Anda di halaman 1dari 3

Perlunya pemahaman terhadap manusia

✓ Agar tercipta kerukunan antar warga masyarakat dan meminimalisir terjadinya konflik karna
kemajemukan itu sendiri

✓ Setiap individu perlu memiliki pemahaman dengan beberapa konsep. Hal ini sangat diperlukan untuk
pemahaman terhadap manusia di antara lain . .

A. Memahami karakter dan dinamika manusia khususya yang berada di sekeliling kita

B. Meningkatkan proses perkembangan masyarakat agar dapat hiduo rukun dan tidak menimbulkan
konflik

C. Meningkatkan interaksi pergaulan ke tengah peradaban dunia

D. Meningkatkan kesejahteraan antar manusia

E. Memahami keberadaan masyarakat Indonesia di tengah masyarakat dunia


GAMBARAN PARADOKSIAL TENTANG MANUSIA

Keberadaan manusia sebagai makhluk yang paling unik membuat manusia semakin sulit
dipahami. Kesulitan-kesulitan itulah yang semakin merangsang daya pikir kritis para filsuf untuk
mengungkapkan teka-teki tentang siapa itu manusia. Salah satu elemen yang paradoks dari manusia
adalah keberadaannya sebagai makhluk individu yang unik (persona) dan juga sekaligus makhluk sosial
yang selalu hidup dalam relasi dengan sesamanya sebagai sebuah komunitas.Manusia adalah makhluk
independen yang mengungkapkan keberadaannya sebagai individu yang unik dan bebas, namun di sisi
lain keberadaannya sebagai pribadi yang unik dan bebas itu juga terperangkap dalam relasinya
dengansesama. Seperti yang diungkapkan Aristoteles bahwa manusia adalah makhluk sosial atau dalam
bahasa Yunaninya dikenal sebagai zoon politikon.

Manusia selalu hidup dalam relasi dengan sesamanya. Bahkan kesempurnaan diri dan tujuan
akhirnya (“kebahagiaan” menurut Aristoteles 2) hanya bisa dicapai dalam relasinya dengan sesama.
Atau dalam bahasa eksistensialnya dikatakan sebagai “aku menjadi aku karena kamu.” 3

Inilah salah satu sisi paradoks manusia. Ia terbatas (oleh raganya, misalnya) namun selalu
berpikir akan ketidakterbatasan. Contoh lainnya adalah bahwa manusia cenderung tertutup karena
hanya dialah yang mengerti apa yang ada dalam dirinya. Namun, ia juga selalu berusaha untuk terbuka
dan melampaui dirinya, bahkan ingin mengetahui diri yang lain. Ia memiliki hak asasi, namun pada saat
yang sama hak asasinya terbatas oleh hak asasi orang lain. Manusia adalah mahkluk rohani yang dapat
membangun hubungan rohaniah dengan Tuhannya. Namun, ia juga mahkluk jasmaniah yang
memerlukan dan melakukan pengalaman indrawi.

Paradoks manusia memperlihatkan sisi yang saling bertentangan dalam dirinya. Kedua sisi yang
saling bertolak belakang itu tidak mungkin didamaikan, bahkan dalam proses hidupnya manusia akan
selalu mengalami sisi paradoksal tersebut. Uniknya, kedua sisi itu akan selalu ada "bersatu" dalam diri
manusia. Sisi paradoksal bukan berarti kedua sisi itu bersifat kontradiktif. Jika bersifat kontradiktif, salah
satu sisi akan mengalahkan sisi yang lain.

Dalam dunia kerja, kita bisa menggunakan pemahaman paradoksal ini untuk melihat berbagai
gejala. Misalnya, dalam bisnis selalu ada cost dan revenue, ada high-pressure times dan refreshment
times, ada peak season dan low season, ada pemimpin dan bawahan (bahkan pemimpin tersebut bisa
jadi adalah bawahan dari pemimpin yang lebih tinggi lagi), dan seterusnya.

Pemahaman atas dua sisi yang bertentangan semacam ini dibutuhkan bagi siapa saja; terutama
bagi orang yang ingin mengalami keseimbangan. Mereka yang tidak ingin masuk ke salah satu ekstrim
harus mampu melihat realitas paradoksal dalam diri manusia dan dalam pekerjaannya secara seimbang.
Celakanya, ketika manusia masuk ke salah satu ekstrim, ia cenderung menjadi membabi buta dan tidak
dapat melihat indah realitas yang beragam.

Apa yang ditulis di sini sebenarnya sudah terangkum juga dalam kebijaksanaan khas budaya
Timur yakni Ying dan Yang. Ada hitam dan putih dalam satu kesatuan lingkaran. Hitam dan putih berbagi
tempat dan mengambil bentuk yang adil karena mereka selalu menawarkan keseimbangan tanpa harus
menjadi sama.

(Idem, 2009)

Refrensi…..

Idem. (2009). Menjadi Manusia Belajar Dari ARISTOTELES. YOGYAKARTA: Kanisius.

Snijders, A. (2004). Antropologi Filsafat Manusia Paradoks dan Seruan. YOGYAKARTA: Kanisius.

Suseno, F. (1998). 13 Tokoh Etika; Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke-19. YOGYAKARTA: Kanisius.

https://gramediaacademy.com/blog/read/manusia-makhluk-paradoksal/3#:~:text=Paradoks
%20manusia%20memperlihatkan%20sisi%20yang,selalu%20mengalami%20sisi%20paradoksal
%20tersebut.&text=Sisi%20paradoksal%20bukan%20berarti%20kedua%20sisi%20itu%20bersifat
%20kontradiktif.

Anda mungkin juga menyukai