Anda di halaman 1dari 23

Nama : Nina Nurul Chasanah

NIM : P07220217023
Tugas : Askep Kasus Pada Pasien Infark Miokard Akut

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infark Miokard Akut

Klien adalah seorang laki - laki bernama Tn. H usia 50 tahun beragama

islam, klien tinggal di Gempol – Pasuruan, klien bekerja sebagai sopir

dengan pendidikan terakhir SD, klien menikah dengan Ny. T dan

dikaruniai dua orang anak. Klien MRS pada tanggal 27 Desember 2019

di Ruang Melati RSUD Bangil.

3.1.2 Riwayat Penyakit

3.1.2.1 Riwayat Penyakit Sekarang

1) Keluhan Utama pasien mengatakan nyeri dada

sebelah kiri menjalar ke punggung.

2) Riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan

saat dirumah mengeluh nyeri dada sebelah kiri

kemudian hilang saat dipakai istirahat. Pada

tanggal 27 Desember 2018 saat bekerja pasien

merasakan nyeri kembali dibagian dada sebelah

kiri dan sesak, pukul 20.00 WIB pasien dibawa

ke IGD RSUD Bangil dan diberikan tindakan

pemasangan masker NRBM 10 Lpm. Pukul

21.00 WIB pasien dipindahkan ke ruang melati. Pada saat


pengkajian pasien
mengatakan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung seperti diremas

– remas dengan skala 6, dan nyeri hilang timbul.

3.1.2.2 Riwayat Keperawatan Sebelumnya

Riwayat Kesehatan yang lalu pasien mengatakan tidak pernah

memiliki riwayat penyakit seperti HT dan DM, tidak pernah melakukan

operasi, dan tidak memiliki alergi makanan atau obat.

3.1.2.3 Riwayat Kesehatan Keluarga

1) Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga

Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan

2) Lingkungan rumah dan komunitas

Lingkungan rumah tidak kotor, ventilasi rumah baik, pasien

mengatakan sering mengikuti acara dilingkungan rumah seperti

pengajian.

3) Perilaku yang mempengaruhi kesehatan

Pasien mengatakan sering begadang saat masuk malam di tempat

kerja, dan jarang melakukan olahraga.

3.1.2.4 Status cairan dan nutrisi

Nafsu makan baik, saat di Rumah pasien makan 1 porsi sedang

sebanyak 3x sehari, dan saat di RS pasien makan 3x sehari 1 porsi habis.

Pasien selalu mengkonsumsi air putih dengan jumlah 1,5 Liter/hari. Pasien

mengatakan tidak ada pantangan dan tidak melakukan diet.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


3.1.2.5 Genogram

Ket :

= Perempuan = Pasien

= Laki – Laki X = Meninggal dunia

= Tinggal serumah

3.1.2.6 Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum : Lemah

2) Tanda Vital :

(1) Tensi : 130/80 mmHg

(2) Suhu : 36ºC

(3) Nadi : 100 x/menit

(4) Respirasi : 28 x/menit

3) Respirasi (B1)

Bentuk dada normal chest, tidak ada skoliosis pada susunan ruas tulang

belakang, irama nafas tidak teratur dengan jenis dispnea, terdapat retraksi

otot bantu pernafasan, perkusi thorax sonor, getaran sama kanan kiri pada
vokal premitus, menggunakan alat bantu nafas NRBM 10 Lpm, dan

terdapat suara nafas wheezing, pasien mengatakan sesak dan letih setelah

beraktivitas.

Masalah keperawatan : Ketidakefektifan pola nafas dan Intoleransi Aktivitas

4) Kardiovaskuler (B2)

Terdapat nyeri dada, irama jantung reguler, ictus cordis teraba kuat

pada ICS V Midclavicula, dunyi jantung S1 dan S2 Tunggal, CRT <3

detik, tidak terdapat sianosis, tida terdapat clubbing finger, dan tidak ada

pembesaran JVP.

P = Nyeri timbul saat beraktivitas

Q = Nyeri seperti diremas – remas

R = Nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung

S = Skala nyeri 6

T = Nyeri hilang timbul

Lain-lain : Hasil Lab CK-MB 366,3 mg/dL, Troponin I 11,400 ng/mL,

dan pada hasil EKG terdapat ST Elevasi pada V2 dan V3

Masalah keperawatan : Nyeri Akut dan Resiko Penurunan Curah Jantung

5) Persyarafan (B3)

Kesadaran composmentis dengan GCS 456, orientasi baik, tidak

terdapat kaku kejang dan kaku kuduk, tidak ada nyeri kepala, dan tidak

ada kelainan nervus cranialis. Istirahat dirumah ± 6 Jam, saat di RS ± 7

Jam, dan sering terbangun.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


6) Genetourinaria (B4)

Bentuk alat kelamin normal dan bersih, terpasang kateter dengan

jumlah 1300/24 Jam dengan warna kuning dan bau khas.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

7) Pencernaan (B5)

Keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, terdapat caries, dan saat

di RS tidak menggosok gigi tetapi melakukan oral hygiene menggunakan

listerine. Pasien tidak mengalami kesulitan menelan dan tidak ada

pembesaran tonsil. Tidak ada nyeri abdomen, tidak kembung dan

peristaltik usus 10 x/menit. Pasien mengatakan saat dirawat di RS belum

BAB.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

8) Muskuloskeletal Dan Integumen (B6)

Tidak terdapat fraktur, tidak ada dislokasi, akral pucat, turgor kulit

baik, tidak ada oedema, dan kekuatan otot


5 5

5 5

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

9) Pengindraan (B7)

Pada mata tidak menggunakan alat bantu penglihatan dan pasien bisa

melihat dengan jelas, konjungtiva anemis, sklera putih. Ketajaman

penciuman normal, tidak ada sekret dan mukosa hidung lembab. Pada

telinga tidak ada keluhan. Perasa normal ( bisa merasakan manis, pahit,

asam, asin )

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


10) Endokrin (B8)

Pada pasien tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada

pembesaran kelenjar parotis. Tidak terdapat luka gangren.

11) Data Psikososial

Pasien mengatakan merasa bangga terhadap tubuhnya, karena pasien

merasa sempurna dengan apa yang diberikan Allah SWT. Pasien sebagai

kepala keluarga dan sebagai kakek merasa sangat puas terhadap status dan

posisinya didalam keluarga. Pasien sudah mampu menjadi ayah dari anak-

anaknya, tetapi saat sakit tidak bisa mencari uang. Harapan pasien ingin

cepat sembuh dan bisa cepat pulang untuk berkumpul dengan anggota

keluarganya, dan menganggap bahwa penyakit yang dideritanya

merupakan ujian dari Allah dan memasrahkan semua kepada tim medis

untuk melakukan yang terbaik bagi kesembuhan pasien. Selama di RS

pasien sering dijenguk oleh keluarga dan hubungan pasien dengan

keluarga sangat baik.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

12) Data Spiritual

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien adalah pemeluk agama

islam yang taat beribadah selama di rumah dan dirumah sakit, dan pasien

yakin akan sembuh dari penyakitnya.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


13) Data Penunjang

Nama : Tn. H

Jenis kelamin : Laki – Laki

Alamat : Gempol – pasuruan

Tanggal Pemeriksaan : 27 – 12 – 2018

Diagnosa Klinis : Stemi Anterior

Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Laboraturium pada Tn. H dengan diagnosa


medis Infark Miokard Akut (Stemi Anterior) di Ruang Melati
NILAI KET
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI

Darah Lengkap

Leukosit ( WBC ) 12,60 3,70 – 10,1

Neutrofil 9,0

Limfosit 2,5

Monosit 1,0

Eosinofil 0,1

Basofil 0,1

Neutrofil % 71,3 % 39,3 – 73,7

Limfosit % 19,7 % 18,0 – 48,3

Monosit % 7,6 % 4,40 – 12,7

Eosinofil % L 0,6 % 0,600 – 7,30

Basofil % 0,8 % 0,00 – 1,70

Eritrosit ( RBC ) L 4,429 10³/uL 4,6 – 6,2

Hemoglobin ( HGB ) L 13,41 g/dL 13,5 – 18,0


Hematokrit ( HCT ) L 37,38 % 40 – 54

MCV 84,39 um³ 81,1 – 96,0

MCH 30,28 pg 27,0 – 31,2

MCHC H 35,88 g/dL 31,8 – 35,4

RDW L 10,00 % 11,5 – 14,5

PLT 270 10³/uL 115 – 366

MPV 6,999 fL 6,90 – 10,6

KIMIA KLINIK

LEMAK

Trigliserida H 184 mg/dL < 150

Kolesterol 218 mg/dL < 200

Kolesterol HDL H 68,75 mg/dL > 34

Kolesterol LDL H 118,63 mg/dL < 100

FAAL GINJAL

BUN H 24 mg/dL 7,8 – 20,23

Kreatinin 1,041 mg/dL 0,8 – 1,3

PEMERIKSAAN

PATOLOGI KLINIK

CK-MB 366,3 mg/dL < = 24

JANTUNG

Troponin I 11,400 ng/mL < 0,02

ELEKTROLIT

ELEKTROLIT SERUM

Natrium ( Na ) 138,30 mmol/L 135 – 147


Kalium ( K ) L 3,38 mmol/L 3,5 – 5

Klorida ( CI ) 103,70 mmol/L 95 – 105

Kalsium Ion 1,220 mmol/L 1,16 – 1,32

GULA DARAH

Gula Darah Sewaktu 130 mg/dL < 200

Hasil : Gambaran EKG

Penjelasan : Pada V2 dan V3 ditemukan ST elevasi


Gambar 3.2 Hasil EKG pada pasien Infark Miokard Akut

Gambar 3.3 Hasil Foto thorax pada pasien Infark Miokard Akut
Hasil Foto Thorax :

Cor : besar dan bentuk kesan normal

Pulmo : tak tampak infiltrat/nodul

Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam

Tulang – tulang tampak baik

Kesimpulan :

Saat ini foto thorax tak tampak kelainan

Terapi

Inf. NS 500 cc/24Jam : Untuk mengatasi atau mencegah

kehilangan sodium yang disebabkan dehidrasi, keringat berlebih.

Inj. Omeprazole 40 mg : Untuk mengurangi produksi asam

lambung, mencegah dan mengobati gangguan pencernaan atau nyeri ulu hati.

Inj. Lovenox 2x0,6 cc ( SC ) : Untuk mengurangi resiko serangan

jantung.

PO. Atrovastatin 1x20 mg : Untuk menurunkan kolesterol Jahat

(LDL) serta meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL)

PO. ISDN 3x5 mg : Untuk mngatasi nyeri dada.


ANALISA DATA

Tanggal : 27 – 12 - 2018

Nama pasien : Tn. H

Umur : 50 Th

NO RM : 0038xxxx

Tabel 3.2 Analisa Data pada pasien Infark Miokard Akut

No DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. Ds : Pasien mengatakan sesak nafas Keletihan otot pernafasan Ketidakefektifan

Do : Pola Nafas

a. Keadaan umum lemah

b. GCS 456

c. TTV :

TD = 130/80 mmHg

N = 100 x/menit

RR = 28 x/menit

S = 36º C

d. Nafas tidak teratur

e. Terdapat suara nafas

tambahan : Wheezing

f. Terdapat otot bantu

pernafasan

g. Menggunakan NRBM 10

Lpm
2. Ds : Pasien mengatakan nyeri dada Iskemia Jaringan Nyeri Akut

sebelah kiri dan menjalar ke Miokard

punggung, seperti diremas – remas,

skala nyeri 6, terasa nyeri saat

beraktivitas dan istirahat

Do :

a. Pasien tampak menyeringai

b. Pasien tampak memegangi

dadanya

c. Pasien terlihat waspada

d. TTV :

TD = 130/80 mmHg

N = 100 x/menit

RR = 28 x/menit

S = 36º C

3. Ds : Pasien mengatakan nyeri dada Ketidakseimbangan Intoleransi

sebelah kiri dan badannya terasa antara suplay oksigen aktivitas

lemah dan sesak setelah aktivitas miokard dan kebutuhan,

Do : adanya

a. Pasien tampak lemah iskemia/nekrosis

b. TTV : jaringan miokard

TD = 130/80 mmHg

N = 100 x/menit

RR = 28 x/menit
S = 36º C

c. ADL dibantu keluarga dan

perawat

4. Ds : Pasien mengatakan nyeri dada Perubahan laju, irama, Resiko

sebelah kiri dan sesak nafas dan konduksi elektrikal penurunan curah

Do : jantung

a. TTV :

TD = 130/80 mmHg

N = 100 x/menit

RR = 28 x/menit

S = 36º C

b. Terpasang O2 masker 10

Lpm

c. Terdapat St elevasi antara

V1 sampai V4
3.2 MASALAH KEPERAWATAN DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

BERDASARKAN PRIORITAS

Pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan penyebab. Selain itu harus

spesifik berfokus pada kebutuhan klien dengan mengutamakan prioritas dan

diagnosa yang muncul harus dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.

3.2.1 Daftar Masalah Keperawatan

3.2.1.1 Ketidakefektifan pola nafas.

3.2.1.2 Nyeri akut.

3.2.1.3 Intoleransi aktivitas.

3.2.1.4 Resiko penurunan curah jantung.

3.2.2 Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

3.2.2.1 Nyeri akut b.d iskemia jaringan miokard.

3.2.2.2 Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan.

3.2.2.3 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplay oksigen miokard

dan kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis jaringan miokard.

3.2.2.4 Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan laju, irama, dan konduksi

elektrikal.
3.3 Rencana Keperawatan

Menyusun rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk

menanggulangi masalah dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan

dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.

Tanggal : 27 – 12 - 2019 Nama pasien : Tn. H

Dx. Medis : Stemi Anterior

Tabel 3.3 Intervensi keperawatan nyeri akut b.d iskemia jaringan miokard

No Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional


Dx
1. Setelah dilakukan 1. Bina hubungan saling 1. Untuk meningkatkan
tindakan keperawatan percaya kepercayaan pasien
selama 2x24 jam kepada perawat
diharapkan nyeri 2. Lakukan pengkajian 2. Untuk mengetahui
berkurang nyeri secara tingkat nyeri pasien
Kriteria Hasil : komprehensif termasuk
1) Mampu lokasi, karakteristik,
mengontrol durasi, frekuensi,
nyeri ( tahu kualitas, dan faktor
penyebab presipitasi
nyeri, mampu 3. Observasi reaksi 3. Untuk mengetahui
menggunakan nonverbal dari tingkat ketidaknyamanan
tehnik non ketidaknyamanan yang dirasakan oleh
farmakologi pasien
untuk 4. Kontrol lingkungan 4. Untuk mengurangi
mengurangi yang dapat tingkat ketidaknyamanan
nyeri ) mempengaruhi nyeri yang dirasakan oleh
2) Pasien tampak seperti suhu ruangan, pasien
tidak pencahayaan, dan
memegangi kebisingan
daerah yang 5. Ajarkan tentang teknik 5. Agar pasien mampu
nyeri non farmakologi seperti menggunakan teknik non
3) Skala nyeri distraksi dan relaksasi farmakologi dalam
menjadi 1-3 memanagement nyeri
(ringan) yang dirasakan
4) Pasien tampak 6. Kolaborasi pemberian 6. Pemberian analgetik
rileks analgetik untuk dapat mengurangi rasa
5) Tanda – tanda mengurangi nyeri nyeri pasien
vital dalam
rentang normal
(tekanan darah,
nadi,
pernafasan )
TD : Sistolik
(130–139
mmHg),
diastolik (85–
89 mmHg)
N : 60–70
x/menit
RR : 16-24
x/menit

Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot
pernafasan
2. Setelah dilakukan 1. Observasi frekuensi, 1. Mengumpulkan dan
tindakan keperawatan kedalaman pernafasan, menganalisis data pasien
selama 2 x 24 Jam dan ekspansi dada untuk memastikan
diharapkan pasien kepatenan jalan nafas
menunjukkan pola dan pertukaran gas yang
nafas efektif yang adekuat
dibuktikan dengan 2. Auskultasi suara nafas, 2. Adanya suara nafas
status respirasi tidak catat adanya suara tambahan yang abnormal
terganggu. tambahan menentukan intervensi
Kriteria Hasil : yang akan dilakukan
1) Mendemonstrasi selanjutnya oleh perawat
kan latihan nafas 3. Posisikan pasien untuk 3. Membantu ekspansi
dalam secara memaksimalkan ventilasi paru dan pernafasan
mandiri ( posisi semi fowler ) normal
2) Menunjukkan 4. Ajarkan untuk 4.Meningkatkan
jalan nafas yang melakukan deep kekuatan otot pernafasan
paten (pasien breathing exercis ( dan fungsi ventilasi paru
tidak merasa latihan nafas dalam ) serta memperbaiki
tercekik, irama secara mandiri oksigenasi jaringan
nafas, frekuensi 5. Pantau TTV tiap jam 5. Mengumpulkan dan
pernafasan dalam menganalisis data
rentang normal, kardiovaskuler,
tidak ada suara pernafasan dan suhu
nafas tambahan) tubuh pasien untuk
3) Tanda – tanda menentukan dan
vital dalam mencegah komplikasi
rentang normal ( 6. Kolaborasi pemberian 6. Meningkatkan pola
tekanan darah, O2 masker 10 Lpm pernafasan spontan yang
nadi, pernafasan optimal sehingga
) TD : Sistolik memaksimalkan
(130–139 pertukaran oksigen
mmHg), dalam tubuh
diastolik (85–89
mmHg)
N : 60–70
x/menit
RR : 16-24
x/menit
Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan
antara suplay oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis jaringan
miokard
NO Tujuan / Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL
3. Setelah dilakukan tindakan 1. Catat denyut dan 1. Menentukan
keperawatan selama 2x24 jam ritme jantung, serta respon pasien
diharapkan pasien mampu perubahan tekanan terhadap aktivitas
bertoleransi dengan aktivitas darah sebelum, dan sapat
Kriteria Hasil : selama, dan setelah mengindikasikan
1) Berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kekurangan oksigen
aktivitas fisik tanpa indikasi. Nyeri dada pada miokard,
disertai peningkatan dan sesak nafas sehingga harus
tekanan darah, nadi, mungkin terjadi. mengurangi tingkat
dan RR aktivitas, bedrest,
2) Mampu melakukan perubahan regimen
aktivitas sehari-hari pengobatan, atau
(ADLs) secara mandiri penggunaan oksigen.
3) Mampu berpindah : 2. Motivasi pasien 2. Mengurangi beban
dengan atau bantuan untuk melakukan kerja miokard dan
alat tirah baring. Batasi konsumsi oksigen,
4) Status respirasi : aktivitas yang serta mengurangi
pertukaran gas dan menyebabkan nyeri risiko komplikasi,
ventilasi adekuat dada atau respons misalnya perparahan
5) Sirkulasi status baik jantung yang buruk. infark miokard.
Berikan aktivitas Pasien tanpa
pengalihan yang komplikasi infark
bersifat nonstres. miokard didorong
untuk terlibat dalam
aktivitas yang ringan
diluar tempat tidur,
termasuk jalan-jalan
kecil 12 jam setelah
kejadian.

3.Instruksikan pasien 3. Kegiatan yang


untuk menghindari memerlukan untuk
peningkatan tekanan menahan nafas dan
abdominal, misalnya mengejan, misalnya
mengejan saat buang manuver valsava,
air besar. dapat mengakibatkan
bradikardia sehingga
terjadi penurunan
curah jantung dan
selanjutnya
mengalami
takikardia dengan
peningkatan tekanan
darah.
4. Jelaskan pola 4. Kegiatan progresif
peningkatan tingkat memberikan beban
aktivitas, misalnya yang terkontrol pada
bangun untuk pergi jantung. Serta
ke toilet atau duduk meningkatkan
dikursi, ambulasi kekuatan dan
progresif, dan mencegah kelelahan.
beristirahat setelah
makan.
5. Evaluasi tanda dan 5. Palpitasi, denyut
gejala yang tidak teratur,
mencerminkan peningkatan nyeri
intoleransi terhadap dada, atau dispnea
tingkat aktivitas mungkin
yang ada atau menunjukkan
memberitahukan kebutuhan untuk
pada perawat atau perubahan latihan
dokter. atau obat.
6. Kolaborasi dengan 6.Program
tenaga kesehatan lain rehabilitasi jantung
dalam merujuk ke memberikan
program rehabilitasi dukungan dan
jantung. pengawasan
tambahan, serta
mendorong
partisipasi dalam
proses pemulihan.
Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan

laju, irama, dan konduksi elektrikal

NO Tujuan / Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL


4 Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan 1. Hipotensi dapat
keperawatan selama 2x24 jam pengukuran tekanan terjadi akibat
diharapkan tidak terjadi darah. Bandingkan disfungsi ventrikular,
penurunan curah jantung hasil pada setiap hipoperfusi
Kriteria Hasil : lengan, saat duduk, miokardium, dan
1) Tanda vital dalam berbaring, dan stimulasi vagal.
rentang normal ( berdiri. Namun, hipertensi
Tekanan Darah, Nadi, juga dapat terjadi
Respirasi ) akibat nyeri, ansietas,
2) Dapat mentoleransi pelepasan
aktivitas, tidak ada katekolamin, dan
kelelahan memiliki masalah
3) Tidak ada edema paru, pembuluh darah
perifer dan tidak ada sebelumnya.
asites Hipotensi ortostatik (
4) Tidak ada penurunan postural ) mungkin
kesadaran berhubungan dengan
komplikasi infark,
misalnya gagal
jantung.
2. Auskultasi bunyi 2.S3 biasanya
jantung. Catat berhubungan dengan
adanya gallop S3 dan gagal jantung,
S4, murmur, serta namun adanya
rub. insufisiensi mitral
(regurgitasi) dan
overload ventrikel
kiri yang dapat
menyertai infark
parah juga dicatat.
S4 mungkin
berhubungan dengan
iskemia miokard,
kekakuan ventrikel,
dan hipertensi
pulmonal atau
sistemik.
Murmur
mengindikasikan
adanya gangguan
aliran darah pada
jantung, misalnya
gangguan pada
katup, defek septum,
atau getaran otot
papilaritas dan korda
tendinea (komplikasi
infark miokard)
Rub
mengindikasikan
adanya infark yang
disebabkan oleh
peradangan,
misalnya efusi
perikardial dan
perikarditis.
3. Auskultasi suara 3. Krakels
nafas menandakan adanya
kongesti pulmonal,
yang mungkin
berkembang karena
penurunan fungsi
miokard.
4. Pantau denyut dan 4. Denyut dan ritme
ritme jantung. jantung berespon
Dokumentasikan terhadap medikasi,
disritmia melalui aktivitas, dan
telemetri. perkembangan
komplikasi.
Disritmia terutama
kontraksi ventrikular
yang prematur atau
progressive heart
blocks, dapat
mempengaruhi
fungsi jantung atau
meningkatkan
kerusakan iskemik.
5. Berikan makanan 5. Makanan besar
yang kecil dan dapat meningkatkan
mudah dicerna. beban kerja miokard
Batasi asupan kafein, dan menyebabkan
misalnya kopi, stimulasi vagal, yang
cokelat, dan cola. mengakibatkan
bradikardia atau
denyut ektopik.
Kafein merupakan
stimulan langsung
pada jantung yang
dapat meningkatkan
denyut jantung.
6. Kolaborasi dengan 6. Disritmia biasanya
tenaga kesehatan lain diobati sesuai
dalam pemberian dengan gejalanya.
obat – obatan sesuai Terapi
indikasi, misalnya ACE inhibitor
obat antidisritmia. sebagai pengobatan
awal, khususnya
pada infark miokard
anterior yang besar,
aneurisma ventrikel,
atau gagal jantung,
dapat meningkatkan
keluaran vemtrikel,
meningkatkan
kelangsungan hidup,
dan mungkin
memperlambat
perburukan gagal
jantung.

Anda mungkin juga menyukai