Peraturan Pemerintah
Pemerintah mengeluarkan sebuah undang-undang mengenai kearsipan
yang bisa dibilang baru karena disahkan pada tahun 2009 yaitu UU.
No.43 Tahun 2009 menggantikan Undang-undang mengenai kearsipan
yang sebelumnya.
Dengan keberadaan Undang-undang ini tentu akan menjadikan sebuah
payung hukum yang jelas bagi para pengelola kearsipan di berbagai
organisasi maupun perusahaan. Selain itu juga terdapat Peraturan
pemerintah yang menjelaskan bagaimana tata cara pelaksanaan Undang-
undang tersebut yaitu PP 28 tahun 2012 yang masih benar-benar baru
dalam pengesahannya.
Jika digali lebih dalam mengenai kedua peraturan tersebut maka akan
didapatkan tentang sanksi hukum yang akan diberikan kepada sebuah
organisasi apabila tidak melaksanakan fungsi kearsipan dan merugikan
orang lain akan mendapatkan sebuah sanksi yang jelas. Perhatian
pemerintah akan pentingnya arsip saat ini sangat baik dengan munculnya
kedua undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut.
Diharapkan dengan kedua payung hukum tersebut pengelolaa arsip dapat
lebih kembali meningkatkan kompetensi Manajemen Kearsipan di
Indonesia.
Norma, Standar, Kriteria, dan Pedoman (NSPK) Kearsipan Universitas Indonesia
Proses Bisnis dan Manajemen Arsip
Sangat keliru jika sebuah manajemen arsip disusun tanpa melihat
bagaimana bisnis proses dari sebuah organsiasi berjalan. Karena itulah
dalam website ini anda memahami bahwa pengelolaan arsip tidak dimulai
saat arsip diterima akan tetapi manajemen dimulai saat arsip tersebut
tercipta yang artinya merupakan bagian dari sebuah awal proses bisnis
yang membutuhkan surat-menyurat sebagai arsip.
Menjadikan manajemen arsip dan informasi bagian dari rutinitas harian anda
Oleh karena itu sebuah organisasi seharusnya memahami mengenai
bisnis proses dan arsip sebagai berikut:
Memahami bahwa sebuah informasi dan arsip berkaitan dengan
sebuah resiko yaitu membawa konten dari sebuah bisnis organisasi.
Mendukung para karyawannya dengan training pengelolaan
administrasi arsip.
Buatkan arsip sebuah kebijakan, standar dan pedoman
Tanggungjawab penuh terhadap pekerja manajemen arsip yang
berasal dari luar -outsource
Laksanakan program-program penunjang untuk manajemen arsip
organisasi
Organisasi anda sebaiknya memiliki pula atau menggunakan sistem
kearsipan yang efektif dalam menciptakan, menjaga, dan mengelola arsip
elektronik.
Audit Informasi
Audit informasi adalah suatu alat yang digunakan dalam melakukan
evaluasi atau penilaian mengenai pelaksanaan fungsi kearsipan di setiap
unit organisasi. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan fungsi kearsipan di seluruh unit organisasi Universitas
Indonesia. Pelaksanaan audit dilakukan oleh auditor dengan koordinasi
antara unit organisasi dengan kantor arsip sebagai lembaga kearsipan
perguruan tinggi.
Bagaimana hasil Audit digunakan oleh Unit Organisasi
Laporan dari hasil audit informasi dapat digunakan sebagai:
identifikasi kekuatan dan kelemahan pada manajemen informasi
dan arsip organisasi;
Identifikasi area yang memiliki resiko berbahaya dalam
pengelolaan arsip sehingga membutuhkan perhatian;
Membuat skala prioritas dalam pengelolaan arsip yang
membutuhkan perhatian;
Membantu dalam penyediaan informasi suatu permasalahan
atau kasus dengan manajemen informasi dan arsip;
Membantu dalam penyusunan perencanaan dan pengembangan
strategi, kebijakan, dan bahan pelatihan untuk unit atau
organisasi.
Pengawasan Kearsipan
Kantor Arsip, sebagai Lembaga Kearsipan Perguruan Tinggi di lingkungan
Universitas Indonesia. Pada tahun 2016 mengembangkan instrumen
penilaian terkait Manajemen Arsip di lingkungan UI. Hal ini dilakukan
dalam upaya meningkatkan tata kelola universitas yang handal. Pegawai,
kelompok kerja dan unit kerja di lingkungan Universitas Indonesia
bertanggung jawab untuk :
Peduli dan memahami kebijakan universitas dan peraturan
terkait pengelolaan dokumen dan arsip.
Penciptaan dokumen dan arsip adalah bagian dari pekerjaan
setiap pegawai.
Menyimpan dokumen dan arsip ke dalam sistem informasi di
Universitas Indonesia (files.ui.ac.id, kelola.ui.ac.id,
sekar.ui.ac.id, dsb) harus dilakukan secara konsisten dengan
menjada keaslian dokumen.
Menjaga fisik dokumen dan arsip dengan hati-hati (rusak,
kebocoran informasi, hilang, dsb)
Hanya memusnahkan dokumen dan arsip dengan persetujuan
pimpinan atau pihak terkait atau sesuai prosedur, dan
Menjaga dokumen dan arsip dari pihak tidak berwenang.
Penilaian kinerja perlu dilakukan dengan skala pengukuran yang jelas,
sesuai dengan kebutuhan data dan sumber daya. Jika diperlukan,
tentukan prioritas pada unit kerja/ bisnis proses/ kelompok kerja/ personil
yang menjadi perhatian organisasi.
Tanggung Jawab
Keberhasilan pengelolaan dokumen dan arsip di Universitas Indonesia
tidak hanya menjadi tanggung jawab sebuah unit arsip atau kantor atau
Arsiparis. Namun menjadi tanggung jawab seluruh personil, unit kerja,
pimpinan untuk peduli dalam pengelolaan dokumen kerja dan arsip
mereka masing-masing (... sebuah bentuk kepatuhan terhadap peraturan
universitas tentang pengelolaan dokumen dan arsip ... ).
Instrumen yang dibuat oleh Kantor Arsip dalam Pengawasan Kearsipan
antara lain:
1. Zero - Pile Up- Archives
2. Filling System
3. Implementasi Tata Naskah Dinas
Penilaian Zero - Pile Up - Archives dilakukan dengan metode observasi ke
lapangan oleh Arsiparis atau Pengelola Arsip untuk menilai kondisi unit
kerja di lingkungan Fakultas. Kemudian melakukan penilaian dengan
mengisi form instrumen yang ada. Setiap unit kerja harus dinilai secara
objektif dan professional. Sedangkan untuk Tata Naskah Dinas penilaian
dilakukan dengan sampling surat yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh
Fakultas dengan melihat kepatuhan terhadap penerapan Peraturan Rektor
Nomor 017 Tahun 2015. Setiap unsur dalam naskah dinas tersebut dinilai
sesuai dengan bobot yang ada.
Instrumen menggunakan skala 1 - 5 untuk Zero Pile Up Archives dan
Filling System dan nilai 1 - 100 untuk Tata Naskah Dinas, dengan
konversi sebagai berikut.