OLEH
WAHYU PURWANDI
048292502
(FHISIP)
UNIVERSITAS TERBUKA
SAMARINDA
2022/2023
1
Kata Pengantar
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.............................................................................................................1
B.Rumusan Masalah........................................................................................................2
C.Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
Kesimpulan............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sistem kearsipan yang umum dikenal, pada prinsipnya mempunyai tiga
kegiatan pokok atau tiga subsistem, yaitu pengelolaan surat, filling atau pemberkasan dan
penyusutan. Tiga kegiatan ini merupakan suatu sistem yang saling berhubungan dengan
erat dan tidak bisa dipisahkan dari sistem kearsipan secara menyeluruh dan tidak
berfungsinya salah satu subsistem akan berdampak terhadap keberadaan sistem kearsipan
dalam administrasi perkantoran yang ada. Sementara itu pengelolaan arsip aktif yang
dimaksudkan di sini lebih memfokuskan pada kegiatan filling atau pemberkasan
Padahal kegiatan ini merupakan kegiatan inti dari kersipan, karena tidak saja
berfungsi untuk memudahkan penemuan kembali arsip yang dibutuhkan tetapi juga untuk
memudahkan kegiatan penyusutan arsip. Maksudnya adalah kalau arsipnya belum
diberkaskan dengan baik dan benar maka tujuan ini tidak akan tercapai. Ada
kecenderungan arsip hanya ditumpuk di atas meja tanpa ada sistem yang baku dan
1
standar. Untuk dapat melaksanakan pemberkasan dengan baik dan benar dibutukan sarana
bantu, salah satunya adalah klasifikasi arsip yang merupakan skema pengelompokan arsip
sesuai dengan fungsi dan kegiatan organisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu manual pengelolaan surat ?
2. Apa itu manual pengelolaan arsip aktif ?
3. Apa itu manual penyusunan klasifikas ?
C. Tujuan
1. Mengetahui manual pengelolaan surat
2. Mengetahui manual pengelolaan arsip aktif
3. Mengetahui manual penyusunan klasifikas
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Adapun manfaat dari implementasi sistem tata kerja adalah sebagi berikut:
1. Sebagai referensi tertulis dalam menetapkan kebijakan instansi/korporasi.
2. Sebagi pedoman pelaksanaan kegiatan organisasi, baik operasional maupun
administratif.
3. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan validasi rangkaian
kegiatan(birokrasi) dalam organisasi.
4. Memastikan setiap aktivitas kerja dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundangan dan kebijakan yang berlaku.
Manual atau SOP merupakan acuan bagi seluruh unit kerja dan personilnya di
lingkungan organisasi atau korporasi yang berisi prosedur, tugas, wewenang, dan
tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh masing-masing satuan kerja dan jabatan
sehingga mekanisme kerja dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan tugas yang telah
ditetapkan. Di samping itu, manual dapat juga menjadi untuk menilai kerja personil dan
organisasi, serta sebagai pegangan bagi organisasi dalam melakukan kontrol atas kualitas
hasil kerja. Dengan adanya manual maka pegawai dapat mengerti dengan jelas peran dan
tanggung jawabnya dalam menjalankan pekerjaan masing-masing secara konsisten.
Filling itu sendiri adalah kegiatan menata arsip secara logis dan sistematis dengan
menggunakan sistem tertentu yang disesuaikan dengan jenisarsip, serta tugas dan fungsi
unit pengelola arsip. Logis yang dimaksudkan disini adalah masuk akal dan dapat
diterima secara logika, sedangkan sistematis adalah secara teratur dan berurutan. Dengan
pengertian seperti tersebut di atas, maka dalam memberkaskan arsip, pertama harus
diketahui tugas dan fungsi organisasi atau unit kerja.
4
Dari tugas dan fungsi tersebut akan tercerminkan kegiatan apa saja yang
dilaksanakan. Kegiatan akan mencerminkan proses administrasinya dan akan
mengetahui jenis arsip yang tercipta. Setelah diketahui arsip yang tercipta tersebut maka
akan mudah dalam pemberkasannya nanti, karena kita memberkaskan arsip berdasarkan
kegiatan dan proses administrasi dari unit atau organisasi yang bersangkutan.
Dengan kata lain, setiap organisasi yang merupakan kumpulan dari unit kerja-
unit kerja yang paling berhubungan dan keterkaitan mempunyai fungsi sesuai dengan
tugas dan kewenangannya. Dalam perjalanannya fungsi tersebut, tercipta kegiatan-
kegiatan/activity dan dalam menjalankan kegiatan tersebut akan terjadi transaksi yang
merupakan proses administrasi. Proses inilah yang akan menciptakan arsip ataupun
sejenisnya, baik yang tekstual ataupun yang nontekstual. Arsip inilah yang nantinya akan
diberkaskan berdasarkan transaksi dan kegiatannya sesuai kepentingan unit agar nudah
untuk dicari dan ditemukan kembali.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manual atau SOP merupakan acuan bagi seluruh unit kerja dan personilnya di
lingkungan organisasi atau korporasi yang berisi prosedur, tugas, wewenang, dan
tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh masing-masing satuan kerja dan jabatan
sehingga mekanisme kerja dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan tugas yang telah
ditetapkan. Di samping itu, manual dapat juga menjadi untuk menilai kerja personil dan
organisasi, serta sebagai pegangan bagi organisasi dalam melakukan kontrol atas kualitas
hasil kerja. Dengan adanya manual maka pegawai dapat mengerti dengan jelas peran dan
tanggung jawabnya dalam menjalankan pekerjaan masing-masing secara konsisten.
6
baik. Hal ini dapat dimaklumi karena kegiatan pemberkasan secara umum belum
dilaksanakan dengan baik dan benar.
7
DAFTAR PUSTAKA
Budi Martono. (1994). Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital, Sinar Harapan.