Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“Demensia (Pikun)”

KELOMPOK PL 1 GERONTIK

1. Reza Adji Laksono (192303101049)


2. Shelfi Kurrotul Faize (192303101127)
3. Nur Qoriatus Sayidah (192303101104)
4. Sintia Tri Wahyuni (192303101138)
5. Rusita Erlinda Putri (192303101185)
6. Rizki Tri Noval Refansyah (192303101012)
7. Leony Delvechia Agustin (192303101182)
8. Linda Khusniatul Fitriah (192303101110)
9. Norlaila (192303101159)
10. Iqbal Maulana Ghozalba (192303101094)
11. Tarisa Taranda (192303101122)
12. Retno Sari Nurhabibah (192303101149)
13. Siti Hartina (192303101148)
14. Achmad Fani Ferdian (192303101112)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIERSITAS JEMBER
2021
Satuan Acara Penyuluhan

Pokok Pembahasan : Demensia (pikun)

Sub Pokok Pembahasan :

1. Menjelaskan pengertian demensia (pikun) pada lansia


2. Menjelaskan tentang tanda dan gejala demensia (pikun) pada lansia
3. Menjelaskan tentang pencegahan demensia pada lansia

Hari/Tanggal : Selasa/29 Juni 2021

Jam/waktu : 08.30/15 menit

Tempat : UPT PSTW Jember

Penyuluh : Kelompok PL 1 Gerontik

1. Reza Adji Laksono (192303101049)


2. Shelfi Kurrotul Faize (192303101127)
3. Nur Qoriatus Sayidah (192303101104)
4. Sintia Tri Wahyuni (192303101138)
5. Rusita Erlinda Putri (192303101185)
6. Rizki Tri Noval Refansyah (192303101012)
7. Leony Delvechia Agustin (192303101182)
8. Linda Khusniatul Fitriah (192303101110)
9. Norlaila (192303101159)
10. Iqbal Maulana Ghozalba (192303101094)
11. Tarisa Taranda (192303101122)
12. Retno Sari Nurhabibah (192303101149)
13. Siti Hartina (192303101148)
14. Achmad Fani Ferdian (192303101112)
A. Latar belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Proses menua adalah proses alamiah yang secara fisik dan mental
mengalami perubahan yang perlahan,tetapi pasti dan dialami oleh semua
orang tanpa terkecuali.
Sejalan dengan bertambahnya umur, maka perubahan di dalam otak
bisa menyebabkan hilangnya beberapa ingatan (terutama ingatan jangka
pendek) dan penurunan beberapa kemampuan belajar. Perubahan normal ini
tidak mempengaruhi fungsi. Contohnya seseorang bisa lupa akan hal-hal yang
detil, tetapi penderita demensia bisa lupa akan keseluruhan peristiwa yang
baru saja terjadi.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah lansia mengikuti kegiatan penyuluhan tentang demensia di UPT PSTW
Jember 15 menit, para lansia diharapkan dapat mencegah penyakit demensia serta
mengetahui tentang demensia/pikun

2. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang demensia di UPT PSTW Jember 15
menit, diharapkan seluruh lansia dapat mengetahui dan memahami tentang:
 Menjelaskan pengertian demensia (pikun)
 Menjelaskan tanda dan gejala demensia (pikun)
 Menjelaskan tentang cara pencegahan demensia

C. Isi Materi (Uraiaan materi penyuluhan terlampir/dilampirkan)


1. Pengertian demensia (pikun)
2. Menjelaskan tanda dan gejala demensia (pikun)
3. Menjelaskan tentang cara pencegahan demensia

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
F. Kegiatan Pembelajaran

Waktu Kegiatan Penyuluh sasaran


penyuluhan
2 menit Pembukaan : -
Memberi salam - Menjawab salam
- Salam -
Memberi sapaan - Mendengarkan
-
Memperkenalkan
- Perkenalan - memperhatikan
diri
- Tujuan - Menjelaskan
tujuan
penyuluhan
5 menit Menjelaskan Pelaksanaan: - menyimak dan
Menjelaskan materi
materi secara - mendengarkan
penyuluhan:
sistematis  Pengertian penyuluh
demensia (pikun)
 Menjelaskan
tanda dan gejala
demensia (pikun)
 Menjelaskan
tentang cara
pencegahan
demensia

5 menit Evaluasi : Evaluasi: - Memberikan


Tanya jawab - Memberi pertanyaan
kesempatan
kepada peserta
untuk mengulang
penjelasan dari
materi yang telah
disampaikan.
- Memberi - Menyampaikan
kesempatan kesimpulan hasil
kepada peserta
penyuluh
untuk bertanya
3 menit Penutup : Penutup: - Mendengarkan
1. Menyimpulkan
- Kesimpulan
materi
penyuluhan yang
telah
- Terima kasih
disampaikan.
2. Menyampaikan - Mendengarkan
terimakasih atas
- Menyampaika
perhatian dan
n saran waktu yang telah - Menjawab salam
diberikan kepada
peserta.
3. Mengucapkan
salam

G. Evaluasi

1. Evaluasi struktural
a) Sasaran hadir ditempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b) Penyelenggaraan di laksanakan di Klinik Wiratama Yosowilangun
c) Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya

2. Evaluasi proses
a) Sasaran antusias terhadap penyampaian materi oleh penyuluh
b) Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara
berakhir
c) Sasaran mengajukan pertanyaan dan antusias menjawab pertanyaan
pertanyaan yang diajukan penyuluh, dan dapat memberi kesimpulan.

3. Evaluas hasil
 Lansia dan mahasiswa mampu berinteraksi dan menjalin kerja sama dengan
baik selama proses penyuluhan dilakukan
 Lansia dapat menjelaskan pengertian demensia, menjelaskan tanda dan gejala
demensia (pikun), menjelaskan tentang pencegahan demensia
 Lansia memahami tentang cara mencegah kepikunan
Lampiran

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian demensia

Demensia (pikun) adalah kemunduran konitif yang sedemikian beratnya


sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari-hari dan aktivitas sosial. Biasanya
diawali dengan kemunduran memori/daya ingat(pelupa). Demensia adalah gangguan
kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari.
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang
secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan
kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran
kepribadian
Secara harfiah pikun atau demensia yaitu de yang berarti kehilangan dan
mensia yang berarti jiwa (Yatim, 2003). Secara umum, menurut Subaidah (2008)
pikun merupakan suatu penurunan intelektual yg diserati gangguan pengamatan
hingga hilangnya daya ingat yang sangat mengganggu dalam aktivitas sehari-hari.
Demensia adalah sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual
dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-
hari ( Brocklehurst and Allen, 1987 Cit. Boedhi Darmojo, 1999). Dimensia
merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa
gangguan kesadaran ( Kusuma, 1997).

B. Tanda dan Gejala Demensia


1. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia,
"lupa" menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
2. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan,
tahun, tempat penderita demensia berada
3. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang
benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi,
mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali
4. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat
sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan
orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia
kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul.
5. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan
gelisah

C. Pencegahan Demensia

Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia
diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan
fungsi otak,seperti :
1. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol
dan zat adiktif yang berlebihan
2. Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan
setiap hari.
3. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif
 Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
 Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman
yang memiliki persamaan minat atau hobi
 Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks
dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.

4. Kusuma ( 1997 ) Cara-cara agar tidak cepat pikun yaitu :


1.  Latih Pikiran
a. Belajar memainkan  alat—alat musik
b. Bermain catur, puzzle, dan TTS
c. Berinteraksi dengan orang lain
d. Menekuni hobi baru, seperti melukis, dan membuat kerajinan
e. Membaca buku dan mendengarkan berita
2.  Latih Fisik
a. Jadikan olahraga menjadi kegiatan yang menyenangkan (senam
demensia)
b. Minimal 30 menit sehari
c. Mulai dari tingkatan yang paling ringan misalnya jalan kaki, naik
tangga, atau bersepeda.
3.  Makan Sehat
a.  Makan makanan yg mengandung antioksidan ( vit A, C, E ) seperti
jeruk, brokoli, bayam, wortel, ubi, stroberi, tomat 
4.  Hindari Alkohol, Rokok dan Zat Terlarang
5.  Atasi Stres
a. Luangkan waktu untuk diri sendiri, gunakan untuk menarik napas
dalam-dalam dan rileks
b. Menerima hidup apa adanya
c. Kurangi aktivitas yang berat
d. Jaga kepala agar  jangan sampai trauma atau terjatuh
e. Konsultasi rutin saat timbul gejala pelupa, monitor tekanan
darah,kolesterol, gula darah, kendalikan agar selalu dalam keadaan
normal

Daftar Pustaka

Sari, Dian Maya. "DEMENSIA PADA LANSIA BERDASARKAN TINGKAT


PENDIDIKAN DEMENTIA IN THE ELDERLY BY LEVEL OF EDUCATION." (2018).

CINDRAMAWATI. “SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMENSIA PADA


LANSIA”. (2011).

Lestari, Widi, and Dwi Ngestiningsih. "Hubungan Antara Status Kognitif dengan Status
Fungsional Lanjut Usia Panti Wredha di Semarang." Jurnal Kedokteran Diponegoro 2.1
(2013): 137874.

Anda mungkin juga menyukai