1.1 PENDAHULUAN
Persamaan tiga momen ditemukan oleh Clapeyron pada tahun 1857. Persamaan ini
menyatakan hubungan antara momen lentur pada tiga perletakan yang berurutan dari suatu
konstruksi balok menerus yang menerima beban luar tertentu pada masing-masing tumpuan
atau perletakan dengan atau tanpa terjadinya settlement yang tidak merata pada suatu
tumpuan atau perletakan.
Gambar 1. 1a
Gambar 1. 1b
Gambar 1. 1c
I - 1
Gambar 1.1 memperlihatkan salah satu contoh struktur balok menerus dengan beban
terbagi rata q, terletak di atas tiga tumpuan sendi. Gambar bidang momen dengan luas A1 dan
A2 pada masing-masing bentang dengan asumsi tiap bentang terletak di atas dua tumpuan
sendi dengan jarak luasan bidang momen ke titik peninjauan (tumpuan tepi) sebesar a1 dan
a2 diperlihatkan pada gambar 3.1b. Gambar 3.1c memperlihatkan terjadinya suatu settlement
yang tidak merata dari struktur balok menerus ABC sehingga tumpuan / perletakan A dan C
terletak lebih tinggi di atas tumpuan / perletakan B.
Jika MA, MB dan MC masing-masing merupakan momen yang terjadi pada tumpuan
A, B dan C, maka dapat diturunkan dari suatu kondisi bahwa balok menerus tersebut adalah
menerus di tumpuan / titik B. Atau garis singgung di titik B pada garis elastika BA terletak
segaris lurus dengan garis singgung garis singgung di titik B pada garis elastika BC (gambar.
3.1c). Berdasarkan kondisi kontinuitas tersebut, diperoleh persamaan bahwa:
A’ A” C’ C”
――― = ――― …. Persamaan 1.1
L1 L2
Dimana :
A’ A” : hA – AA”
: hA – Defleksi di titik A dari garis singgung di titik B
: hA – (1/EI1) [ A1.a1 + ½ MA.L1 (1/3 L1) + ½ MB.L1 (2/3 L1) ] …. Persamaan 1.2
dan
C’ C” : C C” – hC
: Defleksi di titik C dari garis singgung di titik B – hC
: (1/EI2) [ A2.a2 + ½ MC.L2 (1/3 L2) + ½ MB.L2 (2/3 L2) ] – hC .… Persamaan 1.3
Subtitusi persamaan 1.2 dan 1.3 ke dalam persamaan 1.1 sehingga diperoleh :
L1 L1 L2 L2 6A1.a1 6A2.a2
MA― + 2MB ― + ― + MC ― = - ――― - ――― …….Persamaan 1.6
I1 I1 I2 I2 I1L1 I2L2
Dimana :
MA, MB, MC : Momen pada masing-masing titik A, B dan C ( kgm )
L1, L2 : Panjang masing-masing dari bentang 1 dan 2 ( m )
I1, I2 : Momen lembam dari masing-masing batang / bentang ( cm4, m4 )
A1, A2 : luas bidang momen maasing-masing bentang ( kgm2 )
a1, a2 : Jarak titik pusat luasan bidang momen ke perletakan / tumpuan ( m )
Persamaan tiga momen di atas akan jadi lebih sederhana apabila sepanjang struktur
mempunyai momen lembam I yang tetap (konstan).
6A1.a1 6A2.a2
MA L1 + 2MB { L1 + L2 } + MC L2 = - ――― - ――― …….Persamaan 1.7
L1 L2
Untuk suatu struktur balok menerus dengan pola pembebanan yang tidak umum
dijumpai atau pola pembebanan yang sedemikian hingga luas bidang momen ( A ) dan jarak
titik pusat bidang momen (a) sangat sukar untuk ditentukan. Untuk hal tersebut, Persamaan
tiga momen dari Clapeyron dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
R dan ζ merupakan bagian beban yang dapat ditentukan berdasarkan persamaan yang
terdapat dalam tabel. Pada halaman lampiran.
I - 3
suatu redundant, sehingga pada perletakan tersebut diperlukan suatu bentang yang disebut
bentang imajiner A0 A dengan panjang bentang L0 dan momen lembam bentang I0 = ∞
Kasus seperti ini diperhatikan pada gambar. 1.2. sebagai berikut :
A
B C
L1 L2
Gambar 1.2a
A0 A B C
L0 L1 L2
Gambar 1.2b
Persamaan tiga momen pada kasus yang diperlihatkan pada gambar. 1.2a di atas
adalah sebagai berikut :
Untuk bentang A0 A dan A B :
L0 L0 L1 L1 6A0.a0 6A1.a1
MA0 ― + 2MA ― + ― + MB ― = - ――― - ――― …….Persamaan 1.9
I0 I0 I1 I1 I0L0 I1L1
L1 L1 6A1.a1
2MA ― + MB ― = - ――― …….Persamaan 1.10
I1 I1 I1L1
L1 L1 L2 L2 6A1.a1 6A2.a2
MA― + 2MB ― + ― + MC ― = - ――― - ――― …….Persamaan 1.11
I1 I1 I2 I2 I1L1 I2L2
L1 L1 L2 6A1.a1 6A2.a2
MA― + 2MB ― + ― = - ――― - ――― …….Persamaan 1.12
I1 I1 I2 I1L1 I2L2
Subtitusi persamaan 1.10 dengan persamaan 1.12 akan diperoleh besarnya nilai MA dan MB
Contoh. 1
I - 4