Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL

YANG MEMPENGARUHI PROSES TERJADINYA IN TRANCE PADA


TARI JATHILAN DI NGAWEN, SIDOKARTO, GODEAN, SLEMAN

E-JOURNAL

Oleh
Rahellia
14209241045

Yogyakarta, Agustus 2018 Yogyakarta, Agustus 2018


Pembimbing Ketua Jurusan

Dr.Kuswarsantyo, M.Hum Dr. Kuswarsantyo, M.Hum


NIP. 19650904199203 1 001 NIP. 19650904199203 1 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang mempengaruhi
10
Proses terjadinya In Trance pada tari Jathilan

FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL


YANG MEMPENGARUHI PROSES TERJADINYA IN TRANCE PADA
TARI JATHILAN DI NGAWEN, SIDOKARTO, GODEAN, SLEMAN

Oleh :
Rahellia
14209241045

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Faktor Internal dan Faktor
Eksternal yang mempengaruhi proses terjadinya In trance pada Tari Jathilan di
Ngawen, Sidokarto, Godean, Sleman.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan analisis data
deskriptif. Objek penelitian ini adalah Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang
mempengaruhi proses terjadinya In Trancepada Tari Jathilan. Subjek penelitian
ini adalah Pengajar Tari Klasik sekaligus Tari Kerakyatan dan Pawang Jathilan
Turangga Panca Wisesa dusun Ngawen. Instrumen utama di dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri. Penjaringan data dilakukan peneliti dipandu oleh Pedoman
Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Teknik untuk mencapai kredibilitas
data yang digunakan adalah triangulasi.
Hasil penelitian ini sebagai berikut. Jathilan adalah sebuah kesenian yang
menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis. Kesenian ini mengandung
sistem religi, Religi adalah keyakinan, kepercayaan pada sesuatu yang “ada”
diluar alam kehidupan nyata manusia yang mempengaruhi perikehidupannya.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ndadi, yaitu : Faktor Internal dan Faktor
Eksternal. Faktor Internal yang mempengaruhi proses terjadinya In Trance adalah
Diri sendiri, diri sendiri yang disebabkan sugesti orang tersebut. Faktor Eksternal
yang mempengaruhi proses terjadinya In Trance adalah Musik Iringan Jathilan,
dan Lingkungan sekitar.

Kata Kunci : Pengaruh, Proses In Trance, Jathilan Ngawen


Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang mempengaruhi
10
Proses terjadinya In Trance pada tari Jathilan

This study aims to describe the Internal factors and external factors that
affect of the occurrence processes In Trance in The Jathilan Dance at
Ngawen, Sidokarto, Godean, Sleman.
By

Rahellia
14209241045

ABSTRACK

The aims of the research is describe internal factor and external factor that
effect In Trance process on Jathilan dance at Ngawen, Sidokarto, Godean,
Sleman.
This kind of the research is qualitative research with analytical descriptive
data. The object of this research is the Internal factors and external factors that
affect the occurrence of processes In Trance in Jathilan Dance. The subject of this
research is the teacher of Classical Dance at once Populist and Charmer Jathilan
Turangga Panca Wisesa Ngawen village. The main instrument of this study is the
researchers themselves. Data networking done researchers guided by the
guidelines of the observation, interviews, and documentation. Techniques to
achieve the credibility of data used is triangulation.
The results of this research are as follows: Jathilan is an art that brings together
between dance movements with the magical. This contains art, religion is a
religious system of belief, the belief in something that is "Ndadi" beyond the real-
life human nature that our live effect. Factors that affect Ndadi : Internal factors
and external factors. Internal factors that affect the occurrence of processes In
Trance is self, self causes the person's suggestion. External factors that affect the
occurrence of processes In Trance is the Music Accompaniment Jathilan, and the
surrounding environment.
Key words: effect, process In Trance, Jathilan Ngawen
Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang mempengaruhi
10
Proses terjadinya In Trance pada tari Jathilan

PENDAHULUAN tidak beraturan namun dapat seirama


dengan musik gamelan yang sedang
Bangsa Indonesia memiliki dimainkan.Adegan ndadi menjadi
keanekaragaman suku bangsa dan salah satu ciri khas kesenian
budaya. Setiap suku memiliki budaya Jathilan.Dalam hal ini peneliti ingin
khas yang membedakan suku budaya meneliti Faktor Internal dan Faktor
mereka dengan suku budaya bangsa Eksternal yang mempengaruhi proses
lain. Kebudayaan merupakan hasil terjadinya In Trance pada tari
karya cipta dan rasa masyarakat. Jathilan untuk mengetahui faktor-
Kesenian Sebagai unsur kebudayaan faktor yang dialami oleh penari
merupakan hasil ekspresi manusia Jathilan pada saat proses terjadinya
yang mengandung nilai In Trance.
keindahan(Sumandiyo, 2006:48). Di
Daerah Istimewa Yogyakarta KAJIAN TEORI
terdapat beberapa kesenian yang
masih berkembang salah satunya Deskripsi Teoritik
yaitu tari Jathilan. Tari Jathilan Faktor Internal adalah faktor
berasal dari kata “jhatil” dalam yang asalnya dari dalam diri
bahasa jawa yang artinya “njoged seseorang atau individu. Faktor ini
nunggang jaran kepang”, Jathilan biasanya berupa sikap juga sifat
juga dikenal dengan nama kuda yang yang melekat pada diri
lumping, kuda kepang maupun jaran seseorang. dalam Tari Jathilan
kepang. Jadi yang disebut Faktor Internal yang mempengaruhi
Jathilan“Arane tontonan jejogedan terjadinya In trance ini disebabkan
nganggo nunggang jaran kepang” karena pikiran atau sugesti penari itu
(Mangunsuwito, 2002:76).Tarian ini sendiri, dapat juga dikarekan
menggunakan property kuda yang memiliki jimat atau yang bisa disebut
terbuat dari anyaman bambu. dengan khodam(jimat ini bisa berupa
Masyarakat lebih mengenal tarian ini keris, akik, dll). Tidak semua orang
sebagai sebuah tarian yang identik dapat mengalami In
dengan unsur magis dan kesurupan. Trance(kerasukan) sebab hal ini
Dalam kesenian Jathilan ini bentuk bergantung pada keyakinan kita
koreografinya sangat bervariasi dan masing-masing.
setiap daerah memiliki penyajian Faktor Eksternal Faktor
garapan yang berbeda-beda. Menurut Eksternal adalah faktor yang asalnya
ahli tari india Kamaladevi dari luar diri seseorang atau individu,
Chattopadhyaya dalam buku Faktor ini meliputi lingkungan
Pendidikan seni tari (1982:10), disekitar . dalam Tari Jathilan Faktor
berpendapat bahwa “Tari adalah Eksternal yang mempengaruhi
gerakan-gerakan luar yang ritmis dan terjadinya In Trance disebabkan
lama kelamaan nampak mengarah benda-benda disekitar orang tersebut
kepada bentuk-bentuk tertentu”. Hal seperti, suara dari musik gamelan,
ini terjadi pada tari Jathilan saat suara cambuk pecut, kuda dan
penari mengalami ndadi penari tidak topeng. Hal ini menyebabkan faktor
sadar apa yang diperbuatnya penyembuhan penari menggunakan
sehingga gerak dalam ndadi menjadi property atau alat musik yang
Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang mempengaruhi
10
Proses terjadinya In Trance pada tari Jathilan

dimainkan. dan bisa terjadi pula Kerangka Berpikir


penari tidak bisa disembuhkan tanpa
adanya property yang diinginkan. Seni tari yang memiliki ciri
In Trance berasal dari kata khas budaya ndadi/InTrance salah
Trance yang berarti kesurupan, orang satunya yaitu kesenian tari Jathilan,
jawa biasa menyebut dengan kata gerak yang dilakukan merupakan
“ndadi”pada kesenian rakyat Tari gerak bereksplorasi. atau disebut
Jathilan. Trance adalah keadaan dengan improvisasi. Saat ini
yang disebab kan oleh hipnotis atau masyarakat menganggap kesenian
sugesti yang ditandai dengan Jathilan hanya dari sisi negatife In
keterbukaan atau ketersedian, orang Trance, perlu diketahui faktor-faktor
yang terkena hipnotis dapat yang mempengaruhi proses
mengalami Trance ringan dan terjadinya In Trance pada tari
menerima sugesti seperti Jathilan untuk menambah wawasan
ketidakmampuan membuka mata tentang kesenian rakyat.
atau kekakuan(Gary, 2006:950).
mereka yang mengalami In Trance Metode Penelitian
bisa dikatakan menari dibawah alam
sadar mereka. tidak semua orang Pendekatan Penelitian
dapat mengalami In Trance. Penelitian ini menggunakan
Kesenian Jathilan adalah metode kualitatif. Menurut Bogdan
sebuah kesenian yang menyatukan Taylor dalam buku Metodologi
antara unsur gerakan tari dengan penelitian kualitatif untuk
magis. Menurut Koentajaraningrat pelatihan(2007:15), Metodologi
(1979: 394) di dalam buku kualitatif sebagai prosedur penelitian
Antropologi Tari dalam Perspektif yang menghasilkan data deskriptif
Indonesia, religi adalah emosi berupa kata-kata tertulis dari orang-
keagamaan dengan tiga unsur orang dan perilaku yang dapat
didalamnya, yaitu; 1. Sistem diamati. Adapun metode penelitian
keyakinan, 2. Sistem upacara dan, 3. ini menggunakan metode penelitian
Umat sebagai penganutnya. deskritif yang akan menghasilkan
Pernyataan ini sama halnya dengan data dari hasil wawancara, catatan
kesenian Jathilan yang memiliki lapangan dan dokumentasi.
upacara sebelum dimulainya tarian Penggunaan metode kualitatif ini
baku dalam Jathilan, upacara ini untuk mengetahui masalah atau
biasanya hanya dilakukan oleh situasi dalam konteks yang lebih luas
beberapa pawang yang akan berdoa didalam masyarakat dan dunia
memohon kepada Tuhan untuk pendidikan.
keselamatan penari, dan kelancaran
dalam pementasan tari Jathilan Objek dan Subjek Penelitian
tersebut. Jathilan berasal dari bahasa Objek Penelitian ini adalah
jawa “jarane jan thil-thilan tenan”, Faktor Internal dan Faktor Eksternal
yang berarti kudanya menari tidak yang mempengaruhi proses
beraturan. Hal ini terjadi pada saat terjadinya In Trance pada tari
penari mengalami In Jathilan di Ngawen, Sidokarto,
Trance/ndadi(kerasukan). Godean, Sleman.
Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang mempengaruhi
10
Proses terjadinya In Trance pada tari Jathilan

Subjek dalam penelitian ini kesenian yang ada di kabupaten


adalah : Bapak Widodo Pujo Bintoro, Sleman Daerah Istimewa
S.Pd, Bapak Ngadiran, Bapak Yogyakarta, tepatnya berada di
Hartono, Bapak Darma, dan Lukman dusun Ngawen, Sidokarto, Godean,
Bowo. Sleman. Kesenian Jathilan Turangga
Panca Wisesa ini muncul karena
Teknik Pengumpulan Data adanya ide pemuda setempat yang
1. Observasi kualitatf ingin memiliki kesenian Jathilan
Observasi kualitatif sendiri di dusun Ngawen tersebut.
merupakan observasi yang dalam oleh sebab itu masyarakat sepakat
pelaksanaannya peneliti langsung untuk membentuk grup kesenian
turun ke lapangan untuk mengamati Jathilan dan diberi nama Turangga
perilaku dan aktivitas individu- Panca Wisesa. Jathilan Turangga
individu di lokasi Panca Wisesa pada akhirnya dapat
penelitian(Creswell, 2010:267). diresmikan pada tanggal 28 Mei
2. Wawancara mendalam 2014. Turangga Panca Wisesa yang
Dalam penelitian ini memiliki makna Turangga berarti
peneliti menggunakan wawancara kuda atau seni Jathilan, Panca
mendalam yang merupakan artinya Lima yang melambangkan
percakapan antara dua pihak yang pancasila dan juga melambangkan
memiliki tujuan untuk mencapai atau bahwa dari padukuhan 5 Ngawen
mengetahui maksud tertentu. dan Wisesa yang berarti
Penelitian kualitatif menggunakan penguasa/kekuasaan tertinggi, Jadi
wawancara mendalam, yang Turangga Panca Wisesa memiliki
dilakukan dengan cara tanya jawab arti kesenian Jathilan dari padukuhan
dan bertatap muka secara langsung 5 Ngawen yang diharapkan menjadi
untuk mengetahui informasi- penguasa tertinggi/mempunyai
informasi yang ingin diketahui oleh prestasi di dalam kesenian Jathilan.
peneliti.
3. Dokumentasi Pra Pertunjukan Jathilan
Dalam penelitian ini Turangga Panca Wisesa
dokumen berupa gambar dan video Pementasan sebuah
pertunjukan kesenian Jathilan tari tidak pernah terlepas dengan
Turangga Panca Wisesa. adanya persiapan yang matang, sama
halnya dengan pertunjukan tari
FAKTOR INTERNAL DAN Jathilan. Pertunjukan Tari Jathilan
FAKTOR EKSTERNAL YANG memiliki komponen yang tidak dapat
MEMPENGARUHI PROSES dipisahkan dalam sebuah persiapan
TERJADINYA IN TRANCE dan penyajian. Komponen dalam
PADA TARI JATHILAN pertunjukan Jathilan tersebut
TURANGGA PANCA WISESA meliputi : Penari, Penabuh iringan
NGAWEN Gamelan, Rias dan busana, Peralatan
Sejarah Jathilan Turangga Panca tari, danTata panggung
Wisesa
Kesenian Jathilan Turangga
Panca Wisesa merupakan salah satu
Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang mempengaruhi
10
Proses terjadinya In Trance pada tari Jathilan

Ritual dalam tari Jathilan Menurut Bapak Widodo


Ritual dilaksanakan menurut orang yang mengalami In
aturan tertentu dan sifatnya formal Trance/ndadi pada zaman saat ini
tidak boleh dilakukan sembarangan. dikarenakan domplengan dari
Saat ini ritual sering digunakan seseorang yang mempunyai
sebagai bentuk persembahan yang kemampuan untuk mendatangkan
berhubungan dengan kekuatan mistis daya hidup yang lain, dalam istilah
oleh masyarakat tradisional. kanorgan disebut dengan kata strom.
Menurut Bapak Ngadiran Strom yang dimaksudkan bahwa
selaku pawang Jathilan Turangga kemampuan seseorang
Panca Wisesa di dalam pementasan mendatangkan makhluk daya hidup
Tari Jathilan terdapat Prosesi Ritual lain yang dimasukan kedalam tubuh
Doa sebelum dan sesudahnya seorang penari dengan cara
pertunjukan , Yang harus disiapkan membacakan mantra yang tentunya
dalam ritual Jathilan Turangga tidak semua orang dapat melakukan,
Panca Wisesa ini antara lain yaitu : sehingga seorang penari tersebut
1. Pawang 2. Sesaji/Sajen. mengalami In Trance/ndadi.
Pawang Jathilan merupakan sebutan Penyembuhan orang yang
untuk sesepuh atau seorang yang mengalami ndadi karena adanya
dituakan dalam kesenian Jathilan. strom ini hanya dapat dilakukan oleh
sebelum dipentaskannya tari orang yang telah mendomplengkan
JathilanTurangga Panca Wisesa penari tersebut, dan tidak dapat
pada malam harinya pawang akan disembuhkan oleh orang lain
berdoa meminta keselamatan kepada meskipun orang tersebut memiliki
Tuhan, dan salah satu pawang akan kemampuan yang tidak dimiliki oleh
melaksanakan sebuah ritual tidak orang pada umumnya. Adapula
tidur selama sehari semalam serta seorang penari yang benar-benar
melaksanakan puasa sampai mengalami In Trance dan disebabkan
pementasan akan dimulai. oleh suara cambuk pecut, maka
Sesaji/Sajen yang perlu disiapkan penyembuhan untuk In Trance
yaitu : Tumpeng robyong, Ingkung, semacam ini dilakukaan dengan cara
Sega golong, Pisang raja, Jajanan mendekatkan cambuk pecut tersebut
Pasar, Kendi klowohan, Uang, ke badan penari yang mengalami In
Kemenyan, bunga, beberapa Trance.
minuman, ayam hidup, jenang
pethak dan jenang abrit. Faktor-Faktor yang
mempengaruhi terjadinya In
Cara Penyembuhan orang yang Trance/ndadi
mengalami In Trance(ndadi) Menurut Hasil Wawancara
Magis adalah tindakan atau dengan Bapak Hartono selaku
mantra-mantra yang dimaksudkan pawang Jathilan Turangga Panca
untuk mempengaruhi atau menguasai Wisesa bahwa masih ada makhluk
seseorang atau sesuatu kekuatan daya hidup lain yang datang ingin
dalam rangka mencapai sesuatu mengganggu dalam pertunjukan
maksud(soedarso, 2006:34). tersebut, dengan demikian maka
seluruh pawang Jathilan membaca
Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang mempengaruhi
10
Proses terjadinya In Trance pada tari Jathilan

Doa untuk memberikan perlindungan


dalam bahasa jawa disebut dengan 2. Faktor Eksternal
Mageri, mageri ini dilakukan agar Faktor Eksternal merupakan
makhluk daya hidup lain yang Faktor yang berasal dari luar diri
dikirim oleh seseorang yang tidak seseorang, Menurut Bapak Widodo
menyukai grub kesenian Jathilan Faktor eksternal tersebut yaitu :
tersebut a) Musik Gamelan
1. Faktor Internal Gamelan berasal dari bahasa
Faktor Internal merupakan jawa “gamel” yang berarti
Faktor yang berasal dari dalam diri memukul/menabuh, dan diikuti
seseorang, akhiran “an” yang berarti
Menurut Bapak Ngadiran dan Bapak menjadikannya sebuah kata benda.
Darma Faktor Internal tersebut yaitu: Ciri khas musik Jathilan berbunyi
a. Diri sendiri “pong dhel”.
Setiap orang memiliki Menurut hasil wawancara
kepribadian yang berbeda-beda, dengan Bapak Widodo Iringan
dalam cara berpikir, kebiasaan, sifat Jathilan dibuat monoton sebab musik
dan perilaku. Hal ini menunjukan yang monoton menyebabkan suasana
sikap-sikap yang dimiliki oleh yang jenuh, serta membuat
seseorang sebagai latar belakang konsentrasi penari tidak stabil.
pemiliknya. Sehingga Hal ini menyebabkan
1) Khodam diri sendiri penari larut dalam iringan musik
Khodam diri sendiri adalah Jathilan dan disaat itulah terjadi
makhluk gaib pendamping manusia proses In Trance terhadap penari.
yang memiliki karakter sangat setia Faktor Eksternal yang
dan penurut. Hubungannya dengan mempengaruhi proses terjadinya In
In Trance, Khodam diri sendiri ini Trance tari Jathilan yang disebabkan
lebih mengarah kepada memberikan oleh unsur musik bisa muncul dari
suatu pesan moral dan biasanya salah satu instrumen yang disajikan,
orang yang mengalami In Trance misal : bunyi Bendhe, Bunyi
karena khodam ini akan lebih banyak angklung yang terkecil yang sering
tidak bergerak dan akan menunjukan dinamakan Entir, dan Kendang.
sikap yang lebih tenang. Menurut hasil wawancara
2) Khodam Jimat dengan Bowo yang merupakan salah
Khodam jimat adalah dimana satu penari Jathilan Turangga Panca
seseorang mencari jati dirinya Wisesa, yang menyebabkan dirinya
dengan mengadakan ritual tersendiri mengalami In Trance yaitu musik
untuk mendapatkan sesuatu barang gamelan dan tembang/lagu yang
atau benda yang memiliki kekuatan dinyanyikan.
diluar kekuatan normal. Contoh :
akik, keris, rajah, dan lain b) Lingkungan
sebagainya. Biasanya Orang yang Menurut Darsono lingkungan
mengalami In Trance karena khodam merupakan semua benda atau kondisi
jimat bergerak diluar batas manusia, di mana manusia dan aktivitasnya
dikarenakan isi dari jimat itu sendiri termasasuk di dalamnya dimana
yang mengontrol orang tersebut.
Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang mempengaruhi
10
Proses terjadinya In Trance pada tari Jathilan

manusia tersebut mempengaruhi terjadinya In Trance adalah Diri


kelangsungan hidupnya. sendiri, diri sendiri yang disebabkan
Tari kerakyatan sebagian sugesti orang tersebut. Faktor
besar kehidupan masyarakat Eksternal yang mempengaruhi proses
tradisional yang hidup dalam pola terjadinya In Trance adalah Musik
pelembagaan ritual(Sumandiyo, Iringan Jathilan, dan Lingkungan
2005:55), ungkapan ini sama halnya sekitar.
dengan kesenian Tari Jathilan apabila Dengan adanya Faktor
ada seorang penari yang mengalami Internal dan Faktor Eksternal dapat
In Trance dan dapat disembuhkan diketahui bahwa In Trance bukan
dengan cara dibawa kesalah satu disebabkan oleh Faktor negatif saja,
tempat, misalnya di sendang, di Melainkan juga dari Faktor yang
sungai, dan lain-lain. Positif. Faktor Positif yang dapat
Hasil wawancara dengan diimplementasikan pada kelompok
Bapak Darma selaku pawang kesenian Jathilan di dusun Ngawen,
Jathilan Turangga Panca Wisesa, Sidokarto, Godean, Sleman ini
sebelum pertunjukan semua pawang memiliki tujuan sebagai Simbolisasi
Jathilan akan meminta izin kepada kehidupan manusia, diantaranya
dhanyang dalam bahasa jawa orang kebersamaan dan Gotong Royong.
menyebut dengan istilah “mbau
rekso”, sosok Makhluk daya hidup Saran
lain yang dianggap sebagai penguasa Berdasarkan kesimpulan,
wilayah di daerah yang akan maka peneliti dapat memberikan
diselenggarakannya pertunjukan saran-saran sebagai berikut :
Jathilan, hal ini diartikan bahwa kita 1. Dengan adanya Faktor Internal dan
sebagai manusia juga harus Faktor Eksternal yang
menghormati makhluk daya hidup mempengaruhi proses terjadinya In
lain. Trance dalam Tari Jathilan,
diharapkan Masyarakat tidak
KESIMPULAN DAN SARAN memandang bahwa Seni Jathilan
yang mengandung nilai religius
Kesimpulan bersifat negatif.
Jathilan adalah sebuah 2. Untuk Mahasiswa supaya dapat
kesenian yang menyatukan antara mengkaji lebih banyak lagi tentang
unsur gerakan tari dengan magis. budaya tari rakyat yang mengandung
Kesenian Jathilan memiliki ciri khas unsur magis dan In Trance dalam tari
ndadi, ndadi sama halnya dengan Jathilan maupun tari rakyat yang
kata jadi jadian, jika disesuaikan lain, agar tidak dianggap sepele dan
dengan istilah kata Jathilan yang dapat menambah wawasan
memiliki arti Jarane jan thil-thilan , mahasiswa tentunya dalam tari
thil- thilan memiliki makna bergerak kerakyatan.
atau menari dengan semaunya sendiri
tanpa aturan. . Faktor-Faktor yang DAFTAR PUSTAKA
mempengaruhi Ndadi, yaitu : Faktor
Internal dan Faktor Eksternal. Faktor BA, Iyus Rusliana. dkk. 1982.
Internal yang mempengaruhi proses Pendidikan Seni Tari.
Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang mempengaruhi
10
Proses terjadinya In Trance pada tari Jathilan

Bandung: Angkasa. VandenBos, Gary R. 2006. APA


Dictionary of Psychology.
Creswell, Jhon W. 2010. Research Amerika serikat:
Design pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Wahyu, MS. 1986. Wawasan Ilmu
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sosial Dasar. Surabaya:
Usaha Nasional.
Endraswara, Suwardi. 2006.
Metodologi Penelitian Widagdho, Djoko, dkk. 2008. Ilmu
Kebudayaan. Yogyakarta: Budaya Dasar. Jakarta: Bumi
Gadjah Mada University aksara.
Press.
Akses Internet:
Hadi, Y. Sumandiyo. Dkk. 2006.
Rinenggaring: Pak Bandem (http://agungbudinugroho.blogspot.co.id/20
Yang Ngebyar.Yogyakarta: 14/12/Kesenian
ISI Yogyakarta tradisional.HTML?M=1
diunduh pada hari Rabu, tanggal 7
Harun, H. Rochajat. 2007. Metode februari 2018, jam 23:59).
Penelitian Kualitatif Untuk
Pelatihan. Bandung: Mandar (http://www.scribd.com/mobile/doc/7
Maju. 0275594/Kesurupan-Trance-and-
Possession. Diunduh pada
Kussudiardjo, Bagong. 1992. Dari hari Rabu, tanggal 21
Klasik Hingga Kontemporer. Februari 2018).
Yogyakarta: Padepokan
Press. (http://pengertianmenurutparaahli.org/peng
ertian-ritual-menurut-para-ahli/
Rohidi, Tjetjep Rohendi.2000. diunduh pada hari Jumat, tanggal 25
Kesenian dalam pendekatan Mei 2014, Jam 14.43).
Kebudayaan.Bandung: STISI
(http://dilihatya.com/643/pengertian-
Soedarso, SP. 2006. Trilogi Seni lingkungan-menurut-para-
penciptaan eksistensi dan ahli/diunduh pada hari jumat, 18 mei
kegunaaan seni.Yogyakarta: 2018)
BP ISI Yogyakarta
(http://artikata.site/eksternal/diundu
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian h pada hari jumat,18 mei 2018
Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumaryono, MA. 2017. Antropologi


Tari Dalam Perspektif
Indonesia. Yogyakarta:
Media Kreativa Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai