Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LANDASAN TEORI


Pada zaman sekarang ini, industri-industri kebanyakan menerapkan aplikasi
sistem otomasi sederhana. Fungsi dari mereka menerapkan hal ini adalah untuk
mempermudah proses produksi, memperkecil biaya produksi, dan untuk
meningkatkan efisiensi produksi.
Ada beberapa alat yang biasanya digunakan dalam aplikasi sistem otomasi
industri, contohnya:
1. Timer
Timer adalah suatu komponen dasar untuk mengatur waktu atau lamanya
suatu proses. Timer memiliki 3 komponen yaitu: input, konstanta waktu, dan
output. Ada 2 jenis timer, yaitu:
 Timer On Delay
Timer jenis ini akan mulai bekerja setelah t detik sejak input diberikan
 Timer Off Delay
Timer jenis ini akna mulai bekerja selama t detik sejak input diberikan
2. Counter
Counter adalah suatu komponen dasar yang digunakan untuk melakukan
akumulasi perhitungan secara diskrit. Ada 2 jenis counter, yaitu:
 Counter Up
Counter jenis ini akan mengalami kenaikan nilai jika ada perubahan
input
 Counter Down
Counter jenis ini akan mengalami penurunan nilai jika ada perubahan
input
3. Smart Relay – Zelio
Smart Relay adalah suatu alat yang bekerja menggantikan rangkaian-
rangkaian logika pada sistem kontrol konvensional. Penggunaan smart relay
menggunakan software Zeliosoft. Ada beberapa keuntungan dari penggunaan
smart relay, yaitu:

1
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 2

 Fleksibel
 Lebih ekonomis
 Pengoperasiannya sangat mudah

I.2 INTEGRASI MODUL DENGAN DUNIA INDUSTRI


Dunia industri saat ini kebanyakan menerapkan aplikasi sistem otomasi sederhana.
Salah satu contohnya adalah aplikasi counter up dalam industri manufaktur adalah
untuk menghitung berapa jumlah output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
Dalam aplikasinya counter akan dibantu dengan sensor. Sensor yang akan membaca
benda yang lewat didepannya dan counter yang akan menghitung berapa banyak
output yang sudah melewati sensor tersebut.

I.3 APLIKASI KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Pada kehidupan sehari-hari banyak aplikasi sistem otomasi sederhana yang
digunakan. Salah satu contoh aplikasinya adalah penggunaan timer pada lampu
pengatur lalu lintas. Setiap beberapa detik sekali lampu berwarna merah, hijau, dan
kuning akan bergantian menyala.

Laporan Praktikum Otomasi Industri


Laboratorium Perancangan dan Otomatisasi Industri
Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Industri
BAB II

GAMBAR RANGKAIAN

B1 15

A2 16 18

Gambar 3.1. Rangkaian Timer Relay

1 6
11
2 7

3 8

4 9

12
5 10

Gambar 3.2. Rangkaian Counter

3
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 4

I1 [Q1

Gambar 3.3. Rangkaian Switch pada Ladder Diagram

Z1 [Q1

Gambar 3.4. Rangkaian Push Button pada Ladder Diagram

I1 I2 [Q1

Gambar 3.5. Rangkaian Seri pada Ladder Diagram

I1 [Q1

I2
Gambar 3.6. Rangkaian Pararel pada Ladder Diagram

Laporan Praktikum Otomasi Industri


Laboratorium Perancangan dan Otomatisasi Industri
Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Industri
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 5

I1 z2 [Q1

Q1
Gambar 3.7. Rangkaian Self Holding pada Ladder Diagram

I1 [M1

M1 [Q1

M1 [Q2

Gambar 3.8. Rangkaian Memory pada Ladder Diagram

I1 TT1

T1 [Q1

Gambar 3.9. Diagram Timer pada Ladder Diagram

Laporan Praktikum Otomasi Industri


Laboratorium Perancangan dan Otomatisasi Industri
Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Industri
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 6

TTx

t
Tx

Gambar 3.10. Timer On Delay

TTx

t
Tx

Gambar 3.11. Timer Off Delay

TTx

t t t t t t t t
Tx

Gambar 3.12. Timer Symmetrical Flashing

Y1 / Z2

15/18-25/28
15/16-25/26
t t

Gambar 3.13. On Delay Time Delay

Laporan Praktikum Otomasi Industri


Laboratorium Perancangan dan Otomatisasi Industri
Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Industri
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 7

15/18-25/28
15/16-25/26
t t

Gambar 3.14. On Delay Flasher Function

15/18-25/28
15/16-25/26
t t

Gambar 3.15. Off Delay Flasher Function

Y1 / Z2

15/18-25/28
15/16-25/26
t

Gambar 3.16. Off Delay Time Delay

Z1 z2 [Q1

Q1

Z3 z4 [Q2

Q2

Laporan Praktikum Otomasi Industri


Laboratorium Perancangan dan Otomatisasi Industri
Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Industri
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 8

Gambar 3.17. Rangkaian Kasus 1 (Nomor 1)


Z1 z3 z2 [Q1

Q1

Z3 z1 z4 [Q2

Q2

Gambar 3.18. Rangkaian Kasus 2 (Nomor 1)

Z1 q2 z2 [Q1

Q1

Z3 q1 z4 [Q2

Q2

Gambar 3.19. Rangkaian Kasus 3 (Nomor 1)

Z1 CC1

Z2

Z2 DC1

Z3 RC1

C1 [Q1

Gambar 3.20. Rangkaian Kasus 1 (Nomor 3)

Laporan Praktikum Otomasi Industri


Laboratorium Perancangan dan Otomatisasi Industri
Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Industri
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 9

Z1 q1 CC1

Z2

Z2 DC1

C1 [Q1

Gambar 3.21. Rangkaian Kasus 2 (Nomor 3)

Z1 z2 [M1

M1

M1 TT1

T1 [Q1

M1 t1 [Q2

Gambar 3.22. Rangkaian Flip-Flop

Laporan Praktikum Otomasi Industri


Laboratorium Perancangan dan Otomatisasi Industri
Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Industri
BAB III

TUGAS LAPORAN

1. Jelaskan contoh penerapan aplikasi Counter Up / Down pada industri manufaktur!


Jawab
Contoh dari aplikasi counter up dalam industri manufaktur adalah untuk
menghitung berapa jumlah output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dalam
aplikasinya counter akan dibantu dengan sensor. Sensor yang akan membaca benda
yang lewat didepannya dan counter yang akan menghitung berapa banyak output yang
sudah melewati sensor tersebut.

2. Sebutkan dan jelaskan bahasa pemrograman selain ladder diagram!


Jawab
 Instruction List (IL) / Statement List (SL)
Bahasa pemrograman yang rendah dan menyerupai perakitan. Bahasa yang
digunakan biasanya seperti bahasa sehari-hari, seperti : if, and, or, not.
 Sequential Function Chart (SFC) / Grafcet
Bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengontrol suatu logika
pemrograman. SFC cocok untuk memahami urutan transisi dan pengolahan
suatu program.
 Function Block Diagram (FBD)
Bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengendalikan logika
pemrograman yang dapat menggambarkan input dan output.
 Structure Text
Bahasa pemrograman yang termasuk tingkat tinggi. Biasanya bahasa yang
digunakan baku dan terstruktur. Contohnya adaalah Visual Basic.

3. Apa keunggulan bahasa pemrograman ladder diagram dibandingkan bahasa


pemrograman lainnya?
Jawab

10
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 11

Keunggulan dari bahasa pemrograman ladder diagram adalah sederhana dan


mudah. Bentuk grafis dari ladder diagram mirip dengan aliran listrik sederhana.
Sehingga orang awam dapat mudah mempelajari dan memahaminya.

4. Jelaskan kegunaan Smart Relay dengan PLC!


Jawab
 Instalasi dan perawatan smart relay mudah sehingga tidak diperlukan teknisi
yang memiliki kemampuan tinggi
 Pembuatan rangkaian kontrol lebih mudah karena menggunakan software dan
dapat langsung dipindahkan ke smart relay
 Menggantikan logika dan pengerjaan sirkuit kontrol relay yang menggunakan
instalasi langsung

5. Suatu kuis cerdas cermat terdiri dari 3 peserta dan 1 master reset. Pada tiap meja
peserta terdapat1 buah push button dan 1 buah lampu. Pada meja master reset hanya
terdapat 1 buah push button. Apabila salah satu push button peserta telah ditekan maka
lampu peserta tersebut menyala dan lampu peserta yang lain tidak akan menyala
walaupun push button ditekan. Fungsi dari push button master reset adalah untuk
mematikan lampu peserta dan melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Gambarkan
ilustrasi diatas beserta ladder diagram nya!
Jawab
Z1 q2 q3 Z4 [Q1

Q1

Z2 q1 q3 Z4 [Q2

Q2

Z3 q1 q2 Z4 [Q3

Q3

Gambar 3.23. Rangkaian Kasus Nomor


BAB IV

ANALISA PRAKTIKUM

Rangkaian switch pada ladder diagram, dapat dilihat bahwa lampu akan menyala jika
switch ditekan. Sedangkan pada rangkaian push button, dapat dilihat bahwa lampu akan
menyala jika push button ditekan. Untuk rangkaian seri pada ladder diagram, lampu akan
menyala pada saat switch ditekan karena arus listrik langsung mengalir. Sedangkan untuk
rangkaian pararel pada ladder diagram, lampu akan tetap menyala jika salah satu switch
ditekan karena arus listrik dapat tetap mengalir.
Rangkaian self holding pada ladder diagram, jika push button Z1 ditekan maka
keadaan akan menjadi closed sehingga arus listrik akan megalir dan membuat lampu menyala.
Arus tersebut akan looping terus menerus sehingga lampu akan terus menyala hingga push
button Z2 ditekan. Jika push button Z2 ditekan maka keadaan akan menjadi open dan arus
listrik akan berhenti mengalir. Hal ini menyebabkan lampu akan menjadi mati.
Untuk rangkaian memory pada ladder diagram, jika switch ditekan maka input akan
masuk dan disimpan di dalam memori. Memori tersebut akan dijadikan input untuk
rangkaian lainnya, sehingga lampu akan menyala di 2 rangkaian lainnya.
Untuk rangkaian timer pada ladder diagram, jika switch ditekan makan input akan
masuk dan disimpan pada output timer. Output ini akan dijadikan input untuk rangkaian
lainnya sehingga lampu akan menyala.
Dalam diagram timer relay ada 2 jenis yaitu timer on delay dan timer off delay. Pada
diagram timer on delay. Dapat dilihat jika tombol ditekan akan terjadi waktu delay di awal.
Jadi timer akan bekerja setelah beberapa detik (sesuai waktu yang diinginkan) setelah tombol
ditekan. Pada diagram timer off delay. Dapat dilihat jika tombol ditekan akan terjadi waktu
delay di akhir. Jadi timer akan bekerja selama beberapa detik (sesuai waktu yang diinginkan)
setelah tombol ditekan. Pada diagram Timer Symmetrical Flashing, timer akan bekerja
bergantian menyala-mati-menyala-mati secara terus menerus selama selang waktu yang
diinginkan. Untuk diagram on delay flasher function, cara kerjanya sama dengan timer on
delay. Timer akan bekerja bergantian menyala-mati-menyala-mati secara terus menerus
selama selang waktu yang diinginkan. Sedangkan untuk diagram off delay flasher function,
cara kerjanya sama dengan timer off delay. Timer akan bekerja bergantian mati-menyala-mati-
menyala secara terus menerus selama selang waktu yang diinginkan

12
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 13

Pada rangkaian kasus 1 (nomor 1) dapat dilihat untuk motor 1, jika push button Z1
ditekan maka keadaan akan menjadi closed, sehingga arus listrik akan mengalir yang
membuat lampu akan menyala. Aliran listrik ini akan looping terus menerus sehingga lampu
akan tetap menyala. Jika push button Z2 ditekan maka keadaan akan berubah menjadi open,
sehingga arus listrik akan terputus yang membuat lampu akan mati. Hal ini juga berlaku sama
untuk motor 2.
Pada rangkaian kasus 2 (nomor 1) dapat dilihat untuk motor 1, jika push button Z1
ditekan maka keadaan akan menjadi closed, sehingga arus listrik akan mengalir yang
membuat lampu akan menyala. Aliran listrik ini akan looping terus menerus sehingga lampu
akan terus menyala. Untuk motor 2, jika push button Z3 ditekan maka keadaan akan menjadi
closed, sehingga arus listrik akan mengalir yang membuat lampu akan menyala. Aliran listrik
ini akan looping terus menerus sehingga lampu akan terus menyala. Jika push button z3
ditekan maka push button Z3 akan menjadi closed. Begitu juga sebaliknya antara push button
Z1 dengan push button z1. Jadi jika hal itu terjadi maka pada saat motor 1 on, dan start motor
2 ditekan maka motor 1 akan off dan motor 2 on, begitu juga sebaliknya.
Pada rangkaian kasus 3 (nomor 1) dapat dilihat untuk motor 1, jika push button Z1
ditekan maka keadaan akan menjadi closed, sehingga arus listrik akan mengalir yang
membuat lampu akan menyala. Aliran listrik ini akan looping terus menerus sehingga lampu
akan terus menyala. Untuk motor 2, jika push button Z3 ditekan maka keadaan akan menjadi
closed, sehingga arus listrik akan mengalir yang membuat lampu akan menyala. Aliran listrik
ini akan looping terus menerus sehingga lampu akan terus menyala. Pada saat Z1 ditekan
maka Q1 akan menjadi closed, dan q1 di motor 2 akan berubah menjadi open sehingga lampu
tidak dapat menyala. Begitu juga sebaliknya jika Z3 ditekan maka Q2 akan berubah menjadi
closed, dan q2 di motor 1 akan berubah menjadi open sehingga lampu tidak dapat menyala.
Pada rangkaian kasus 1 (nomor 3) dapat dilihat bahwa Z1 berfungsi untuk melakukan
counter up. Input akan masuk ke otak counter yaitu CC1. Z2 dipararelkan dengan Z1 karena
Z2 digunakan sebagai counter down. Z3 digunakan untuk mereset counter. Dari otak counter
(CC1) akan dijadikan input untuk menyalakan lampu.
Pada rangkaian kasus 2 (nomor 3) dapat dilihat bahwa Z1 berfungsi untuk melakukan
counter up. Input akan masuk ke otak counter yaitu CC1. Z2 dipararelkan sesudah q1 karena
q1 digunakan untuk membatasi berapa banyak mobil yang bisa masuk. Z2 digunakan sebagai
counter down. Dari otak counter (CC1) akan dijadikan input untuk menyalakan lampu.
Pada rangkaian flip-flop dapat dilihat jika push button Z1 ditekan maka keadaan akan
menjadi closed, sehingga arus listrik akan mengalir yang membuat lampu akan menyala.
Laporan Praktikum Otomasi Industri
Laboratorium Perancangan dan Otomatisasi Industri
Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Industri
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 14

Input ini akan disimpan di memory. Aliran listrik ini akan looping terus menerus sehingga
lampu akan terus menyala. M1 akan digunakan untuk input ke otak timer (TT1). Output TT1
akan dijadikan input sebagai Q1 sehingga lampu 1 akan menyala. Jika T1 ditekan maka
keadaan akan menjadi closed sehingga lampu 1 akan menyala. Memory akan digunakan untuk
menyalakan lampu 2. Jika lampu 1 menyala maka t1 akan berubah keadaan akan berubah
menjadi open sehingga lampu 2 akan mati. Kedua lampu akan terus-menerus menyala secara
bergantian

Laporan Praktikum Otomasi Industri


Laboratorium Perancangan dan Otomatisasi Industri
Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Industri
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2015, February 20). Apa itu PLCArduino. Dipetik September 23, 2018, dari Ladder
Diagram + C = Ladder Diagram Teks ==> PLCArduino:
http://plcarduino.blogspot.com/

Admin. (2018, Maret 8). Function Block Diagram. Dipetik September 23, 2018, dari
Wikipedia: https://en.wikipedia.org/wiki/Function_block_diagram

Admin. (2018, Agustus 11). Structured Text. Dipetik September 23, 2018, dari Wikipedia:
https://en.wikipedia.org/wiki/Structured_text

Admin. (24, May 2018). Wikipedia. Dipetik September 23, 2018, dari Instruction List:
https://en.wikipedia.org/wiki/Instruction_list

Admin. (t.thn.). Bahasa Pemrograman Statement List PLC. Dipetik September 23, 2018, dari
Guru Listrik Keren: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/04/bahasa-
pemograman-statement-list-plc.html

hamdan, K. (2015, April 4). 6. Sequential Function Chart (SFC). Dipetik September 23,
2018, dari handamt's Blog: http://kendaliproses.blogspot.com/2015/04/6sequential-
function-chart.html

hamdan, K. (2015, April 20). 7. Function Block Diagram (FBD). Dipetik September 23,
2018, dari handamt's Blog: http://kendaliproses.blogspot.com/2015/04/function-block-
diagram.html

Indrajaya, T. (t.thn.). Bahasa Pemrograman dan Pemanfaatan PLC. Dipetik September 23,
2018, dari Progammable Logic Controller:
http://indramahardikas.blogspot.com/p/bahasa-pemograman-plc-terdapat-lima.html

Nugroho, S. (2017, Juli 15). Counter Up dan Counter Down. Dipetik September 23, 2018,
dari Septian Nugroho: http://septiannugroho123.blogspot.com/2017/07/up-counter-
adalah-rangkaian-flip-flop.html

Triwibowo, S. (2017, Maret 20). Smart Relay, Zelio Smart Relay, Zen Smart Relay, Kelebihan
dan Kekurangan Smart Relay. Dipetik September 23, 2018, dari Belajar Listrik:
http://blog0listrik.blogspot.com/2017/03/smart-relay.html

Zaky, A. (2014, Oktober 1). Counter Up. Dipetik September 23, 2018, dari Aplikasi Counter
Up: http://zakyplc.blogspot.com/

15
BAB VI

LAMPIRAN

Gambar 3.24. Counter

Gambar 3.25. Praktikum Kit

16
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 17

Gambar 3.26. Timer

Laporan Praktikum Otomasi Industri


Laboratorium Perancangan dan Otomatisasi Industri
Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Industri

Anda mungkin juga menyukai