Gejala Trombositopenia
Trombositopenia ringan umumnya tidak menimbulkan gejala. Kondisi ini biasanya
baru diketahui saat penderita melakukan pemeriksaan jumlah sel darah untuk tujuan
lain.
Jika jumlah trombosit semakin turun, penderita akan merasakan gejala utama
berupa perdarahan, baik yang terlihat dari luar maupun perdarahan organ dalam.
Perdarahan organ dalam lebih sulit dideteksi dan gejalanya bervariasi, tergantung
pada organ yang mengalami perdarahan.
Sedangkan perdarahan di tubuh bagian luar nampak sebagai memar atau lebam,
dan perdarahan yang sulit berhenti. Gejala perdarahan lain yang dapat muncul
akibat trombositopenia adalah:
Mimisan
Gusi berdarah
Menstruasi yang lebih banyak dari biasanya
Hematuria
BAB berdarah atau berwarna hitam
Muntah darah atau berwarna seperti kopi
Diagnosis Trombositopenia
Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan bertanya seputar gejala yang dialami
pasien dan riwayat kesehatannya. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik
untuk mengetahui adanya memar atau bintik-bintik merah pada kulit, yang
merupakan salah satu gejala trombositopenia.
Jika pasien diduga mengalami trombositopenia, dokter akan melakukan tes darah.
Tes darah yang dilakukan adalah hitung darah lengkap dan pemeriksaan apusan
darah tepi. Lewat kedua pemeriksaan ini, dokter akan mengetahui jumlah trombosit
di dalam darah, serta struktur dan kondisi sel darah di bawah mikroskop.
Pemeriksaan darah juga dapat dilakukan untuk mendeteksi penyebab
trombositopenia, misalnya uji fungsi hati untuk melihat penyakit liver. Selain tes
darah, dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:
USG perut
USG perut dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi pembesaran pada
organ hati maupun limpa.
Aspirasi sumsum tulang
Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang dilakukan untuk melihat jumlah serta
struktur sel darah langsung dari pabriknya, yaitu sumsum tulang.
Pemeriksaan ini juga melihat kondisi sumsum tulang, dengan mengambil
sedikit sampel jaringan (biopsi sumsum tulang).
Cara Menaikkan Jumlah Trombosit
Tidak semua penurunan jumlah trombosit perlu diobati. Sebelum merencanakan
pengobatan trombositopenia, dokter perlu mencari dulu penyebabnya dan
mengetahui berapa jumlah trombosit dalam darah. Kedua hal ini menentukan
keparahan trombositopenia yang dialami oleh penderita.
Trombositopenia ringan (jumlah trombosit masih di atas 50.000 sel per mikroliter
darah) cenderung tidak menimbulkan gejala. Tidak ada pengobatan khusus untuk
menaikkan jumlah trombosit.
Dokter hanya akan memberikan pengobatan untuk mengatasi penyebab turunnya
jumlah trombosit dan untuk mencegah agar jumlahnya tidak semakin turun. Bila
penyebab trombosit turun merupakan penyakit yang berkepanjangan (kronis),
penderita perlu menjalani kontrol rutin dengan dokter untuk memantau perjalanan
penyakit.
Untuk mencegah perdarahan, dokter akan menyarankan penderita untuk:
Jika tombositopenia disebabkan oleh efek samping obat, maka bila perlu
dokter akan mengganti atau menghentikan penggunaan obat tersebut.
Jika trombositopenia disebabkan oleh infeksi virus, dokter akan memberikan
obat antivirus bila diperlukan. Beberapa infeksi virus, seperti demam
berdarah, tidak memerlukan obat antivirus, melainkan hanya memerlukan
asupan cairan yang cukup.
Jika trombositopenia disebabkan oleh kecanduan alkohol jangka panjang,
dokter akan meminta penderita untuk berhenti minum alkohol.
Jika trombositopenia disebabkan oleh penyakit autoimun, misalnya ITP,
pengobatannya adalah dengan pemberian kortikosteroid.
Perdarahan yang serius, seperti perdarahan otak, berisiko terjadi pada jumlah
trombosit kurang dari 10.000-20.000 sel per mikroliter darah. Oleh karena itu, bila
trombosit terlalu rendah atau pengobatan untuk mengatasi penyebab tidak
memberikan hasil yang memuaskan, dokter akan meningkatkan jumlah trombosit
dengan beberapa cara di bawah ini:
Transfusi trombosit
Obat eltrombopag
Tindakan plasmaferesis
Operasi pengangkatan organ limpa
Komplikasi Trombositopenia
Komplikasi yang dapat terjadi akibat trombositopenia adalah perdarahan berat pada
otak atau saluran pencernaan. Perdarahan pada otak dan saluran pencernaan
merupakan kondisi yang harus segera ditangani. Jika muncul gejala berupa sakit
kepala hebat atau BAB berdarah, segera hubungi dokter.
Pencegahan Trombositopenia
Langkah pencegahan utama trombositopenia adalah dengan menghindari penyebab
turunnya trombosit. Hal yang dapat dilakukan adalah: