Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penelitian Tindakan Kelas sudah sering dilakukan oleh para peneliti, guru,
serta tenaga kependidikan. Namun, hasilnya kurang dirasakan dalam usaha
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Hal tersebut terutama disebabkan
permasalahan yang dijadikan fokus penelitian jarang diangkat dari kondisi nyata yang
terjadi di kelas, kurang berkaitan langsung dengan sumber masalahnya. Peneliti
kurang memahami bahwa itu masalah penelitian, atau kurang melakukan identifikasi
masalah yang terjadi dan dirasakan sehari-hari oleh para guru di kelas. Permasalahan
fokus penelitian itu terjadi, baik pada penelitian pendidikan yang dilakukan oleh
institusi lembaga penelitian atau perorangan.
Disamping itu, banyak tenaga pendidik maupun kependidikan yang kurang
memahami pelaksanaan penelitian tindakan kelas serta karakteristik masalah yang
dikaji oleh penelitian tindakan kelas. Tidak jarang dan tidak sedikit pendidik yang
menganggap bahwa penelitian tindakan kelas bisa dilakukan sebagaimana peneltian
formal lain pada umumnya. Hal tersebut tentu saja memeiliki konsep-konsep yang
kemudian akan dijelaskan dalam makalah ini sebagai perbandingan antara penelitian
tindak kelas dengan penelitian formal lainnya (perbedaan dan persamaannya).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penelitian tindakan kelas?
2. Apa perbedaan penelitian tindakan kelas dengan penelitian formal lainnya?
3. Apa persamaan penelitian tindakan kelas dengan penelitian formal lainnya?
4. Bagaimana karakteristik masalah penelitian tindakan kelas?
5. Bagaimana karakteristik masalah penelitian formal lainnya?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui secara umum pengertian dari penelitian tindakan kelas
2. Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan antara penelitian tindakan kelas dengan
penelitian formal lain
3. Untuk mengetahui persamaan-persamaan antara penelitian tindakan kelas dengan
penelitian formal lain
1
4. Untuk mengetahui karakteristik yang ada pada penelitian tindakan kelas
5. Untuk mengetahui karakteristik yang ada pada peneltian formal lain

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian Tindak Kelas atau dalam bahasa inggris disebut dengan Classroom
Action Research (CAR) secara umum menunjukkan terhadap maksud adanya sebuah
penelitian yang ada atau yang berlangsung di dalam kelas. Penelitian, menunjuk pada
suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan yang
bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti. Sedangkan tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian
ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Yang dimaksud dengan
istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungan bahasa pengertian tiga kata inti, yaitu: penelitian,
tindakan, dan kelas. Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.1
Menurut Mulyasa, Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah kegiatan
yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk
memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses
sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik.2
Berdasarkan pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan
didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang
dilakukan dalam beberapa periode atau siklus. Secara umum, PTK dapat berbentuk
individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif.
Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas
orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis
melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan
kunjungan antar kelas.

1
Prof. Suharsimi Arikunto. Prof Suhardjono. Prof Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2007) cet. Ke-4, hal. 2-3
2
Mulyasa, E. Praktik Penelitian Tindakan Kelas: Menciptakan Perbaikan Berkesinambungan. (Bandung: Pt
Remaja Rosdakarya, 2011) hal 8

3
B. Perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Lain
Berikut adalah perbedaan-perbedaan antara PTK dengan Penelitian Formal yang
lainnya yang kemudian akan menjadi karakter dari masing-masing PTK dan
Penelitian Formal lainnya itu sendiri:
1. Penelitian Tindakan Kelas hanya dilakukan oleh guru yang menyadari bahwa
proses pembelajaran perlu diperbaiki dan merasa mempunyai kewajiban untuk
memberikan tindakan-tindakan tertentu dalam rangka membenahi masalah dalam
proses pembelajaran.. Sedangkan Penelitian Formal lain dapat dilakukan oleh
orang luar kelas, misalnya dosen ilmuwan, mahasiswa yang melakukan
eksperimen tertentu dengan maksud tertentu.
2. Penelitian Tindakan Kelas hanya dilaksanakan di dalam “kelas” sehingga interaksi
antara siswa dengan guru dapat terfokuskan secara maksimal. “Kelas” yang
dimaksud di sini bukan hanya ruang yang berupa gedung, melainkan “tempat”
berlangsungnya proses pembelajaran antara guru dan murid. (Suyadi, 2012:6).
Sedangkan Penelitian Formal Lainnya dapat dilakukan dimana pun selama
variabel-variabel yang dibutuhkan dapat menunjangnya. (Misal, penelitian
mengenai kebenaran teori konvergensi maka lingkungan yang digunakan dalam
penelitian ini dapat meliputi keluarga, sekolah, hingga lingkungan masyarakat).
3. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran
secara terus menerus. PTK dilaksakan secara berkesinambungan di mana setiap
siklus mencerminkan peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya merupakan
patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model pembelajaran yang
paling baik dan mampu memperbaiki yang sebelumnya dianggap tidak cocok.
Sedangkan Penlitian Formal lain pada umumnya memiliki tujuan untuk
mengetahui kebenaran atau bahkan pembuktian dari suatu isu atau gejala yang
terjadi dalam suatu objek atau subjek tertentu didasarkan pada teori-teori yang
terkait.
4. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu indikator dalam peningkatan
profesionalisme guru, karena PTK memberi motivasi kepada guru untuk berfikir
kritis dan sistematis, membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan
yang dapat menunjang kemampuan guru dalam pembelajaran. Sedangkan
Penelitian Formal lainnya dapat berfungsi sebagai penambahan wawasan atau

4
standar kelulusan dalam suatu program (Misal, penelitian mahasiswa tingkat akhir
sebagai syarat lulus).
5. Penelitian Tindakan Kelas tidak menuntut penggunaan analisis statistik yang
rumit. Cukup dengan menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan apa
yang terjadi dan memahami dampak suatu intervensi pendidikan (tindakan).
Sedangkan Penelitian Formal lainnya seringkali menuntut adanya penggunaan
analisis statistik yang rumit, signifikansi statistik yang dtentukan sejak awal, dan
memeriksa hubungan sebab akibat antar variabel yang bersangkutan.
6. Penelitian Tindakan Kelas tidak diatur secara khusus untuk memenuhi
kepentingan penelitian semata, melainkan harus disesuaikan dengan program
pembelajaran yang sedang berjalan di kelas tersebut. Sedangkan Penelitian Formal
lainnya diatur untuk kepentingan penelitian dengan objek dan subjek apapun yang
dibutuhkan dan disesuaikan dengan kebutuhan informasi.
7. Penelitian Tindakan Kelas dapat langsung digunakan dalam praktik pembelajaran
sebagai perbaikan masalah yang telah dirumuskan adapun jika tidak sesuai maka
bisa diganti sesuai dengan kebutuhan yang berkembang kemudian hari.
Sedangkan Penelitian Formal lainnya hanya mengembangkan teori-teori mengenai
suatu gejala yang terjadi dan tidak mempraktikan hasilnya secara langsung.
8. Penelitian Tindakan Kelas menghasilkan peningkatan mutu pembelajaran di
lingkungan pembelajaran tertentu tempat dilangsungkannya proses penelitian
tindakan kelas itu sendiri. Sedangkan Penelitian Formal lainnya hanya berupa
produk ilmu yang dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas.
9. Penelitian Tindakan Kelas bersifat kolaboratif yang berarti ada kerja sama antara
satu pihak dengan pihak lainnya (guru, murid, kepala sekolah, dll). Sedangkan
Penelitian Formal lainnya bersifat tidak kolaboratif dan individual sesuai dengan
maksud dan tujuan orang yang meneliti. Adapun variabel-variabel yang diteliti
oleh peneliti hanya berperan sebagai objek kajian dan bukan objek yang diajak
kolaborasi.
10. Penelitian Tindakan Kelas berlangsung secara siklus (berdaur) maksudnya terus
dilaksanakan dan diamati sampai masalah yang paling mendasar dapat diatasi.
Sedangkan Penelitian Formal lainnya berlangsung secara linear (bergerak maju)
maksudnya mengikuti perubahan kebutuhan dan zaman, disesuaikan dengan yang
hangat terjadi. Artinya jika suatu penelitian mengenai objek A telah menemukan

5
simpulan, bisa jadi di kemudian hari hasil penelitian objek A tersebut memiliki
simpulan yang berbeda (berubah) mengikuti perkembangan kebutuhan.

C. Persamaan Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Lain


Persamaan PTK dengan penelitian lainnya adalah keduanya merupakan proses
pengajuan pertanyaan, pencarian informasi valid, melakukan interpretasi, dan
penguasaan informasi.
Salah satu persoalan yang mendasar dan menjadi bagian yang penting dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penelitian lainnya adalah rumusan
pertanyaan. Pertanyaan suatu penelitian selalu diawali dengan munculnya masalah
yang sering juga disebut sebagai fenomena. Dari adanya suatu permasalah tersebut,
maka langkah yang ditempuh selanjutnya adalah perumusan pertanyaan-pertanyaan
yang sistematis dari permasalahan yang ada.
Persamaan selanjutnya adalah pencarian informasi valid. Proses pencarian
informasi ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan dari penelitian-penelitan yang
dilaksanakan. Informasi valid ini berupa pengumpulan data yang dilakukan peneliti
untuk dipergunakannya sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Melakukan interpretasi, interpretasi ini merupakan upaya peneliti untuk
menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Interpretasi ini merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil
analisis dengan, kriteria, atau standar untuk menemukan makna dari data yang
dikumpulkan.
Kemudian, penguasaan informasi. Setiap peneliti tentunya harus menguasai
informasi yang hendak ditelitinya. Penguasaan informasi ini bertujuan untuk
mempermudah peneliti dalam menjawab rumusan masalah yang ada.
Keterkaitan antara PTK dengan penelitian yang bukan tindakan kelas adalah
bahwa penelitian yang bukan tindakan kelas adalah langkah awal dari penelitian
tindakan kelas, sedangkan penelitian tindakan kelas adalah tindak lanjut dari jawaban
penelitian yang bukan tindakan kelas yang telah dilaksanakan sebelumnya dan telah
memperoleh temuan-temuan penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa diantara beberapa
persamaan antara penelitian tindakan kelas (PTK) dengan penelitian formal lainnya
(Non-PTK) adalah sebagai berikut:
1. Berjenis penelitian menurut sifat permasalahannya.
6
2. Langkah-langkah memiliki siklus.
3. Dilakukan observasi sebelum melakukan penelitian.
4. Memerlukan waktu yang lama

D. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Richard Winter ada 6 (enam) karakteristik penelitian tindakan kelas
(PTK), yaitu :
1. Kritik Refletif
Salah satu langkah penelitian kualitatif pada umumya, dan khususnya
penelitian tindakan kelas ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi
mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam (PTK) yang
dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau penelitian, dan refleksi
ini perlu adanya kritik sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap
perubahan-perubahan. Adapun menurut Schmuck (1997), yang dimaksud refleksi
disini adalah refleksi dalam pengertian melakukan introspeksi diri, seperti guru
mengingat kembali apa saja tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas, apa
dampak dari tindakan tersebut, mengapa dampaknya menjadi demikian dan
sebagainya.

2. Kritik Dialektis
Dengan adanya kritik dialektif diharapkan peneliti bersedia melakukan kritik
terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan bersedia melakukan
pemeriksaan terhadap : (a) kontek hubungan secara menyeluruh yang merupakan
suatu unit. (b) ttruktur kontradiksi internal, maksudnya dibalik unit kelas yang
memungkinkan adanya kecenderungan mengalami perubahan meskipun sesuatu
yang berada di balik unit tersebut bersifat stabil.

3. Kritik Kolaboratif
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) diperlukan hadirnya suatu kerjasama
dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan
sebagainya (guru lain, kepala sekolah, dll).

7
4. Kritik Resiko
Dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agar peneliti berani
mengambil resiko, terutama pada waktu proses penelitian berlangsung. Resiko
yang mungkin ada diantaranya: Adanya tuntutan untuk melakukan suatu
transformasi, dan melesetnya hipotesis.

5. Kritik Susunan Jamak


Pada umumnya penelitian kuantitatif atau tradisional berstruktur tunggal
karena ditentukan oleh suara tunggal, penelitiannya. Akan tetapi, PTK memiliki
struktur jamak karena jelas penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasitif
dan kolaboratif.

6. Kritik Internalisasi Teori dan Praktik


Di dalam penelitian tindakan kelad (PTK), keberadaan antara teori dan
praktikbukan merupakan dua dunia yang berlainan. Akan tetapi keduanya
merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung dan keduanya
berfungsi untuk mendukung transformasi.

Sedangkan pendapat lain menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK)


memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:3
1. Masalah PTK muncul dari kesadaran diri para guru, dan masalah PTK berasal dari
permasalah nyata dan aktual dari proses pembelajaran
2. PTK merupakan penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri (self reflective
inquiry)
3. PTK bersifat praktis dan bukan konspetual karena bertujuan meningatkan dan
memperbaiki suatu pembelajaran, pelaksanaannya pun situasiional dan
kondisional.4
4. PTK dilaksanakan dalam setting kelas yang sesungguhnya tanpa adanya rekayasa
kelas yang dibutuhkan sebagai objek penelitian.

3
Daryanto. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta Contoh-contohnya.
(Yogyakarta: cet-2 2014) Hal.3
4
Wina Sanjaya. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta:2009) Hal. 27

8
5. Tanggung jawab pelaksanaan dan hasil PTK ada pada guru yang menjadi praktisi
itu sendiri.

E. Karakteristik Penelitian Lain (Non-PTK)


Penelitian Tindakan Kelas sebelumnya telah dibandingkan mengenai
perbedaan-perbedaannya dengan Penelitian Formal Ilmiah lain pada umumnya yang
digunakan sebagai proses mengetahui kebenaran dari suatu isu atau gejala
berdasarkan teori-teori tertentu. Berangkat dari perbedaan-perbedaan tersebut, maka
berikut penyusun sajikan mengenai karakteristik-karakteristik dari penelitian formal
ilmiah selain PTK (Penelitian Tindakan Kelas):
1. Purposiveness; maksudnya bahwa penelitian formal lain harus memiliki tujuan
yang jelas dan fokus pada satu penelitian tanpa adanya perbaikan siklus.
2. Rigor, yaitu didasarkan oleh latar belakang teori dan design metodologi yang
baik. Rigor mengandung arti kehati-hatian, teliti, sehingga menghasilkan
informasi yang tepat, dari sampel yang sesuai dengan derajat kebiasan yang
minimum serta menggunakan analisis data yang tepat.
3. Testability, maksudnya hipotesis yang dirumuskan dapat diuji dengan
menggunakan analisis statistika tertentu terhadap data yang dikumpulkan
4. Replicability, yaitu Hasil Uji Hipotesis akan terus disokong jika penelitian
dilakukan berulang ulang terhadap masalah yang sama, sehingga kita akan
semakin yakin bahwa penelitian kita bersifat ilmiah.
5. Precision and Confidence, Precision atau prediksi menjelaskan seberapa
dekatkah hasil temuan peneliti dengan realitas yang ada bedasarkan sampel yang
diambil. Confidence atau keyakinan mengacu kepada seberapa besar peluang atau
probabilitas bahwa taksiran itu benar.misal 95% taksiran kita benar dan hanya 5%
salah.
6. Objectivity, yaitu kesimpulan harus didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh
dari data yang sebenarnya bukan karena faktor subjektivitas atau nilai-nilai emosi
seseorang atau kepentingan individu.
7. Generalizability, yaitu hasil penelitian mempunyai cakupan aplikasi bagi
organisasi lain / berguna bagi para pemakai dimanapun, siapapun, kapanpun.
8. Parsimony, menjelaskan sebuah fenomena yang kompleks menjadi lebih
sederhana. Faktor ekonomis bisa dicapai apabila kita bisa merancang kerangka

9
penelitian dengan jumlah variabel yang minimum namun bisa menjelaskan
variabilitas yang lebih tinggi.
9. Analitis, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan harus dibuktikan dan dijelaskan
dengan menggunakan metode ilmiah dan ada hubungan kausal antara variabel.
10. Ilmiah, dapat dipertanggung jawabkan karena ditunjang berdasarkan fakta dan
teori yang mendukung.

10
BAB III

SIMPULAN

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu proses penelitian yang dilakukan oleh
seorang guru di dalam kelas ketika merasa ada yang salah dan harus diperbaiki dalam proses
pembelajaran dengan dua tujuan utama; memperbaiki dan mempertahankan. Memperbaiiki
hal-hal yang kurang dan mengganggu keefektifan pembelajaran serta mempertahankan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

Pada umumnya, penelitian tindakan kelas atau yang biasa disingkat PTK merupakan
salah satu penelitian yang berbeda dengan penelitian formal ilmiah lainnya. Ini disebabkan
oleh ruang lingkup kajian dan objek penelitian yang terbatas hanya pada guru, siswa, dan
kelas saja. Tujuan dan maksud dari penelitian tindakan kelas pun berbeda dengan tujuan dan
maksud penelitian formal lain pada umumnya yang banyak memelajari teori-teori berdasrkan
gejala atau isu yang hangat terjadi.

Namun, disamping banyaknya perbedaan antara penelitian tindak kelas dengan jenis
penelitian formal ilmiah lainnya, secara harfiah saja bisa dikatakan bahwa penelitian tindakan
kelas dengan penelitian lainnya memiliki kesamaan, yaitu sama-sama melakaukan penelitian
terhadap suatu objek dan melakukan pembukuan laporan hasil penelitian sebagai bukti dan
arsip dilaksanakannya sebuah penelitian. Selain itu, persamaan lainnya terletak pada ...

Adanya perbedaan-perbedaan serta persamaan yang melekat pada penelitian tindakan


kelas dan penelitian formal ilmiah lainnya menjadikan keduanyan mempunyai karakteristik
atau ciri khas masing-masing dalam menjalankan perannya. Karaktertistik tersebut
diantaranya dipandang dari segi pelaksana (peneliti), objek, tujuan, dan metode atau
pendekatan yang biasa digunakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, SuharsimI, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Daryanto. 2014. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta
Contoh-contohnya. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Mulyasa, E. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas: Menciptakan Perbaikan


Berkesinambungan. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya

Wina Sanjaya. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Kencana

12

Anda mungkin juga menyukai