Anda di halaman 1dari 7

APA ITU SSAS?

JULI 24, 2017 LUKE TINGGALKAN KOMENTAR


Sejak tanggal 1 july 2004, beberapa tahun setelah marak maraknya pembajakan
kapal diperairan somalia, segera IMO berembuk membuat aturan baru dimana
mewajibkan setiap kapal kapal penumpang dan kapal kapal cargo untuk dilengkapi
dengan sebuah alat yang mampu mengirim signal dengan cepat jika kapal dalam
keadaan dibajak, sehingga memungkinkan untuk segera diberi pertolongan, lalu
abrataqabra simsalabin terciptalah apa yang disebut SSAS.

SSAS adalah singkatan dari ship security alert system. Dalam aturan SOLAS yang


baru resolusi 6 menjelaskan bahwa SSAS diatas kapal harus dilengkapi dengan dua
buah tombol alarm yang dapat diaktifkan jika kapal dalam keadaan darurat. juga
diatur jika Alarmnya haruslah jenis covert alarm (signal samar tampa suara dan
tampa flashing) sehingga ketika ditekan tak akan membuat perompak
menyadarinya. Sekali ditekan SSAS secara continue, akan terus menerus mengirim
signal posisi kapal, dan hanya akan berhenti ketika di nonaktifkan atau direset.
SSAS pada kapal dan Aircraft Transponder Emergency Code 7700 pada pesawat
mempunyai cara kerja yang sama. dalam pengoperasiannya keduanya
menggunakan satelit COSPASS SASSAT dan dibantu dengan satelit INMARSAT. 

Agar bisa ditracking IMO mengharuskan setiap kapal kapal penumpang dan kapal
kapal cargo untuk secara reguler melaporkan posisinya ke bendera registernya
masing masing setiap 6 jam atau 4 kali dalam 24 jam tiap harinya. Agar supaya jika
suatu saat kapal tersebut dibajak atau dalam keadaan emergency posisinya dapat
ditracking. Tapi tentu saja jika harus melapor setiap enam jam setiap harinya ini
akan sangat merepotkan pelaut. Untuk mengatasi kerepotan ini  inmarsat
menawarkan sebuah solusi dengan menciptakan suatu sistem yang terintegrasi
kedalam perangkat inmarsat C yang disebut LRIT (long range identification and
tracking) dimana lewat perangkat yang teintegrasi dalam inmarsat C  ini, LRIT dapat
secara otomatis mengirim signal posisi kapal sesuai interval diatas, dimana posisi
kapal akan diidentifikasi dalam bentuk dot. LRIT ini juga akan memancarkan signal
posisi kapal setiap 15 menit sekali. Kalau pernah melihat berita hilangnya pesawat
malaysian airline dua tahun yang lalu disana jelas kita lihat jika fungsi ini digunakan
juga oleh industri penerbangan. Data center Untuk LRIT sendiri berbeda beda,
tergantung suatu negara, bendera bendera kemudahan seperti Panama, liberia,
marshal island menggunakan perusahaan pengelola The Pole Star yang berpusat di
kota panama sebagai pusat dimana data data kapal tadi ditampung.
Untuk unieropa sendiri mereka punya LRIT tersendiri
namanya EULRIT. Amerika juga punya sendiri namanya CLS amerika.

Seperti biasalah amerika mereka tak pernah mau mengikuti mereka hanya ingin
diikuti, sedang eropa mereka lebih percaya kemampuan sendiri, lha indonesia??
Kembali ke SSAS, 

Disetiap kapal ada dua buah tombol SSAS rahasia yang siap untuk ditekan kapan
saja jika kapal dalam keadaan darurat. Sebenarnya dikhususkan pada saat kapal di
bajak oleh perompak tapi sebenarnya juga bisa digunakan untuk mengirim signal
darurat jika kapal ingin beristirahat di dasar samudera alias tenggelam. 

Dua buah tombol rahasia ini ditempatkan satu di anjungan dimana para officer tau
lokasinya dan satunya lagi di suatu tempat yang hanya Allah dan Captain saja yang
tau lokasinya. Satu yang pasti “di dalam kamar captain” entah di WC atau dibawah
meja atau dimanakah aparakah…

Modelnya hanya berupa tombol sederhana tampa remark atau tulisan apapun, jika
ditekan alat ini tidak akan mengeluarkan alarm atau sejenisnya. Jika tombol ini
ditekan lebih dari 30 detik maka secara otomatis akan diterjemahkan sebagai
sebuah panggilan darurat berisi posisi dan nama kapal. Tidak seperti alat
emergency lainnya yang jika ditekan akan menyebar ke seluruh station sekitar kapal
dalam radius tertentu melainkan signal tersebut dikirim ke satelit lalu diteruskan ke:

 Company security officer


 Bendera register
 Pihak ketiga yang ditunjuk oleh owner dan disetujui oleh bendera register
SSAS ini dapat terkirim sebagai:

 FAX
 email
 GSM Phone
Tapi sebagian besar lewat GSM telephone milik owner yang juga biasanya selaku
company security officer. 

Setelah menerima signal, CSO dan flag register akan berkoordinasi untuk


mengambil langkah yang tepat dan secepat mungkin, kemudian juga berkoordinasi
dengan pihak militer atau Maritime rescue coordination centre (MRCC). 

Biasanya perusahaan juga telah menyiapkan system alert shore based beserta
beberapa nomer telephone yang bisa dihubungi dalam keadaan darurat tadi tentu
saja jika ada waktu. System alert ini agar tak mudah dibobol oleh orang yang tak
bertanggung jawab mereka juga punya kata sandi tertentu yang harus disebutkan
namun jika keadaan tak memungkinkan tombol SSAS inilah yang akan menjelaskan
dengan sendirinya. 

Nah ini juga kelemahannya sebab bagaimana jika orang yang bertugas sebagai
company security officer:

 tidak sedang membawa handphone


 Hapenya lowbet
 Sedang mabuk / dalam keadaan tidak sadar
Sehingga karena faktor diatas dia tidak menyadari signal SSAS ini atau juga tak
mampu menerima panggilan telephone. Bahkan jika seandainya company security
officer mengankat dan menjawab telepon dia akan butuh waktu untuk mengambil
tindakan dan respon yang tepat. Bahkan jika seandainya dia merespon cepat
apakah dia punya pengalaman berkoordinasi dengan protocol militer dan coast
guard?  sehingga atas alasan tersebut beberapa owner kapal dapat bekerja sama
dengan pihak ketiga yang dapat membantu. Seperti contohnya SSRS sebuah
perusahaan yang berbasis di inggris, Dimana SSAS selain terhubung ke company
security officer tombol ini juga akan terhubung ke SSRS. Begitu menerima panggilan
mereka akan lansung dengan cepat berkoordinasi dengan pihak militer terdekat dari
posisi kapal kita berada. Mereka juga telah mempunyai jaringan yang bekerjasama
dengan berbagai militer diseluruh dunia seperti MARLO dan MSC HOA command.

Contoh cara aktivasi SSAS:


Note:

MSCHOA adalah singkatan dari maritime security centre – Horn of afrika, adalah
sebuah organisasi militer milik uni eropa yang bertugas mengawal dan memonitor
kapal kapal yang bergerak di sekitar teluk aden dilaut merah. Semua kapal kapal
yang telah terdaftar oleh mereka. Oleh karena sekitar 95% perdagangan yang
dilakukan oleh uni eropa dilakukan via laut dan 20% diantaranya melewati teluk
aden sehingga penting buat mereka membentuk unit militer di sana. MSCHOA ini
adalah gabungan dari EU naval force dan NATO.

Dibawah ini sebuah deskripsi dan detik detik sebelum tenggelamnya kapal
MV.Elfaro pada tahun 2015 dalam situasi tersebut mereka juga sempat
menggunakan SSAS.

Electronic alarms echoed throughout the steel freighter. Randolph read out their
current position. The captain called down to the flooding hold. “Can you tell if it’s
decreasing or increasing?” he asked. “I can’t tell captain. Seems as if it’s goin’
down,” the chief mate replied. He turned to Randolph. “Say second mate. How ‘bout
our range and bearing from like San Miguel Island? Or San Salvador? Whatever that
island is there,” he said, looking for any sign of land they might be able to reach. He
grabbed the El Faro’s emergency beacon that would aid rescuers in finding their
position.

The satellite phone rang, it was his boss. “Yeah, I’m real good,” Davidson said
matter-of-factly. “Three hold’s got considerable amount of water in it. Uh, we have a
very, very healthy port list. The engineers cannot get lube oil pressure on the plant,
therefore we’ve got no main engine. And let me give you, um, a latitude and
longitude. I just wanted to give you a heads up before I push that, push that button,”
he said, referring to the Ship Security Alert System, or SSAS, an emergency beacon.
It was 7:07 a.m.

“The crew is safe,” he said into the phone. “Right now we’re tryin’ to save the ship.
But it’s not gettin’ any better. No one’s panicking. Our safest bet is to stay with the
ship during this particular time. The weather is ferocious out here.” Davidson told his
boss it was time to alert the Coast Guard. “I wanna wake everybody up,” he said. “I
just wanted to give you that courtesy, so you wouldn’t be blindsided by it.
Everybody’s safe right now, we’re in survival mode.”

Randolph stood at the ready. “All right now, push the SSAS button,” he commanded.

“Roger,” she said.

“Wake everybody up. WAKE ‘EM UP!” Davidson shouted. “We’re gonna be good.
We’re gonna make it right here.”

Chief Mate Shultz radioed from the flooded hold again. “I think the water level’s rising
captain,” he said. He could think of nothing more to do.

“All right, chief,” the captain replied.


Davidson’s tinny voice sounded over the ship’s intercom ordering the crew to muster.
He wanted everyone accounted for. The high-frequency bell of the abandon ship
alarm rang out.

“Can I get my vest?” Randolph asked.

“Yup, bring mine up too and bring one for (Frank)” the captain replied. The
helmsman, a large man and diabetic, yelled out as Randolph left the bridge: “I need
two!”

“OK buddy, relax,” the captain said. The ship heaved, the tip of its bow sinking
beneath the black water.

“Bow is down. Bow is down,” Davidson said over the ship intercom.

“Get into your rafts. Throw all your rafts in the water,” he yelled. “Everybody.
EVERYBODY GET OFF THE SHIP! STAY TOGETHER!” he screamed.

Pada akhirnya sekitar 30 crew di atas kapal tersebut hilang ditelan samudera, tak
satupun yang selamat, percakapan dan gambaran kejadian diatas berasal dari VDR
(voyage data recorder) yang berhasil ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai