PENDAHULUAN
1
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 2
Fleksibel
Lebih ekonomis
Pengoperasiannya sangat mudah
GAMBAR RANGKAIAN
B1 15
A2 16 18
1 6
11
2 7
3 8
4 9
12
5 10
3
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 4
I1 [Q1
Z1 [Q1
I1 I2 [Q1
I1 [Q1
I2
Gambar 3.6. Rangkaian Pararel pada Ladder Diagram
I1 z2 [Q1
Q1
Gambar 3.7. Rangkaian Self Holding pada Ladder Diagram
I1 [M1
M1 [Q1
M1 [Q2
I1 TT1
T1 [Q1
TTx
t
Tx
TTx
t
Tx
TTx
t t t t t t t t
Tx
Y1 / Z2
15/18-25/28
15/16-25/26
t t
15/18-25/28
15/16-25/26
t t
15/18-25/28
15/16-25/26
t t
Y1 / Z2
15/18-25/28
15/16-25/26
t
Z1 z2 [Q1
Q1
Z3 z4 [Q2
Q2
Q1
Z3 z1 z4 [Q2
Q2
Z1 q2 z2 [Q1
Q1
Z3 q1 z4 [Q2
Q2
Z1 CC1
Z2
Z2 DC1
Z3 RC1
C1 [Q1
Z1 q1 CC1
Z2
Z2 DC1
C1 [Q1
Z1 z2 [M1
M1
M1 TT1
T1 [Q1
M1 t1 [Q2
TUGAS LAPORAN
10
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 11
5. Suatu kuis cerdas cermat terdiri dari 3 peserta dan 1 master reset. Pada tiap meja
peserta terdapat1 buah push button dan 1 buah lampu. Pada meja master reset hanya
terdapat 1 buah push button. Apabila salah satu push button peserta telah ditekan maka
lampu peserta tersebut menyala dan lampu peserta yang lain tidak akan menyala
walaupun push button ditekan. Fungsi dari push button master reset adalah untuk
mematikan lampu peserta dan melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Gambarkan
ilustrasi diatas beserta ladder diagram nya!
Jawab
Z1 q2 q3 Z4 [Q1
Q1
Z2 q1 q3 Z4 [Q2
Q2
Z3 q1 q2 Z4 [Q3
Q3
ANALISA PRAKTIKUM
Rangkaian switch pada ladder diagram, dapat dilihat bahwa lampu akan menyala jika
switch ditekan. Sedangkan pada rangkaian push button, dapat dilihat bahwa lampu akan
menyala jika push button ditekan. Untuk rangkaian seri pada ladder diagram, lampu akan
menyala pada saat switch ditekan karena arus listrik langsung mengalir. Sedangkan untuk
rangkaian pararel pada ladder diagram, lampu akan tetap menyala jika salah satu switch
ditekan karena arus listrik dapat tetap mengalir.
Rangkaian self holding pada ladder diagram, jika push button Z1 ditekan maka
keadaan akan menjadi closed sehingga arus listrik akan megalir dan membuat lampu menyala.
Arus tersebut akan looping terus menerus sehingga lampu akan terus menyala hingga push
button Z2 ditekan. Jika push button Z2 ditekan maka keadaan akan menjadi open dan arus
listrik akan berhenti mengalir. Hal ini menyebabkan lampu akan menjadi mati.
Untuk rangkaian memory pada ladder diagram, jika switch ditekan maka input akan
masuk dan disimpan di dalam memori. Memori tersebut akan dijadikan input untuk
rangkaian lainnya, sehingga lampu akan menyala di 2 rangkaian lainnya.
Untuk rangkaian timer pada ladder diagram, jika switch ditekan makan input akan
masuk dan disimpan pada output timer. Output ini akan dijadikan input untuk rangkaian
lainnya sehingga lampu akan menyala.
Dalam diagram timer relay ada 2 jenis yaitu timer on delay dan timer off delay. Pada
diagram timer on delay. Dapat dilihat jika tombol ditekan akan terjadi waktu delay di awal.
Jadi timer akan bekerja setelah beberapa detik (sesuai waktu yang diinginkan) setelah tombol
ditekan. Pada diagram timer off delay. Dapat dilihat jika tombol ditekan akan terjadi waktu
delay di akhir. Jadi timer akan bekerja selama beberapa detik (sesuai waktu yang diinginkan)
setelah tombol ditekan. Pada diagram Timer Symmetrical Flashing, timer akan bekerja
bergantian menyala-mati-menyala-mati secara terus menerus selama selang waktu yang
diinginkan. Untuk diagram on delay flasher function, cara kerjanya sama dengan timer on
delay. Timer akan bekerja bergantian menyala-mati-menyala-mati secara terus menerus
selama selang waktu yang diinginkan. Sedangkan untuk diagram off delay flasher function,
cara kerjanya sama dengan timer off delay. Timer akan bekerja bergantian mati-menyala-mati-
menyala secara terus menerus selama selang waktu yang diinginkan
12
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 13
Pada rangkaian kasus 1 (nomor 1) dapat dilihat untuk motor 1, jika push button Z1
ditekan maka keadaan akan menjadi closed, sehingga arus listrik akan mengalir yang
membuat lampu akan menyala. Aliran listrik ini akan looping terus menerus sehingga lampu
akan tetap menyala. Jika push button Z2 ditekan maka keadaan akan berubah menjadi open,
sehingga arus listrik akan terputus yang membuat lampu akan mati. Hal ini juga berlaku sama
untuk motor 2.
Pada rangkaian kasus 2 (nomor 1) dapat dilihat untuk motor 1, jika push button Z1
ditekan maka keadaan akan menjadi closed, sehingga arus listrik akan mengalir yang
membuat lampu akan menyala. Aliran listrik ini akan looping terus menerus sehingga lampu
akan terus menyala. Untuk motor 2, jika push button Z3 ditekan maka keadaan akan menjadi
closed, sehingga arus listrik akan mengalir yang membuat lampu akan menyala. Aliran listrik
ini akan looping terus menerus sehingga lampu akan terus menyala. Jika push button z3
ditekan maka push button Z3 akan menjadi closed. Begitu juga sebaliknya antara push button
Z1 dengan push button z1. Jadi jika hal itu terjadi maka pada saat motor 1 on, dan start motor
2 ditekan maka motor 1 akan off dan motor 2 on, begitu juga sebaliknya.
Pada rangkaian kasus 3 (nomor 1) dapat dilihat untuk motor 1, jika push button Z1
ditekan maka keadaan akan menjadi closed, sehingga arus listrik akan mengalir yang
membuat lampu akan menyala. Aliran listrik ini akan looping terus menerus sehingga lampu
akan terus menyala. Untuk motor 2, jika push button Z3 ditekan maka keadaan akan menjadi
closed, sehingga arus listrik akan mengalir yang membuat lampu akan menyala. Aliran listrik
ini akan looping terus menerus sehingga lampu akan terus menyala. Pada saat Z1 ditekan
maka Q1 akan menjadi closed, dan q1 di motor 2 akan berubah menjadi open sehingga lampu
tidak dapat menyala. Begitu juga sebaliknya jika Z3 ditekan maka Q2 akan berubah menjadi
closed, dan q2 di motor 1 akan berubah menjadi open sehingga lampu tidak dapat menyala.
Pada rangkaian kasus 1 (nomor 3) dapat dilihat bahwa Z1 berfungsi untuk melakukan
counter up. Input akan masuk ke otak counter yaitu CC1. Z2 dipararelkan dengan Z1 karena
Z2 digunakan sebagai counter down. Z3 digunakan untuk mereset counter. Dari otak counter
(CC1) akan dijadikan input untuk menyalakan lampu.
Pada rangkaian kasus 2 (nomor 3) dapat dilihat bahwa Z1 berfungsi untuk melakukan
counter up. Input akan masuk ke otak counter yaitu CC1. Z2 dipararelkan sesudah q1 karena
q1 digunakan untuk membatasi berapa banyak mobil yang bisa masuk. Z2 digunakan sebagai
counter down. Dari otak counter (CC1) akan dijadikan input untuk menyalakan lampu.
Pada rangkaian flip-flop dapat dilihat jika push button Z1 ditekan maka keadaan akan
menjadi closed, sehingga arus listrik akan mengalir yang membuat lampu akan menyala.
Laporan Praktikum Otomasi Industri
Laboratorium Perancangan dan Otomatisasi Industri
Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Industri
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 14
Input ini akan disimpan di memory. Aliran listrik ini akan looping terus menerus sehingga
lampu akan terus menyala. M1 akan digunakan untuk input ke otak timer (TT1). Output TT1
akan dijadikan input sebagai Q1 sehingga lampu 1 akan menyala. Jika T1 ditekan maka
keadaan akan menjadi closed sehingga lampu 1 akan menyala. Memory akan digunakan untuk
menyalakan lampu 2. Jika lampu 1 menyala maka t1 akan berubah keadaan akan berubah
menjadi open sehingga lampu 2 akan mati. Kedua lampu akan terus-menerus menyala secara
bergantian
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2015, February 20). Apa itu PLCArduino. Dipetik September 23, 2018, dari Ladder
Diagram + C = Ladder Diagram Teks ==> PLCArduino:
http://plcarduino.blogspot.com/
Admin. (2018, Maret 8). Function Block Diagram. Dipetik September 23, 2018, dari
Wikipedia: https://en.wikipedia.org/wiki/Function_block_diagram
Admin. (2018, Agustus 11). Structured Text. Dipetik September 23, 2018, dari Wikipedia:
https://en.wikipedia.org/wiki/Structured_text
Admin. (24, May 2018). Wikipedia. Dipetik September 23, 2018, dari Instruction List:
https://en.wikipedia.org/wiki/Instruction_list
Admin. (t.thn.). Bahasa Pemrograman Statement List PLC. Dipetik September 23, 2018, dari
Guru Listrik Keren: https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2018/04/bahasa-
pemograman-statement-list-plc.html
hamdan, K. (2015, April 4). 6. Sequential Function Chart (SFC). Dipetik September 23,
2018, dari handamt's Blog: http://kendaliproses.blogspot.com/2015/04/6sequential-
function-chart.html
hamdan, K. (2015, April 20). 7. Function Block Diagram (FBD). Dipetik September 23,
2018, dari handamt's Blog: http://kendaliproses.blogspot.com/2015/04/function-block-
diagram.html
Indrajaya, T. (t.thn.). Bahasa Pemrograman dan Pemanfaatan PLC. Dipetik September 23,
2018, dari Progammable Logic Controller:
http://indramahardikas.blogspot.com/p/bahasa-pemograman-plc-terdapat-lima.html
Nugroho, S. (2017, Juli 15). Counter Up dan Counter Down. Dipetik September 23, 2018,
dari Septian Nugroho: http://septiannugroho123.blogspot.com/2017/07/up-counter-
adalah-rangkaian-flip-flop.html
Triwibowo, S. (2017, Maret 20). Smart Relay, Zelio Smart Relay, Zen Smart Relay, Kelebihan
dan Kekurangan Smart Relay. Dipetik September 23, 2018, dari Belajar Listrik:
http://blog0listrik.blogspot.com/2017/03/smart-relay.html
Zaky, A. (2014, Oktober 1). Counter Up. Dipetik September 23, 2018, dari Aplikasi Counter
Up: http://zakyplc.blogspot.com/
15
BAB VI
LAMPIRAN
16
Modul III. Aplikasi Sistem Otomasi Sederhana 17