specifikasi level.
- Hidupkan engine dengan putaran stasioner, kemudian putar steering wheel ke kiri dan ke
kanan.
• Perhatikan permukaan power steering oil pada oil tank, jika permukaan oli tidak berubah
menunjukkan udara pada sistem hidrolik sudah tidak ada.
Catatan:
Untuk maksud tersebut maka posisi roda depan dilakukan pengaturan seperti berikut
ini: (1) Toe in atau Toe out; (2) Caster; (3) Camber; dan (4) King pin inclination.
Toe in atau toe out berfungsi untuk menjaga keausan ban yang berlebihan. Untuk
menyetel Toe in atau Toe out dapat dilakukan dengan cara memperpanjang atau
memperpendek tie rod melalui tie rod end.
2. Caster
L. SISTEM SUSPENSI
1. Fungsi Suspensi
Saat kendaraan dikendarai, idealnya semua penumpang yang ada di dalam kendaraan
tidak merasakan adanya gerakan-gerakan yang dipengaruhi oleh kondisi jalan yang dilalui.
Walaupun sampai saat ini kondisi tersebut belum dapat dipenuhi, tetapi dengan adanya sistem
kenyaman (suspension system) paling tidak pengaruh gerakan-gerakan tersebut dapat
diperkecil. Jadi, fungsi suspensi adalah untuk menjadikan penumpang nyaman dalam
kendaraan.
Gerakan kendaraan meliputi :
a. Bounching: adalah gerakan seluruh body kendaraan (merata) naik dan turun, dengan arah
’
gerakan Z – Z .
b. Pitching: adalah gerakan naik dan turun body kendaraan secara bergantian antara bagian
’
depan dan belakang, dengan titik tengah gerakan Y – Y .
c. Rolling: adalah gerakan naik dan turun body kendaraan secara bergantian antara kiri dan
’
kanan dengan titik tengah gerakan X – X .
d. Yawing: adalah gerakan ke kiri dan ke kanan body kendaraan bagian depan dan belakang
dengan titik tengah gerakan Z - Z’
f. Wheel tramp: adalah gerakan wheel bersama-sama ke arah depan belakang dan ke arah kiri-
kanan.
2. Jenis Suspensi
2. Independent Suspension
Independent suspension adalah suspensi bebas. Jadi, gerakan roda kendaraan bagian
kanan dan kiri pada batas tertentu tidak berpengaruh. Jenis ini lebih diutamakan faktor
kenyamanannya jika dibandingkan dengan kekuatannya, sehingga konstruksinya lebih rumit.
Suspensi ini dirancang untuk kendaraan-kendaraan penumpang, untuk itu chassis spring yang
digunakan adalah jenis yang lembut seperti coil spring, torsion bar atau air spring. Terdapat
beberapa jenis independent suspension sebagai berikut:
1. Chassis spring :
- Leaf spring.
- Coil spring.
- Torssion bar.
- Air spring.
2. Shock ansorber.
4. Stabilizer.
3. Chassis spring
Chassing spring berfungsi untuk meredam gerakan roda yang diakibatkan oleh kondisi jalan
dengan body kendaraan. Chassis spring terdiri atas beberapa jenis yaitu leaf spring, coil
spring, torsion bar, dan air spring.
Leaf spring:
Torsion bar.
Rubber spring
4. Shock Absorber
Single action
Double action
6. Stabilizer
secara otomatis sesuai dengan beban mesin (besamya penekanan pedal gas) dan kecepatan
kendaraan. Sebaliknya, mobil yang masih menggunakan transmisi manual, pengemudi harus
merobah gigi-gigi dengan mempergunakan tuas pemindah gigi. Dengan transmisi otomatis,
gigi-gigi berpindah secara otomatis untuk memenuhi kondisi jalan dan muatan yang berbeda-
beda. Jika pada transmisi manual terdapat kopling gesek, maka pada transmisi otomatis
terdapat torque conventor (pengubah puntiran) yang bekerja sebagai kopling otomatis.
Dalam transmisi otomatis, minyak transmisi tidak saja melumasi dan berperan sebagai
pendingin namun juga bekerja untuk mcmindahkan gigi secara otomatis dan sebagai fluida
kopling otomatis. Oleh karena itu, jumlah minyak transmisi harus cukup guna menjalankan
fungsinya dengan baik. Selain itu, karena minyak transmisi otomatis akan memburuk jika
jarak tempuh kendaraan bertambah maka penggantian secara perodik sangat diperlukan.
a. Full hydraulic
Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur sepenuhnya secara hidraulis.
Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur secara elektronik. Type ini
menggunakan data (shift and lock pattern) yang tersimpan dalam PCM sebagai
kontrolnya, juga terdapat fungsi diagnosa dan fail-safe.
• Mengurangi kelelahan pengemudi karena tidak ada pengoperasian pedal kopling dan
pemindahan gigi.
• Torque converter
Transmisi otomatis yang ada yang memiliki e speed ada yang memiliki 4 speed (3
speed plus Over Drive). Pada tuas transmisi terdapat 6 posisi, yaitu P, R, N, D, 2 dan L.
Untuk Over Drive (O/D) menggunakan switch yang ada pada tuas transmisi, sedangkan
switch Power dan Normal (P/N) mode ditempatkan di console box
1. Posisi P (Park).
Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar) tetapi mesin dapat
dihidupkan. Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang diparkir, atau pada kendaraan
untuk keperluan mesin dihidupkan tetapi kendaraan tidak dijalankan.
2. Posisi N (Netral).
Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat diputar dan mesin dapat
dihidupkan. Hanya posisi N dan P mesin dapat dihidupkan. Pada posisi netral biasanya
digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalanka atau ketika kendaraan
berhenti sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu hijau menyala di perempatan
jalan.
3. Posisi R (Reverse).
4. Posisi D (Drive).
Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara otomatis dan
dapat mengatur posisi kerja dan gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya, jika switch O/D
diposisikan ON, transmisi secara otomais dapat mengatur kerja pada gigi 1, 2, 3 dan 4 atau
sebaliknya. Posisi ini biasanya digunakan untuk jalan normal dan rata.
5. Posisi 2.
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju, tetapi secara otomatis
hanya dapat mengatur posisi kerja pada gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya, biasanya
digunakan untukjalanan nanjak atau turunan tajam.
6. Posisi L.
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju tetapi hanya pada posisi
gigi I saja, biasanya digunakan untuk jalanan yang sangat menanjak atau turunan yang
sangat tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.
Torque Converter
Torque converter pada dasarnya sama dengan kopling fluida yang berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan putaran dari mesin ke transmisi. Selain itu fungsi torque
converter juga untuk meredam getaran perpindahan daya, mengerakkan pompa oli, dan
sebagai flywheel. Kalau pada kopling fluida hanya terdiri atas pump impeller yang
dihubungkan dengan mesin dan turbine runner yang dihubungkan dengan input transmisi,
sedangkan pada torque converter terdapat penambahan komponen yang dipasangkan diantara
pump impeller dan turbine runner. Alat tersebut adalah stator. Untuk memaksimalkan kerja
stator maka pada poros stator dipasangkan OWC (one way clutch) yang berfungsi untuk
mencegah putaran balik stator yang dapat menghambat aliran fluida yang diarahkan oleh
stator untuk menggerakkan turbine runner.
Pada generasi sekarang, pada torque converter dilengkapi lagi dengan sebuah
komponen yang bernama TCC (Torque Converter Clutch). Komponen ini berfungsi untuk
menghubungkan langsung putaran mesin ke transmisi tanpa melalui media fluida.
Selanjutnya jika bagian atas cawan tersebut ditutup dengan cawan lain yang posisinya
digantung, selanjutnya cawan bagian bawah diputar maka pada putaran tertentu cawan bagian
atas akan berputar pula.
Pada torque converter, cawan bagian bawah tersebut sama dengan pump impeller,
sedangkan cawan bagian atas disebut turbine runner. Diantara pump impeller dan turbine
runner dipasangkanlah stator
Torque Converter
Konstruksi
1. Pump Impeller
Pump impeller disatukan dengan converter case dan converter case dihubungkan ke poros
engkol melalui drive plate, ini berarti pump impeller akan berputar saat poros engkol
berputar. Pump impeler berfungsi untuk melemparkan fluida (ATF) ke turbine runner agar
turbine runner ikut berputar. Pump impeller terdiri dari vane dan guide ring. Guide ring
berfungsi untuk membentuk celah yang memperlancar aliran minyak.
2. Turbine Runner
Turbine runner dihubungkan dengan over drive input shaft transmisi, mi berarti turbine
runner berfungsl untuk menerima lemparan fluida dari pump impeller dan memutarkan
over drive Input shaft transmisl. Turbine runner terdiri dan vane dan guide ring. Arah vane
pada turbine runner bertawanan dengan vane pump impeler.
3. Stator
Stator ditempatkan di tengah-tengah antara pump impeller dan turbine runner. Dipasang
pada poros stator yang diikatkan pada transmission case melalul one way clutch. Stator
berfungsi menggarahkari fluida dan turbine runner agar menabrak bagiani belakang vane
pump impeller, sehingga membenikan tambahan tenaga pada pump impeller.
One way clutch memungkinkan stator hanya berputar searah dengan poros engkol. Oleh
karena itu, stator akan berputar atau terkunci tergantung dan arah dorongan minyak pada
vane stator. Saat outer race berputar searah putaran poros engkol, Ia akan mendorong
bagian atas sprag. Karena panjang I lebih pendek dan I , maka outer race berputar.
ON dan OFF nya TCC dikontrol oleh PCM. Ketika solenoid valve TCC ON, tekanan
pada (A) dilepaskan oleh TCC solenoid valve, TCC control valve dengan posisi plunger
berada di atas karena adanya tekanan minyak B. Dengan demikian tekanan dan secondary
pressure mengalir dibelakang TCC, dan TCC akan terdorong ke depan dan TCC
berhubungan. Minyak mengalir dan TCC kembali ke TCC control valve dan dilepaskan
keluar sistim. Ketika TCC solenoid valve OFF, tekanan pads A menekan plunger TCC
control valve. Akibatnya secondary pressure mengalir ke bagian depan TCC dan
mendorong TCC untuk membebaskan hubungan TCC selanjutnya minyak kembali ke
control valve.
7. Planetary Gear Unit
Fungsi:
1. Ring gear
2. Sun gear
3. Pinion gear.
Perlambatan
- Sementatra Sun gear ditahan atau berputar berlawanan arah jarum jam
Bila Ring gear berputar searah jarum jam, pinion gear akan berputar mengelilingi Sun gear
sambil berputar searah jarum jam. Hal ini menyebabkan putaran Carrier menjadi lambat
sesuai dengan banyaknya gigi Ring gear dan Sun gear.
Pinion gear
Percepatan
- Ring gear sebagai Driven (digerakkan) dan menjadi output putaran.
Bila Sun gear ditaran dan Carrier berputar searah jarum jam, pinion gear akan berputar
mengelilingi Sun gear sambil berputar searah jarum jam. Hal ini menyebabkan putaran Ring
gear menjadi lebih cepat sesuai dengan jumlah gigi Ring gear dan sun gear.
Pinion gear
Mundur
Bila sun gear berputar searah jarum jam, pinion gear yang terikat pada carrier akan berputar
berlawanan dengan jarum jam dan mengakibatkan Ring gear juga berputar berlawanan arah
dengan jarum jam. Pada saat ini Ring gear menjadi lambat sesuai dengan jumlah gigi Sun
gear dan ring gear.
8. Gear Ratio
Jumlah Gigi Digerakk an
Gear Ratio
Jumlah Gigi Penggerak
Karena Pinion gear bekerja sebagai idle gear, jumlah giginya tidak dikaitkan dengan gear
ratio. Oleh karena itu, gear ratio Planetary gear ditentukan oleh jumlah gigi carrier, ring gear
dan sun gear. Karena carrier bukan merupakan gigi, banyaknya gigi perumpamaan
dipergunakan pada carrier.
Zc = Zr + Zs
Di mana,
Contoh :
Zr = 56 dan Zs = 24 , jika Sun gear fixed ( mati) dan Ring gear bekerja sebagai penggerak,
maka gear ratio dari Planetary gear set adalah sbb:
Tes Jalan
Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat
sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes pada jalan yang datar.
1. Lepas coupler shift solenoid valve pada transmisi. (Saat melepas hindari menyentuh
exhaust yang panas)
3. Dengan tuas pada posisi L, jalankan kendaraan dengan kecepatan 20 km/jam. Pada kondisi
ini periksa gigi 1 yang digunakan.
4. Pada kecepatan 20 km/jam, pindahkan tuas pada posisi 2 dan naikkan kecepatan pada 40
km/jam. Pada kondisi periksa gigi 3 yang digunakan.
5. Pada kecepatan 40 km/jam, pindahkan tuas pada posisi D dan periksa bahwa, pada
kecepatan diatas 40 km/jam, sudah digunakan gigi O/D.
StallTest
Test ini berfungsi untuk memeriksa kinerja A/T dan mesin pada posisi D dan R stall speed.
Tes ini hanya dilakukan dengan suhu minyak normal dan volume minyak sesuai spesifikasi
(antara FULL dan LOW).
Perhatian:
• Tidak boleh melakukan stall tes lebih dan 5 detik terus menerus karena akan menyebabkan
temperatur naik dengan cepat.
• Sebelum melakukan stall tes berikutnya, mesin kembali idling sekitar 30 detik.
5. Tuas pada posisi D, tekan penuh pedal gas dan perhatikan tachometer hingga tercapai
kecepatan tetap (stall speed).
2. Hidupkan mesin.
3. Gunakan stop watch, pindahkan tuas dan posisi N ke D dan hitung waktu dan mulal
gerakkan sampai terasa ada gerakan.
Catatan:
• Saat mengufangi tes, lakukan beberapa menit setelah tuas kembali ke posisi N.
Test Tekanan
Moment pengencangan plug case transmisi: 17 N.m (1.7 kg-rn, 12.0 lb-if)
3. Jika engine brake tidak bekerja pada test tersebut, kemungkinan penyebab:
Tes Posisi P
1. Tempatkan kendaraan pada tempat yang miring, pindahkan tuas ke posisi P dan aktifkan
rem tangan.
3. Lepas rem perlahan-lahan dan periksa kendaraan pada posisi yang tetap.
Special servive tool (SST), Adalah sebuah alat yang dipakai sebagai alat bantu bagi seseorang
dalam mengerjakan atau memperbaiki komponen otomotih tidak dapat dilakukan dengan cara
yang normal. Ada banyak sekali SST yang dipakai para mekanik otomotif dalam melakukan
pekerjaanya sesuai dengan komponen yang sedang dikerjakanya.
Pekerjaan otomotif secara umum dapat dibagi dalam kelompok sbb:
1. Bagian engine
2. Bagian elektrik
3. Cahssis
4. Bagian body
Dalam masing masing bagian tersebut, tentu mempunyai jenis pekerjaan yang dalam
penyelesainya memerlukan alat bantu yang sesuai dengan jenis pekerjaanya. Dibawah ini
ditunjukkan babarapa SST
No NAMA PENGGUNAAN
1 Untuk memegang Camshaft pulley
pada saat
mengencangkan/mengendorkan baut
camshaft pulley.
7 Mengencangkan/
Mengendorkan baut
Pembuangan udara
pada
Saat bleeding
(pada sistim 1 cm)
8 Digunakan untuk melepas roda steer.
Berbagai macam alat tangan digunakan pada waktu melakukan perbaikan kendaraan . Tujuan
utama adalah agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan aman , tepat dan cepat. Untuk
mencapai ini maka teknisi sedapat mungkin harus bisa memilih alat yang paling tepat serta
mengetahui bagaimana menggunakannya dengan benar. Disisi lain peralatan harus dirawat
agar masa pakai alat menjadi panjang.
a. Dongkrak
b. Lift
Prinsip Pengukuran
Skala utama (main scale)dan skala vernierdigunakan
untuk mengukur jarak kecil dengan cara mencari
perbedaan antara dua tanda. Metoda inidisebut prinsip
pengukuran vernier. sebagaicontoh, skara utama
untuk setiap garis berjarak 1 mm, sedangkan skala
vernier jarak antara garis adalah 0,9 mm. Karena
itu jarak garis pada skala utama lebih besar 0,1 mm
daripada jarak garis skala vernier ialah :
(1 mm - 0,9 mm = 0,1 mm)
c. Micrometer
Outside dan inside micrometer ialah alat presisi,
masing-masing untuk mengukur diameter luar dan
dalam. Alat ini lebih teliti dari pada vernier, dapat
mengukur sampai ketelitian 0,01 mm.
Konstruksi
Konstruksi outside micrometer ialah seperti pada gambar
di samping. Outer sleeve dan thimble mirip mdengan skala
utama dan skala vernier pada vernier caliper. Jangkauan
ukurnya mencapai 25 mm, dari 0 sampai 25 mm, dan 25
sampai 50 mm, dari 50 sampai 75 mm dan seterusnya.
e. Caliper Gauge
Caliper gauge ialah alat ukur yang mempergunakan
dial gauge. Ada dua tipe caliper gauge yaitu inside
caliper dan outside caliper. Inside caliper biasanya
digunakan untuk mengukur komponen automotif . Inside
caliper gauge digunakan untuk mengukur diameter
dalam yang kecil dan tidak dapat diukur dengan
inside micrometer.
Metoda Pengukuran
1. Ukurlah diameter dalam (inside diameter) dengan
vernier caliper. Katakan saja hasilnya 8,40 mm,
selanjutnya micrometer diset ke angka yang
mendekati hasil ukur vernier dan kelipatan dari
0,5 mm yang mendekati pembaca yailu 8,50 mm.
2. Tempatkan kaki-kaki caliper diantara anvil dan
spindle micrometer. Gerakkan caliper sampai
didapat angka yang terkecil. Kemudian putarlah
outer ring sampai angka nol lurus dengan jarum
penunjuk.
3. Tekanlah tombol caliper gauge lambat,lambat
letakkan lug pada bagian dalam pekerjaan dan
bebaskan tombol. Gerakkan caliper sampai didapat
pembacaan terkecil. Jika pembacaan menunjukkan
0,09 mm, artinya diameter dalam adalah
0,07 lebih kecil dari 8,50 mm. Jadi diameter
dalam ialah 8,43 mm (8,50 - 0,07).
f. Cylinder Gauge
Cylinder gauge ialah alat ukur yang juga menggunakan
dial gauge. Cylinder gauge sering digunakan untuk
mengukur diameter silinder dan komponen lainnya
secara teliti. Pada ujungnya terdapat dial gauge dan pada
sisi lainnya terdapat measuring point.
Measuring point ini dapat bergerak bebas, dan jumlah
gerakannya ditunjukkan oleh dial gauge. Jarak
antara measuring point dan replacement rod adalah
sama dengan diameter benda yang diukur.
Metoda Pengukuran
1. Ukurlah diameter silinder dengan vernier caliper.
Pilihlah replacement rod dan washer yang sesuai, dan
pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran
diameter adalah 59,00 mm,gunakan lah replacement
rod 50 mm dan replacementwasher 3 mm.
2. Micrometer diset pada 53,00 mm, seperti hasil ukur di
atas, tempatkan replacement rod dan measuring point
ke dalam micrometer dan dial geuge diset pada nol ke
jarum penunjuknya (pointer).
3. Masukkan cylinder gauge pada posisi diagonal
ke dalam silinder,gerakkan cylinder gauge sam- pai
diperoleh hasil angka pembacaan yang terkecil. Bila
hasil pembacaan adalah 0,04 mm, berarti diameter
silinder 0,04 mm lebih kecil dari 53,00 mm (set hasil
micrometer). Karena itu diameter silinder adalah
52,96 mm (53,00 - 0,04 mm).
g. Thickness Gauge
Thickness gauge juga dikenal dengan nama feeler
gauge dan digunakan untuk mengukur celah antara
dua bagian.
Thickness gauge ini terdiri dari lembaran baja tipis
yang memiliki presisi sampai 1/100 mm (0,01 mm).
Pada umumnya ketebalannya antara 0,03 mm sampai
1,00 mm. Nilai ketebalannya tercantum pada setiap
bilahnya (lembarnya).
Penggunaannya:
Sisipkan gauge diantara komponen yang diukur. Bila
gauge mudah masuk dan keluar, pakailah gauge
yang lebih tebal hingga anda merasakan adanya
hambatan saat ditarik keluar. Tebal gauge adalah
sama dengan celah diantara dua komponen.
2. Alat Ukur Listrik
1.Mengukur Tegangan DC
Daerah pengukuran tegangan adalah dari 0-500 Volt.
Hubungkan kabel pengetesan (test lead) warna merah
ke terminal positif dan kabel pengetes yang berwarna
hitam ke terminal negatif tester. Posisikan selektor pada
salah satu daerah DCV (VDC) dengan pilihan (2.5,1
0,25, 50, dan 500). Nomor-nomor berikut ini berkaitan
dengan daerah volt.
2. Mengukur Tegangan AC
Daerah tegangan yang dapat diukur dari 0-1000 Volt,
hubungkan kabel-kabel pengukur tester dan setel
selektor pada salah satu posisi AC.V Kemudian, hubung
kan kabel pengukur (test lead) secara paralel pada bagian
yang akan diperiksa dan bacalah skala V AC (AC V)
yang ditunjukkan olehjarum penunjuk.
4. Mengukur Tahanan
a. Kalibrasi
Sebelum anda mengukur tahanan, pertama
harus diputar tombol kalibrasi ohm, dengan ujung alat
pengukur dibuat berhubungan singkat sampai
pembacaan jarum penunjuk0 pada skala ohm. Kalibrasi
ini diperlukan setiap kali anda merubah range.
b. Pengukuran
Setel selektor pada salah satu posisi ohm. Ada beberapa
skala untuk mengukur tahanan. Posisi "K" untuk 1000,
dengan demikian 10 K berarti 10.000 dan
sebagainya.
Jangan menempelkan
tulisan tentang sesuatu
sedang diperbaiki/ tanda
bahaya pada saklar.
Q. KOMPRESOR
1. Fungsi
Kompresor berfungsi untuk menyediakan udara yang
bertekanan. Banyak model kompresor tetapi yang
banyak digunakan adalah model piston dan diafragma. 2.
2.Cara kerja
Kompresor model piston mirip dengan cara kerja motor
bensin atau mesin diesel torak. Pada saat langkah hisap
udara dihisap masuk ke dalam silinder kemudian udara
tersebut ditekan dan dikeluarkan melalui katup buang.
Pada kompresor model diafragma udara dihisap dan
ditekan oleh gerakan diafragma yang mana diafragma
tersebut digerakkan oleh motor listrik. Pada saat
diafragma bergerak turun katup masuk terbuka sehingga
udara terhisap masuk. Udara tesebut akan tertekan dan
masuk ke ruangan khusus ketika diafragma bergerak
naik.
Kompresor sebaiknya dipasangkan di tempat yang sejuk
dan bersih. Posisi tabung kompresor mendatar dengan
ketinggian l0 cm dari permukaan lantai pondasi. Pipa
penyalur udara kompresor dipasang dengan arah naik
terlebih dahulu. Pipa-pipa yang dihubungkan ke
tranformer diarahkan ke bawah. Hal ini dimaksudkan
agar air dapat terbuang dari transformer udara melalui
katup buang. Jika kelembaban udara tinggi maka
pembuangan air harus dilakukan beberapa kali dalam
sehari. Kenapa? Jika air tadi tidak segera
dibuang besar kemungkinan Bagaimana cara merawat kompresor? Ikuti
terbawa udara keluar melalui petunjuk praktis berikut ini:
pipa utama. Akibatnya hasil Beri pelumasan yang baik pada bagian poros
pengectan tidak baik. kompresor.
Jumlah oli harus cukup.
Untuk kompresor yang baru
o
dan bersuhu di atas 100 F
gunakan oli SAE20.
Periksa oli setiap minggu.
Ganti oli setiap 2 - 3 bulan.
Bersihkan kotoran yang
menempel pada sirip
pendingin
Periksa dan setel jika perlu
tegangan tali penerus putaran
pada kompresor.
Bersihkan saringan udara
setiap minggu.
Periksa dan pastikan kerja
katup pengaman setiap
minggu.
Buang air pada bagian bawah
kompresor setiap hari.
Membongkar kompresor:
1. Lepaskan suction service
valve
2. Lepaskan discharge service
valve
Merakit Kompresor
1. Pasanglah seal porosyang baru
Lumasilah seal poros dengan minyak kompresor.
Pasanglah sealdengan tepat pada poros.
2. Pasanglah gasket baru pada pompa
3. Pasanglah front dan rear housing pada pompa
4. Pasanglah lima baut-bautnya
Dengan menggunakan 5. Pasanglah kompresor pada bracket
SST, keraskanlah lima baut. Pasang kompresor pada bracket dengan empat
baut.
Momen : 260 kg-cm (19 ft-lb,
25 Nm) Oli kompresor : DENSOIL 7 atau yang sejenis.
Tipe-tipe Kompresor
S. PERAWATAN BATERAI
2. Pemeriksaan Dan
Pengisian Baterai
1. Pemeriksaan Permukaan
Elektrolit
Permukaan elektrolit harus
diperiksa sekali-sekali, dan
tambahkan air suling bila
perlu. Bateraiyang dibuat dari
bahan transparan, pada
kotaknya terdapat garis tanda
permukaan elektrolit
yang normal.
berikut :
Pengukuran Celclus :
o
S20 ( c)= St + 0.0007 x (t - 20)
Pengukuran Fahrenheit
o
S68l( F)= St + 0.0004 x (t - 68)
Dimana
o 0
S20 : Berat jenis pada 20 C (68 F)
St : Nilai pengukuran dari berat jenis.
t : Temperatur elektrolit saat pengukuran dilakukan.
0
Berat jenis standar pada 20 C ketika baterai terisi
penuh sebagai berikut.
1.250 - 1.270 (Baterai dengan berat jenis nominal 1.260)
1.270 - 1.290 (Baterai dengan berat jenis nominal 1.280)
(Perbedaan antar sel harus 0,025 atau kurang)
Contoh hitungan :
Kapasitas baterai : 40 Ah
0 0
Selama pengisian, jangan Berat jenis hasil ukur pada 20 C (68 F) : 1,18
melepas kabel pengisi Dari sini di dapat pengeluaran 40 %, sehingga
dari terminal baterai. perlu pengisian 16 Ah (40% dari baterai berkapasitas 40
Matikan terlebih dahulu Ah). Bila lama pengisian 30 menit (0,5 jam), maka
switutama pengisi baterai amper pengisian (A) yang benar ialah :
sebelum kable 16 Ah = 10 A
dilepaskan. 10,5h
Temperatur elektrolit
jangan sampai melebihi
0
45 C.
Bila melebihi ini,
kurangilah ampernya atau
hentikanpengisian.
1. Pengisian Cepat
Pengisian cepat dipakai bila
diperlukan pengisian
baterai dengan waktu yang
singkat pada amper yang
(1) Arus pengisian maksimum harus kurang dari 1/10
kapasitas baterai.
Contoh :
Kapasitas baterai : 40 Ah
Berat jenis : 1,16
Kondisi pengeluaran ialah kira-kira 50 % dari
kapasitas menurut graf ik halaman sebelumnya.
Karena itu, baterai membutuhkan pengisian :
40Ahx50% =20Ah
Karena itu lamanya pengisian lambat ialah .
20 Ah x (1,2 s/d 1,5) = 6 s/d 7,5 h
4A
2. Pengtsian Lambat
Pengisian cepat akan
mempersukar pengisian secara
penuh. Agar baterai terisi penuh
atau untuk pengisian
baterai yang benar-benar kosong,
dianjurkan untuk melakukan
pengisian lambat dengan amper
rendah. Prosedur pengisian
lambat adalah sama seperti
pengisian cepat, kecuali untuk
hal-hal sebagai
berikut :
kelistrikan mobil, lakukan pemeriksaan
terhadap hal-hal sebagai berikut :
1. Perhatikan dan periksa ketegangan kabel.
2. Periksa insulator-insulator pada setiap sambungan.
3. Periksa kabel-kabel tidak bersentuhan dengan bagian-
bagian yang tajam/panas/berputar/bergetar.
4. Periksa dan perhatikan adanya kabel-kabel yang
putus.
5. Periksa terjadinya korosi atau terbakar, biasanya pada
terminal-terminal dalam konektor.
6. Periksa fuse-fuse, ada yang putus/tidak.
3. Langkah-langkah Pemeriksaan :
Pastikan klakson rusak/tidak, bisa diketahui dengan
menghubungkan terminal (+) klakson langsung ke
terminal (+) battery dengan monggunakan kabel, dan
terminal (-) klakson dihubungkan ke body (ground).
Kesimpulan :
l. Bila klakson bunyi, berarti kerusakan terjadi pada
T. DASAR-DASAR TEKNIK
rangkaian kelistrikannya.
PEMERIKSAAN &
PERBAIKAN SISTIM
KELISTRIKAN
RELAY
Relay adalah peralatan listrik yang membuka dan
menutup sirkuit kelistrikan berdasarkan penerimaan
signal tegangan. Relay digunakan untukmenghubungkan
dan memutuskan baterai, sakelar yang bekerja secara
otomatis dari sirkuit kelistrikan, dan sebagainya.
Relay digolongkan ke dalam relay elektrornagnetic dan
relay transistor tergantung pada prinsip kerjanya. Relay
elektromagnetic akan diterangkan secara mendetail di
bawah ini.
Relay Elektromagnetic
Di bawah ini sebuah contoh relay elektromagnetic. Bila
arus listrik mengalir diantara titik A dan B, arusmengalir
melalui Coil dan menimbulkan daya kemagnetan
disekelilingnya. Akibatnya plunyer terlarik ke atas dan
menghubungkan titik kontak sehingga titik A dan B
dialiri titik.
Penggunaan Relay
Di bawah ini dijelaskan penggunaan relay seperti pada
sirkuit lampu besar. Bila tidak menggunakan relay dalam
sirkuit lampu besar, akan menyebabkan beberapa
kesukaran sebagai berikut :
1. Kesalahan Umum
Kesalahan Umum kelistrikan pada mobil dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Kesalahan mekanis
Kesalahn rangkaian
Putus
+
BATERAI +
BATERAI
Retak
2. Kesalahan rangkaian sistem kelistrikan:
Putus hubungan, menyebabkan arus tidak dapat
mengalir dari kutub positif ke beban. Sehingga
beban tidak beroperasi
Salah pasang
+
BATERAI
Alat sederhana :
Dengan menggunakan alat bantu sebuah lampu bisa
diketahui ada atau tidaknya tegangan listrik yang
HORN
mengalir, tetapi tidak bisa diketahui berapa volt nilai
tegangannya.
_
+
BATERAI
_
+
BATERAI
HORN
Alat pengukur hambatan listrik :
Dengan menggunakan Ohmmeter dapat diketahui
terjadinya putus hubungan atau terjadinya perubahan
nilai hambatan pada rangkaian.
_
+
BATERAI
l. Battery
2. Fusible link
3. Main Switch
4. Fuse (l5A)
5. Motor bensin
6. Pelampung
7. Kabel set no.6
8. Kabel set no. 5
9. Kabel set no.t
l0 Meter kombinasi
Warna kabel :
B = Hitam
B/Bl = Hitam/Biru
B/W = Hitam/Putih
W/Y = Putih kuning
Y/R = Kuning/Morah
Pemeriksaan
A. Meter bensin
1. Lepaskan kabel pelampung.
2. Sistem Penerangan
Komponen:
1. Baterai
2. Fusible link 8. Lampu tail
3. Fuse box 9. Lampu plat Nom
4. Swich lampu 10. Kabel Set no 6
5. Jam 11. Kabel set no 5
6. Lampu illumination 12. Kabel set no 1
7. Posisi lampu depan 13.Meter kombinasi
8.
Tipe semi-ransistor
Tipe full-transistor
2. Sistem Pengapian Transistor
Saat menarik kabel atau membengkokkan dapat merusak konduktor/ serabut kebel. Oleh
karena itu usahakan menarik kabel secara pelan dan kondisi bebas.
Dalam pengetesan bunga api hanya boleh dllakukan dengan memutarkan mesin satu atau dua
detik. Pada model EFl, putuskan konektor masing-masing lnjektor untuk menghindari silinder
terisi bensin.
Busi dengan tingkat panas yang tidak tepat akan menjadi kotor sama halnya seperti busi yang
mati. Gangguan ini juga terjadi bila campuran udara bahan bakar tertalu kaya, oli mesin
menutupi busi atau sistem lainnya rusak.
Gangguan (troubleshooting) yang paling sering terjadi telah diuraikan di atas. Akan tetapi
gangguan yang belum tercakup pada bab ini adakalanya juga terjadi, misalnya mesin kadang-
kadang mata, tidak dapat distart dan sebagainya. Dalam kasus sepeti itu mungkin terdapat
kontak yang tidak baik pada ignition coil , lgniter atau kabel-kabel penghubungnya. Mungkin
juga terjadi hubungan singkat (short) atau kerusakan lain yang dlsebabkan oleh panas atau
getaran.
Untuk mencegah kerusakan pada power transisitor di dalam igniter jangan mengalirkan
tegangan lebih dari 5 detik.
Igniter dibuat untuk disesuaikan dengan karakteristik ignition coil, fungsi dan konstruksi dari
tiap tipe berbeda-beda. Oleh karena itu pasangan igniter dengan coil, yang berbeda dari yang
ditentukan dapat mengakibatkan igniter atau coil menjadi rusak. Pergunakan selalu komponen
yang tepat sesuai dengan spesifikasi kendaraan.
6. Sistem Starter
6. Starter Cluth;
Selama Memutarkan Armature
Yang berputar akan memaksa clutch housing yang
beralur untuk berputar lebih cepat dari pada inner
race yang disatukan dengan pinion gear. clutch
roller akan menggelinding ke arah yang lebih sempit
antara clutch housing dan inner race hingga terikat
mati antara ctutch housing dengan inner race.
sebagai akibatnya roiler akan mlmindahkan momen
dari clutch housing ke inner race darr selanjutnya ke
pinion gear.
1 . Test Pull-in
(a) Lepaskan kabel field coil dari terminal C
(b) Hubungkan baterai ke magnetic switch seperti
terlihat pada gambar. Periksa bahwa pinion bergerak
keluar.Bila pinion gear tidak bergerak keluar,
periksa kerusakan pada pull-in coil, kemungkinqn
plunger macet atau penyebab lain.
2. Test Hold. In
Dengan menghubungkan baterai seperti di atas dan
pinion keluar, lepaskan kabel negatif dari terminal C.
Periksa bahwa pinion tetap keluar. Bila pinion gear
tertarik masuk, periksa kerusakan pada hold in coil,
massa hold-in coil yang kurang baik, atau
kemungkinan Penyebab lain.
1 . KEISTIMEWAAN
a. Lebih Kecil dan Lebih Ringan.
Penyempurnaan daram sirkuit magnetnya seperti
pengurangan air gap antara rotor dengan stator
dan modifikasi bentuk rotor pole core dibuat
untuk memper kecil ukuran dan memperingan.
a. Rotor
Rotor berfungsi sebagai field magnet dan berputar
bersama-sama porosnya (alternator jenis ini
dinamakan "rotary field magnet alternator").
Rotor assembly tersusun atas magnetic core, field
coil, slip ring shaft dan fan. Berbeda dengan
alternator konvensional, rotornya mempunyai fan
yang disatukan dengan kedua sisi poros.
b. End Frame
Frame mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
pendukung rotor dan sebagai pemegang
dengan
mesin. Kedua end frame mempunyai beberapa
saluran udara untuk me ningkatkan efesiensi
pendinginan. Rectifier, brush holder, lC Regulator
dan lain-lain dilihat dengan baut terhadap bagian
belakang rear end frame.
c. Stator
Stator assembly terdiri dari
stator core dan stator coil.
lni dipasang dengan jalan
pres dengan drive end
frame (disatukan). Panas
yang limbul pada stator
dipindahkan kedrive end
frame untuk
meningkatkan efesiensi
pendinginan.
d. Rectifier
Rectifier dirancang dengan
tonjolan pada permukaan
nya untuk membantu
meradiasikan panas yang
disebab kan arus output.
Karena mempunyai
struktur body tunggal dan
terminal yang terisolasi
diantara elemen diode,
rectifier menjadi kompak.
e. V-Ribbed Pulley
Pulley ratio
meningkat sekitar 2,5
% dengan
penggunaan V-ribbed
pulley yang
memberikan efisiensi
kecepatan tinggi
yang lebih baik.
f. lC Regulator
Alternator mempunyai built-in
lC Regulator yang kompak.
Sirkuit internal lC Regulator
memiliki
kwalitas yang tinggi,
monolitic integrated circuit
(lC) untuk meningkatkan
kemampuan pengisian.
Prosedur Trobleshooting
1. Amplas(Sandpaper)
Digunakan bersamaan dengan sander atau blok tangan,
amplas digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty
atau surfacer. Tersedia dalam bermacam-macam bentuk ,
material serta kekasarannya.
3. Sander
Sander adalah sanding tools yang diberi power, dimana
amplas dipasang, dan digunakan untuk mengamplas
lapisan cat, putty atau surfacer.
6. Agitating Rod
Agitating rod digunakan untuk mencampur putty atau
surfacer, untuk membentuk suatu kekentalan yang
merata dan juga untuk membantu mengeluarkannya
dari dalam kaleng. Terbuat dari metal atau plastik, dan
beberapa diantaranya memiliki skala untuk mengukur
hardener dan thinner.
7. Mixing Plate
Mixing plate digunakan untuk mencampur putty.
Terbuat dari metal, kayu dan prastik. Tipe yang dapat
dibuang (disposible type) terbuat dari kertas laminate
juga tersedia.
8. Spatula
Spatula digunakan untuk mencampur putty pada mixing
plate, atau aprikasi putty pada permukaan kerja.
Terbuat dari plastik , kayu, dan karet. Setelah
penggunaan, spatula harus dibersihkan secara
menyeluruh dengan solvent, karena apabila masih ada
putty yang tertinggal dan mengering pada spatula, maka
putty akan mengeras dan membuat spatula tidak dapat
digunakan lagi.
9. Masking Paper
Kertas yang digunakan untuk menutup areayang tidak
boleh terkena primer atau surfacer disebut masking
paper. Biasanya, satu rol
masking paper dipasangkan
pada paper dispenser, yang juga
ada masking tape.
Masking tape melekat pada
masking paper secara
otomatis, sehingga keduanya,
baik paper maupun tape
keluar bersama-sama pada saat
paper ditarik.
Precuring sealer
1. BLOCK REPAINTING
Block repainting dari cat warna solid dilakukan melalui
step berikut ini:
natural,sebelum permukaan dipanaskan untuk
mengeringkan.
1 . Menyemprot Mist-coat
a. Semprotkan cat
secukupnya saja untuk
memungkinkancoat terlihat
sedikit gloss (mengkilap)
b.Periksa permukaan terhadap
butiran-butiran.
Apabilaterjadi butiran,
tambah tekanan udara dan
semprot area dengan dry
coat untuk meniup butiran.
2. Menyemprot Color-Coat
a. Semprotkan cat sampai
anda melihat kilapnya
(gloss),dan lapisan
bawahnya tertutup.
b. Pastikanlah lapisan bawah
tertutup semuanya.
Apabilatidak, setelah
memberikan flash time
secukupnya,dimana
solvent telah menguap,
ulangilah step a .
3. Finishing (Penyelesaian)
semprotkan cat sampai tekstur
dan gloss (kilap) dari pada cat
menjadi sama. Lampu
fluorescent didalam spray
booth adalah sangat tepat
untuk menerangi permukaan
cat, untuk melihat tekstur dan
gloss(kilap)nya. Draying
(Mengeringkan). Berikan
setting time 10 sampai 20
menit; kemudian keringkan
permukaan selama kira-kira
o
50 menit pada 60 c.
setting time adalah proses
pengeringan udara dimana
selama itu solvent didalam cat
menguap secara
color-coat
2. SPOT REPAINTING
4. Shadinq
Spot repainting dari cat warna a. Aplikasi denganhati-hati, pastikan agar kabut
solid dilakukan dalamstep (mist) disepanjang tepi repain area bercampur
sebagai berikut: dengan baik.
Petunjuk:
Larutkan finishing paint dengan perbandingan yang
sesuai dengan thinner atau shading agent, sehingga
mist akan bercampur dengan baik. Sebagai petunjuk,
hasil yang dikehendaki adalah semi gloss finish.
Lakukanlah proses ini dengan cepat, sebelum kering
1. Mist-Coat spraying
a. semprotkan cat untuk
membentuk lapisan tipis
pada surfacer area.
b. Periksa permukaan
terhadap beads (butiran).
Apabila terjadi butiran,
tambah tekanan udara dan
semprot area dengan dry
coat untuk meniup beads.
2. Color-coat spraying
a. Aplikasikan beberapa coat
cat sampai surfacer
areatertutup semua, sambil
memberikan flash time
setiap kali dilakukan
coating.
3. Finishing (Penyelesaian)
Aplikasikan cat dengan hati-
hati untuk membuat
teksturdan gloss yang sama.
5. Drying
Y. AUTOMOTIVE ADVANCE
1. EPI
Tunjuan Umum
Mengerti prinsip dasar Electrical Petrol Injection .
Tujuan Khusus:
1. Membedakan berdasarkan deteksi udara masuk berdasarkan metoda pendeteksian udara
masuk.
2. Menjelaskan Penyemprotan secara SIMULTAN
3. Menjelaskan Penyemprotan secara GROUPING
4. Menjelaskan Penyemprotan secara SQUENTIAL
5. Membedakan Penggolongan sistem injeksi bensinmenurut ritme penyemprotan bahan
bakar dan penempatan injektornya
. D-Jetronik L-Jetronik
Banyaknya udara masuk ke intake air chamber Banyaknya udara yang masuk ke intake air
diukur berdasarkan besarnya kevacuuman di chamber diukur berdasarkan kecepatan aliran
intake manifold. udara yang masuk.
ECM mendapatkan input jumlah udara yang ECM mendapat input jumlah udara masuk.
masuk ke intake air chamber dan sebuah sensor Aliran udara yang masuk akan dideteksi oleh
yang pasangkan di intake manifold atau sebuah heat resistant yang akan berubah-ubah
mendapatkan sumber identifikasi dari nilai tahanannya sesuai aliran udara sehingga
kevacuuman intake manifold. Input inilah yang komputer akan mengetahui jumlah udara yang
dijadikan dasar penginjeksian selain input dan masuk sebagai dasar lamanya penginjeksian
putaran mesin bensin.
Penyemprotan secara GROUPING adalah model ritme penyemprotan secara serentak pada
group silinder, penyemprotan terjadi serentak di group silinder setiap 2 putaran poros engkol (
720 derajat poros engkol ).
Penyemprotan secara SQUENTIAL adalah model ritme penyemprotan secara individu pada
setiap silinder, penyemprotan terjadi di masing-masing silinder setiap 2 putaran poros engkol (
720 derajat poros engkol ).
PENGGOLONGAN SISTEM INJEKSI BENSIN
Tunjuan Umum
Tujuan Khusus:
1. Membedakan sistem control udara masuk (air induction system) dan sistem distribusi
bensin (fuel delivery system) serta sistem control elektronik (electronic control system)
2. Menjelaskan Basic injection berdasarkan sensor udara masuk, dan sensor putaran mesin.
3. Menyebutkan komponen aliran bensin
4. Penyemprotan secara SIMULTAN
5. Menjelaskan EPI menurut waktu penyemprotan bahan bakar
6. Menjelaskan Sistem Koreksi
7. Menyimpulkan prinsip kerja EPI
Banyaknya bensin yang disemprotkan harus sebanding dengan jumlah udara yang
masuk ke dalam silinder. Semakin banyak udara yang mengalir masuk ke dalam silinder, maka
bensin harus semakin banyak disemprotkan. Semakin sedikit udara yang masuk , maka volume
bensin yang disemprotkan juga semakin sedikit.
Aliran Bensin
Bensin dari tangki bensin ditekan oleh sebuah pompa bensin elektrik yang dikontrol
kerjanya oleh ECM, melalui fuel filter dan dialirkan ke masing-masing injector. Setiap silinder
dilengkapi dengan sebuah injector, yang bekerjanya dikontrol oleh ECM. Bensin disemprotkan
saat katup pada injector terbuka secara terputus-putus. Karena tekanan pada pipa pembagi sudah
dibuat tetap oleh adanya fuel pressure regulator, maka banyaknya bensin yang disemprotkan
tergantung dari lamanya injector terbuka.
Semakin banyak udara yang mengalir, semakin lama pula injector terbuka. Semakin
sedikit udara yang masuk, semakin sedikit pula waktu injectorterbuka.
Nama-nama komponen sesuai dengan nomor urut pada gambar !
Katup
gas.
PENGGOLONGAN SISTEM INJEKSI BENSIN
Untuk memenuhi kebutuhan campuran udara dan bensin pada semua kondisi kerja mesin
ternyata tidak cukup dengan basic injection volume, yang bersumber dari 2 sensor yaitu sensor
udara masuk dan sensor putaran mesin. Oleh karena itu untuk menyempurnakan air fuel ratio
sesuai dengan kondisi kerja mesin diperlukan sensor-sensor pendukung, untuk mengoreksi air
fuel ratio.
Saat mesin distart pada kondisi temperature masih dingin, ECM membutuhkan input dari ECT
(engine cooling temperature) untuk memperkaya campuran supaya mesin mudah dihidupkan.
Dengan mengetahui kondisi kerja sensor-sensor pendukung ini contoh: IAT, ECT, dll ECM
punya kemampuan menambah atau mengurangi jumlah bensin yang disemprotkan sekalipun
jumlah udara yang masuk tetap.
SENSOR AKTUATOR
Sensor Massa
ENGINE CONTROL Pompa Bensin
Udara
Tujuan Khusus:
KABORATOR EPI
ruang bakar karena adanya hisapan (vacuum) kevacuuman pada intake manifold melainkan
yang dihasilkan oleh langkah piston (Iangkah karena adanya respon terhadap suatu sinyal
isap). listrik dan computer ke injector.
tambahan suplai bensin melalui pump nozzle pembukaan throttle secara tiba-tiba, diikuti
saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba. dengan berubahnya aliran udara atau
kevacuuman pada intake manifold maka
computer akan mengirimkan sinyal ke semua
injector untuk bekerja secara bersamaan.
Putaran Tinggi
• Menyempurnakan atomisasi (bahan bakar memaksa masuk ke intake manifold yang membantu
memecah bahan bakar saat disemprotkan yang akan menyempurnakan campuran).
• Distribusi bahan bakar yang lebih baik (campuran udara bahan bakar disuplai dalam jumlah
yang sama ke masing-masing silinder)
• Putaran stasioner lebih lembut (campuran bahan bakar dan udara yang kurus tidak
menjadikan putaran mesin kasar oleh karena distribusi bahan bakar Iebih baik dan kecepatan
atomisasi yang rendah)
• fit (efisiensi tinggi oleh karena takaran campuran udara bahan bakar yang lebih
tepat,
atomisasi, distribusi dan adanya system pemutus bahan bakar)
• Emisi gas buang rendah (ketepatan takaran campuran udara dan bahan bakar yang
menjadikan sempurnanya pembakaran dapat mengurangi emisi gas buang)
• Lebih baik saat dioperasikan pada semua kondisi temperature (adanya sensor yang mendeteksi
temperature menjadikan pengontrolan penginjeksian lebih
baik)
• Meningkatkan tenaga mesin (ketepatan takaran campuran pada masing-masing silinder dan
aliran udara yang ditingkatkan dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar).
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus
Untuk itu pada evaporator dilengkapi dengan sakelar kontrol temperatur (TERMOSTAT)
yang bekerja memutus arus pengendali pada relai bila evaporator sudah mencapai suhu
tertentu ….. kompresor tidak bekerja.
Motor kipas kondensor biasanya paralel dengan kopling magnet, bekerjanya juga diatur oleh
sakelar kontrol temperatur.
Keterangan :
O - Motor mati
D. Termostat
1. Terminal
2. Pipa kontrol
temperatur
3. Selektor tempe ratur
Bagian pipa kontrol temperatur diisi dengan cairan yang sensitif terhadap perubahan suhu
evaporator dan pipa itu didempetkan dengan pipa evaporator. Bila temperatur evaporator naik,
tekanan cairan dalam pipa kontrol juga naik sampai kontak pemutus berhubungan ……
kompresor bekerja sampai suhu evaporator turun lagi, tekanan cairan pipa kontrol juga akan
turun demikian seterusnya.
Lamanya kompresor bekerja dapat diatur dengan memutar selektor temperatur, hal ini berarti,
tekanan cairan dalam pipa kontrol diimbangi dengan tekanan pegas.
Jenis lain dari termostat ini adalah model thermistor yang biasanya berfungsi bersama unit
kontrol sistem AC.
Sistem kontrol itu berupa sakelar yang bekerja memutuskan aliran listrik ke kopling magnet,
bila tekanan atau temperatur zat pendingin terlalu tinggi atau tekanan zat pendingin terlalu
rendah.
Dengan demikian kompresor tidak akan bekerja bila kesalahan-kesalahan seperti di atas
terjadi dalam sistem, maka kerusakan yanglebih besar akibat kesalahan itu dapat di hindari.
Kontak akan memutuskan hubungan bila tekanan zat pendingin dalam sistem kurang dari
1,5 bar, karena kebocoran atau pada waktu pengisian, volume yang masih kurang, hal ini
menyebabkan kompresor cepat panas. Pendinginan kompresor juga dilakukan oleh zat
pendingin yang kembali kesaluran hisap (S), karena tekanan zat pendingin kecil, maka
pendingin kompresor juga akan sedikit, sementara kompresor terus bekerja, akan
menimbulkan kerusakan karena panas.
3. Pengontrol temperatur
Tekanan dan temperatur akan selalu berkaitan, tekanan yang tinggi pada zat pendingin
akan mengakibatkan temperaturnya akan tinggi pula, biasanya sebagai ganti
pengontrol tekanan tinggi digunakan pengontrol temperatur, yang bekerja berdasarkan
temperatur, kontak akan memutuskan listrik ke kopling magnet bila sudah mencapai
temperatur tertentu pada zat pendingin.
Rangkaian sistem kontrol
E. Rangkaian lengkap
Relai mencari massa dengan terminal 50, pada kumparan fiksasi motor starter dorong
sekrup, agar pada saat motor starter bekerja aliran listrik ke kopling magnet dan kipas
kondensor terputus.
Sakelar mekanis (A) dipasang pada trotel gas atau dimana saja yang memung-kinkan
sakelar ini berfungsi untuk memutuskan aliran listrik ke kopling magnet pada waktu motor
putaran idle, supaya motor tidak mati pada putaran idle saat sistem AC hidup.
Ada juga pengganti sakelar mekanis ini dipasang sebuah relai elektronika yang dapat
menghubung dan memutuskan aliran listrik ke kopling magnet berdasar-kan induksi dari
koil pengapian. Relai secara automatis akan memutus aliran listrik ke kopling magnet
pada waktu putaran idle.
Kedua cara di atas dipakai bila pada kaburator tidak dilengkapi dengan sistem idle up yang
berfungsi untuk meninggikan putaran idle motor pada saat sistem AC dihidupkan.
Bila sistem AC dihidupkan katup elektro magnetis akan terbuka, kevakuman di bawah
trotel akan menarik membran ke atas dan membuka trotel sedikit, daya motor waktu idle
bertambah.
5. Central Lock
Tujuan umum:
Tjuan Khusus:
Modul Alarm System yang umumnya sudah menyatu dengan Remote Controlnya.
Kesemua fungsi tersebut adalah untuk memudahkan dan meningkatkan kenyamanan dalam
berkendara.Komponen yang umumnya digunakan pada Remote Control + Alarm System +
Central Door Lock System.
Lock Actuator
Umumnya hanya memiliki 2 kabel: Hijau dan Biru. Digunakan untuk pintu-pintu
atau tutup tangki bensin.Umumnya Lock Actuator yang dijual di pasaran mempunyai
kekuatan dan jarak gerak yang hampir sama, yaitu kekuatan dorong/tarik sebesar 32N (+/-
4N) dan Jarak gerak sekitar 18mm ( +/- 1mm).
Cara pemasangan Lock Actuator adalah dengan menyambung batang (rod) dengan
batang (rod) / tuas pengunci yang ada di tiap pintu. Setiap model mobil memiliki desain
tuas/batang (rod) yang berbeda-beda, jadi silahkan disesuaikan teknik pemasangannya
dengan desain konstruksi yang ada. Begitu juga dengan penempatan lock actuator pada
rangka pintu.
Central Lock Module adalah unit utama yang mengatur/mengontrol seluruh Lock
Actuator. Berisi rangkaian elektronik, yang mengatur agar Lock Actuator hanya bekerja
(diberi tegangan listrik) hanya sekitar 1-2detik saja untuk membuka atau menutup. Hal ini
berguna untuk mencegah rusaknya / terbakarnya motor yang ada di dalam Lock Actuator.
4. Skema Pemasangan
6. Power Windows
Tujuan umum:
Tjuan Khusus: