Materi Po - Uas - 2020
Materi Po - Uas - 2020
GLKK301
Baharuddin, S.Kel. M.Si
LOGO
Gelombang
Period T
ω=omega
κ=Kappa
H
η=Eta
ζ=Zeta
ξ=Xi= Ξ
CelerityCelerity
= C = Wavelength/Period
= C = Wavelength/Period = T
2
C =
2π
ω= =
T
Wave Frequency Wave Number Wave Celerity
Gelombang
Bentuk dari sebuah gelombang dan rentetan diagram yang menunjukkan gerakan
partikel-partikel air yang ada di dalam gelombang. Walaupun gelombang bergerak
makin maju ke depan, partikel-partikel di dalam gelombang akan meninggalkan jejak
yang membentuk lingkaran. Jejak lingkaran yang dibuat oleh partikel-partikel akan
menjadi lebih kecil sesuai dengan makin besarnya kedalaman di bawah permukaan
gelombang.
Gelombang
❑ Tinggi Gelombang (H) adalah perubahan tinggi secara vertikal antara puncak gelombang dan lembahnya
atau dua kalinya amplitudo gelombang (a)
❑ Panjang Gelombang (L) adalah jarak antara dua rangkaian puncak gelombang (atau melalui 2 puncak
berturut-turut
❑ Kecuraman adalah sebagai pembagian tinggi gelombang dengan panjang gelombang (H/L), kecuraman tidak
sama dengan kemiringan/slope antara puncak dan lembah gelombang
❑ Periode (T) adalah waktu antara dua puncak yang berurutan yang melalui suatu titik tetap dan diukur dalam
detik
❑ Frekuensi (f) adalah jumlah puncak atau lembah yang melewati suatu titik tetap tiap detik
Gelombang
Karakteristik Gelombang :
❑ Gangguan tersebut dirambatkan melalui material tanpa gerakan dari material tersebut (cth gabus hanya naik
dan turun di atas riak, tetapi mengalami sangat sedikit perubahan bentuk dalam perjalanannya dalam kolam)
❑ Gangguan tersebut dirambatkan tanpa ada perubahan dari bentuk gelombang (riak menunjukkan sangat
sedikit perubahan dalam perjalananya dalam kolam)
Energi :
or
or seas
ripples
Types of Waves in the Ocean
Planetary and
Topographic hours to days 100-1000s km bathymetry/atmospheric pressure
Tides several hrs 100s -1000s km gravitational (moon and sun mainly)
GELOMBANG ANGIN-SWELL
(Gelombang yang tidak lagi terpengaruh oleh keberadaan angin tetapi
ditunjang oleh energi yang telah didapat di daerah sea)
C = g d = 10 4000 = 200m / s
Tsunami in Papua New Guinea
http://en.wikipedia.org/wiki/2004_Indian_Ocean_earthquake
http://www.digitalglobe.com/tsunami_gallery.html
Waves break when steepness (H / λ) < 1 / 7 or H / d ~ 0.8
Breaking
most common
bentuk gelombang pecah dengan muka gelombang (front wave) sudah pecah sebelum tiba di pantai
plunging : terjadi karena seluruh puncak
gelombang melewati kecepatan gelombang
Apa penyebabnya?
▪ Gaya coriolis mempengaruhi aliran massa air, di mana gaya ini akan membelokkan arah mereka
dari arah yang lurus. Pembelokkan ini akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan
mengarah ke kiri di belahan bumi selatan.
▪ Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya.
▪ Gaya coriolis juga menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan arah arus yang kompleks
susunannya yang terjadi sesuai dengan makin dalamnya kedalaman suatu perairan.
▪ Kecepatan angin yang dapat membangkitkan arus permukaan sekitar 2% dari tenaga angin itu
sendiri, jika kecepatan angin 10 m/s, maka kecepatan arus permukaannya sekitar 0.2 m/s
▪ Kecepatan arus tersebut akan semakin berkurang, seiring bertambahnya kedalaman dan akan
hilang pada kedalaman di bawah 200 m.
Arus Ekman (Ekman Spiral)
Efek dari Ekman Spiral ini adalah akibat efek Coriolis yang
menyebabkan benda dipaksa bergerak ke kanan pada belahan bumi
utara dan ke arah kiri pada belahan bumi selatan. Dengan demikian
ketika angin berhembus pada permukaan laut di belahan bumi utara,
arus permukaan bergerak kearah kanan dari arah angiin. Diagram yang
di sebelah kanan menunjukkan gaya yang terkait dengan Ekman spiral.
Gaya yang bekerja di atas permukaan yang diberi warna merah
(sebagai akibat adanya hembusan angin di permukaan air), gaya
Coriolis (di sudut kanan dari gaya yang bekerja di atas permukaan air)
berwarna kuning, dan resultan perpindahan (arus) berwarna merah
jambu, yang kemudian menjadi memberikan pengaruh pada lapisan di
bawahnya, dan secara gradual membentuk spiral secara bertahap
searah jarum jam dengan gerakan ke arah bawah.
Up Welling dan Down Welling (Sinking)
▪ Up Welling adalah suatu proses di mana massa air didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100
– 200 m yang terjadi di sepanjang pantai barat benua
▪ Sinking adalah suatu proses yang mengangkut gerakan air yang tenggelam ke arah bawah di
perairan pantai.
Contoh Proses Terjadinya Up Welling
Perairan pesisir California (PBB) dan berada di BBU merupakan salah perairan subur sebagai akibat terjadinya up-welling.
Mekanisme terjadinya up-welling tersebut terjadi sebagai akibat adanya kekosongan massa air pada pesisir (pantai) California.
Berbagai proses yang menyebabkan kekosongan massa air didaerah pantai ini akibat adanya gaya coriolis
2. Lapisan Interior
Akibat terjadinya lereng muka laut, maka akan terjadi perbedaan tekanan yakni dilaut lepas tekanannya lebih tinggi daripada ddaerah
pantai sehingga akan menyebabkan timbulnya gaya yang bekerja pada lapisan ini (gradien tekanan) yang akan bekerja membawa
massa air dari daerah yang memiliki tekanan tinggi ketekanan rendah. Karena adanya gaya coriolis mengakibatkan massa air
dibelokkan kembali ke arah kanan BBU, sehingga terjadi keseimbangan. Setelah terjadi keseimbangan akan terbentuk arus
geostropik bergerak ke arah utara (searah angin).
Gelombang Datang
Pasang Surut
Pasang surut adalah proses naik turunnya paras laut (sea level) secara berkala yang
ditimbulkan oleh adanya gaya tarik dari benda-benda angkasa, terutama matahari dan
bulan, terhadap massa air laut di bumi. Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dari
massa matahari, tetapi karena jaraknya jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik
bulan terhadap bumi lebih besar daripada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik
bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik
matahari. Fenomena ini memberikan kekhasan karakteristik pada kawasan pesisir dan
lautan, sehingga menyebabkan kondisi fisik perairan yang berbeda-beda
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide) : Dalam satu hari terjadi dua kali air
pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang surut
terjadi secara berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam
24 menit. Pasut jenis ini terdapat di Selat Malaka sampai Laut Andaman.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide) : Dalam satu hari terjadi satu kali air
pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pasut
jenis ini terdapat di perairan selat Karimata.
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semi
diurnal) : Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi
tinggi dan periodenya berbeda. Pasut jenis ini terdapat di perairan Indonesia bagian
Timur.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal) :
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi
kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Pasut jenis ini terdapat di perairan
utara Dangkalan Sunda
GLOBAL WARMING
PEMANASAN GLOBAL
CH4 HFCs
CO2 PFCs
N2O SF6
Tingkat abnormal dipengaruhi
oleh kegiatan manusia
Sumber-sumber GRK
Dunia pada tahun 2050
(jika tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gas rumah kaca)
Erosi Pantai
Perubahan
Pola Angin Gelombang
Besar dan
Flooding
Perubahan
Pasut dan
Gelombang
Perubahan
Endapan
Sedimen
Perubahan Presipitasi
dan Pola Hidrologi
Perubahan Atmosfer
dan Suhu Air
Sumber
42 : GEC, dimodifikasi
Kenaikan muka air laut (cm)
100
50
LOGO