Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Letak Geografis

Kota Subulussalam terletak pada posisi 02 27 30 – 03 00 00 LU/North

Latitude dan 0 97 45 00 – 98 10 00 BT. Kota Subulussalam dalam konstelasi

regional berada di bagian perbatasan antara Provinsi Aceh dengan Provinsi

Sumatera Utara, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara

berbatasan dengan Kecamatan Lawe Alas, Kabupaten Aceh Tenggara dan

Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara; Sebelah timur berbatasan dengan

Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat, Provinsi Sumatera Utara; Sebelah

selatan berbatasan dengan Kecamatan Singkohor dan Kecamatan Suro, Kabupaten

Aceh Singkil; dan Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Trumon dan

Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan. Kota Subulussalam

memiliki 5 Kecamatan dengan 82 Desa yaitu Kecamatan Simpang Kiri yang

terdiri dari 17 Desa, yaitu Kecamatan Penanggalan yang terdiri dari 13 Desa,

Kecamatan Rundeng yang terdiri dari 23 Desa, Kecamatan Sultan Daulat yang

terdiri dari 19 Desa serta Kecamatan Longkib dengan 10 Desa. Kota

Subulussalam memiliki luas wilayah 1.391 km2 dengan luas kecamatan yang

terbesar adalah Kecamatan Sultan Daulat (±43,3%), sedangkan kecamatan dengan

luasan terkecil adalah Kecamatan Penanggalan (±6,7%). Untuk lebih jelasnya,

peta kondisi adminstratif Kota Subulussalam dapat dilihat pada lampiran.

44
45

Desa buluh dori yang merupakan tempat penelitian yaitu penyajian musik

tari dampeng ayoho berada pada wilayah kecamatan simpang kiri. Adapun batas

wilayah dari desa buluh dori adalah :

1. Sebelah timur berbatasan dengan desa sikalondang kecamatan

penanggalan.

2. Sebelah barat berbatasan dengan desa kampung badar kecamatan

rundeng.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan desa mukti makmur kecamatan

sultan daulat.

4. Sebelah utara berbatasan dengan desa sikerabang kecamatan

longkib.

1. Sistem Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat suku singkil khususnya yang berada

diwilayah kota subulussalam sangat beragam, disesuaikan dengan kehalian pribadi

yang dimiliki oleh seorang, dan tidak terbatas pada satu bidang saja. Banyak

warga subulussalam yang bekerja sebagai Petani, Pedagang, Pegawai Negeri

Sipil, Pegawai swasta, dan lain lain. Dari hasil wawancara dengan kepala desa

buluh dori, Bahwa yang paling bnyak digeluti masyarakat suku singkil yang

berdomisili diwilayah kota subulussalam termasuk desa buluh dori adalah

bercocok tanam Kelapa Sawit, Pohon Karet, padi, kelapa, dan lainya. Hasil

penelitian pegawai negeri sipil dan maupun swasta menekuni pekerjaan bercocok

tanam selain dari pekerjaan utamanya. Begitu juga dengan para pedagang kecil.
46

2. Sistem Bahasa

Pada umumnya yang dipakai oleh masyarakat di desa buluh dori

kecamatan simpang kiri adalah bahasa kampong yaitu bahasa singkil karena

mayoritas penduduk disana adalah suku singkil. Hal ini menyebabkan kehidupan

sehari hari penduduk disana menggunakan bahasa singkil begitu juga dalam acara

adat. Terdapat juga sebagian kecil suku lain seperti pakpak, aceh, jawa, minang,

karo, yang berpindah tempat tinggal ke kecamatan simpang kiri dan setelah

tinggal beberapa lama disana, mereka sudah mengerti dan fasih menggunakan

bahasa kampong, atau bahasa singkil. Selain bahasa singkil bahasa yang

digunakan dalam sehari hari adalah bahasa indonesia, yang digunakan di tempat

tempat umum seperti sekolah, puskesmas, kantor, dan lainnya.

3. Sistem Kesenian

a. Seni Musik

Masyarakat subulussalam membagi alat musiknya berdasarkan bentuk

penyajian dan cara memainkannya, diperoleh beberapa informasi terkait alat

musik instrumen tradisional khas  yang terdapat di wilayah Kota Subulussalam.

Masing-masing isntrumen tradisional tersebut diantaranya yaitu Eneng-eneng,

Suling Bambu,  dan Gendang. Beberapa penjelasan dari masing-masing alat

musik/instrumen tradisional tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.


47

1. Eneng-Eneng

Eneng-eneng merupakan alat musik petik tradisional khas kota

Subulussalam yang biasa dimainkan oleh orang-orang tua (laki-laki) bentuknya

lebih mirip seperti Kecapi dayak atau Gambus serta bahan utama pembuatannya

adalah kayu nangka atau jenis kayu yang ringan. Namun ada hal lain yang

membedakan antara instrumen tradisional bernama Eneng- eneng ini baik dengan

kecapi dayak ataupun gambus yaitu terletak pada bentuknya yang lebih

pendek  tingginya dari kecapi dayak, bodinya lebih ramping daripada kecapi dan

gambus, serta tali atau senar pada Eneng-eneng sendiri hanya terdiri dari dua buah

senar/tali. Pada bagian eneng-eneng sendiri sama dengan kecapi/gambus yang

terdiri dari  neck (leher) dan body (badan). Cara  bermain alat musik tradisional ini

hampir sama seperti bermain gitar, gambus, dan ulele yakni dipetik. Eneng-eneng

biasanya dimainkan sebagai pengiring lagu-lagu tradisional maupun

modern, aneka tari-tarian tradisional, acara adat, seni pertunjukkan teater, dan

pada acara budaya lainnya yang diiringi musik. Dalam fungsinya,  Eneng-eneng

memiliki fungsi sekunder yaitu sebagai instrumen pendukung. Eneng-eneng

sendiri konon ceritanya sampai saat ini tidak diketahui asal muasal sejarahnya.

acara adat yang menggunakan musik, bahkan pertunjukan musik yang

memadukan instrumen etnik lainnya di Aceh.

2. Gendang Sidua

Gendang merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara di pukul

menggunakan telapak tangan pada area yang lunak yang fungsinya mengatur

irama. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki gendang dengan ciri khas
48

masing-masing.  Di kota Subulussalam sendiri, Alat musik ini berbentuk silinder,

kedua sisinya ada yang disebut ” induk gendang” karena sisinya besar, sedangkan

yang kecil di sebut “anak gendang”. Gendang ini selalu dimainkan 2 buah, yaitu

induk untuk gendang dengan ukuran besar yang bermembran kulit kerbau dan

anak untuk gendang yang berukuran lebih kecil dan bermembran kulit kambing.

3. Suling Bambu

Suling bambu merupakan alat musik tiup tradisional yang terbuat dari

bambu. Suling bambu yang terdapat di kota Subulussalam  memiliki 5 lubang

suara dan 1 lubang udara. Tak ada perbedaan signifikan antara suling bambu yang

berada di kota Subulussalam ataupun wilayah lainnya. Pembedanya hanyalah

terletak pada jumlah lubang suaranya saja. Sementara itu baik ukuran, warna,

nada yang dihasilkan, bentuk, dan cara bermainnya semua sama seperti seruling

bambu yang terdapat di daerah Aceh Tamiang, Singkil Pesisir, dan daerah

lainnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, cara bermain alat

musik tradisionl yang terbuat dari bambu pada tiap-tiap kabupaten yang telah

dikunjungi penulis adalah sama seperti seruling pada umumnya. Pembedanya

lainnya terletak pada nada/irama permainannya. Hal ini dikarenakan karena

masing-masing daerah memiliki iringan musik yang berbeda. Secara otomatis

nada atau irama yang dimainkan pada lagu yang diiringi seruling di kota

Subulussalam berbeda dengan daerah lainnya.


49

4. Canang Kayu.

canang kayu, bahwa canang kayu merupakan alat musik tradisional suku

singkil yang terbuat dari belahan kayu yang ringan dan kering pemilihan kayu

tersebut sangat diperhatikan supaya ketika akan di pukul bisa menghasilkan suara

yang nyaring. Canang terbuat dari kayu pilihan yang berasal dari pohon cuping

dan kayu tarok. Dalam bahasa Aceh Singkil, kayu ini dinamakan kayu terrep.

Kayu ini dicari yang berdiameter 2-3 m, lalu ditebang dan dipotong sepanjang

kurang lebih 40 sentimeter. Kayu tersebut lalu dibelah dua, dan di keringkan,

kemudian untuk mendapatkan nada yang harmonis, kayu tersebut dipilah-pilah

dengan sangat teliti. Untuk memukul canang kayu ini, dibuatlah alat pemukul

yang berasal dari benda yang lebih keras seperti batang jambu dan lainnya.

Canang kayu kemudian dimainkan dengan cara memukul balok-balok tersebut

secara bergantian sehingga akan menciptakan suara kayu yang saling beradu dan

menciptakan sebuah suara merdu.

5. Gong

Gong merupakan instrument yang terbuat dari perunggu atau logam

kuningan. Gong mempunyai garis tengah 69 cm s/d 105 cm. Gong dimainkan

dengan cara dipukul dengan alat pemukul khusus yang empuk dan bunyinya

rendah. Gong biasanya dipukul saat tanda akhir lagu. gong ini bertujuan untuk

mengatur tempo dan untuk menambah harmonisnya penari.


50

6. Doal

Doal Jenis alat musik pukul berpenclon yang terbuat dari bahan logam perunggu

dan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat bantu pemukul. Apabila

dilihat dari cara pemasangannya, penclon-penclon doal diletakkan diatas kayu

rak. alat musik doal berkisar 3 buah Penclon-penclon ini disusun di atas

penyangga kayu, Ketiga doal tersebut iyalah dengan berukuran sama dan nadanya

juga tidak terlalu beda dengan ketiga doal tersebut. Alat musik ini hampir sama

dengan alat musik jawa yaitu bonang, hanya saja bonang memiliki lebih dari tiga

buah.

b. Seni Suara

Medendang ( nyanyian )

Seperti yang di ketahui, Subulussalam Singkil adalah dua wilayah yang

berbeda pemerintahan secara administratif, tetapi memiliki kemiripan adat

budaya, yaitu adat budaya Singkil/Singkel. Itu karena Subulussalam awalnya

bagian dari Kabupaten Aceh Singkil, kemudian mekar menjadi kota yang berdiri

sendiri, yakni Kota Subulussalam. Salah satu kesenian khas Singkil yang sangat

begitu dibanggakan adalah "dendang Singkil" atau biasa disebut  "medendang"

oleh masyarakat setempat.

Tidak ada yang  tahu pasti kapan dendang lahir di tanah Singkil, tapi yang

jelas keberadaan dendang Singkil diyakini sudah ada sejak lama, jauh sebelum

Belanda masuk Aceh.

Di dalam  KBBI, dendang bermakna déndang/nyanyian ungkapan rasa senang,

gembira, dan sebagainya (sambil bekerja atau diiringi bunyi-bunyian).


51

Dendang Singkil ini biasanya dimainkan oleh lima sampai 15 orang.

Sedangkan alat musik dendang ini terbilang cukup unik karena sebagian diambil

dari alat-alat/perkakas dapur. Misalnya talam, sendok, garpu, botol sirop, ember

atau kaleng cat yang ditabuh mengikuti rentak gendang dan lantunan penyair.

Dalam musik dendang ini tetap didominasi oleh suara gendang dan ada pula

sesekali ditambahkan alat musik tradisional, yaitu canang kayu. Penyair di dalam

dendang Singkil ini disebut "pedendang" (syekh) sedangkan sebutan untuk

kelompok musiknya disebut "medendang", berbeda sebutannya tapi masih dalam

satu regu/kelompok. Pedendangnya biasanya terdiri atas satu sampai dua orang,

bisa juga lebih banyak personelnya dengan sistem silih berganti. Ada beberapa

dendang yang biasa dinyanyikan seperti :

Dendang Mekhidi Mekhpangekh (Turun Mandi)

maksudnya iyalah dendang ini ditujukan untuk kedua pengantin baru

keduanya dimandikan denganramuan tradisional yang diringi syair syair nasihat

dengan menggunakan alat musik gendang sidua. Dengan tujuan disaat kedua

pengantin tertentu diwajibkan mandi bersih dari hadas besar.

B. Seni Tari

Tari pada masyarakat kota subulussalam erat hubungannya dengan

kegiatan kegiatan seperti kegiatan upacara pernikahan , upacara adat, dan juga

hiburan atau pertunjukan jenis tari tarian pada masyarakat subulussalam yaitu Tari

Dampeng Ayoho, Tari Alas, Tari Ambe Ambeken, Tari Biahat, Tari Barat Tari

Pedang, Tari Piring Tari Rapai Sidik, Tari Takhtakh Hine. Dan semua jenis tarian

ini diiringi dengan alat musik yang sudah di jelaskan sebelumnya.


52

B. Alat Musik Yang Digunakan Dalam Musik Tari Dampeng Ayoho

Pada hari jumat 17 april 2020, peneliti melakukan (observasi 1) untuk

mengetahui alat musik yang digunakan dalam musik tari dampeng ayoho dan

peneliti mendokumentasikannya. Alat musik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Gendang Sidua

Gambar 4.1 Gendang Sidua


(Dokumentasi Pribadi oleh Maulidun Limbong)

Berdasarkan wawancara peniliti dengan bapak burhanudin (wawancara 1)

Pada hari jumat 17 april 2020 mengenai gendang sidua bahwa gendang sidua

terbuat dari kayu berbentuk tabung dimana atas kayu memiliki membran yang

terbuat dari kulit kambing gendang sidua diartikan sebagai gendang yang

memiliki 2 alat gendang, gendang sidua tergolong kedalam kelompok musik

membranofon. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul bagian membran
53

yang berfungsi sebagai pembawa ritme dalam musik Dampeng Ayoho , Ritme

yang digunakan dalam musik tari adalah :

2. Canang Kayu

Gambar 4.2 Canang Kayu

Berdasarkan wawancara peneliti dengan bapak burhanudin (wawancara 2)

pada hari selasa 21 april 2020 mengenai canang kayu, bahwa canang kayu

merupakan alat musik tradisional suku singkil yang terbuat dari belahan kayu

yang ringan dan kering pemilihan kayu tersebut sangat diperhatikan supaya

ketika akan di pukul bisa menghasilkan suara yang nyaring. Canang terbuat dari

kayu pilihan yang berasal dari pohon cuping dan kayu tarok. Dalam bahasa Aceh

Singkil, kayu ini dinamakan kayu terrep. Kayu ini dicari yang berdiameter 2-3 m,
54

lalu ditebang dan dipotong sepanjang kurang lebih 40 sentimeter. Kayu tersebut

lalu dibelah dua, dan di keringkan, kemudian untuk mendapatkan nada yang

harmonis, kayu tersebut dipilah-pilah dengan sangat teliti. Untuk memukul

canang kayu ini, dibuatlah alat pemukul yang berasal dari benda yang lebih keras

seperti batang jambu dan lainnya. Canang kayu kemudian dimainkan dengan cara

memukul balok-balok tersebut secara bergantian sehingga akan menciptakan

suara kayu yang saling beradu dan menciptakan sebuah suara merdu.

Dalam melodi Canang Kayu Tari Dampeng ayoho adalah sebagai berikut :
55

3. Gong

Gambar 4.3 Gong

Gong merupakan instrument yang terbuat dari perunggu atau logam

kuningan. Gong mempunyai garis tengah 69 cm s/d 105 cm. Gong dimainkan

dengan cara dipukul dengan alat pemukul khusus yang empuk dan bunyinya

rendah. Gong biasanya dipukul saat tanda akhir lagu. gong ini bertujuan untuk

mengatur tempo dan untuk menambah harmonisnya penari. Menurut bapak

burhanudin selaku narasumber (wawancara peneliti 21 april 2020) alat musik

gong ini hampir sama pada umunya dengan gong lainnya. Ritme Gong adalah

sebagai berikut :
56

4. Doal

Gambar  4.4 Doal

Doal Jenis alat musik pukul berpenclon yang terbuat dari bahan logam

perunggu dan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat bantu pemukul.

Apabila dilihat dari cara pemasangannya, penclon-penclon doal diletakkan diatas

kayu rak. alat musik doal berkisar 3 buah Penclon-penclon ini disusun di atas

penyangga kayu, Ketiga doal tersebut iyalah dengan berukuran sama dan nadanya

juga tidak terlalu beda dengan ketiga doal tersebut. Alat musik ini hampir sama

dengan alat musik jawa yaitu bonang, hanya saja bonang memiliki lebih dari tiga

buah. keunikan doal terletak pada bentuknya yang merupakan susunan gong kecil,
57

banyak orang yang menyebutnya ceret yang disusun berbaris pada bingkai kayu

yang sudah dibentuk.

Melodi yang digunakan dalam musik tari Dampeng Ayoho adalah sebagai

berikut :

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak

burhanudin( wawancara 3) pada hari kamis, 23 april 2020 mengenai pola irama

musik iringan tari dampeng ayoho terhadap gerakan tarian, bahwa dalam

pertunjukan musik tari dampeng ayoho, hubungan antara musik dan tari sangat

erat, tanpa iringan musik, tari dampeng ayoho tidak akan dapat di pertunjukan

baik itu dengan musik vokal atau musik iringan instrumen, Musik vokal adalah

jenis musik yang disajikan hanya dengan suara vokal manusia saja tanpa adanya

iringan suara alat musik. Contoh dari musik vokal adalah orang yang

bersenandung atau bersyair , Musik vokal tidak membutuhkan media, hanya

keahlian dalam mengolah suara. Variasi aransemen menggunakan vokal dua

suara, tiga suara, atau empat suara. Sedangkan musik instrumen atau musik

iringan terdiri dari irama atau ritme yang di hasilkan oleh benda tau alat-alat di

luar tubuh manusia (iringan eksternal),


58

Musik yang digunakan untuk mengiringi tari dampeng ayoho adalah

seperti musik vokal dan musik instrument. iringan vokal pada tarian dampeng

ayohok yaitu melantunkan pantun-pantun nasehat yang menggunakan bahasa

Aceh Singkil oleh penghulu konde (penyair). Pantun-pantun nasehat tersebut

terdiri atas beberapa syair. Pantun dan syair dalam tari dampeng ayohok ini

dimainkan sesuai dengan kondisi maupun suasana.

Syair yang digunakan untuk mengiringi tari dampeng ayohok

menggunakan bahasa Aceh Singkil. Sebagian besar syair tersebut merupakan

kalimat do’a yang dianut oleh umat beragama Islam seperti pada syair amalkanlah

agama Islam dan jangan mensia-siakan agama. Syair tersebut menandakan bahwa

sebagian besar masyarakat Singkil beragama Islam. Kalimat-kalimat tersebut

mengandung pantun nasihat atau cerita keadaan seorang yang tak mampu seperti

tangan menjalo Pemales ku bahan sisomada. Kalimat-kalimat ini menandakan

kehidupan seorang yang selalu merasa berutang budi kepada orang yang suka

memberi tetapi dirinya tersebut merasa berharap kapan bisa memberi orang lain

juga. Kalimat tersebut kita bisa cermati yang bermaksud mengajak saling tulus

tolong menolong kepada orang lain walaupun dengan tanpa balas budi.

Dan musik instrumen yang digunakan untuk mengiringi tari Dampeng

Ayoho ini, yaitu, Gendang Sidua, Canang Kayu, Doal, Gong Ritme atau irama

dalam musik iringan juga menentukan gerakan irama dalam tari Dampeng Ayoho

ritme juga mampu membantu penari untuk menentukan waktu dari satu bentuk

gerakan ke gerakan lain. Ritme merupkan unsur vital dalam musik, tanpa ritme

musik kehilangan daya. Dengan kata lain, ritme dalam musik dampeng ayoho
59

merangsang daya pendengar penari untuk kemudian secara otomatis

menggerakkan dan mengatur pola lantai dan ragam gerak penari dampeng ayoho.

Menurut bapak burhanudin (wawancara peniliti jumat, 24 april 2020)

menjelaskan bahwa, asal usul musik dan tarinya yaitu dampeng ayoho yang

berarti bersilat beramai-ramai berdekat-dekat membentuk sebuah lingkaran

(lingkungan) dengan diiringi nyanyian sedangkan ayoho yang berarti ayo yang

bermaksud mengajak.

Pada musik tari dampeng ayoho terdapat beberapa bagian yaitu :

1. Awal

Pada bagian awal atau pembuka , penari berjalan dengan pola lantai garis

melengkung yang berputar melingkari sambil menyanyikan dengan syair (yo

ayoho dangak aho ale allah le assalamualaikum) posisi penari berjalan seperti

biasa sambil mengarahkan tangan kiri kesamping dan ketika pas sebutan lirik

assalamualikum posisi penari sambil diam sejenak jongkok melingkar.

2. Isi

Pada bagian isi yaitu penari yang jongkok berdiri kembali dan tetap

melingkar dan nyanyian dilanjut kepada syair nya dan penari menarikan pola

lantai garis melengkung.


60

D. Bentuk Penyajian Musik Tari Dampeng Ayoho

Setelah melakukan penelitian pada pertunjukan musik tari Dampeng

Ayoho banyak hal yang harus di ketahui diantaranya struktur, proses dan

penampilan pementasan yang meliputi tata rias, busana, dan tempat

pertunjukan serta perlengkapan yang terdapat dalam musik tari dampeng

ayoho. Selain itu musik tari dampeng ayoho ini juga menjadi salah satu

sarana hiburan bagi masyarakat singkil yang ada di desa buluh dori

kecamatan simpang kiri kota subulussalam.

Dalam sebuah bentuk penyajian pasti ada sebuah persiapan yang

dilakukan sebelum penyajian dilaksanakan. Persiapan pertunjukan musik tari

dampeng ayoho biasanya dilakukan kurang lebih 2 minggu sebelum

pelaksanaan karena ada beberapa proses yang harus dipersiapkan.

Berdasarkan wawancara peniliti dengan salah satu pemusik (wawancara 4)

pada hari selasa, 27 April 2020 mengenai latihan pemusik , bahwa latihan

dilakukan dalam waktu satu minggu yang bertempat di kediaman bapak

burhanudin di desa buluh dori, proses latihan ini dilaksanakan setiap pukul

15:30 WIB sampai dengan pukul 17:00 WIB tahapan pertama latihan adalah

penari yang dimana penari untuk bisa kompak dan dasar dasar gerakan nya.

Dan biasa nya bagian awal latihan pemusik dan penari masing masing latihan
61

nya dipisah, supaya masing masing mengingat gerakan, dan melodi yang akan

dimainkan dan hari selanjutnya (wawancara 5) pada hari rabu 29 April

tahapan kedua dilakukan latihan pemain alat musik yang menjadi pengiring

yaitu gendang sidua dan gong dalam tahap ini pemain juga harus menguasai

ritme iringan yang sudah ditetapkan. Pada hari kamis 30 April peneliti

melakukan observasi untuk melihat aktivitas pemusik pada tahap ketiga

(observasi 2 ) yakni penggabungan antara beberapa alat musik ritmis dan

melodi dan peneliti mendokumentasikanya. Proses latihan ini di lakukan

secara berulang ulang selama kurang lebih satu minggu.

Gambar 4.5 Latihan Pemain Musik

Pada hari jumat 1 Mei 2020 peneliti melakukan wawancara kepada salah satu

penari (wawancara 6) untuk menanyakan tetnang latihan penari dampeng ayoho,

bahwa dalam proses latihan penari dampeng ayoho dilakukan dalam waktu satu
62

minggu bersamaan dengan waktu latihan pemain musik, proses latihan ini

dipimpin oleh pelatih dari pemusik juga, kemudian peneliti melakukan observasi.

pada hari sabtu, 2 mei 2020 untuk melihat latian apa saja yang dilakukan penari

dampeng ayoho (observasi 3) yakni latihan tari dampeng ayoho dilaksanakan oleh

semua penari yaitu 10 orang penari masing masing pria 5 orang dan 5 orang

wanita. Dalam tahap latihan ini semua penari dituntut dapat menguasai semua

gerak tari yang telah diajarkan oleh pelatih tari dampeng ayoho. Latihan ini juga

dilakukan secara berulang ulang selama satu minggu hingga pelatih memastikan

bahwa penari sudah bisa di gabung untuk latihan bersama dengan pemain musik

instrument dampeng ayoho, peneliti juga mendokumentasikan nya pada saat

latihan tari dampeng ayoho.

Gambar 4.6 Latihan Penari


63

Pada hari minggu 3 mei 2020, peneliti melanjutkan wawancara kepada penari

(wawancara 7) mengenai latihan selanjutnya yakni , setelah latihan masing masing

antara pemusik dan penari anggun pola , maka diadakan latihan penggabungan

penari Dampeng Ayoho dengan pemain musik. Berdasarkan observasi peneliti

pada hari minggu 3 mei 2020 (observasi 4) bahwa, dalam proses latihan ini

dilakukan di depan halaman rumah bapak burhanudin selaku ketua sanggar seni

dampeng ayoho,penggabungan ini dilakukan dalam waktu satu minggu oleh

pelatih musik dan tari dampeng ayoho laihan ini dilakukan secara berulang ulang

selama satu minggu hingga benar benar siap untuk dtampilkan pada pertunjukan

musik tari dampeng ayoho.

Berdasarkan wawancara dengan pemusik (wawancara 8 ) pada hari minggu 3 mei

2020 mengenai kostum dan properti , bahwa sebelum penyajian musik tari

dampeng ayoho dilaksanakan, kostum dan properti harus dipersiapkan untuk

penampilan harus dipersiapkan, adapun kostum yang harus dipersiapkan antara

lain:

a. Kostum pemusik

Sesuai dengan observasi peneliti pada hari minggu 3 mei 2020 (observasi

4) mengenai kostum pemusik , bahwa kostum pemusik terdiri dari kopiah

( peci ) songket ( kain sarung kilat ) baju kemeja merah jambu dengan

motif tiga garis 2 warna. yaitu warna hijau dan putih hijau melambangkan

kesuburan dan keadilan sedangkan putih melambangkan kesucian.

b. Kostum Penari
64

Kostum penari untuk wanita terdiri atas saong bekheng ( jilbab hitam )

lapik (alas kain ) selendang dan songket ( kain sarung kilat ) baju kurung

bekheng ( baju hitam) celana bekheng (celana hitam ) banjing ( ikat

pinggang ) dan pakaian penari untuk pria yaitu kopiah (peci) baju kemeja

bekheng (hitam) celana panjang bekheng ( hitam)

Gambar 4.7 Kostum penari

Berdasarkan surat edaran nomor 440/120 tertanggal 17 maret 2020 tentang

peningkatan kewaspadaan terhadap resiko penularan Infeksi Corona Virus

Disease (Covid-19) di Kota Subulussalam maka seluruh warga kota subulussalam

di harapkan meningkatkan kewaspadaan diri dengan berperilaku taat dengan

aturan yang sudah ditetapkan maka seluruh masyarakat harus mengentikan


65

kegiatan yang bisa mengundang keramaian seperti acara hiburan, penikahan,

sunatan, dan acara lain nya maka dari itu peneliti hanya meneliti di kediaman

bapak Burhanudin dikarenakan pesta yang akan di dokumentasikan harus ditutup.

Untuk Menindak lanjuti wabah tersebut peneliti melanjutkan di kediaman bapak

Burhanudin.

Gambar 4.8 Gladi Resik Antara Penari Dan Pemusik

Pada hari senin, 4 mei 2020 jam 09:00 WIB peniliti melakukan

wawancara kepada pelatih untuk kegiatan Geladi Resik yang dmna saat ini tahap

untuk latihan bersih atau latihan akhir, sebelum keesokan nya akan ditampil kan.

Pada proses ini yang dimaksud untuk bertujuan untuk penyesuaian antara pemain

musik dan penari Dampeng Ayoho, jumlah pemusik serta posisi alat harus

disesuaikan atau disetting supaya tidak ada lagi kesalahan ketika tampil begitu

juga dengan penari bisa menyesuaikan gerakan yang sudah dilatih. Dan peniliti

mendokumentasikan nya.
66

Pada hari selasa 5 mei 2020 peneliti melakukan observasi (observasi 5 ) melihat

penampilan musik tari Dampeng Ayoho dan peneliti juga mendokumentasikan

nya. Sebelum menampilkan tari dampeng ayoho para pemain musik dan penari

biasanya diarah kan pelatih untuk berkumpul dan diarahkan dan sambil berdoa

untuk dijauhkan segala mara bahaya yang menimpa. Setelah beberapa proses

tersebut, maka semua pemusik dan penari bersiap siap akan tampil dan peneliti

mendokumentasikan nya.

Gambar 4.9 Pemusik dan penari sebelum tampil

Setelah beberapa proses tersebut, maka semua pemusik dan penari diarahkan yang

dmna penari bersiap siap membentuk lingkaran sebelum dimulai pertunjukan

yang memulai dulu adalah penari sambil berjalan melingkar dengan sambil

menyanyikan ayoho.

Syair atau nyanyian dalam tari dampeng ayohok ini dimainkan sesuai dengan
67

kondisi maupun suasana. Syair yang digunakan untuk mengiringi tari dampeng

ayohok menggunakan bahasa Aceh Singkil. Sebagian besar syair tersebut

merupakan kalimat do’a atau kata kata nasehat. Syair yang digunakan dalam tari

dampeng adalah sebagai berikut :

Lirik Lagu dampeng

Waalaikumsalam le kisah dampeng meleah bedahan mikabo le kaum beak

dahan mi kabo males langge kadang nan di para

Otah le dampeng lae langge di pangak

Ayo.. Ayoho da... Ngak. Aho ale allah le adenamia

Adenamia le kisah dampeng meleah be tangan menjalo le kaum beak

tangan menjalo pemales ku bahan sisomada

ho tah le dampeng dampeng be sisomada

Ayo ayoho da..ngak aho ale allah le assalamu alaikum .

Terjemahannya

Waalaikumsalam wahai kisah dampeng dahan yang layu buah kabo bersama

warga

Dahan kabo layu karna di bara api

Wahai dampeng air langge di pangak


68

Mari mari. Bersiap ayo lagi wahai allah! itu mereka

Itulah kisah dampeng tangan melemas meminta wahai orang orang tetapi tangan

meminta balasan ku tidak pernah bisa membalasnya

Wahai dampeng dampeng yang tidak terhingga

Mari mari bersiap ayo lagi ya allah! Assalamualaikum

Makna dari syair tersebut pada tarian dampeng ayohok yaitu melantunkan

pantun-pantun nasehat yang menggunakan bahasa Aceh Singkil oleh penghulu

konde (penyair). Pantun-pantun nasehat tersebut terdiri atas beberapa syair.

Pantun dan syair dalam tari dampeng ayohok ini dimainkan sesuai dengan

kondisi maupun suasana, dalam syair tari dampeng ayoho yang saya teliti ini

adalah sebuah cerita yang dimana seorang yang kehidupan nya kurang mampu

dan merasakan bersyukur atas kerendahan hati seseorang yang sering memeberi

bantuan kepada orang yang kurang mampu, dan kemudian dia merasakan

bersyukur atas kerendahan hati seseorang namun disisi lain dia juga berharap

akan bisa memberi kepada orang lain.

Dan setelah syair ini


69

Anda mungkin juga menyukai