Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRINSIP KESATUAN PERINTAH DAN PENGARAHAN


MANAJAMEN DALAM BIROKRASI

OLEH
GERIVAN NDUN
NIM: 2103010075

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis mengucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat, hikmat, bimbingan, dan penyertaannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Judul makalah ini ialah ”Prinsip Kesatuan Perintah dan
Kesatuan Pengarahan Dalam Birokrasi”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Asas-Asas Manajemen, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang suatu rangkaian perintah dan ketertiban manajemen di dalam sutu Birokrasi
bagi para pembaca dan penulis.

Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada batasan permasalahan pada


makalah ini, sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk melengkapi
makalah ini dengan baik dari segi teori, metode, dan analisa sehingga dapat menjadi
acuan referensi bagi penulis selanjutnya

Kupang Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVE ......................................................................................................... -

KATA PENGANTAR ..................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................1

1.3 Tujuan .................................................................................................. 1

1.4 Manfaat ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................3

2.1 Prinsip.Kesatuan Perintah dan Pengarahan ............................................3

2.2 Hubungan Birokrasi dam Manajemen .................................................. 4

2.3 New Publik Manajemen ....................................................................... 4

2.3.1 Birokrasi Modern Dalam Pelayanan Publik .......................................5

BAB III PENUTUP .....................................................................................8

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 8

3.2 Saran .................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep dan teori tentang manajemen birokrasi dan kebijakan mengalami


dinamika dan penyesuaian dalam tataran praktik birokrasi dan politik. Paradigma
dari government menjadi governance menuntut penyesuaian dari tataran birokrasi
sebagai aktor tunggal menuju birokrasi yang memberi ruang pada multipel
stakeholders dalam berbagai keputusan birokrasi/pemerintahan.  Administrasi
publik kadang-kadang dipakai pula istilah administrasi pemerintahan, dan kadang-
kadang juga diterjemahkan dengan birokrasi pemerintahan yang dikenal sekarang
ini merupakan produk dari masyarakat feodal yang tumbuh di negara-negara
Eropa. Dengan semakin pesat tumbuh dan berkembangnya masyarakat, maka
sentralisasi kekuasaan dan pertanggungjawaban dalam pemerintahan monarki
menimbulkan suatu kebutuhan untuk mendapatkan korp administrator yang cakap,
penuh dedikasi, stabil, dan intergritas.

Korp administrator ini pada gilirannya nanti akan menjadi tenaga birokrasi
pemerintahan. Kebutuhan akan suatu sistem mulai dirasakan, yakni suatu sistem
untuk menata sentralisasi kekuasaan dan pertanggungjawaban pemerintahan.
Dalam pelaksanaannya ide tentang birokrasi bukan sesuatu yang baru. Keluhan
atas pemerintahan bukan hal baru, yaitu setua usia pemerintahan itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.

1) Apa itu kesatuan kerintah dan pengarahan manajemen?


2) Apa hubungan kesatuan perintah dan pengarahan manajemen di suatu
birokrasi publik?
3) Bagaimana penerapan kesatuan perintah dan pengarahan dlam suatu
Birokrasi?
1.3 Tujuan

1
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan makalah sebagai
berikut.

1) Menjelaskan apa itu kesatuan perintah dan pengarahan manajemen.


2) Menjelaskan apa hubungan kesatuan perintah dan pengarahan birokrasi.
3) Mendeskripsikan hubungan antara kesatuan perintah dan pengarahan
birokrasi.
1.4 Manfaat

Penulisan makalah ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak


yang membutuhkan, baik secara teoretis maupun praktis, diantara-Nya:

1) Manfaat teoretis
Makalah ini dapat diharapakan menambah wawasan mengenai hubungan
penerapan kesatuan perintah dan pengarahan dalam birokrasi, serta juga
diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang teoritis
dipelajari di bangku perkuliahan.
2) Manfaat praktis
Bagi penulis makalah ini diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat
dalam mempelajari hubungan antara Manajemem didalam suatu birokrasi.

BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 Prinsip Kesatuan Perintah dan Pengarahan
Ilmuwan seperti Henri Fayol (1841-1925) adalah orang yang pertama kali
membuat fondasi pertama untuk manajemen ilmiah modern. Konsep pertama ini,
juga disebut prinsip manajemen, adalah faktor yang mendasari manajemen yang
sukses. Henry Fayol menyatakan bahwa pengertian manajemen adalah proses
yang terdiri dari kegiatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan sumber daya manusia (SDM) & menggandakan pengendalian
dalam rangka untuk mencapai tujuan yang akan dicapainya.
Henri Fayol mengeksplorasi ini secara komprehensif dan, sebagai hasilnya,
dia mensintesis 14 prinsip manajemen. Prinsip-prinsip manajemen dan penelitian
Henri Fayol dipublikasikan dalam buku “General and Industrial Management”
(1916). Dua ontoh prinsip yang diberikan Hendry Fayol:
a) Prinsip Kesatuan Perintah
Kesatuan perintah merupakan sebuah prinsip yang dikemukakan oleh
Hendry Fayol yang di mana prinsip ini memiliki sebuah suruhan dimana suatu
organisasi atau permanejemenan akan namanya suatu perintah, perintah disini
mempunyai satu kesatuan untuk sebuah.organisasi agar terciptnya keadilan
dan kejujuran.
Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan
prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan
baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai
dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain
kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung
jawab serta pembagian kerja.
b) Kesatuan pengarahan
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu
diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan
pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan
perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah
sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang
jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk melaksanakan pekerjaan
dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung
jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan

3
(unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembagian kerja, wewenang dan
tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.
Dari dua prinsip tersebut dapat dijelaskan bahwa suatu birokrasi juga memerlukan
adanya suatu kesatuan perintah dan pengarahan agar manajemen dalam birokrasi
dapat berjalan dengan baik yang dimana kedua prinsip tersebut dijalankan dengan
baik.
2.2 Hubungan Birokras dan Manajemen
Birokrasi menunjuk pada pada empat pengertian, yaitu yang pertama,
menunjuk pada kelompok pranata atau lembaga tertentu. Pengertian ini
menyamakan birokrasi dengan biro. Kedua, menunjuk pada metode khusus untuk
pengalokasian sumber daya dalam suatu organisasi besar. Pengertian ini
berpadanan dengan istilah pengambilan keputusan birokratis. Ketiga, menunjuk
pada kebiroan atau mutu yang membedakan antara biro-biro dengan jenis-jenis
organisasi lain. Pengertian ini menunjuk pada sifat-sifat statis organisasi.
Keempat, sebagai kelompok orang, yakni orang-orang yang digaji yang berfungsi
dalam pemerintahan. Contoh penerapan manajemen dalam birokrasi:
a) Federal Corporation (perusahaan-perusahaan federal milik federal)
Birokrasi ini memadukan fungsinya sebagai lembaga pemerintah sekaligus
lembaga bisnis, contohnya di birokrasi Indonesia adalah BUMN (Badan Usaha
Milik Negara), Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), Perusahaan Listrik
Negara (PLN), dan Garuda Indonesia Airways (GIA).
b) Independent Regulatory Agencies (agen-agen pengaturan independen)
Pembentukan birokrasi ini karena adanya kebutuhan untuk menyelenggarakan
regulasi ekonomi pada dunia bisnis, yang nantinya akan berhubungan
langsung dengan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi jenis ini di Indonesia
dapat dicontohkan seperti KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), BPPN
(Badan Penyehatan Perbankan Nasional), KPU (Komisi Pemilihan Umum),
dan sebagainya.
2.3 New Publik Manajemen
Dalam administrasi publik terdapat birokrasi administrasi publik. Birokrasi
adalah unsur pelaksanaan dari administrasi publik agar tujuan pelayanan kepada
masyarakat tercapai secara efektif, efisiensi dan rasional birokrasi sebagai
administrasi yang dilaksanakan oleh pegawai.

4
Perkembangan administrasi negara di negara-negara maju sejak tahun 1998
berlangsung sangat pesat yang mengarah pada manajemen pemerintahan baru
(New Public Manajemen) di Indonesia sejak reformasi digulirkan sangat banyak
yang telah dilakukan untuk lebih mendayagunakan administrasi negara antara lain
melalui birokrasi berbagai upaya perbaikan birokrasi pemerintah dalam rangka
membersihkan KKN dalam penyelenggaraan pemerintah, meningkatkan
pelayanan publik dan memperkuat fungsi pelayanan.
2.3.1 Birokrasi Modern dalam Pelayanan Publik
Birokrasi seringkali digunakan sebagai terminologi yang merefleksikan
pemerintah, birokrasi adalah sumber daya manusia yang menjalankan roda
pemerintahan dimulai dari pegawai biasa sampai dengan kalangan penjabat yang
memiliki kewenangan sedangkan istilah birokrasi digunakan sebagai terminologi
dalam pemerintahan. Sementara itu birokrasi dalam arti sebenarnya adalah struktur
dari sekumpulan aturan yang ditetapkan untuk mengendalikan aktivitas dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Karena itu birokrat harus mengutamakan tugas yang telah digariskan oleh
organisasi dan mengeyampingkan aspek-aspek personal dalam menjalankan
tugasnya struktur birokrasi memiliki beberapa karakter sebagai berikut:
1) Pembagian yang jelas tugas-tugas yang dilaksanakan baik oleh setiap individu,
maupun unit-unit kerja.
2) Sistem kepegawaian dengan pola rekrutmen dan pola karir yang jelas.
3) Hierarki kewenangan dan status yang didistribusikan kepada mereka yang
menjalankan tugas tersebut.
4) Jejaring formal dan informal yang menghubungkan mereka yang satu dengan
yang lainnya melalui arus informasi dan pola-pola kerja sama.

Dalam prakteknya tipe ideal suatu birokrasi sangat sulit diwujudkan karena
seringkali ditemui birokrasi tidak menjadi efektif karena beberapa hal:

1) Adanya kewenangan hierarki secara vertikal.


2) Unit-unit organisasi yang di pandang memiliki konflik kompetisi dengan unit
diatas-Nya.
3) Sistem rekrutmen yang cenderung ke pendekatan oligarki tidak pada
meritoklasi.

5
4) Munculnya praktek-praktek KKN yang mengabaikan prinsip-prinsip
internasional.
5) Pengabaian terhadap akuntabilitas.
6) Tugas yang terlalu spesifik.
7) Prosedur yang terlalau berbelit.
8) Kebenaran dalam organisasi hanya berupa kebenaran berupa menurut yang
ada.
9) Tidak memberikan kesempatan pada pendapat yang berbeda.
10) Kecenderungan birokrasi yang terus menerus menciptakan aturan-aturan yang
ada.

Birokrasi modern berkembang sejalan dengan transformasi manajemen publik


yang secara garis besar dapat dikelompokan dalam 3 (Tiga) fase yaitu:

1) Public Administration berkembang sekitar (1910-1970) dengan berbagai ciri


lain yaitu struktur desntralistik penerapan manajemen kerja koordinat bersifat
invisble hand dan akuntabilitas berlangsung melalui pasar.
2) Governance Model (1990) ciri-ciri antara lain memiliki strkutur tertata
hierarkis.
3) Penerapan total quality manajemen koordinasi bersifat botto up dan
akuntabilitas berlangsung melalui keluhan masyarakat (consumer complints).
Penerapan birokrasi modern berlangsung sesuai dengan perjalanan transformasi
paradigma manajemen publik tersebut yang akan menekankan pada pada prinsip:
1) Efisiensi, efektivitas dan kualitas pelayanan.
2) Desentralisasi dimana sistem pengambilan keputusan terhadap alokasi sumber
daya di dekatkan pada point of delivery.
3) Fleksibel untuk melakukan peraturan secara langsung akan menghasilkan cast
efektif dan efisien.
4) Menerapkan iklim kopetensi dan produktivitas untuk menghasilkan pelayanan
yang effektive dan efisien.
5) Penguatan kapasitas strtejick pemerintah sebagai pengaturan yang akan
mengarahkan organisasi pemerintah melalui evaluasi dan merespon berbagai
perubahan eksternal pada biaya yang rendah.
6) Fokus pada penyelarasan kewenangan dan tanggung jawab sebagai kunci
peningkatan kinerja.

6
Birokrasi diperkenalkan dan di dorong untuk melakukan kompetisi kinerja
pemberian pelayanan baik antar instansi dan pemerintah maupun dengan sektor
swasta kualitas pelayanan publik yang secara sederhana berkaitan dengan:
1) Pelayanan memenuhi apa yang dibutuhkan masyarakat.
2) Perlakuan yang baik dari petugas pelayanan.
3) Bertanggung jawab atas kesalahan,
4) Memperlakukan masyarakat yang mengajukan pelayanan secara adil.
5) Menyediakan informasi yang bermanfaat.
Berdasarkan batasan administrasi publik yang dikemukakan itu, maka
berbagai upaya perubahan dan pembaharuan dalam arti penyempurnaan kualitas
pelayanan publik yang dilakukan oleh organisasi publik atau birokrasi
pemerintahan. Hal ini penting menjadi perhatian dan konsetrasi serius, khususnya
dalam implementasi fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip administrasi publik.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, bahwa penerapan prinsip kesatuan perintah


dan kesatuan pengarahan dalam birokrasi adalah suatu model administrasi publik
yang tanggap terhadap perubahan lingkungan, reponsif, disiplin yang tinggi,
menjunjung tinggi hak-hak demokrasi dan hak-hak asasi manusia, tidak
diskriminatif, bersih dari penyalahgunaan kewenangan, transparansi, akuntabel,
dan terfokus pada upaya pelayanan publik yang prima.

3.2 Saran
Saran yang bisa penulis berikan yaitu perlu adanya metode penelitian lebih lanjut
dari Manajemen yang di terapkan dalam sebuah birokrasi atau organisasi sebagai
salah satu cara meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Sahya. 2012. Perbandingan Administrasi Negara. Bandung. CV Pustaka


Setia.

Anggara, Sahya. 2016. Ilmu Administrasi Negara. Bandung. CV Pustaka Setia.

Hardiyansyah. 2017. Manajemen Pelayanan dan Pengembangan Organisasi Publik


Dalam Perspektif Riset Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Yogyakarta.
Gava Media.

Manua, Leon. 2019. “Prinsip-Prinsip Manajemen Menurut Henry Fayol”.


https://www.studimanajemen.com/2019/04/prinsip-manajemen-henri
fayol.html?m=1. (Diakses 14 Februari 2022).

Parliamentary Center. 2010. “Kinerja Birokrasi Pelayanan Publik”.


https://kebebasaninformasi.org/id/2010/10/26/kinerja-birokrasi-pelayanan-
publik. (Diakses 13 Februari 2022).

Setia, Adi Oni. 2016. Mengenal Dasar-Dasar Manajen. Jakarta. Cempaka Putih PT.

8
9

Anda mungkin juga menyukai