TWK Pilar
TWK Pilar
Berikut ini adalah isi dan makna dari 4 Pilar Kebangsaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia:
1. Pilar Pancasila
Seperti yang disebutkan pada sila Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa.
Sila ini dapat diterima dan diakui oleh semua agama yang diakui di
Indonesia dan menjadi common denominator.
Dan juga pada sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila ini
merupakan pernyataan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Semua warga negara memiliki harkat dan martabat yang sama secara
adil dan beradab.
Ada banyak bentuk negara yang ada di dunia ini. Dan para pendiri
bangsa Indonesia memilih bentuk Negara Kesatuan, yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Para pendiri bangsa kita memilih negara kesatuan sebagai bentuk
negara Indonesia melalui berbagai pertimbangan. Alasan utama para
pendiri bangsa Indonesia memilih bentuk negara kesatuan adalah
karena sejarah strategi pecah belah (devide et impera) yang dilakukan
Belanda bisa berhasil karena Indonesia belum bersatu pada masa
penjajahan.
Macam-macam konstitusi:
1. Konstitusi tertulis disebut Undang-Undang Dasar.
2. Konstitusi RIS 1949 (UUD RIS 1949/27 Desember 1949-17 Agustus 1950)
Sistematika UUD RIS 1949 terdiri dari:
• Mukadimah terdiri atas empat alinea.
• Bab V: Konstituante
4. UUD 1945 Hasil Dekrit Presiden (UUD 1945 periode kedua/5 Juli 1959-
2000)
Gagalnya Badan Konstituante menetapkan rancangan UUD
berdampak pada keadaan politik yang tidak stabil. Maka, pada
tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden.
Salah satu isi dekrit tersebut memberlakukan kembali UUD 1945.
Ketentuan mengenai bentuk negara, bentuk pemerintahan,
pembagian kekuasaan, dan sistem pemerintahan sama seperti yang
tercantum dalam UUD 1945.
Bhinneka Tunggal ika adalah karya sastra agama atau Kakawin Jawa Kuno
yang bernama Kakawin Sutasomo yang dikarang oleh Mpu Tantular
semasa kerajaan Majapahit dibawah kekuasaan Prabu Rajasanagara
atau yang dikenal Raja Hayam Wuruk pada sekitar abad ke-14. Pada
mulanya kalimat Bhinneka Tunggal Ika dalam sastra tersebut adalah
bentuk rasa toleransi dari Mpu Tantular yang merupakan penganut
Buddha Tantrayana yang hidup dilingkungan kerajaan majapahit yang
beragama Hindu-siwa.
D. Semboyan bangsa
Jawab : b. 23B
Jawab : a. satu nusa, aspek satu bangsa dan aspek satu bahasa
a. Mpu Kanwa
b. Mpu Triguna
c. Mpu Panuluh
d. Mpu Tantular
e. Mpu Prapanca