Anda di halaman 1dari 4

Nama : SYINDI DEVI WAHDANIAH

NIM : P07220217031

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN

PADA KASUS ANGINA PECTORIS

Kasus

Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak kurang lebih 1 minggu dan memberat 2
hari ini. Pasien pernah dirawat di RS 1 bulan yang lalu dengan diagnosa CKD. Namun
menolak untuk cuci darah. Riwayat transfusi darah 2 bulan yang lalu.

Pengkajian

A. Primary Survey
1. Airway
Ada sumbatan jalan nafas yaitu cairan empisema. Tindakan keperawatan yang
dilakukan adalah pemberian posisi dan melakukan suction. Diagnosa yang muncul
adalah bersihan jalan nafas tidak efektif.
2. Breathing
Frekuensi pernapasan 30x/menit, tidak teratur, gerakan dada simetris, suara
nafas ronchi, hasil foto thorax kesannya oedem paru. Tindakan keperawatan yang
dilakukan adalah memberikan oksigen 5 liter/menit.
3. Circulation
Nadi 82x/menit, irama teratur, denyutan kuat, ada ketegangan pada vena
cordis, Tekanan Darah 170/100 mmHg, Suhu 36, 0C, ekstremitas hangat, edema pada
ektremitas bawah, capiraly refill 3 detik, kulit elastis, hasil EKG terlampir.
4. Disability
GCS 15 dengan E 4 M 6 V5, ektremitas hangat, tidak ada fraktur. Berat badan
51 kg, tinggi badan 155 cm. Aktivitas klien terbatas. Tindakan keperawatan yang
dilakukan adalah membantu klien dalam aktivitas seperlunya, memasang penyangga
tempat tidur untuk menghindari resiko injuri. Diagnosa yang didapat adalah
intoleransi aktivitas.

B. Secondary Survey
1. Keadaan Umum
Keadaan umum sedang, klien tampak lemah dan gelisah, tampak klien
meringis kesakitan memegangi dadanya, nyeri dada menjalar ke lengan kiri sampai
belakang bahu dengan skala nyeri 6 nyeri hilang timbul selama ± 10 menit, klien juga
mengatakan pusing hilang timbul, dan pusing hilang saat istirahat ± 10 menit.
2. Penyakit lain yang diderita/penyakit keluarga
Mempunyai riwayat hipertensi.
3. Pemeriksaan Fisik
Tingkat kesadaran compos mentis, CGS 15 (E 4, M 6, V 5), pupil isokor, hasil
TTV TD 170/100 mmHg, Nadi 82x/mnt, Suhu 36,8 C, Rr 30x/mnt. Kepala dan leher
tidak ada fraktur, tidak ada pembesaran KGB, mata tidak cekung, konjungtiva anemis,
THT tidak ada cairan atau serumen, tulang belakang pada saat nyeri dada terasa sakit,
bising usus 12x/mnt, ektremitas hangat.
4. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium:
a. Hemoglobin 7,9 g/dl (normal 12-14 g/dl)
b. Lekosit 7200 u/l (normal 5000 - 10000 u/l)
c. Hematokrit 23 % (normal 37 – 43 %)
d. Trombosit 213000 /ul (normal 150000 - 400000 /ul)
e. Ureum 199 mg/dl (normal 15 – 40 mg/dl)
f. Creatinine 14,3 mg/dl (normal 0,5 – 1,5 mg/dl)

Terapi yang diberikan:


a. O2 nasal 5 liter/menit
b. IVFD RL 7 tetes/menit
c. ISDN 5 mg (isosorbid dinitrat untuk vasodilatasi pembuluh darah)

Diagnosa Keperawatan

A. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)


B. Nyeri Akut (D.0077)
C. Intoleransi Aktivitas (D.0056)

Intervensi Keperawatan

A. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)


SLKI
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam maka bersihan jalan nafas
meningkat.
SIKI
Manajemen jalan nafas
1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
2. Monitor bumyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, roncki kering
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
4. Pertahanakan kepatenan jalan nafas dengan headtil dan chinlift (jaw thrust jika curiga
trauma servikal)
5. Posisikan semifowler atau fowler
6. Lakukan suction kurang dari 15 detik
7. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu

B. Nyeri Akut (D.0077)


SLKI
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam maka tingkat nyeri menurun.

SIKI
Manajemen Nyeri
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
5. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
6. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
C. Intoleransi Aktivitas
SLKI
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam maka toleransi aktivitas
meningkt.

SIKI
Manajemen Energi
1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
4. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
5. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

Anda mungkin juga menyukai