NIM : P07220217024
A. Pengkajian
1. Data demografi (nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan)
2. Pengkajian primer
a) Airway
Pastikan pasien memiliki jelan nafas yang paten.
b) Breathing
Evaluasi RR, kedalaman nafas, keeefektifan dalam bernafas.
c) Circulation
Kaji status peredaran darah : nadi, tekanan darah, suhu kulit, dan akral.
d) Disability
Kaji kesadaran dan gcs.
e) Exposure
Kaji adanya jejas atau trauma lain.
3. Pengkajian sekunder
a) Keluhan utama
Nyeri pada daerah abdomen
b) Riwayat penyakit sekarang
Trauma abdomen dapat terjadi karena kecelakaan, jatuh dari ketinggian, dsb.
c) Pemeriksaan fisik
Abdomen
Inspeksi : perut bagian anterior dan posterior serta dada bagian bawah
perineum harus diperiksa untuk melihat abrasi, luka gores,
luka memar, dan luka tembus.
Auskultasi : abdomen harus diauskultasi untuk mengetahui ada atau
tidaknya bising usus. Darah peritoneal bebas atau isi enteric
dapang menghasilkan ileus, yang mengakibatkan hilangnya
bising usus. Namun, ileus juga dapat terjadi pada cedera
abdomen eksta.
Perkusi : perkusi dari perut dilakukan untuk elict kelembutan reboumd
yang halus. Manuver yang menghasilkan gerak sedikit
peritoneum dan menghasilkan hasil yang serupa seperti
meminta pasien untuk batuk.
Palpasi : nyeri pada seluruh lapang perut.
Rektal
Pemeriksaan dubur digital sangat penting untuk menilai adanya luka perforasi
yaitu mencari darah yang banyak perforasi usus yang ditunjukkan dan untuk
memastikan integritas sfringter tulang belakang.
B. Diagnosa keperawatan
1) Perdarahan b.d trauma abdomen
2) Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit
3) Nyeri akut b.d trauma
C. Intervensi