REFERAT
Oleh:
Mega Febriana
19710018
Pembimbing:
dr. Arief Bowo Kurniawan , SpJP (K)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai kemudahan
kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Referat. Tugas ini penulis selesaikan untuk
memenuhi persyaratan ujian di SMF Ilmu Penyakit Dalam Sidoarjo dan untuk menambah
Tugas Referat ini berhasil penulis selesaikan karena dukungan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada Tim Dokter Pembimbing
di SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Sidoarjo dan segenap pihak yang membantu
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas referat ini masih belum sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan segala masukan demi sempurnanya tulisan ini. Sehingga
penulis berharap semoga Laporan Kasus ini nantinya dapat bermanfaat bagi berbagai
Penulis
4
BAB I
PENDAHULUAN
jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan data dari badan kesehatan dunia
biasanya disebut aritmia. Aritmia yang paling umum dan yang sering dijumpai
abnormal 1,2
medical check up. Walaupun bukan merupakan keadaan yang mengancam jiwa
morbiditas dan mortalitas.1,5 Atrium Fibrilasi dapat bersifat akut maupun kronik
dan umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun. AF memang telah menjadi jenis
aritmia yang paling umum dan paling banyak terjadi dengan prevalensi meningkat
setiap tahunya.3
fibrilasi kurang dari 1% dan meningkat menjadi 9% pada usia 80 tahun. Data dari
kejadia atrial fibrilasi sebanyak 0,2% dengan rasio laki-laki dan perempuan 3:2.
Selain itu, akibat dari peningkatan presentase lanjut usia di Indonesia, WHO
Pasien dengan atrial fibrilasi memiliki resiko stroke 5 kali lebih tinggi dan
resiko gagal jantung 3 kali lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa atrial fibrilasi.
manajemen serta masalah dan opsi perawatan yang tersedia untuk pasien atrial
fibrilasi sangat penting. Oleh karena itu, sangat penting untuk dokter perawatan
seorang dokter untuk mendeteksi kelainan atau penyakit Atrial Fibrilasi pada
jantung.4
(PPOK). Gagal jantung simtomatik dengan kelas fungsional New York Heart
Association (NYHA) II sampai IV dapat terjadi pada 30% pasien FA, namun
sebaliknya FA dapat terjadi pada 30-40% pasien dengan gagal jantung tergantung
dari penyebab dari gagal jantung itu sendiri. Fibrilasi atrium dapat menyebabkan
Distensi pada atrium kiri dapat menyebabkan FA seperti yang terjadi pada pasien
penyakit katup jantung dengan prevalensi sebesar 30% dan 10-15 % pada defek
koroner meskipun keterkaitan antara FA itu sendiri dengan perfusi koroner masih
belum jelas.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
dan durasinya.6
dengan kontraksi atrium yang cepat dan tidak teratur serta respons ventrikel
hingga lima kali lipat dari orang yang tidak memiliki AF. Risiko ini dapat
berisiko tinggi.5
Pada orang yang didiagnosis dengan AF, ada dua masalah terpisah
manajemen dari gejala dan keluhan pasien, yang kedua adalah penilaian dan
manajemen risiko tromboemboli. Tujuan pengobatan AF adalah untuk
besar pasien dengan AF pengobatan yang paling tepat dan efektif adalah
B. Epidemiologi
tahun 1948 dengan melibatkan 5209 subjek penelitian sehat (tidak menderita
dengan rasio laki-laki dan perempuan 3:2. Selain itu, karena terjadi
7,74% (pada tahun 2000-2005) menjadi 28,68% (estimasi WHO tahun 2045-
Dalam skala yang lebih kecil, hal ini juga tercermin pada data di Rumah Sakit
yaitu 7,1% pada tahun 2010, meningkat menjadi 9,0% (2011), 9,3% (2012)
dan 9,8% (2013). Pasien dengan atrial fibrilasi memiliki resiko stroke 5 kali
lebih tinggi dan resiko gagal jantung 3 kali lebih tinggi dibandingkan pasien
C. Faktor Risiko
Usia merupakan salah satu faktor terkuat dalam kejadian atrial fibrilasi.
1. Diabetes Melitus
2. Hipertensi
5. Cerebrovascular disease
6. Penyakit Tiroid
8. Usia ≥ 60
9. Infeksi
10. Alcoholism
D. Patofisiologi
kambuh tetapi masih dapat konversi secara spontan, mekanisme utama yang
faktor pemicu (trigger) AF, sedangkan pada pasien AF yang tidak dapat
melanggengkan.2
terjadinya aritmia.2
fungsi mekanis, dan ultra struktur atrium terjadi pada rentang waktu dan
2. Mekanisme elektrofisiologis
a. Mekanisme Fokal
vena kava superior (37%), dinding posterior atrium kiri (38,3%), krista
serat miosit.
atau dekat dengan batas antara VP dan atrium kiri) akan menghasilkan
melalui otot-otot atrium dengan cara yang kacau. Hipotesis ini pertama
saling bertabrakan satu sama lain dan kemudian padam, atau terbagi
bertambah lama sampai lebih dari 24 jam. Oleh karena itu pada pasien
3. Predisposisi Genetik
aritmia, termasuk AF. Fibrilasi atrium juga sering terjadi pada berbagai
dan hipertrofi ventikel kiri abnormal yang terkait dengan mutasi pada gen
gen kanal natrium SCN5A, atau gain-of-function pada gen kanal kalium.
Selain itu, beberapa lokus genetik yang dekat dengan gen PITX2 dan
ZFHX3 berhubungan dengan AF dan stroke kardioembolik.2,8
1. AF deteksi pertama
2. Paroksismal AF
3. Persisten AF
AF yang sifatnya menetap dan berlangsung lebih dari 48 jam tetapi kurang
normal.
4. Permanen AF
tahun.
2. FA non-valvular: AF yang tidak terkait dengan penyakit rematik mitral,
valvular.
yang tidak beraturan seperti pada AF, dapat dihitung dengan mengalikan
rerata laju jantung dalam 6 detik (30 kotak besar) dikalikan dengan 10.
aktivitas fibrilasi atrium dapat terlihat. Takikardi yang cepat, ireguler, dan
F. Diagnosis
takikardia, kelelahan, lemah, pusing, dan nafas pendek. Pasien juga dapat
datang dengan gejala yang lebih parah termasuk; sesak napas, nyeri dada, dan
pingsan. Sejak kapan gejalanya dimulai, seberapa sering terjadi dan berapa
lama berlangsung. Nilai tingkat keparahan gejala dan adanya kelainan yang
berikut:
1. Anamnesis
antara lain:
- Palpitasi, umumnya diekspresikan oleh pasien sebagai: pukulan
sistemik. Penilaian awal dari pasien dengan FA yang baru pertama kali
frekuensi gejala.
2. Pemeriksaan Fisik
fisis juga dapat memberikan informasi tentang dasar penyebab dan gejala
a. Tanda Vital
kendali laju yang adekuat pada AF. Pada pemeriksaan fisis, denyut nadi
c. Paru
d. Jantung
jumlah nadi yang teraba dengan auskultasi laju jantung dapat ditemukan
e. Abdomen
embolisasi perifer.
f. Ekstremitas Bawah
tabuh atau edema. Ekstremitas yang dingin dan tanpa nadi mungkin
menurun.
g. Neurologis
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
masuk rumah sakit terkait dengan mortalitas dan kejadian kardiak yang
ginjal)
b. Elektrokardiogram (EKG)
dan acak, diikuti oleh kompleks QRS yang ireguler pula. Manifestasi
melebihi 160-170x/menit.
- Preeksitasi
dan QRS dari pasien yang mendapatkan terapi antiaritmia untuk AF.6
c. Foto Toraks
Uji latih atau uji berjalan enam-menit dapat membantu menilai apakah
e. Ekokardiografi
ditunda).6
(MRI)
diproses untuk menciptakan peta anatomis dari atrium kiri dan VP.2
Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi dosis obat
h. Studi Elektrofisiologi
G. Tatalaksana
menurunkan denyut jantung atau irama tergantung oleh jenis AF dan faktor-
faktor lain seperti usia, adanya komorbiditas, dan ada atau tidak adanya
dan kematian. Akan tetapi ada perbaikan kualitas hidup dilihat dengan kedua
channel bloker (verapamil atau diltiazem) atau digoxin. Pilihan obat untuk
panduan, target denyut jantung harus ≤ 80 per menit saat istirahat dan ≤
a. Digitalis
yang abnormal.
b. β-blocker
denyut jantung dan kontraktilitas jantung. Efek ini akan berakibat dalam
c. Antagonis Kalsium
akibat obat, disfungsi nodus sinoatrial (henti sinus atau jeda sinus) atau
blok atrioventrikular. Obat intravena untuk kardioversi farmakologis yang
Cardioversion).
- Amiodarone
- Dofetilide
- Flecainide
- Ibutilide
- Propafenone
- Quinidine
b. Electrical Cardioversion
Suatu teknik memberikan arus listrik ke jantung melalui dua pelat
logam (bantalan) ditempatkan pada dada. Fungsi dari terapi listrik ini
denyut atau strategi kendali irama dengan obat atau ablasi atrium kiri
sehingga akan mencakup seluruh spektrum pasien FA. Skor CHA2 DS2
failure, Hypertension, Age ≥75 years (skor 2), Diabetes mellitus, Stroke
faktor risiko stroke, tetapi yang dimaksud dengan huruf ‘C” pada skor
CHA2 DS2 VASc adalah adanya disfungsi ventrikel kiri sedang hingga
gagal jantung baru yang memerlukan rawat inap tanpa memandang nilai
fraksi ejeksi.2,5
(NSAIDs), dsb. Hal yang penting untuk diperhatikan bahwa pada skor
hari.2,5
b. Terapi Antitrombotik
Terapi antitrombotik yang dipergunakan untuk prevensi stroke
pada FA. Antikoagulan Baru (AKB) Saat ini terdapat 3 jenis AKB yang
gangguan irama pada jantung dengan karakteristik aktivasi atrium yang tidak
tidak sengaja selama medical check up. Deteksi Atrium Fibrilasi dapat dilakukan
instrumentasi medis yang digunakan untuk merekam aktifitas listrik pada jantung.
nafas pendek. Pasien juga dapat datang dengan gejala yang lebih parah termasuk;
sesak napas, nyeri dada, dan pingsan. Menurut AHA (American Heart
(PPOK).
DAFTAR PUSTAKA