Anda di halaman 1dari 6

Alat dan Bahan Laboratorium

Alat-alat laboratorium merupakan sarana yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum. Beberapa jenis
alat laboratorium, bahan, gambar, dan fungsinya dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel Jenis-Jenis Alat Laboratorium
No. Nama Alat Bahan Gambar Fungsi
1. Cawan petri (petridisk) Kaca Tempat media agar untuk
menumbuhkan mikrob atau biji-
bijian.
Fotografer: Rahmat Isnaini

2. Corong Kaca Memindahkan larutan ke tempat


lain supaya tidak tumpah.

Fotografer: Rahmat Isnaini

3. Erlenmeyer Kaca Menampung dan mencampur


bahan, larutan, atau cairan.

Fotografer: Rahmat Isnaini

4. Mortar dan alu Porselen Menggerus dan menghaluskan


bahan kimia padat.

Fotografer: Rahmat Isnaini

5. Gelas beker Kaca Menyimpan dan mencampur


senyawa kimia.

Fotografer: Rahmat Isnaini

6. Gelas ukur Kaca Mengukur volume larutan.

Fotografer: Rahmat Isnaini

7. Kaki tiga dan kasa gauze Besi dan kawat besi Tempat meletakkan peralatan
laboratorium yang dibakar
menggunakan lampu bunsen.

Fotografer: Rahmat Isnaini

8. Pembakar spiritus (lampu Kaca dan tutup dari plastik Sebagai alat pembakar.
bunsen)

Fotografer: Rahmat Isnaini

9. Penjepit tabung reaksi Kayu Memegang tabung reaksi ketika


dipanaskan.
Fotografer: Rahmat Isnaini

10. Gelas arloji Kaca Sebagai alas bahan kimia ber-


bentuk serbuk/kristal ketika
ditimbang.
Fotografer: Rahmat Isnaini
No. Nama Alat Bahan Gambar Fungsi
11. Rak tabung reaksi Kayu Tempat meletakkan tabung reaksi.

Fotografer: Rahmat Isnaini

12. Tabung reaksi Kaca Mereaksikan secara kimia dan


menyimpan cairan kimia dalam
volume sedikit.

Fotografer: Rahmat Isnaini

13. Kaca preparat dan kaca Kaca Tempat objek yang akan diamati
penutup menggunakan mikroskop.

Fotografer: Rahmat Isnaini

14. Mikroskop Kaca, lensa, dan besi Mengamati benda-benda yang


berukuran mikroskopis.

Fotografer: Rahmat Isnaini

15. Skalpel Besi dan baja Memotong objek pengamatan.

Fotografer: Rahmat Isnaini

16. Autoklaf Stainless steel Sterilisasi bahan dan alat.

Fotografer: Rahmat Isnaini

17. Batang penyebar Besi Menyebarkan biakan bakteri yang


terdapat di atas media pembiakan.
Fotografer: Rahmat Isnaini

18. Biological Safety Cabinet Besi/aluminium dan kaca Tempat melakukan kerja aseptik
(BSC)/Laminar Air Flow untuk menghindari kontaminasi.
(LAF)

Sumber: http://bit.ly/2NBeut3,
diunduh 17 Februari 2021

19. Digital Coloni Counter Kaca Menghitung jumlah mikrob pada


cawan petri menggunakan sinar
dan lup.

Sumber: http://bit.ly/3kiExBe,
diunduh 17 Februari 2021

20. Inkubator Aluminium dan kaca Menginkubasi/memeram mikrob


pada suhu yang terkontrol.

Fotografer: Rahmat Isnaini


No. Nama Alat Bahan Gambar Fungsi
21. Jarum ose Kawat dan kaca Memindahkan koloni mikrob ke
media yang akan digunakan
Fotografer: Rahmat Isnaini kembali.
22. Kuas Besi dan rambut binatang Memindahkan objek pengamatan
(domba dan sapi) ke tempat lain.
Fotografer: Rahmat Isnaini

23. Pinset Besi (stainless) Memindahkan objek pengamatan


ke tempat lain.
Fotografer: Rahmat Isnaini

24. Pipet mikro dan tip Kaca dan plastik Memindahkan cairan yang ber-
volume kecil, biasanya kurang dari
1.000 mL.

Sumber: http://bit.ly/3bA4ich,
diunduh 17 Februari 2021

25. Respirometer Kaca Mengukur laju respirasi.

Fotografer: Rahmat Isnaini

26. Spatula Porselen Mengambil bahan kimia berbentuk


serbuk.

Fotografer: Rahmat Isnaini

27. Termometer Kaca dan cairan Mengukur suhu.

Fotografer: Rahmat Isnaini

28. Botol akuades Plastik Menyimpan dan menuangkan


akuades dengan cara memencet.

Fotografer: Rahmat Isnaini

29. Hot plate stirres dan stirrer Besi Menghomogenkan suatu larutan
bar (magnetic stirrer) dengan pengadukan. Pelat
(plate) yang terdapat dalam alat
ini dapat dipanaskan sehingga
Fotografer: Rahmat Isnaini mampu mempercepat proses
homogenisasi.
30. Lemari asam Besi dan kaca Tempat melakukan reaksi kimia
yang menghasilkan gas/uap/kabut,
dan tempat untuk penggunaan
bahan kimia yang mudah menguap
(asam, oksidator kuat).

Fotografer: Rahmat Isnaini

31. Neraca Besi Menimbang bahan-bahan yang


akan digunakan dalam kegiatan.

Sumber: http://bit.ly/3srsNze,
diunduh 17 Februari 2021
No. Nama Alat Bahan Gambar Fungsi
32. Oven Besi dan kaca Memanaskan atau mengeringkan
bahan.

Sumber: http://bit.ly/3dJXOKH,
diunduh 17 Februari 2021

33. Pengaduk Kaca Mengaduk larutan.

Fotografer: Rahmat Isnaini

34. Pipet tetes Kaca dan karet Mengambil larutan dalam volume
sedikit.

Fotografer: Rahmat Isnaini

35. Pipet ukur Kaca Mengambil cairan dengan volume


tertentu.

Fotografer: Rahmat Isnaini

Sumber: Siti Nur Hidayah (Rangkuman Data)

Sebelum melakukan praktikum, praktikan harus mempelajari cara penggunaan alat-alat laboratorium.
Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan selama praktikum. Contoh cara penggunaan
beberapa alat laboratorium sebagai berikut.
1. Lampu Bunsen
Lampu bunsen merupakan salah satu alat pemanas yang digunakan di laboratorium. Bahan bakar
lampu bunsen berupa alkohol atau spiritus. Bahan bakar tersebut bersifat mudah terbakar. Oleh karena
itu, harus berhati-hati ketika menggunakan lampu bunsen. Tuangkan bahan bakar ke dalam tabung kaca
lampu bunsen secukupnya saja. Jika bahan bakar tumpah dan mengenai bagian luar tabung kaca, segera
bersihkan menggunakan kain kering. Setelah selesai digunakan, segera matikan lampu dengan cara
menutupkan tutup lampu. Ingat, jangan ditiup.
2. Tabung Reaksi
Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat mencampur dan memanaskan larutan dalam volume sedikit.
Volume larutan yang dimasukkan maksimal sepertiga dari volume tabung reaksi. Gunakan penjepit untuk
memegang tabung reaksi yang dipanaskan. Posisi tabung reaksi yang dipanaskan sedikit miring dengan
mulut tabung reaksi diarahkan menjauhi tubuh (tubuh sendiri maupun temannya). Saat memanaskan
tabung reaksi, sebaiknya nyala api mengenai larutan yang terdapat pada tabung reaksi.
3. Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur suhu benda. Jenis termometer yang sering digunakan di
laboratorium, yaitu termometer raksa dan termometer alkohol. Ketika mengukur suhu larutan yang sedang
dipanaskan, jangan mencelupkan ujung termometer hingga menyentuh dasar wadah larutan. Pastikan
bahwa termometer tersebut berada di dalam (tengah-tengah) larutan.
Alat-alat laboratorium perlu dirawat agar senantiasa berfungsi dengan baik. Alat-alat tersebut perlu
mendapatkan perlakuan secara benar agar tidak rusak. Alat-alat laboratorium dari kaca dan besi harus segera
dicuci bersih setelah selesai digunakan. Selanjutnya, alat-alat tersebut dikeringkan dan diletakkan di tempat
khusus. Letakkan alat-alat laboratorium dari kaca pada rak dan letakkan di tempat yang tidak sering dilewati
orang. Adapun alat-alat laboratorium dari besi diletakkan di tempat yang kering agar tidak berkarat.
Bahan-bahan laboratorium meliputi bahan kimia dan bahan biologi. Ada beberapa jenis bahan kimia yang
berbahaya dan beberapa di antaranya dapat menimbulkan luka/iritasi kulit. Beberapa jenis bahan kimia, yaitu
alkohol, akuades, asam klorida, bromtimol biru, eter, fenolftalein, formalin, kloroform, metanol, metil merah,
metil orange, NaOH/KOH, reagen Benedict, dan sodium nitrat. Sementara itu, bahan biologi yang digunakan
sebagai objek penelitian di laboratorium, yaitu hewan, tumbuhan, Protista, virus, dan bakteri.
1. Bahan Kimia di Laboratorium
Pada saat melakukan praktikum di laboratorium sering digunakan berbagai macam bahan kimia. Ada
beberapa jenis bahan kimia yang berbahaya dan beberapa di antaranya dapat menimbulkan luka/iritasi
kulit. Oleh karena itu, kita perlu mengenal sifat bahan-bahan kimia sehingga dapat menggunakannya
secara benar. Jenis-jenis bahan kimia, karakteristik, beserta tindakan pengamanannya dapat dilihat dalam
tabel berikut.
Tabel Nama Bahan Kimia Beserta Karakteristik dan Tindakan Pengamanannya
No. Nama Bahan Karakteristik Tindakan Pengamanan
1. Alkohol Zat cair yang mudah menguap dan terbakar, Disimpan dalam tempat yang tertutup rapat
sebagai perlarut, serta mensterilkan tempat agar alkohol tidak habis menguap.
kerja.
2. Akuades Zat cair hasil proses suling, tidak berbahaya, Disimpan dalam tempat yang tertutup rapat
dan sebagai pelarut. agar akuades tidak bercampur dengan
larutan lain.
3. Asam klorida Asam kuat yang bersifat korosif terhadap Disimpan dalam tempat tertutup dilengkapi
logam serta dapat merusak kulit dan saluran dengan label yang menunjukkan bahwa
pernapasan. bahan bersifat korosif.
4. Bromtimol biru Indikator asam-basa dengan trayek pH 6–7. Disimpan dalam tempat gelap dan tertutup
Pemberian bromtimol biru pada larutan rapat.
asam (pH 6) menyebabkan warna kuning,
pada larutan basa (pH 7,6) menyebabkan
warna biru.
5. Eter Zat cair mudah menguap dan terbakar jika Disimpan di ruangan dingin dan berventilasi,
dekat dengan api, sebagai obat bius, serta serta dalam wadah tertutup rapat. Jauhkan
pelarut lemak. dari sumber api.
6. Fenolftalein Zat padat tidak berwarna dan sebagai Disimpan dalam tempat gelap dan tertutup
indikator asam-basa. Dalam larutan rapat.
basa menyebabkan warna merah muda,
sedangkan dalam larutan asam tidak ada
perubahan warna.
7. Formalin Zat cair untuk pengawetan hewan. Disimpan dalam botol gelap dan tertutup
rapat.
8. Kloroform Zat cair tidak berwarna, beracun, dan Disimpan dalam botol yang dilengkapi
sebagai obat bius. dengan simbol yang menunjukkan bahwa
bahan bersifat toxic.
9. Metanol Zat cair tidak berwarna, mudah terbakar, Disimpan terpisah dari bahan-bahan
dan sebagai pelarut. yang mudah terbakar. Disimpan dalam
tempat yang dapat menjaga bahan
tetap dalam keadaan dingin. Pada botol
penyimpanan dilengkapi dengan simbol
yang menunjukkan bahwa bahan bersifat
mudah terbakar.
10. Metil merah Indikator asam-basa dengan trayek pH Disimpan dalam tempat gelap dan tertutup
4,6–6,3. Perubahan warna merah-kuning. rapat.
11. Metil orange Indikator asam-basa dengan trayek pH Disimpan dalam tempat gelap dan tertutup
2,8–4,6. Perubahan warna merah-kuning. rapat.
12. NaOH/KOH Zat padat bersifat basa kuat, untuk mengikat Disimpan dalam tempat yang tertutup rapat.
CO2, serta menyebabkan iritasi. Biasanya bahan ini disimpan dalam wadah
yang terbuat dari plastik.
13. Reagen Benedict Menguji kandungan glukosa dalam makan- Disimpan dalam tempat gelap dan tertutup
an. Bukan termasuk larutan berbahaya. rapat.
14. Sodium nitrat Zat padat, bersifat oksidator, dan dapat Disimpan dalam tempat bersuhu dingin
menimbulkan letupan jika terpapar panas. dan berventilasi. Jauhkan dari bahan
bakar, bahan yang mudah terbakar, dan
bahan yang memiliki titik api rendah. Pada
botol tempat penyimpanan disertai dengan
simbol yang menunjukkan larutan bersifat
oksidator.

Sumber: Siti Nur Hidayah (Rangkuman Data)


2. Bahan Biologi di Laboratorium
Bahan biologi yang digunakan sebagai objek penelitian di laboratorium, yaitu makhluk hidup,
dapat berupa hewan, tumbuhan, Protista, virus, dan bakteri. Setiap objek penelitian tersebut dapat
membahayakan praktikan jika tidak digunakan dengan benar. Oleh karena itu, diperlukan penanganan
khusus saat bekerja menggunakan objek penelitian yang berupa makhluk hidup. Usaha yang dilakukan
agar orang yang bekerja dengan bahan biologi berbahaya terlindungi dari bahaya bahan biologi yang
ditanganinya disebut biosafety. Biosafety merupakan suatu konsep yang mengamankan orang yang bekerja
dengan suatu bahan biologi. Penanganan ini perlu dilakukan sebelum menggunakan bahan biologi, saat
menggunakan bahan biologi, dan setelah menggunakan bahan biologi.
a. Sebelum Menggunakan Bahan Biologi
Apabila kita menggunakan objek hewan seperti marmot atau mencit perlu m melakukan pembiusan
terhadap hewan tersebut agar terhindar dari serangan atau gigitan. Apabila meng
menghendaki penggunaan
hewan dalam kondisi hidup, kita harus mengetahui cara-cara mendekati atau ata memegang hewan
tersebut. Apabila menggunakan tumbuhan berbahaya, misalnya tanaman berdu berduri atau beracun, perlu
memakai sarung tangan saat menyiapkan tanaman-tanaman tersebut sebelum memulai praktikum.
b. Saat Menggunakan Bahan Biologi
Saat menggunakan hewan atau tumbuhan berbahaya, kita harus menggunakan
menggun sarung tangan
agar terhindar dari serangan hewan dan goresan duri atau tetesan getah dari tanaman.
ta Apabila kulit
terlanjur terkena getah sebaiknya segera dibersihkan menggunakan air mengalir
menga dan sabun sampai
benar-benar bersih. Saat menggunakan hewan sebagai bahan percobaan, kita pe perlu memakai masker
untuk menghindari debu dan kotoran yang berasal dari hewan. Selain itu, pemaka
pemakaian masker bertujuan
agar tidak mencium bau anyir saat melakukan pembedahan hewan.
c. Setelah Menggunakan Bahan Biologi
Setelah hewan selesai digunakan, hewan yang sudah mati sebaiknya dik dikubur. Apabila hewan
tersebut masih hidup dan termasuk hewan peliharaan sebaiknya hewan tersebut ters dipelihara lagi.
Namun, jika hewan tersebut bukan hewan peliharaan sebaiknya dikembalikan ke k habitatnya. Apabila
menggunakan bahan berupa tanaman, kita dapat menanam kembali tanaman yang digunakan jika
masih dalam kondisi utuh. Namun, jika tanaman yang diamati berupa potongan
potongan-potongan dan tidak
memungkinkan lagi untuk ditanam, kita dapat membuangnya di tempat pembua
pembuangan atau menimbun
tanaman tersebut dengan tanah.

12

Anda mungkin juga menyukai