Anda di halaman 1dari 19

Assalamualaikum,

Materi pengetahuan 3.1 Apply the magnetism of


the earth and the ship’s deviation (menerapkan
sistem magnit bumi dan deviasi pada kapal ),
dapat anda pelajari secara mandiri,
terimaksih

Uraian Materi

1.Rotasi Bumi
            Bumi berputar mengelilingi sebuah garis khayal yang melalui titik pusat. Garis
khayal inilah dinamakan “poros”. Satu putaran berlangsung dalam periode 23 jam 56
menit 04 detik. Poros bumi memotong permukaan bumi pada dua tempat yaitu di kutub
utara dan kutub selatan.
Beredarnya benda-benda angkasa dapat terlihat dari bumi. Benda-benda angkasa
tersebut seolah-olah bergerak tanpa kita rasakan dimana sebenarnya bumi ini yang
berputar pada porosnya. Gerakan matahari dan bulan merupakan gerakan maya (semu).
Pembuktian bahwa bumi berputar yaitu :

 Gerakan maya dari benda-benda angkasa, seperti matahari bergerak dari timur ke
barat, itu terjadi karena bumi berputar dari timur ke barat.
 Simpangan arus udara pada belahan bumi Utara ke arah kanan dan belahan bumi
Selatan ke arah kiri, ini dikarenakan gerakan dari permukaan bumi dengan lapisan
udara yang terendah serta gerakan lapisan udara satu sama lain, maka udara ikut
berputar seperti bumi dengan kecepatan sudut yang sama. Dalam keadaan
demikian kita menyebut bahwa udara dalam keadaan “diam”

      Bila di bumi terjadi suatu daerah tekanan udara yang rendah dan tidak berubah, udara
tidak mengalir langsung dari daerah tekanan udara yang lebih tinggi ke daerah tekanan
udara yang lebih rendah. Suatu contoh yang ditunjukkan adanya pasat-pasat. Ini adalah
arus udara yang terjadi karena daerah-daerah tekanan udara tinggi pada + 300 Utara dan
Selatan dan daerah tekanan udara rendah kira-kira terdapat di katulistiwa.
      Jika bumi tidak berputar pada porosnya, maka udara akan mengalir melalui jarak
terpendek dari daerah tekanan udara tinggi ke daerah tekanan udara rendah serta bila
terdiri dari pembagian tekanan udara yang sama, maka akan terjadi angin-angin utara
dari + 300 U sampai dekat katulistiwa dan angin-angin selatan dari + 300 S sampai dekat
katulistiwa. Pengalaman menunjukkan bahwa pada lintang utara, angin-angin ini
menyimpang dari Utara ke kanan, sehingga terjadi pasat Timur  Laut. Demikian juga pada
lintang Selatan, terdapat pasat Tenggara, dimana simpangan angin ke arah kiri.
 Simpangan dari arus udara yang menaik pada katulistiwa ke Barat, dimana diatas
katulistiwa pada tinggi yang besar terdapat angin timur.
 Percobaan gerak jatuh oleh Benzenberg dan Reich bahwa suatu benda dijatuhkan
dari tinggi yang besar akan mendapat simpangan ke timur.

 
4.3.1.2. Pengertian Penunjukkan arah di bumi
 
        Di laut sebuah kapal harus dapat menentukan arahnya terhadap suatu arah acuan
(arah referensi) yang telah dipilih. Pedoman magnet dan pedoman gyro yang berkembang
saat ini merupakan instrumen di kapal yang dapat memberikan arah acuan di laut kepada
navigator. Pedoman magnet terjadi oleh adanya medan magnet bumi di sekeliling bumi.
Komponen horisontal dari medan ini, di banyak tempat mempunyai arah yang hampir
sama dengan arah derajah di bumi, namun oleh karena pengaruh magnet besi kapal,
pedoman magnet akan memberikan arah lain dari pada arah acuan yang kita berikan
pada arah derajah.
                                                           (Credit : Silvester)
Gambar 66 :  Medan magnet bumi.dan garis kekuatan magnet (Biru = Utara; Merah =
Selatan)
       
       Kekuatan medan magnet bumi  terlihat mengalir keluar dari medan magnet di kutub
selatan bumi (merah)   dan masuk ke medan magnet di kutub utara bumi (biru). Bumi
sendiri mempunyai sebuah medan magnet  dengan “kutub biru” mengarah ke utara dan
“kutub merah” arah ke selatan, dan inilah medan magnet yang memberikan kekuatan
langsung kepada magnet pedoman. Bumi sebagai sebuah magnet dapat  disamakan
dengan sebuah lingkaran   kecil tetapi mempunyai kekuatan magnet yang  besarnya tak
terhingga di dekat pusatnya.  “Ujung merah” atau utara mencari ujung jarum pedoman
yang akan ditarik ke “kutub biru”  bumi yang berada di utara yang dikenal sebagai Kutub
Utara Magnet. Gambar 51 menunjukkan bagaimana jarum pedoman yang ada di belahan
bumi utara ditarik ke kutub Utara Magnet dari berbagai posisi.
 
                                                                         (Credit : Silvester)
Gambar 67 : Ujung jarum magnet pedoman ditarik oleh  kutub utara magnet
 
 
 
 
Jarum pedoman sebagai sebuah magnet
      Pada gambar 68 dibawah ini ujung anak panah menunjukkan  titik Utara atau ujung
merah dari sebuah jarum pedoman. Tempatkan sebatang magnet diatas meja dan
gantungkan secara bebas sebuah jarum diatas meja tersebut lalu geserkan dari ujung ke
ujung.  Titik Utara atau ujung merah  jarum akan ditarik oleh kutub Selatan atau kutub biru
magnet, dan  titik Selatan dari jarum akan ditarik seimbang oleh kutub merah magnet. Bila
diletakkan horisontal di pertengahan antara kutub jarum dan bila didekatkan ke ujung-
ujung magnet, maka ujung-ujung jarum makin mendekat arah ke bawah sampai berdiri
tegak  bila berada diatas kutub-kutub. Pada setiap posisi di medan magnet, jarum magnet
yang bergerak bebas akan selalu berada pada posisi diam bila ujungnya diarahkan ke
kutub magnet.
        
(Credit : Silvester)
Gambar 68 : Gaya tarik menarik antara kedua kutub medan magnet
 
Analogi antara sebuah Magnet dan Bumi :
      Secara praktis penampilan yang sama diperlihatkan di permukaan bumi dimana
sebuah jarum yang digantung bebas berada dari kutub ke kutub. Fenomena ini 
sederhana,  apa yang  diharapkan jika sebuah magnet yang besar berada dalam bumi,
yang mendekati secara bersamaan dengan putaran poros bumi, dan mengalir ke arah
belahan bumi Utara dengan tanda biru atau berlawanan dengan Selatan dan belahan
bumi Selatan dengan tanda merah atau berlawanan dengan Utara. Di dekat  katulistiwa
bumi,  jarum magnet dalam posisi sejajar dengan permukaan bumi. Pada posisi mendekati
daerah kutub, ujung kutub Utara atau merah dari jarum akan mengarah ke belahan bumi
utara, tetapi ujung –ujung yang mengarah ke atas di belahan bumi Selatan mulai
meningkat sudutnya dengan bidang datar sampai akhirnya jarum magnet berdiri tegak
meliputi daerah seluas kira-kira 50 mil atau lebih di permukaan bumi. Daerah ini yang
dinamakan dengan kutub magnetis, posisi yang diperkirakan yaitu di kutub Utara pada
lintang kira-kira 700 U – bujur 970 B, di kutub Selatan pada posisi kira-kira 72 0 S – bujur
1540 T.
Gambar  69 : Bola bumi dengan letak utara sejati dan utara magnet
 
Katulistiwa Magnetis (Magnetic Equator)   
      Katulistiwa Magnetis ialah sebuah garis kurva yang melewati tempat-tempat dimana
tidak ada pengaruh atau inklinasi jarum magnet. Hal ini berupa garis pembagi dalam dua
keadaan yang berlawanan yakni antara kutub merah dan kutub biru di bumi. Garis
katulistiwa magnet melintas katulistiwa geografis dari belahan Selatan ke Utara kira-kira 
di bujur 120 B dan menelusuri ke arah timur, mencapai  lintang 100 U melewati sekitar
tanjung Guardafui. Garis tersebut kemudian secara perlahan mengarah ke katulistiwa
geografis, yang selanjutnya melintas kembali kira-kira pada bujur 170 0 B, dan mencapai
titik maksimum pada lintang Selatan 140 di Brasil, dimana  garis ini membelok sekali lagi
ke arah utara dan bergabung  di katulistiwa pada bujur 120 B. Lihat peta pada halaman 57
sebelumnya. 
 
4.3.1.3.Arah-arah acuan
           Arah acuan yang dipakai ialah arah Utara sejati (Us), arah Utara magnetic (Um),
arah Utara pedoman  (Up), arah Utara gyro (Ug)
 (a).  Arah Utara Sejati (Us)
     Arah Utara Sejati (Us) ialah arah garis singgung U-S pada derajah yang melalui suatu  
titik ke kutub utara geografis. Jika kapal berlayar dari tempat A ke tempat B, maka posisi B
terhadap A harus dapat ditentukan. Kapal harus ditujukan pada haluan tertentu untuk
berlayar dari A ke arah B. Haluan ini merupakan sudut horisontal yang diukur mulai dari
arah acuan yang telah ditetapkan lebih dahulu. (lihat gambar 54 )
 
                                                                                                  (Credit
: Silvester)
Gambar 70 : Ilustrasi arah utara sejati searah dengan garis derajah
 Ket : Ku = kutub Utara    Ks  = kutub Selatan  A = tempat tolak,  B = tempat tiba, HS = 
haluan sejati, EQ = katulistiwa
(b). Arah Utara Magnet (Um)
        Arah Utara magnet (Um) terjadi karena komponen horisontal dari medan magnet
bumi di suatu tempat mempunyai arah yang kira-kira sama dengan arah derajah ke utara.
Sudut yang dibentuk oleh komponen ini dengan derajah setempat, tergantung dari letak
tempatnya di bumi. Dengan pengukuran pada medan tersebut ditentukan selisih antara
arah medan magnet horisontal dan arah geografis. Misalkan kita pasang sebuah magnet
di dalam lingkungan yang bebas gangguan dan dapat berputar tanpa gesekan, maka
kutub utara magnet di dalam medan magnet bumi tersebut menunjuk selaras dengan arah
medan magnet setempat. Komponen horisontal dari medan magnet bumi memberikan
arah utara magnet (Um). Titik nol mawar pedoman di dalam lingkungan bebas gangguan
ini akan memberikan Um.
 (c). Arah Utara Pedoman Magnet (Up)
       Utara Pedoman Magnet (Up) ialah arah horisontal yang ditunjukkan oleh titik utara
pedoman (Up). Medan magnet di kapal baja adalah tidak sama dengan medan magnet
bumi, sebab di kapal dibangkitkan kutub-kutub magnet oleh induksi dari medan magnet
bumi, di tempat pemasangan pedoman, induksi tersebut memberikan medan magnet
kapal dalam arah yang berbeda dengan medan magnet bumi. Kekuatan magnet remanen,
tergantung dari jarak kapal ke kutub magnet bumi, makin jauh jaraknya, kekuatannya
makin berkurang, dengan demikian pengaruhnya terhadap pedoman magnet akan
berkurang pula. Sebaliknya jika jaraknya dekat dengan kutub magnet bumi, kekuatan
magnet remanen akan bertambah besar, sehingga pengaruhnya terhadap pedoman
magnet akan bertambah besar pula. 
        Di kapal-kapal yang terbuat dari besi, pedoman magnet akan dipengaruhi oleh
magnet-magnet remanen yang terjadi pada besi-besi kapal tersebut. Magnet remanen
adalah magnet yang bersifat tidak tetap, yang terjadi karena pengaruh magnet bumi
terhadap besi-besi kapal.
       Jika haluan kapal berubah, maka kutub-kutub magnet remanen akan berubah tempat
juga, sehingga pengaruhnya terhadap pedoman magnetpun akan berubah. Karena
pengaruh magnet remanen inilah, maka jarum atau batang magnet pedoman tidak lagi
mengarah ke utara/selatan magnet, melainkan ke utara/selatan pedoman
 
4.3.1.4. Pedoman
        Pedoman, adalah alat navigasi yang digunakan untuk menetapkan arah/haluan kapal
dilaut. Arah yang dimaksud yaitu arah kemana kapal harus berlayar, dan arah benda-
benda diluar kapal terhadap kapal kita berada, misalnya arah suatu suar, pelampung suar,
tanjung, pulau dan obyek lainnya yang kita baring untuk menentukan posisi kapal dari
waktu ke waktu. Di atas kapal niaga, pada umumnya terdapat 2 jenis pedoman yaitu:

1. Pedoman magnet (Magnetic Compass)


2. Pedoman gasing (Gyro-compass)
3. Pedoman Magnet (Magnetic Compass)

 Menurut Supriyono (2005), pedoman magnet adalah satu-satunya jenis pedoman yang
tidak menggunakan kelistrikan kapal, sehingga tetap dapat bekerja walaupun listrik kapal
padam. Oleh karena itu IMO (International Maritime Organization) melalui Konvensi
SOLAS (Safety Of Life At Sea = Keselamatan Jiwa di Laut) mensyaratkan bagi semua
kapal niaga untuk dilengkapi dengan pedoman magnet dengan menetapkan persyaratan
konstruksi dan jumlahnya yang harus ada di kapal. Konstruksi pedoman magnet ada 2
yaitu: 1. Pedoman magnet kering, dan 2. Pedoman magnet basah (cair).
 

 Pedoman magnet kering

Pedoman magnet kering adalah pedoman magnet dimana batang-batang magnet


dipasang sejajar satu sama lain dan digantungkan dibawah mawar pedoman dengan
menggunakan benang sutera, sehingga dapat bergerak bebas secara horizontal. Bagian-
bagian utama pada pedoman magnet kering adalah:

1. Ketel pedoman, berfungsi sebagai tempat semat, piringan pedoman, dan garis
layar
2. Piringan pedoman, terdapat mawar pedoman, batang magnet, dan sungkup
3. Cincin lenja, untuk menggantung ketel pedoman pada rumah pedoman agar
pedoman selalu dalam keadaan datar pada waktu kapal mengoleng atau
mengangguk.
4. Rumah pedoman, sebagai tempat ketel pedoman dan batang-batang penimbal.

 Fungsi dan penempatan pedoman magnet, diuraikan sebagai berikut :

 Pedoman Tolok (Standard Compass) yang diletakkan di atas anjungan, digunakan


untuk membaring benda diluar kapal, penempatnya diusahakan tidak terhalang
oleh bagian-bagian kapal sehingga dapat digunakan pada busur 360º. Pedoman ini
juga digunakan sebagai patokan bagi pedoman magnet yang lainnya.
 Pedoman Kemudi (Steering Compass), yaitu pedoman magnet yang diletakkan
didepan roda kemudi, sehingga juru mudi dapat melihat setiap saat pada waktu
mengemudikan kapal. Pedoman ini diletakkan tepat dibawah pedoman standard
agar juru mudi mudah memeriksa perbedaan antara penunjukan pedoman tolok
dan pedoman kemudi.
 Pedoman Cadangan (Spare Compass), berfungsi untuk mengganti salah satu
pedoman tolok atau pedoman kemudi bila terdapat kerusakan secara fisik.

Berdasarkan fungsi dan penempatannya, terdapat 3 pedoman magnet yaitu:


1. Pedoman Tolok (Standard Compass) yang diletakkan di atas anjungan, digunakan
untuk membaring benda diluar kapal, penempatnya diusahakan tidak terhalang
oleh bagian-bagian kapal sehingga dapat digunakan pada busur 360º. Pedoman ini
juga digunakan sebagai patokan bagi pedoman magnet yang lainnya.
2. Pedoman Kemudi (Steering Compass), yaitu pedoman magnet yang diletakkan
didepan roda kemudi, sehingga juru mudi dapat melihat setiap saat pada waktu
mengemudikan kapal. Pedoman ini diletakkan tepat dibawah pedoman standard
agar juru mudi mudah memeriksa perbedaan antara penunjukan pedoman tolok
dan pedoman kemudi.
3. Pedoman Cadangan (Spare Compass), berfungsi untuk mengganti salah satu
pedoman tolok atau pedoman kemudi bila terdapat kerusakan secara fisik.

 
Cara kerja pedoman magnet.   
Garis arah magnet yang ada di dalam pedoman magnet cenderung kekuatannya tidak
searah  dengan arah kekuatan  magnet bumi.
Gambar 71 : Pedoman magnet ukuran 7 inchi
 

 Pedoman Magnet zat cair (basah)

      Pada pedoman zat cair atau pedoman basah ini piringan pedoman berada di dalam
zat cair. Untuk itu ketel pedoman harus benar-benar kedap air dan konstruksinya lebih
kuat disbanding pedoman magnet kering. Secara umum, fungsi cairan adalah untuk
meredam getaran-getaran kapal sehingga piringan pedoman lebih tenang. Selain itu dapat
mengurangi kemungkinan kerusakan pada semat, dan mawar pedoman.
 
Konstruksi pedoman magnet basah :
      Pedoman magnet memiliki piringan pedoman, yang terbagi dalam lingkaran sebesar
3600 mengelilingi permukaan piring pedoman. Arah kutub magnet yang terdapat di bagian
dalam piring pedoman,  tidak searah dengan poros utara-selatan bumi.  Piringan pedoman
mengapung didalam cairan yang ada untuk mengurangi geseran dan kelembaban getaran
yang disebabkan oleh gerakan kapal. 
                                                                
(Credit : Silvester)
Gambar 72 : Penampang irisan melintang sebuah kompas magnetis basah
Keterangan : A. Magnet; B. Piringan pedoman; C. Bejana pedoman; D. Cairan pedoman

1. Pelampung atau kantong udara, F. Alat pemuai; G. Ring pengikat,


2. Tutup kaca bening, I. Batang /penyangga semat; J. Kertas skala derajat;
3.   Tanduk/baut; L. Semat/tuas paku/pasak

 
Komponen dari sebuah Pedoman Magnet modern
      Gambar 72 diatas menunjukkan gambar irisan sebuah kompas/pedoman.
Huruf C menunjukkan bejana/rumah pedoman yang dilindungi dengan ikatan sebuah ring
pengikat (huruf G). Pada bagian depan dari bejana pedoman ada sebuah garis yang
disebut ”lubber’s line” yang menunjukkan arah haluan dari sebuah kapal. Bejana kompas
ditempatkan alat pemuai (huruf F) yang membiarkan bejana tersebut untuk berada tetap
terisi cairan yang memuai dan menyusut sesuai dengan perubahan temperatur. Bejana
pedoman didukung dengan cincin lenja atau cincin ganda yang diikatkan pada kedua titik
depan dan belakang serta sumbuh yang melintang kapal.Cincin lenja tersebut
memungkinkan bejana kompas selalu berada pada posisi datar atau mendekatinya pada
saat kapal oleng maupun kapal mengangguk.   Cincin lenja dipasangi bingkai atau
dudukan kompas yang terbuat dari bahan yang tidak mengandung magnit.
Huruf B menunjukkan piringan pedoman yang terapung pada ujung atas sebuah jarum
yang ditempatkan pada titik tengah dasar dari bejana pedoman dan berfungsi sebagai
sebuah poros/sumbuh. Pada bagian dasar dari piringan pedoman tersebut diikatkan dua
atau lebih magnet (huruf A) yang berimpit dengan sumbuh Utara-Selatan jarum piring
pedoman. Agar mengurangi gesekan pada sumbuh dan untuk meredam getaran, maka
bejana pedoman diisi dengan cairan yang bening (huruf D) yang tidak membeku pada
suhu normal. Biasanya cairan tersebut bisa berupa varsol atau alkohol. Piringan pedoman
memiliki sebuah pelampung atau kantong udara (huruf E) yang dirancang sedemikian
rupa agar bahan tersebut menyangga berat dari piringan pedoman yang digantungi
magnet. Tutup atas berupa kaca bening (huruf H), kedap air. Pada pedoman lama masih
menggunakan tuas paku/pasak/semat di bagian tengahnya (huruf L) untuk meletakkan
pesawat baring. Tuas paku/pasak/semat ini diperkuat pada bagian dasarnya berupa
batang penyanggah/semat (huruf I).Semat/tuas paku atau pasak pedoman harus benar-
benar terpasang tegak tepat ditengah-tengah ketel (merupakan titik potong garis hubung
cincin-cincin lenja). Bila pesawat baring menggunakan ‘azimuth circle’, tuas
paku/pasak/semat ini tidak diperlukan lagi. Skala derajat kompas dapat dibaca pada
kertas skala derajat (huruf J). Tanduk / baut (huruf K) dipasang disisi luar ketel, berfungsi
untuk menyangkutkan ketel dengan cincin lenja.
 
Kelebihan pedoman magnet

 Perawatannya yang tidak rumit


 Tidak memerlukan tenaga listrik
 Tahan lama

 
Kekurangan pedoman magnet

 Jarum tidak selalu mengarah ke utara-selatan


 Dipengaruhi oleh benda-benda yang ada di sekitarnya (terutama besi-besi kapal)
 Tidak dapat digunakan di dekat daerah kutub
 Banyak kapal memasang pedoman magnet, pada kapal-kapal kecil yang
beroperasi di perairan dekat pantai  menggunakan pedoman magnet terutama
untuk menentukan arah dan haluan.
 Banyak kapal yang berlayar di laut lepas termasuk semua kapal perang, paling
kurang memiliki sebuah pedoman gasing yang dipasang dan juga menggunakan
pedoman magnet untuk menggantikan pedoman gasing apabila pedoman gasing
rusak, dan juga sebagai alat utama untuk mengecek ke akuratan pedoman gasing
bila sedang berlayar.
 Dalam pengoperasian pedoman magnet arah utara selatan magnet cenderung
tidak searah dengan kekuatan garis utara-selatan magnet bumi. Jika letak garis-
garis tersebut  tepat searah dengan garis derajah bumi, maka letak utara pada
piringan pedoman akan selalu mengarah ke utara sejati dan  arah pedoman akan
berada pada arah sejati. Dengan demikian,  keadaan yang ideal ini terjadi masih
berhubungan dengan nilai variasi dan deviasi. 

1. Pedoman gasing (Gyro Compass)

       Pedoman gasing (lihat gambar 74) yaitu pedoman yang bekerja tidak atas pengaruh
magnet bumi, melainkan atas dasar putaran yang sangat cepat dari sebuah benda yang
digantungkan dengan bebas. Dalam hal ini putaran bumi juga memegang peranan yang
penting. Arah yang ditunjukkan oleh pedoman gasing ini ialah arah utara sejati (sama
sekali tidak dipengaruhi oleh magnetis bumi). Putaran pedoman gasing digerakan oleh
gaya listrik sehingga benda yang berputar/baling-balingnya berbentuk seperti gasing.
Pedoman gasing yang terjadi oleh penerapan hukum-hukum gyroskop pada bumi yang
berotasi, merupakan instrumen penunjuk arah yang dapat memberikan arah acuan yang
tidak banyak menyimpang dari arah derajah di bumi.
Pedoman gasing mempunyai tiga buah sumbu (lihat gambar 73) yaitu : Sumbu putar (spin
axis), Sumbu datar (horizontal axis), Sumbu tegak (vertical axis)
Gambar 73 : Sumbu bebas pada sebuah gyroscope (prinsip kerja pedoman gasing)
 
Kelebihan  Pedoman gasing

 Diperoleh utara geografis (sejati) bukannya utara magnetis.


 Dapat digunakan dekat kutub-kutub magnet bumi, dimana pedoman magnet tidak
dapat digunakan.
 Tidak terpengaruh dengan besi-besi yang ada disekitarnya.
 Tanda sinyal dapat dimasukkan pada system lainnya

Kekurangan pedoman gasing

 Rumit karena menggunakan peralatan elektronik


 Memerlukan sumber listrik yang stabil dan peka terhadap turun naiknya sumber
listrik.
 Memerlukan perawatan secara periodik oleh tenaga teknis yang ahli.

 
                                                               (Credit : Silvester)
Gambar 74 : Pedoman gasing (Gyrocompass)
 
Kesalahan (Koreksi total) pedoman gasing   (Gyrocompass error)
Pedoman gasing merupakan peralatan yang akurat, namun kesalahan (koreksi total) yang
kecil biasanya ditemukan dalam pembacaannya. Sama halnya seperti pedoman magnet,
kesalahan pedoman gasing (koreksi) ditampilkan berupa koreksi total  kearah timur atau
barat (lihat gambar 75).  Untuk mengingat bagaimana menggunakan kesalahan (koreksi
total) pada pedoman gasing, dua cara untuk membantu mengingatnya biasanya
digunakan, yaitu  :

 Jika baringan pedoman gasing lebih besar dari pada baringan sebenarnya, maka
koreksi totalnya ke arah barat (-)
 Jika baringan pedoman gasing lebih kecil dari baringan yang sebenarnya maka
koreksi total ke timur (+)

Arah Utara Gyro (Ug)


Arah Utara gyro (Ug) ialah arah horisontal yang ditunjukkan oleh titik utara dari mawar
gyro (Ug). Arah utara gyro adalah suatu arah acuan untuk mengukur sudut-sudut dalam
bidang horisontal. Arah utara gyro tidak selalu sama dengan arah utara sejati (Us).
Perbedaan antara Us dan Ug ditunjukkan oleh Koreksi total (k.t.). Karena ketergantungan
Ug dari berbagai faktor, maka Ug dapat terletak di sebelah timur atau di sebelah barat dari
Us.(lihat gambar 57)
 
                 
                                                                                                            
         (Credit : Silvester)
Gambar 75 : Ilustrasi nilai k.t positip dan negatip
Keterangan gambar :
Koreksi total (k.t.) positip (+) : jika Ug terletak disebelah timur dari Us (East)
Koreksi total (k.t.) negatip (-) : jika Ug terletak disebelah barat  dari Us (West)
Perhitungan nilai koreksi total sebagai berikut :
 
No Gyro Error (K.t) True (sejati)
1 015 1.0E 016
2 335 1.0E 336
3 265 1.0E 266
 
  Gyro Error (K.t) True (sejati)
4 015 1.5W 013.5
5 335 1.5W 333.5
6 265 1.5W 263.5
Table 1 : Contoh perhitungan nilai koreksi total
 
 
 
 
 
 
 
4.3.1.5. Variasi
       Disebutkan bahwa kedua kutub tidak berada pada satu garis.  Arah antara Utara
Sejati  (True North Pole) dan Utara Magnet (Magnetic North Pole), itu yang memberikan
nilai variasi. Oleh karena itu perbedaan sudut horisontal antara Utara Sejati (Us) dan Utara
Magnet  (Um) disebut : VARIASI. Besarnya variasi tergantung dari  letak atau posisi di
bumi dan waktu atau tahun.   Variasi dinyatakan dalam derajat ke arah timur atau barat
untuk menunjukkan ke sisi mana derajah geografis berada dari derajah magnetis.
        Adanya nilai variasi   karena kutub utara megnet (Magnetic North Pole) dan kutub
utara geografis/sejati (Geographical North Pole = True North Pole) tidak berada pada arah
yang bersamaan. Kelainan magnet pada kulit bumi juga memberi kontribusi terhadap nilai
variasi. Variasi untuk setiap tempat ditunjukkan pada mawar pedoman  di peta bagi
tempat-tempat tersebut, bersama dengan  nilai yang bertambah (increasing) atau yang
berkurang (decreasing) setiap tahunnya. Variasi untuk suatu tempat di bumi dapat dicari
dalam: Peta laut; Peta variasi; Buku Kepanduan Bahari
 
            
                                                                     
(Credit : Silvester)
Gambar 76 : Ilustrasi nilai variasi positip (+)  dan  negatip ( -)
Keterangan gambar :
Variasi  positip (+) : jika Um terletak disebelah timur dari Us
Variasi  negatip (-) : jika Um terletak disebelah barat  dari Us
                                                                                         (Credit :
Silvester)
Gambar 77 : Nilai variasi tempat-tempat di bumi yang berbeda
Keterangan gambar 77 : Variasi di A = 00, variasi di B = Timur, di C = Barat, var di D =
1800 
1). Mawar Pedoman ( Compass rose)
         Mawar pedoman (lihat gambar 78 dan 80) dicetak pada kebanyakan peta laut yang
digunakan untuk mempermudah para navigator dalam membuat dan mengambil garis
haluan dan garis baringan di peta. Biasanya mawar pedoman terdiri dari dua buah
lingkaran kompas dengan titik pusat yang sama, lingkaran luar merupakan lingkaran arah
sejati dan lingkaran dalam merupakan lingkaran arah magnetis. Lingkaran luar merupakan
arah  kompas sejati dan diberi tanda derajat yang dibaca searah jarum jam dari 0 0 sampai
3600, arah Utara-Selatan merupakan arah sejati atau arah garis derajah bumi. Lingkaran
dalam merupakan lingkaran kompas magnetis dan juga diberi tanda derajat dari 0 0 sampai
3600, Garis Utara-selatan berimpit dengan garis derajah magnetis dan sudut yang
dibentuk dengan garis Utara – Selatan sejati merupakan nilai variasi dari suatu tempat di
bumi sesuai yang tertera dalam peta.
 

 Menentukan nilai variasi di peta laut.

         Dimana-mana di bumi variasi berubah sangat lambat, yaitu beberapa menit busur
setiap tahun.  Didalam peta laut Inggris kita dapati misalnya : “varn, 150 W (1980)
decreasing abt 10’ annually” atau “varn, 9 0 W (1980) increasing abt 10’ annually”.
Menentukan nilai variasi adalah mencari besar variasi yang terdapat pada mawar
pedoman peta laut  yang terdekat dengan tempat penentuan posisi kapal. Perubahan
tahunan adalah perubahan nilai variasi yang sebenarnya setiap tahun atau perubahan
nilai veriasi setiap tahun. Perubahan tahunan disebut “decreasing” jika nilai variasi
berkurang. Perubahan tahunan disebut “increasing” jika nilai variasi bertambah.
Contoh : increasing about 9’ annually, berarti dalam perhitungan ditambah 9’ per
tahun, decreasing about 3’ annually, berarti dalam perhitungan dikurangi 3’ per tahun
      Variasi berubah dari tahun ke tahun sesuai dengan arah magnet kutub bumi terhadap
arah kutub geograpis. Untuk mendapatkan nilai variasi SELALU menggunakan mawar
pedoman terdekat yang ada di peta dengan tempat posisi kapal ditentukan. Variasi dalam
banyak hal akan berubah sesuai dengan gerakan pengamat sepanjang bola bumi.
Walaupun demikian jika sebuah kapal bergerak dalam suatu pelayaran  yang derajahnya
tetap,  ia akan bergeser sepanjang garis yang disebut garis isogonic yaitu garis dengan 
nilai variasinya   selalu sama.
       Variasi itu lambat tetapi secara tetap berubah baik arah dan kekuatannya karena
kutub-kutub magnet bergerak kesana kemari di permukaan bumi dari tahun ke tahun. Nilai
variasi  sebuah tempat dapat ditentukan untuk tahun yang berjalan dengan berpatokan
pada nilai variasi di mawar pedoman yang ada disekitar posisi sejati  ditentukan. Pada
posisi ini dicetak nilai variasi sesuai dengan tahun percetakan peta bersamaan dengan
perubahan variasi tahunan.
        Pada beberapa peta, Utara magnetis dan Utara sejati  mawar pedoman (Compass
rose) digabung dan termasuk didalamnya  nilai detail variasi megnetis. Contohnya pada
gambar 78 tertulis sebagai berikut  :
 “Var 100 00’W (1985) annual increase 5’ atau di peta lain  ditulis sebagai “100 00’W
1985 (6’E). Maksud dari tulisan ini adalah nilai variasi di tempat tersebut pada tahun 1985
sebesar 100 00’Barat dan perubahan tahunan setelah tahun 1986 bertambah 5’
                                                                (Credit :………….)
Gambar 78: Contoh  mawar pedoman di peta dengan nilai variasi  10000’ W (1995),
perobahan tahunan bertambah 5’
      Pada peta yang hanya menunjukkan Utara sejati mawar pedoman, informasi ini akan
tertulis sebagai berikut : “Decreasing about 6’annually Magnetic Variation 100 00;W
(1983)” atau  pada peta tertulis setelah tahun 1984 sebagai “10000’W 1983 (6’E) “
      Pada peta isogonal, informasi yang sama juga akan diberikan dalam area judul peta
sebagai berikut, misalnya : “Magnetic Variation curve are for 1990” (lihat gambar 79).
Perubahan tahunan pada variasi magnetis ditunjukkan pada posisi tertentu dalam bentuk
kurve. Tanda (+) diberikan sebagai perubahan yang bertambah setiap tahunnya dan tanda
(-) diberikan perubahan yang berkurang setiap tahunnya.” Pada peta-peta yang dicetak
setelah tahun 1984, perubahan tahunannya dapat juga ditulis dengan notasi E  atau W (E
= East /Timur artinya bertambah, W = West/Barat artinya berkurang). Peta garis kurva
Isogonal seperti pada contoh gambar 79  tertulis kalimat dengan huruf ungu, maksudnya
sebagai berikut  : Kurva variasi magnetis  tahun 1990. Variasi magnetis ditunjukkan dalam
nilai derajat, diikuti dengan notasi huruf E atau W yang sesuai tepat pada garis kurva.
Perubahan tahunan ditetapkan dalam nilai menit dengan notasi huruf E atau W dalam
kurung setelah nilai variasi. Huruf E maksudnya nilai + (bertambah) dan hurus W
maksudnya nilai – (berkurang).

 
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
                                                                                                            
                                                  (Credit : Silvester)
Gambar 79 : Contoh garis kurva pada sebuah peta dengan garis isogonic dan agone
 
Garis di peta yang melalui tempat-tempat dengan nilai variasi yang sama 
disebut : ISOGONE. Garis di peta yang melalui tempat-tempat dengan nilai variasi nol
disebut : AGONE
 

 Cara menentukan nilai variasi untuk tahun yang berjalan

Cara menentukan nilai variasi untuk tahun yang berjalan dilakukan sebagai berikut :

 Perhatikan nilai variasi dan perubahan tahunan yang tertera dalam peta laut baik di
mawar pedoman atau di kurva garis isogonik yang letaknya dekat dengan posisi
kapal yang ditentukan
 Jika posisi kapal yang ditentukan terletak pada dua buah nilai garis isogonic maka
perlu interpolasi antara kedua nilai tersebut
 Catat tahun dimana nilai variasi diberikan.
 Tentukan selang waktu antara tahun nilai variasi dipetakan dan tahun yang berjalan
 Tentukan total perubahan dengan mengalikan selang waktu dan perubahan
tahunan dalam nilai menit. Perlu dikonversikan untuk mendapatkan nilai derajat
 Untuk mendapatkan nilai saat ini (saat perhitungan), gunakan tanda (+) untuk
notasi E dan tanda (-) untuk notasi W yang dihitung dari tahun variasi dipetakan.

                                                                                     (Credit :
Silvester)
Gambar 80 : Contoh gambar mawar pedoman pada peta Indonesia (Peta Laut no. 344)
dengan nilai variasi 1000’ T (2005), perobahan tahunan (1’00”B)
 
 
Contoh perhitungan nilai variasi
      Dengan berpatok pada peta diatas, berapakah nilai variasi di perairan sekitar pulau
Bangka (Sulawesi Utara) di tahun 2010 ?

 Catat nilai variasi di mawar pedoman yang ada di sekitar perairan p. Bangka
tersebut, dalam peta tercantum variasi 10 00’ T perubahan tahunan 1’00 B
 Dalam kasus ini nilai variasi tidak perlu interpolasi
 Catat tahun variasi yang tertera dalam peta , contoh disini yaitu tahun 2005,
perubahan tahunan 1’ B berarti berkurang 1’setiap tahun variasi di tempat ini.
 Tahun berjalan =  2010

Tahun variasi di peta = 2005 -


Selang waktu             =       5  tahun
5)   Selang waktu   x  Perobahan tahunan = Perobahan total
               5              x              (-) 1’           =        (-) 5’
6)   Variasi  tahun 2005           = 1000’ T
      Perobahan selama 5 tahun = (-) 5’
      Variasi tahun 2010             = 0055’ T
      Jawaban : variasi tahun 2010 di perairan tersebut = 0 055’ T  atau = 10 00’T (dibulatkan)
Catatan : pembulatan nilai variasi dapat dilakukan sebagai berikut :
        Sampai dengan 14 menit , dihapuskan
        Antara 15 – 44 menit, dijadikan  00,5
        45 menit keatas , dijadikan 10
        Misalnya : 30 12’ = 30     ; 30 15   = 30,5        30 46’ = 40
 

 Deviasi
Nilai deviasi tergantung dari dua hal yaitu : Haluan kapal, dan letak atau posisi kapal
tersebut. Itulah sebabnya mengapa daftar deviasi yang dibuat di Semarang, tidak dapat
digunakan di Samudera Atlantik, tetapi daftar tersebut masih dapat digunakan untuk
seluruh perairan Indonesia, karena jarak-jarak kapal ke kutub magnet dari semua tempat
di perairan Indonesia dapat dianggap sama.
Jika haluan kapal berubah, letak kutub-kutub remanen juga berubah, sehingga
pengaruhnya terhadap pedoman magnet berubah pula. Akibatnya nilai deviasi turut
berubah. Deviasi itu ada karena interaksi struktur besi badan kapal dan aliran listrik
terhadap kekuatan garis magnet bumi dan magnet pedoman. Oleh karena itu perbedaan
sudut horisontal antara Utara Magnetis (Um) dan Utara Pedoman  (Up)
disebut : DEVIASI. Deviasi berubah-ubah sesuai dengan haluan kapal. Deviasi juga dapat
berubah sejalan dengan besar kecilnya kandungan besi yang berubah/dipindahkan di
sekitar badan kapal. Misalnya bila memindahkan peralatan di kapal, dapat juga
diakibatkan oleh  sifat magnet yang semipermanent yang tersisa berpengaruh terhadap
kapal karena kapal berada di dermaga dalam jangka waktu yang lama (misalnya selama
kapal overhaul) dapat berakibat pada deviasi. Deviasi dapat diimbangi tetapi tidak pernah
dibatasi. Oleh karena itu beberapa koreksi harus diterapkan pada pedomanagar supaya
dapat menentukan haluan sejati dan baringan sejati. Sama halnya dengan variasi, Deviasi
juga dinyatakan dalam derajat ke arah timur atau barat untuk menandakan ke arah mana
utara magnet pedoman berada terhadap arah utara jarum pedoman. Gambar 81 berikut ini
menunjukkan bagaimana bisa ada akibat terhadap deviasi sebuah pedoman. Hal ini akan
membantu kita untuk memahami mengapa deviasi tergantung dari arah haluan kapal.
 
                                                                                                           
(Credit : Silvester)
Gambar 81: Deviasi tergantung dari arah haluan kapal dan pengaruh pedoman magnet
kapal serta peralatan yang ada di kapal (misalnya mesin kapal)
Gambar 81 diatas diasumsikan bahwa mesin yang ada dalam kapal ini menghasilkan
suatu medan magnet  secara keseluruhan dalam kutub biru, bila kapal haluannya
mengarah ke utara atau ke selatan, jarum pedoman (kompas) berada segaris dengan
kutub biru dan tidak  menyimpang. Bila kapal berlayar dengan haluan ke arah timur ujung
merah jarum pedoman ditarik berlawanan  ke mesin (ingat  beda dengan tarikan kutub),
dan ini memberikan suatu nilai deviasi barat (-). Bila kapal berlayar dengan haluan ke
barat  ujung jarum pedoman sekali lagi tertarik berlawanan ke arah mesin dengan
demikian memberikan suatu nilai deviasi timur (+).
Gambar 82 dibawah ini diasumsikan  lagi sekarang bahwa ada sebuah mesin line
hauler berada di depan anjungan kapal, dan bahwa mesin line hauler ini memiliki daya
tarik berlawanan ke arah biru, hal ini akan terlihat bahwa nilai deviasi akan berbeda
dengan contoh sebelumnya (gambar 81). Sekali lagi akan tidak ada  penyimpangan bila
kapal berlayar ke arah utara atau ke selatan. Dan bila kapal berlayar ke arah timur, maka
ujung merah  dari jarum pedoman akan ditarik berlawanan ke arah biru selanjutnya
memberikan nilai deviasi timur (+). Sama halnya juga jika haluan kapal ke arah barat,
maka akan menghasilkan suatu nilai deviasi barat (-). Ilustrasinya dapat dilihat pada
gambar 82. koreksi untuk suatu deviasi merupakan suatu hal perlu untuk mendapatkan
haluan yang akurat untuk dikemudikan atau untuk mendapatkan  baringan yang dapat
dipercaya.
                                                                                                            
                (Credit : Silvester)
Gambar 82: Berbagai nilai deviasi juga disebabkan oleh letak mesin bantu
penangkapan di kapal
 
Perbedaan sudut antara Utara magnetis (Um) dan Utara pedoman (Up)
disebut DEVIASI, lihat gambar 83.
 
        
                               
(Credit : Silvester)
Gambar  83 : Ilustrasi deviasi nilai positip (+) dan negati (-)
Keterangan : Deviasi  positip (+) : jika Up terletak disebelah timur dari Um
                      Deviasi  negatip (-) : jika Up terletak disebelah barat  dari Um
 

 Menentukan nilai deviasi

       Nilai deviasi pedoman kemudi dan pedoman standar harus selalu diketahui setiap
saat. Kadang-kadang nilai deviasi yang didapatkan dari hasil penimbalan pedoman tidak
tepat  lagi  besarnya, oleh karena itu para mualim diwajibkan untuk mengetahui cara
menentukan deviasi pedoman di kapalnya. Pada umunya penentuan deviasi ini dilakukan
sekurang-kurang sekali dalam setiap jaga dan tiap kali merubah haluan, jika keadaan
memungkinkan.
       Dalam pelayaran selalu dianjurkan untuk secara teratur memeriksa nilai deviasi yang
tercantum di dalam daftar deviasi (deviation card). Hal ini penting dilakukan apabila cukup
lama mengemudikan  haluan yang sama dan  kemudian merubah haluan. Deviasi pada
haluan baru yang dikemudikan sering akan menyimpang dari nilai yang ada dalam daftar
deviasi untuk haluan tersebut. Hal ini terjadi karena pengaruh megnetis kapal terhadap
kedudukan jarum pedoman. Bila dalam pelayaran kapal tersebut memuat atau
membongkar muatan, maka akan mempengaruhi nilai deviasi pedoman, sehingga nilai ini
tidak sama dengan nilai yang tercantum dalam daftar deviasi pada haluan yang sedang
dikemudikan. Oleh karena itu hasil penentuan deviasi selalu dibuat terutama pada
perubahan haluan. Hasil tersebut harus dicatat dengan baik di dalam jurnal pedoman.
      Kapal yang hanya mempunyai pedoman magnet biasanya dilengkapi dengan tiga
buah pedoman, yaitu :

 Pedoman standard dan pedoman baring (lihat gambar 84) yang biasanya terletak
tersendiri diatas ruang kemudi karena menurut peraturan harus bebas pandangan
paling sedikit 24 surat
 Pedoman kemudi, yang digunakan untuk mengemudikan kapal dan terletak di
ruang kemudi
 Pedoman buritan yang terletak di belakang kapal yang dipakai untuk keadaan
darurat.

Semua pedoman magnet biasanya terletak tepat pada garis lunas kapal.
 
                                                                                                          
(Credit : Vivek Bondi)
Gambar 84 : Membaring sebuah benda darat dengan alat baring celah/benang  
 
Gambar 85 : Pesawat baring penjera celah/benang
 
Cara menentukan  nilai deviasi sebagai berikut :
a). Membaring dua benda yang kelihatan menjadi satu/berimpit (garis merkah)
     Diambil dua buah benda baringan di pantai yang ada di peta (misalnya menara, mercu
suar, pelampung suar, gedung gereja, dan lain-lain) yang nantinya akan kelihatan menjadi
satu, kemudian dibuat sebuah garis baringan yang melalui dua benda tersebut. Baringan
sejati (BS) ditentukan di peta dengan cara  dikurangi dengan variasi dan diperoleh
baringan magnetis (BM). Ditunggu di pedoman baring sampai kedua benda baringan
tampak menjadi satu, lalu dibaring lagi. Perbedaan antara baringan magnetis (BM) dan
baringan pedoman (BP) akan didapatkan nilai deviasi pada haluan yang bersangkutan.
Cara melakukannya sebagai berikut :

 Baringlah dengan pedoman, arah kedua titik pada saat keduanya berimpit (terlihat
menjadi satu dalam satu garis)
 Carilah di peta laut baringan sejati kedua titik tersebut pada saat keduanya berimpit
dalam satu garis.
 Hitung sembir dari baringan sejati tersebut dengan mengurangi baringan pedoman
(sembir = Baringan sejati – baringan pedoman)
 Baca di peta laut, berapa nilai variasi di tempat tersebut
 Tentukan dari sembir dan variasi untuk mendapatkan nilai deviasi  dengan rumus
deviasi = sembir – variasi.

                                                                                              
(Credit : Silvester)
Gambar  86 : Ilustrasi menentukan deviasi dengan membaring benda darat
 
Dari uraian diatas, perhitungannya dapat dikerjakan dengan skema sebagai berikut :
Baringan Sejati (BS)       =  .......................
Baringan Pedoman (BP) = ....................... -
Sembir pedoman standar = ........................
Variasi = ........................ -
Deviasi pedoman standar = ..........................
 
Contoh soal 1 : Baringan sejati dari dua titik yang berimpit adalah 020 0 Haluan yang
dikemudikan  saat itu Utara, pada waktu  kedua benda itu menjadi satu, kita baring
dengan pedoman, keduanya berimpit pada arah baringan 025 0, menurut peta laut variasi =
90 B.
Hitunglah deviasi pada haluan tersebut !
Jawab :
 
 
Baringan Sejati (BS)       =  0200
Baringan Pedoman (BP) = 0250 -
Sembir pedoman standar = 50 B
Variasi = 90 B. -
Deviasi pedoman standar = 40 T
          Hasil tersebut dapat dilihat pada ilustrasi gambar 84 a diatas. Deviasi yang
diperoleh ini hanya berlaku untuk haluan pedoman yang dikemudikan pada saat itu yaitu
Utara. Jika menghendaki nilai-nilai deviasi untuk haluan lainnya, maka cara ini diulang-
ulang untuk setiap haluan yang dimaksud. Pada saat membaring, haluan pedoman
standar dan haluan pedoman kemudi dibaca dan dicatat, karena nilai deviasi yang
diperoleh adalah nilai deviasi pedoman untuk haluan yang dikemudikan pada saat
baringan diambil. Pada umumnya nilai-nilai deviasi ditentukan untuk haluan Utara, Timur
Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut.
 
b). Membaring satu benda
       Jika dua buah benda berada dalam satu garis sulit ditemukan, maka kita mencari
benda darat yang jelas kira-kira berjarak 1 mil, dan  posisi kapal yang ditentukan dengan
akurat, kita menarik sebuah garis dari benda darat yang  dibaring ke arah posisi kapal
(gambar 84 b). Hal ini akan memungkinkan untuk mendapatkan nilai baringan sejati dari
benda darat tersebut  dan kemudian kita gunakan nilai variasi di peta untuk mendapatkan
baringan magnetis. Baringan pedoman terhadap sebuah benda diambil pada arah haluan
yang berbeda-beda, seperti pada contoh pertama diatas, dan akan memberikan nilai yang
berbeda antara baringan pedoman dan baringan magnetis dan selanjutnya  nilai deviasi
juga berbeda.  Hal terpenting disini, bahwa saat membelokkan haluan kapal ke segala
arah pedoman untuk mendapat  kesalahan pedoman, dilakukan di sekitar pelampung atau
menggunakan jangkar, supaya posisi relatip dengan benda darat tidak mengalami
perubahan.
       Metode lain yang digunakan untuk menentukan baringan magnetis dari sebuah benda
darat yang dibaring, bila posisi kapal tidak tepat, maka diambil baringan pedoman  benda
tersebut saat haluan kapal di arahkan ke arah 8 surat (Utara, Timur Laut, Timur,
Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut). Disini juga yang terpenting adalah
saat membelokkan haluan kapal ke segala arah pedoman untuk mendapat  kesalahan
pedoman, dilakukan di sekitar pelampung atau menggunakan jangkar, supaya posisi
relatip dengan benda darat tidak mengalami perubahan.
Penugasan, dapat dikerjakan di form yg sudah disediakan.
1) Sebutkan macam-macam arah acuan yang digunakan dalam menentukan haluan kapal
?
2) Apa yang dimaksud dengan :

a. Utara sejati     b. Utara pedoman    c. Utara magnetis      d. Utara gyro

3)  Jelaskan kelebihan dan kekurangan menggunakan pedoman gasing (Gyro compass)!


4)  Bagaimana cara menggunakan kesalahan (koreksi ) pada pedoman  gasing?
5)  Jelaskan cara kerja pedoman magnet !
6)  Jelaskan kelebihan dan kekurangan menggunakan pedoman magnet !
7)  Apa yang dimaksud dengan :

a. Variasi              b. Deviasi     c. Sembir      d. Isogone      e. Agone 

8)  Apa yang dimaksud dengan :

a. Haluan Sejati     b. Haluan Pedoman       c. Haluan Magnetis    d. Haluan Gyro

9)  Tuliskanlah rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung  :Hm ; Hs ; Hp yang


dikaitkan dengan variasi, deviasi dan sembir !
10) Apa yang dimaksud dengan katulistiwa magnetis. Jelaskan keberadaan katulistiwa
magnetis tersebut di permukaan bumi.
11) Jelaskan bagaimana cara menentuk nilai variasi pada tahun yang sedang berjalan? 
12) Jelaskan bagaimana cara menentukan nilai deviasi ?

Anda mungkin juga menyukai